Shin Kaichen Menyusul

Meng Lusi mencoba untuk menggerakkan tubuhnya, berusaha berdiri. Tapi sia-sia. Wajahnya sedikit pucat. Saat masih berada di ketentaraan zaman modern, Meng Lusi belajar tentang beberapa penanganan kecelakaan kecil.

Namun sekarang ini bukan hanya kakinya yang terkilir, pinggangnya juga sakit. Tangannya sedikit lecet dan agak membiru.

“Sunni, bisakah kamu berubah menjadi besar dan bawa aku keluar?” tanyanya.

Sunni melihat ke atas. Melihat ada lapisan array menghalangi permukaan lubang. Ia menggelengkan kepala.

“Tidak bisa. Aku melihat ada array yang menghalangi permukaan lubang. Sepertinya ini adalah lubang jebakan yang dibuat seseorang. Mungkin awalnya untuk menjebak hewan buruan.”

Sunni memperhatikan sekitarnya. “Coba lihat. Lubang ini harusnya digali lebih dari lima puluh tahun yang lalu,” katanya.

“Bagaimana kamu tahu?”

“Tentu saja aku tahu. Aku ini ular putih spiritual yang bisa mengetahui berapa umur suatu benda atau tanaman bahkan manusia sekalipun.” Ular putih itu tampak bangga.

“Jika dibuat lima puluh tahun lalu, kenapa masih ada sampai sekarang? Tidakkah ada orang lain atau hewan yang terjebak di sini?” Meng Lusi merasa heran.

“Biar aku melihat-lihat dulu. “Sunni juga meragukan penilaian awalnya sebagai lubang jebakan hewan buruan.

“Eh, apa ini?” Meng Lusi mengambil salah satu kepingan emas bulat yang sudah tertutupi oleh lumpur kering.

Sunni juga melihatnya lalu kembali memperhatikan tanah di sekitar. “Tuan, kamu akan menjadi kaya! Ini potongan emas dan juga kepingan emas. Ada juga tael emas! Sepertinya ini bukan lubang jebakan tapi lubang untuk menyembunyikan uang!”

“Uang?”

Meng Lusi tertegun dan dia membersihkan koin emas itu dengan bajunya. Memang tampaknya seperti emas. Sayangnya, dia tidak berdaya saat ini.

“Tidak ada cara untuk keluar? Kita tidak bisa di sini selamanya bukan?”

Sunni memikirkan sesuatu. Ia sebenarnya bisa menerobos array ini. Hanya saja dia tidak berdaya ketika menghadapi array kuno.

“Tuan, kamu harus lebih kuat lagi di masa depan sehingga aku bisa memecahkan array kuno. Itu artinya kamu harus lebih dekat lagi dengan pria itu,” katanya.

Sunni tidak bermaksud untuk meminta Meng Lusi menggunakan cara licik agar bisa dekat dengan Shin Kaichen. Hanya saja dia tidak bisa tidak melirik aura ungu pada tubuh pria itu.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Hari sudah sore dan hampir akan gelap. Meng Shilan dan Meng Shuya menunggu kepulangan ibu mereka. Namun belum ada tanda-tandanya. Keduanya menunggu di depan pintu rumah Shin Kaichen.

“Ibu pulang terlambat hari ini,” ujar Meng Shuya mengira-ngira.

Shin Kaichen menemani keduanya. “Apakah ibu kalian sering pulang terlambat?”

Keduanya menggelengkan kepala. Meng Shilan menjawab, “Ibu biasanya pulang sore. Sebelum hari gelap biasanya sudah menjemput kami dari rumah kakek,” jelasnya.

Mendengarnya, Shin Kaichen mengerutkan kening. Sepertinya Meng Lusi terlambat bukan karena berburu. Mungkin karena hal lain. Ia memutuskan untuk mencarinya seorang diri. Mungkin bisa bertemu di jalan.

Si kembar dititipkan pada Dou Heng dan Lin Zhou. Biarkan keduanya menenangkan anak itu.

Shin Kaichen menunggang kuda dan pergi ke hutan yang biasanya dijelajahi oleh Meng Lusi.

Di dalam hutan sudah terlihat agak gelap. Suhu di udara juga mulai turun. Jika Meng Lusi mengalami kecelakaan, seharusnya akan dibekukan sampai mati oleh cuaca dingin di malam hari nanti.

Sementara itu ….

Meng Lusi yang sudah menunggu di dalam lubang pun mulai bosan menggali kepingan emas dan tael emas di sekitarnya. Tidak tahu ada berapa banyak yang terkubur, ia tidak bisa menghitungnya lagi.

Seharusnya sekarang sudah malam. Hawa dingin mulai menerpa tubuhnya hingga uap dingin keluar dari mulutnya.

“Ini sudah malam,” ucapnya. Meng Lusi hanya bisa makan buah yang diambilnya dari ruang mata air spiritual.

Ia juga minum air spiritual tapi hanya bisa membuat lelah di tubuhnya hilang serta memar juga berkurang. Hanya saja, kaki yang terkilir tidak akan lurus sendiri. Ia harus membenarkan posisi pergelangan kakinya kembali. Tapi masalahnya, dia kurang berani.

“Jangan khawatir, pria itu pasti akan datang.” Sunni menenangkannya. Tapi dia yakin jika Shin Kaichen pasti akan datang.

Terakhir kali, pria itu menatap Meng Lusi dengan ekspresi berbeda. Ini seperti menatap orang yang telah lama diinginkannya.

Tak lama, suara ringkikan kuda terdengar. Meng Lusi dan Sunni akhirnya memiliki secercah harapan jika orang yang datang bisa menyelamatkan mereka.

“Meng Lusi! Apakah kamu di sini?” teriak Shin Kaichen yang menarik tali kuda agar berjalan perlahan.

Meng Lusi mendengar teriakan pria itu akhirnya menyahut. “Aku di bawah sini!”

Suara wanita itu tentu tidak terlalu terdengar. Tapi Shin Kaichen adalah ahli bela diri dan ilmu tenaga dalam. Tentu pendengarannya juga sensitif. Ia turun dari kuda dan menghampiri lubang yang cukup besar.

Lubangnya agak dalam dan ia bisa melihat Meng Lusi duduk tak berdaya di bawah sana.

“Apakah kamu baik-baik saja?” tanyanya.

“Kakiku … terkilir. Aku tidak bisa bangun.”

“Aku akan turun dan membawamu keluar.” Shin Kaichen bersiap untuk melompat.

“Tunggu!” Meng Lusi menghentikannya. “Ada array kuno di permukaan lubang. Tidakkah kamu merasakannya?”

Shin Kaichen mengerutkan kening, sama sekali tidak melihat ada sesuatu di permukaan lubang. Tapi ketika dia mengulurkan tangan ke arah permukaan lubang, rasanya seperti ada penghalang aneh yang membakar tangannya.

Array kuno? Shin Kaichen belum pernah mendengar hal itu. Tapi dia memang percaya ada penghalang gaib di permukaan lubang.

“Tunggu sebentar.”

Shin Kaichen mengeluarkan pedang dari sarungnya dan langsung memukul permukaan array dengan pedang tersebut. terlihat kilatan cahaya di permukaan array saat bersentuhan dengan bilah pedang yang dingin.

Kemudian, array kuno yang terpasang itu perlahan retak dan akhirnya pecah. Energi dari array kuno langsung terserap ke dalam pedang Shin Kaichen.

Meng Lusi melihat itu, terkejut. Sangat hebat?

Sunni berkata di pikirannya jika pedang yang digunakan Shin Kaichen merupakan pedang milik raja perang dari generasi ke generasi. Pedang yang telah membunuh banyak musuh di masa lalu, bermandikan darah klan penyihir dan masih banyak lagi.

Wajar jika Shin Kaichen memiliki pedang tersebut. Lagi pula dia adalah raja perang saat ini.

Setelah array kuno pecah, Shin Kaichen melompat dan menghampirinya. “Bagaimana kondisimu sekarang?”

“Tidak apa-apa, terkilir dan sakit pinggang karena jatuh. Sisanya tidak masalah.” Meng Lusi menggelengkan kepala. “Terima kasih sudah datang dan mencariku.”

Shin Kaichen tersenyum. “Kedua anak itu khawatir karena kamu belum kembali lebih awal seperti biasanya. Ayo, aku akan membantumu ke atas.”

“Tunggu dulu. Bisakah benda-benda ini juga dibawa?”

“Hmm?”

Shin Kaichen melihat beberapa keping emas, tael emas dan emas batangan di sekitarnya. Dia jelas terkejut dan memeriksa benda-benda ini.

“Seharusnya sudah lama terkubur. Ini barang yang seharusnya ada sejak lama. Bagaimana benda-benda ini ada di sini?”

“Sepertinya aku tak sengaja jatuh ke tempat penyembunyian barang ini. Sunni bilang harusnya sudah lebih dari lima puluh tahun terkubur.”

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

dalam hatinya mungkin punya pemberontak atau perampok

2025-01-23

0

Anonymous

Anonymous

memikirkan dan bertanya dalam hati

2025-01-23

0

Anonymous

Anonymous

wah berarti ahli kebatinan donk

2025-01-23

0

lihat semua
Episodes
1 Melintasi Zaman Kuno
2 Tak Ada Dalam Sejarah
3 Menjadi Ibu Muda
4 Wanita Malam Itu
5 Dipastikan Itu Dia!
6 Tetangga Baru dari Ibu Kota (1)
7 Tetangga Baru dari Ibu Kota
8 Keduanya adalah Anakku
9 Legenda Ular Putih
10 Bergaul Dengan Tetangga
11 Bergaul Dengan Kedua Putrinya
12 Kekuatan Supernatural
13 Shin Kaichen Menyusul
14 Harta Nasional yang Hilang
15 Aroma Mata Air Spiritual
16 Aku Akan Bertanggung Jawab
17 Racun Dinginnya Pecah Lagi
18 Pria Malam Itu
19 Sulit Mendapatkan Hatiku
20 Serahkan Sendiri
21 Pemburu Siluman
22 Kembali Bertemu
23 Berburu Siluman
24 Sisi Shin Kaichen yang Luar Biasa
25 Penculikan
26 Si Kembar Milik Raja Perang
27 Menyiksa Tapi Tidak Ada Bukti
28 Kesepakatan
29 Menjadi Lebih Terbuka
30 Tidak Serumit Itu
31 Bakat Langka
32 Musuh Sesama Siluman
33 Keberanian Seorang Anak
34 Ketakutan Pada Seorang Anak
35 Rumor
36 Kembali Ke Rumah
37 Tidak Perlu Mencari
38 Kebahagiaan Kaisar
39 Ramalan Bintang Kembar
40 Bintang Kembar di Langit
41 Harapan Dan Ancaman
42 Tamu yang Tak Terduga
43 Panggil Aku, Kakek!
44 Shin Kaichen yang Kesal
45 Kelompok Pemburu Penyihir (1)
46 Kelompok Pemburu Penyihir (2)
47 Datang Ke Desa Awan
48 Bertemu Bintang Kembar
49 Siapa yang Paling Tangguh
50 Tugas Pemburu Penyihir
51 Menguji Aura Bintang Kembar
52 Tidak Perlu Khawatir
53 Bergabung
54 Mencurigai Keluarga Yan (1)
55 Mencurigai Keluarga Yan (2)
56 Keanehan Muncul
57 Meningkatkan Kekuatan Ruang
58 Bergabung Dengan Penyihir
59 Mulai Melatih Bintang Kembar
60 Tiba-tiba Pingsan
61 Kedatangan Pria Tua Aneh
62 Menjadi Guru Si Kembar (1)
63 Menjadi Guru Si Kembar (2)
64 Pindah Ke Ibu Kota
65 Perjalanan Ke Ibu Kota
66 Mengejutkan Banyak Orang
67 Bintang Kembar?
68 Bos Pembunuh Bayaran
69 Lagi-lagi Ular Putih Itu
70 Sunni Membuat Kekacauan
71 Turun Tangan Sendiri
72 Mengunjungi Menara Api
73 Bukan Wanita Biasa
74 Kelompok Penyihir Bergerak
75 Takdirnya Tidak Ada di Dunia Ini
76 Meng Shuya yang Peka
77 Mirip Dengan Nenek
78 Kemungkinan Akan Lahir Kembali
79 Kegagalan
80 Sihir Boneka
81 Feng Du
82 Jamuan Ulang Tahun Kaisar
83 Ratu Yan Berhati-hati
84 Rahasia Kelahiran Shin Muyue
85 Anak-anak yang Hilang
86 Menjual Jiwa
87 Jatuh Sakit dan Hilang
88 Perpisahan Sementara
89 Dikejar Pembunuh Bayaran
90 Penculikan
91 Menjadi Sandera
92 Pangeran Dari Timur
93 Terkena Racun Penyihir
94 Gigitan Tidak Sengaja
95 Mengetahui Fakta Dari Sunni
96 Sunni Membantu An Ding
97 Ratu Yan Bergerak
98 Kembali Ke Ibu Kota
99 Guru Mencari Muridnya
100 Menjadi Kambing Hitam
101 Mengancam Shin Kaichen
102 Diselamatkan
103 Waktunya Tidak Banyak Lagi
104 Pengorbanan An Ding
105 Pengecut!
106 Berkumpul Kembali
107 Mengorbankan Keluarga Yan
108 Keluarga Yan Hancur
109 Serangan Jiwa Leluhur Penyihir
110 Hancur nya Segel Kutukan (1)
111 Hancur nya Segel Kutukan (2)
112 Tidak Bisa Melawan Hukum Langit
113 Kembali ke Zaman Modern
114 Dipertemukan Oleh Takdir (TAMAT)
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Melintasi Zaman Kuno
2
Tak Ada Dalam Sejarah
3
Menjadi Ibu Muda
4
Wanita Malam Itu
5
Dipastikan Itu Dia!
6
Tetangga Baru dari Ibu Kota (1)
7
Tetangga Baru dari Ibu Kota
8
Keduanya adalah Anakku
9
Legenda Ular Putih
10
Bergaul Dengan Tetangga
11
Bergaul Dengan Kedua Putrinya
12
Kekuatan Supernatural
13
Shin Kaichen Menyusul
14
Harta Nasional yang Hilang
15
Aroma Mata Air Spiritual
16
Aku Akan Bertanggung Jawab
17
Racun Dinginnya Pecah Lagi
18
Pria Malam Itu
19
Sulit Mendapatkan Hatiku
20
Serahkan Sendiri
21
Pemburu Siluman
22
Kembali Bertemu
23
Berburu Siluman
24
Sisi Shin Kaichen yang Luar Biasa
25
Penculikan
26
Si Kembar Milik Raja Perang
27
Menyiksa Tapi Tidak Ada Bukti
28
Kesepakatan
29
Menjadi Lebih Terbuka
30
Tidak Serumit Itu
31
Bakat Langka
32
Musuh Sesama Siluman
33
Keberanian Seorang Anak
34
Ketakutan Pada Seorang Anak
35
Rumor
36
Kembali Ke Rumah
37
Tidak Perlu Mencari
38
Kebahagiaan Kaisar
39
Ramalan Bintang Kembar
40
Bintang Kembar di Langit
41
Harapan Dan Ancaman
42
Tamu yang Tak Terduga
43
Panggil Aku, Kakek!
44
Shin Kaichen yang Kesal
45
Kelompok Pemburu Penyihir (1)
46
Kelompok Pemburu Penyihir (2)
47
Datang Ke Desa Awan
48
Bertemu Bintang Kembar
49
Siapa yang Paling Tangguh
50
Tugas Pemburu Penyihir
51
Menguji Aura Bintang Kembar
52
Tidak Perlu Khawatir
53
Bergabung
54
Mencurigai Keluarga Yan (1)
55
Mencurigai Keluarga Yan (2)
56
Keanehan Muncul
57
Meningkatkan Kekuatan Ruang
58
Bergabung Dengan Penyihir
59
Mulai Melatih Bintang Kembar
60
Tiba-tiba Pingsan
61
Kedatangan Pria Tua Aneh
62
Menjadi Guru Si Kembar (1)
63
Menjadi Guru Si Kembar (2)
64
Pindah Ke Ibu Kota
65
Perjalanan Ke Ibu Kota
66
Mengejutkan Banyak Orang
67
Bintang Kembar?
68
Bos Pembunuh Bayaran
69
Lagi-lagi Ular Putih Itu
70
Sunni Membuat Kekacauan
71
Turun Tangan Sendiri
72
Mengunjungi Menara Api
73
Bukan Wanita Biasa
74
Kelompok Penyihir Bergerak
75
Takdirnya Tidak Ada di Dunia Ini
76
Meng Shuya yang Peka
77
Mirip Dengan Nenek
78
Kemungkinan Akan Lahir Kembali
79
Kegagalan
80
Sihir Boneka
81
Feng Du
82
Jamuan Ulang Tahun Kaisar
83
Ratu Yan Berhati-hati
84
Rahasia Kelahiran Shin Muyue
85
Anak-anak yang Hilang
86
Menjual Jiwa
87
Jatuh Sakit dan Hilang
88
Perpisahan Sementara
89
Dikejar Pembunuh Bayaran
90
Penculikan
91
Menjadi Sandera
92
Pangeran Dari Timur
93
Terkena Racun Penyihir
94
Gigitan Tidak Sengaja
95
Mengetahui Fakta Dari Sunni
96
Sunni Membantu An Ding
97
Ratu Yan Bergerak
98
Kembali Ke Ibu Kota
99
Guru Mencari Muridnya
100
Menjadi Kambing Hitam
101
Mengancam Shin Kaichen
102
Diselamatkan
103
Waktunya Tidak Banyak Lagi
104
Pengorbanan An Ding
105
Pengecut!
106
Berkumpul Kembali
107
Mengorbankan Keluarga Yan
108
Keluarga Yan Hancur
109
Serangan Jiwa Leluhur Penyihir
110
Hancur nya Segel Kutukan (1)
111
Hancur nya Segel Kutukan (2)
112
Tidak Bisa Melawan Hukum Langit
113
Kembali ke Zaman Modern
114
Dipertemukan Oleh Takdir (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!