Kekuatan Supernatural

Shin Kaichen melihat Meng Shilan sedang berdiri di depan busur dan anak panah yang terpasang dinding, mau tidak mau menaikkan alisnya. Tapi dia sama sekali tidak memiliki busur dan anak panah yang pas untuk anak-anak.

Oleh karena itu, dia meminta Kun dan Baizhen untuk membeli busur dan anak panah dari salah satu pengrajin senjata.

"Kalau begitu Paman akan mengajarimu memanah. Tunggu busur dan anak panahnya dipesan dulu."

Halaman belakang langsung terhubung dengan hutan terbuka. Walaupun dipasangi pagar, tapi tidak terlalu tinggi.

Shin Kaichen membuat pola garis lingkaran di salah satu pohon yang tertanam di halaman belakang. Ini adalah tanda yang harus dibidik Meng Shilan nantinya. Tidak terlalu tinggi, sesuai dengan tinggi badan gadis kecil itu.

Untungnya Kun dan Baizhen kembali cepat. Pengrajin senjata memiliki busur dan anak panah yang dibuat untuk anak-anak. Sehingga proses pemesanannya cepat.

"Apakah kamu menyukainya?" tanya Shin Kaichen seraya memberikan busur dan anak panah padanya.

Meng Shilan langsung berbinar dan tersenyum senang. Ia mengangguk penuh semangat hingga rona merah muncul di wajahnya.

Melihatnya senang, Shin Kaichen juga tentu saja dalam suasana hati yang baik. "Paman akan mengajarimu cara memanah."

Ia sendiri langsung mensejajarkan dirinya dengan tinggi Meng Shilan. Lalu menjelaskan cara memakai busur dan menarik anak panah. Meng Shilan mendengarkan dengan serius. Lalu mempraktekkannya.

Awalnya, menarik busur ternyata sangat sulit. Meng Shilan masih kecil sehingga agak sulit untuk membidik target yang dibuat Shin Kaichen di batang pohon. Namun dia tidak menyerah.

"Pelan-pelan, jangan dipaksakan. Hati-hati, nanti tanganmu sakit." Shin Kaichen melihat betapa keras kepalanya gadis itu untuk belajar. Merasa sedikit khawatir.

Masalahnya jika Meng Lusi kembali nanti dan melihat terluka, pasti tidak akan mempercayakan si kembar lagi padanya.

Meng Shilan tentu saja tahu. Tapi dia ingin membidik target sesuai dengan jaraknya sendiri. Kemudian setelah menarik banyak panah di tali busur sekuat tenaga, ia melepaskannya.

Shuuu!

Anak panah melesat cepat menuju target. Agak sedikit ceroboh. Tentu saja tidak berhasil mengenai target, tapi setidaknya sudah bisa menancap di batang pohon.

Shin Kaichen terkejut. Melihat anak panah tertancap di batang pohon, ia menatap Meng Shilan lagi. Bidikan tadi ... tidak kecil, pikirnya.

"Paman, bidikan Shilan meleset! Ibu benar, memanah membutuhkan tenaga yang kuat untuk menarik tali busur. Lihat, tangan Shilan memerah."

Gadis kecil itu memperlihatkan telapak tangannya yang memerah karena terlalu kuat menarik tali busur dan memegang busur. Shin Kaichen mengusapnya dengan lembut, lalu meniupnya.

"Apakah ini sakit?"

Meng Shilan menggelengkan kepala. "Tidak sakit."

"Kalau begitu istirahat sebentar dan makan roti panggang isi daging yang tersisa. Nanti kita lanjutkan."

Melihat gadis itu mengangguk, Shin Kaichen lega. Dia pergi untuk mencabut anak panah yang tertancap di batang pohon. Namun ketika hendak mencabut anak panah, Shin Kaichen tertegun.

Kali ini dia lebih terkejut daripada sebelumnya. Batang pohon yang dijadikan target memang tidak besar. Hanya sebesar paha orang dewasa. Tapi melihat anak panah menembus hingga ke belakang batang pohon, Shin Kaichen merenung.

"Mungkinkah anak itu memiliki kekuatan supernatural?" gumamnya.

Shin Kaichen sendiri tidak memiliki kemampuan apapun selain berperang. Tapi bukan berarti hidup tanpa tenaga dalam.

Hanya saja, orang-orang dengan kemampuan supernatural sangat langka di negara ini. Dan sebagian besar dimiliki oleh perempuan.

Shin Kaichen mencabut anak panah dengan bantuan tenaga dalam. Batang pohon itu akhirnya meninggalkan lubang. Ia hanya bisa mendesah panjang. Putrinya ... tidak biasa.

Jika dilatih dengan sungguh-sungguh, putrinya bisa berdiri di antara pasukan khusus ketentaraan.

Untungnya Meng Shilan sudah masuk rumah dan makan roti isi daging yang tersisa. Jadi tidak tahu jika bidikannya tadi sudah melebihi kata 'cukup'.

Gadis itu sebelumnya sudah memotong roti dan memberikan sepotong lagi pada Shin Kaichen.

"Paman, kamu juga makan," katanya.

Shin Kaichen melihat sepotong roti isi daging diberikan padanya, mau tidak mau hatinya merasa lebih bahagia.

"Ya, terima kasih."

Si kecil suka berbagi. Shin Kaichen berpikir jika didikan Meng Lusi sangat bagus.

Tanpa terasa, hari sudah siang dan waktunya makan siang. Koki di rumah Shin Kaichen sibuk memasak sejak tadi dan semua jenis hidangan disajikan di atas meja.

Meng Shilan dan Meng Shuya melihat semua hidangan di atas meja, merasa luar biasa.

"Paman, apa nama makan ini?" Si kecil terus bertanya.

Keduanya belum pernah melihat jenis makanan seperti itu. Tapi beberapa bahan utamanya masih dikenali. Ada dari olahan tahu, ikan, sayur dan daging. Tapi sangat berbeda dengan masakan yang dibuat oleh ibu mereka.

Shin Kaichen, Dou Heng dan Lin Zhou agak terkejut dengan pertanyaan si kecil. Tapi memikirkan makanan Meng Lusi yang enak, ketiganya tidak banyak bicara. Shin Kaichen menyebutkan satu persatu nama dari olahan tersebut.

"Ini sup tahu putih dicampur dengan jamur dan sayuran. Yang ini sup ayam dengan wortel. Ini ..." Shin Kaichen tidak merasa bosan saat menyebutkannya.

Baru kemudian mereka makan dengan lahap. Si kembar tidak makan banyak karena sudah makan roti isi daging yang tersisa.

Setelah makan siang, keduanya mengantuk. Shin Kaichen membawa mereka ke kamar kosong yang ada di sebelah. Anak-anak butuh tidur yang cukup untuk tumbuh kembangnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Meng Lusi berada di dalam hutan, masih berburu rusa yang sebelumnya melarikan diri dari pandangannya. Cuaca yang dingin tidak membuatnya kedinginan sama sekali. Dia memegang busur dan anak panah yang dikeluarkan dari ruang mata air spiritual.

Sunni menemaninya untuk memberikan peringatan jika ada bahaya.

"Sudah ada tiga burung pegar yang kamu tembak. Sekarang ingin berburu rusa. Ini tidak mudah. Terakhir kali kita mendapat rusa, butuh waktu lama untuk membiarkan mereka muncul." Sunni hanya bisa melihat Meng Lusi bersembunyi untuk memantau rusa.

"Rasa daging rusa lebih enak dan bisa dijadikan obat. Cocok untuk makanan musim dingin." Meng Lusi mengendurkan tarikan anak panahnya.

Ia memperhatikan sekitar. Rasanya ada yang berbeda dengan lingkungan sekitar.

"Tidakkah kamu merasa ada yang salah?" tanyanya.

Sunni menjulurkan lidahnya, seperti sedang mengecap rasa udara. "Ya, ada sedikit energi spiritual di sini. Lagi pula, kita sudah masuk hutan terlalu jauh. Sebaiknya kita kembali. Lupakan tentang rusa itu."

Hari sudah mulai senja. Meng Lusi memang harus segera kembali.

"Kamu benar."

Meng Lusi memilih untuk mengakhiri perburuan dan berjalan meninggalkan hutan tersebut. Ia tak sengaja menginjak tanah bersalju yang cukup tebal hingga membuatnya terperosok ke sebuah lubang yang cukup dalam.

“Ahhh!” Meng Lusi terkejut hingga akhirnya dia mendarat di tanah datar yang agak dingin.

Sunni sudah berada di tanah. “Apakah kamu baik-baik saja?” tanyanya.

Mereka jatuh dari ketinggian yang lumayan. Meng Lusi tentu saja jatuh dalam posisi yang kurang baik. Ia merasa kakinya terkilir serta pinggangnya juga agak sakit.

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

lanjutkan dan menemukan hal2 yang baik

2025-01-23

0

Anonymous

Anonymous

menemukan apa si Meng Lusi?

2025-01-23

0

Bzaa

Bzaa

semangat .. lusi

2025-01-29

0

lihat semua
Episodes
1 Melintasi Zaman Kuno
2 Tak Ada Dalam Sejarah
3 Menjadi Ibu Muda
4 Wanita Malam Itu
5 Dipastikan Itu Dia!
6 Tetangga Baru dari Ibu Kota (1)
7 Tetangga Baru dari Ibu Kota
8 Keduanya adalah Anakku
9 Legenda Ular Putih
10 Bergaul Dengan Tetangga
11 Bergaul Dengan Kedua Putrinya
12 Kekuatan Supernatural
13 Shin Kaichen Menyusul
14 Harta Nasional yang Hilang
15 Aroma Mata Air Spiritual
16 Aku Akan Bertanggung Jawab
17 Racun Dinginnya Pecah Lagi
18 Pria Malam Itu
19 Sulit Mendapatkan Hatiku
20 Serahkan Sendiri
21 Pemburu Siluman
22 Kembali Bertemu
23 Berburu Siluman
24 Sisi Shin Kaichen yang Luar Biasa
25 Penculikan
26 Si Kembar Milik Raja Perang
27 Menyiksa Tapi Tidak Ada Bukti
28 Kesepakatan
29 Menjadi Lebih Terbuka
30 Tidak Serumit Itu
31 Bakat Langka
32 Musuh Sesama Siluman
33 Keberanian Seorang Anak
34 Ketakutan Pada Seorang Anak
35 Rumor
36 Kembali Ke Rumah
37 Tidak Perlu Mencari
38 Kebahagiaan Kaisar
39 Ramalan Bintang Kembar
40 Bintang Kembar di Langit
41 Harapan Dan Ancaman
42 Tamu yang Tak Terduga
43 Panggil Aku, Kakek!
44 Shin Kaichen yang Kesal
45 Kelompok Pemburu Penyihir (1)
46 Kelompok Pemburu Penyihir (2)
47 Datang Ke Desa Awan
48 Bertemu Bintang Kembar
49 Siapa yang Paling Tangguh
50 Tugas Pemburu Penyihir
51 Menguji Aura Bintang Kembar
52 Tidak Perlu Khawatir
53 Bergabung
54 Mencurigai Keluarga Yan (1)
55 Mencurigai Keluarga Yan (2)
56 Keanehan Muncul
57 Meningkatkan Kekuatan Ruang
58 Bergabung Dengan Penyihir
59 Mulai Melatih Bintang Kembar
60 Tiba-tiba Pingsan
61 Kedatangan Pria Tua Aneh
62 Menjadi Guru Si Kembar (1)
63 Menjadi Guru Si Kembar (2)
64 Pindah Ke Ibu Kota
65 Perjalanan Ke Ibu Kota
66 Mengejutkan Banyak Orang
67 Bintang Kembar?
68 Bos Pembunuh Bayaran
69 Lagi-lagi Ular Putih Itu
70 Sunni Membuat Kekacauan
71 Turun Tangan Sendiri
72 Mengunjungi Menara Api
73 Bukan Wanita Biasa
74 Kelompok Penyihir Bergerak
75 Takdirnya Tidak Ada di Dunia Ini
76 Meng Shuya yang Peka
77 Mirip Dengan Nenek
78 Kemungkinan Akan Lahir Kembali
79 Kegagalan
80 Sihir Boneka
81 Feng Du
82 Jamuan Ulang Tahun Kaisar
83 Ratu Yan Berhati-hati
84 Rahasia Kelahiran Shin Muyue
85 Anak-anak yang Hilang
86 Menjual Jiwa
87 Jatuh Sakit dan Hilang
88 Perpisahan Sementara
89 Dikejar Pembunuh Bayaran
90 Penculikan
91 Menjadi Sandera
92 Pangeran Dari Timur
93 Terkena Racun Penyihir
94 Gigitan Tidak Sengaja
95 Mengetahui Fakta Dari Sunni
96 Sunni Membantu An Ding
97 Ratu Yan Bergerak
98 Kembali Ke Ibu Kota
99 Guru Mencari Muridnya
100 Menjadi Kambing Hitam
101 Mengancam Shin Kaichen
102 Diselamatkan
103 Waktunya Tidak Banyak Lagi
104 Pengorbanan An Ding
105 Pengecut!
106 Berkumpul Kembali
107 Mengorbankan Keluarga Yan
108 Keluarga Yan Hancur
109 Serangan Jiwa Leluhur Penyihir
110 Hancur nya Segel Kutukan (1)
111 Hancur nya Segel Kutukan (2)
112 Tidak Bisa Melawan Hukum Langit
113 Kembali ke Zaman Modern
114 Dipertemukan Oleh Takdir (TAMAT)
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Melintasi Zaman Kuno
2
Tak Ada Dalam Sejarah
3
Menjadi Ibu Muda
4
Wanita Malam Itu
5
Dipastikan Itu Dia!
6
Tetangga Baru dari Ibu Kota (1)
7
Tetangga Baru dari Ibu Kota
8
Keduanya adalah Anakku
9
Legenda Ular Putih
10
Bergaul Dengan Tetangga
11
Bergaul Dengan Kedua Putrinya
12
Kekuatan Supernatural
13
Shin Kaichen Menyusul
14
Harta Nasional yang Hilang
15
Aroma Mata Air Spiritual
16
Aku Akan Bertanggung Jawab
17
Racun Dinginnya Pecah Lagi
18
Pria Malam Itu
19
Sulit Mendapatkan Hatiku
20
Serahkan Sendiri
21
Pemburu Siluman
22
Kembali Bertemu
23
Berburu Siluman
24
Sisi Shin Kaichen yang Luar Biasa
25
Penculikan
26
Si Kembar Milik Raja Perang
27
Menyiksa Tapi Tidak Ada Bukti
28
Kesepakatan
29
Menjadi Lebih Terbuka
30
Tidak Serumit Itu
31
Bakat Langka
32
Musuh Sesama Siluman
33
Keberanian Seorang Anak
34
Ketakutan Pada Seorang Anak
35
Rumor
36
Kembali Ke Rumah
37
Tidak Perlu Mencari
38
Kebahagiaan Kaisar
39
Ramalan Bintang Kembar
40
Bintang Kembar di Langit
41
Harapan Dan Ancaman
42
Tamu yang Tak Terduga
43
Panggil Aku, Kakek!
44
Shin Kaichen yang Kesal
45
Kelompok Pemburu Penyihir (1)
46
Kelompok Pemburu Penyihir (2)
47
Datang Ke Desa Awan
48
Bertemu Bintang Kembar
49
Siapa yang Paling Tangguh
50
Tugas Pemburu Penyihir
51
Menguji Aura Bintang Kembar
52
Tidak Perlu Khawatir
53
Bergabung
54
Mencurigai Keluarga Yan (1)
55
Mencurigai Keluarga Yan (2)
56
Keanehan Muncul
57
Meningkatkan Kekuatan Ruang
58
Bergabung Dengan Penyihir
59
Mulai Melatih Bintang Kembar
60
Tiba-tiba Pingsan
61
Kedatangan Pria Tua Aneh
62
Menjadi Guru Si Kembar (1)
63
Menjadi Guru Si Kembar (2)
64
Pindah Ke Ibu Kota
65
Perjalanan Ke Ibu Kota
66
Mengejutkan Banyak Orang
67
Bintang Kembar?
68
Bos Pembunuh Bayaran
69
Lagi-lagi Ular Putih Itu
70
Sunni Membuat Kekacauan
71
Turun Tangan Sendiri
72
Mengunjungi Menara Api
73
Bukan Wanita Biasa
74
Kelompok Penyihir Bergerak
75
Takdirnya Tidak Ada di Dunia Ini
76
Meng Shuya yang Peka
77
Mirip Dengan Nenek
78
Kemungkinan Akan Lahir Kembali
79
Kegagalan
80
Sihir Boneka
81
Feng Du
82
Jamuan Ulang Tahun Kaisar
83
Ratu Yan Berhati-hati
84
Rahasia Kelahiran Shin Muyue
85
Anak-anak yang Hilang
86
Menjual Jiwa
87
Jatuh Sakit dan Hilang
88
Perpisahan Sementara
89
Dikejar Pembunuh Bayaran
90
Penculikan
91
Menjadi Sandera
92
Pangeran Dari Timur
93
Terkena Racun Penyihir
94
Gigitan Tidak Sengaja
95
Mengetahui Fakta Dari Sunni
96
Sunni Membantu An Ding
97
Ratu Yan Bergerak
98
Kembali Ke Ibu Kota
99
Guru Mencari Muridnya
100
Menjadi Kambing Hitam
101
Mengancam Shin Kaichen
102
Diselamatkan
103
Waktunya Tidak Banyak Lagi
104
Pengorbanan An Ding
105
Pengecut!
106
Berkumpul Kembali
107
Mengorbankan Keluarga Yan
108
Keluarga Yan Hancur
109
Serangan Jiwa Leluhur Penyihir
110
Hancur nya Segel Kutukan (1)
111
Hancur nya Segel Kutukan (2)
112
Tidak Bisa Melawan Hukum Langit
113
Kembali ke Zaman Modern
114
Dipertemukan Oleh Takdir (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!