Bergaul Dengan Kedua Putrinya

“Bagaimana jika kalian bermain di rumah Paman saja? Ada paman Dou dan paman Lin di sana.” Shin Kaichen mencoba untuk membujuknya.

Kemudian terdengar suara dehaman. Shin Kaichen melihat Meng Lusi datang dan tersenyum padanya.

“Apakah Pangeran mencoba untuk menculik putriku? Ini tidak baik.”

Meng Shilan melihat ibunya dan turun dari pangkuan Shin Kaichen. “Bu, aku akan membantu Shuya di dapur.”

“Kamu nakal lagi.” Meng Lusi ingin menegurnya karena duduk di pangkuan orang lain begitu saja. Namun Meng Shilan menjulurkan lidah padanya dan berlari kecil ke dapur. “Anak ini … maaf membuat Pangeran merasa tidak nyaman.”

Shin Kaichen menggelengkan kepala. “Tidak apa-apa. Aku suka anak-anak. Jangan terlalu sopan padaku. Panggil saja dengan namaku.”

“Ini …” Meng Lusi tidak tahu harus bersikap apa.

Keramahan Shin Kaichen membuatnya waspada. Bukankah rumor mengatakan jika Shin Kaichen adalah raja perang yang dingin dan tidak berperasaan? Kenapa begitu ramah saat bicara dengannya? Bahkan mengizinkan Meng Shilan untuk duduk di pangkuannya.

“Kalau begitu tidak apa-apa. Shuya berkata kamu ingin membeli beberapa roti daging? Berapa banyak yang dibutuhkan?”

“Berapa yang kamu buat hari ini?”

“Aku membuat lebih dari dua puluh, ukuran sedang.”

“Beri aku sepuluh, itu sudah cukup.”

Meng Lusi mengangguk dan pergi ke dapur untuk menyiapkan sepuluh roti isi daging cincang. Ia mengemasnya dalam keranjang anyaman bambu yang dibuat khusus oleh Cheng Ao di masa lalu. Aroma roti panggang isi daging cincang langsung tercium ketika Meng Lusi membawanya ke ruang depan.

“Lima keping tembaga untuk satu roti. Harusnya tidak mahal bagimu.” Meng Lusi bukan sengaja membuat harganya murah atau mahal, namun beberapa bahannya memang tidak terlalu mahal.

Di pedesaan, satu tael perak sangat langka. Satu tael perak bisa ditukar dengan seratus keping tembaga. Dan seratus tael perak sama dengan satu tael emas.

Shin Kaichen tidak merasa ini mahal, itu terlalu murah untuk satu roti panggang isi daging cincang. Ia menyerahkan satu tael perak padanya. Mencium aromanya saja pasti memiliki rasa yang enak. Jika dijual di kota, harganya harus lebih dari 50 keping tembaga.

“Tidak ada kembalian, ambil saja.”

“Aku punya kembalian nya. Jika mau—“

“Tidak perlu, ambil saja. Oh, si kecil berkata jika kamu akan pergi ke hutan belakang untuk berburu. Kenapa tidak menitipkan mereka padaku? Lebih dekat dari rumah. Aku juga tidak akan pergi ke mana pun hari ini.”

“Ini ….” Meng Lusi sedikit pusing. Bagaimana bisa semuanya berkembang ke arah ini?

“Bu, aku mau ke rumah Paman untuk melihat-lihat.” Meng Shilan datang dengan Meng Shuya. Keduanya makan roti panggang.

“Kalian …” Meng Lusi tidak berdaya lagi. “Duduklah saat makan.”

Shin Kaichen tersenyum lega pada keduanya. “Karena mereka ingin pergi, biarkan datang padaku. Kamu tidak perlu khawatir, makan siang akan disediakan di sana.”

Karena keduanya ingin pergi, Meng Lusi hanya bisa merepotkan Shin Kaichen untuk menjaga keduanya. Dia mungkin akan pulang sore hari. Ia akan segera pergi setelah membuat sarapan. Sehingga sebelum Shin Kaichen kembali, Meng Lusi menyiapkan pakaian ganti keduanya, kebutuhan mandi serta dua roti panggang lagi untuk makan nanti.

Ia menasihati keduanya untuk tidak nakal di rumah orang lain.

Shin Kaichen merasa lebih bersemangat saat membawa keduanya. Ini putrinya sendiri, akhirnya datang ke rumah. Meng Lusi melihat mereka pergi, hanya bisa menghela napas. Dia berharap jika Shin Kaichen tidak memiliki niat buruk untuk keduanya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Ketika Shin Kaichen kembali, Dou Heng dan Lin Zhou kelaparan. Bukan hanya keduanya, Baizhen dan Kun juga sama. Melihat ada dua boneka susu (anak perempuan manis dan imut) bersama Shin Kaichen, mereka terkejut.

“Si kecil manis ada di sini. Apakah kalian ingin bermain di rumah paman hari ini?” tanya Lin Zhou menggoda keduanya. Dia ingin mencubit pipi salah satu dari keduanya, namun Shin Kaichen menghalangi.

“Tanganmu sepertinya menganggur. Kenapa tidak pergi memotong kayu bakar nanti?”

“Tidak, tidak. Aku hanya bercanda.” Lin Zhou mengerang dalam hatinya. Benar-benar ayah yang melindungi anaknya, pikirnya.

“Ayo, sarapan lebih dulu.” Shin Kaichen menyerahkan keranjang pada mereka.

Mata mereka langsung teralihkan. Aroma roti panggang tercium semakin jelas. Dou Heng tidak sabar untuk makan. Dia mengambil salah satu roti panggang yang empuk dan berwarna cokelat keemasan yang pas. Ketika menggigit, rasa daging cincang yang agak berminyak langsung menggoyang lidah.

Lin Zhou, Kun dan Baizhen juga makan. Ukurannya tidak terlalu besar. Makan satu pasti tidak akan kenyang. Bahkan Meng Shilan dan Meng Shuya diberi jatah oleh Meng Lusi. Sebenarnya, makan satu roti sudah cukup bagi si kecil makan. Dua roti yang dibawa keduanya hanya untuk mengganjal rasa lapar sebelum makan siang nanti.

“Sial! Rasanya sangat enak. Aku belum pernah makan roti panggang seenak ini. Belum lagi isian dagingnya penuh. Bukan hanya ada daging, tapi juga irisan kubis, bombai dan wortel.”

Meng Shilan dan Meng Shuya menyelesaikan makan roti panggang. Keduanya mengeluarkan sup ayam dengan irisan berbagai sayuran. Aromanya tentu saja enak. Meng Lusi menyiapkan sup ayam untuk keduanya sarapan pagi ini. Lalu bungkus saja nasi secukupnya.

Meski Dou Heng dan Lin Zhou ingin mencicipinya, mereka tak serakah untuk merebut makanan dari anak-anak.

"Bisakah Paman mencicipinya?" tanya Shin Kaichen.

Dou Heng dan Lin Zhou hampir tersedak roti isi daging. Keduanya menatap Shin Kaichen dengan tidak percaya. Pangeran, apakah kamu mencoba untuk memeras anak-anak?!

Meng Shilan melihat sup ayam di mangkuknya. Lalu menatap Meng Shuya, kakaknya. Keduanya memiliki pengertian satu sama lain dan memisahkan sup ayam untuk Shin Kaichen ke mangkuk lain.

"Paman, cobalah. Sup ayam buatan ibuku sangat enak." Meng Shuya meletakan mangkuk sup ayam di depan Shin Kaichen.

"Terima kasih."

Shin Kaichen tersenyum lembut dsn mencoba sup ayamnya juga. Rasanya memang enak seperti yang dikatakan anak itu. Gurih dan segar. Ayamnya empuk serta sayurannya juga matang sempurna.

Dou Heng dan Lin Zhou terdiam dan roti daging di tangan mereka seperti tidak harum lagi.

Setelah sarapan, si kembar tidak memiliki aktivitas lain selain bermain di halaman. Keduanya membuat bola salju dsn menyusunnya di mana-mana.

Lalu setelah bosan, Meng Shilan bermain dengan pedang kayunya. Adapun Meng Shuya, dia tidak tertarik sama sekali. Ia lebih suka membaca buku dan menghitung uang.

Shin Kaichen, Dou Heng dan Lin Zhou akhirnya tidak memiliki aktivitas lain hari ini selain bermain dengan keduanya. Si kecil sangat lucu hingga Lin Zhou berulang kali mencubit pipi di mana-mana.

"Berhentilah mencubit. Wajah keduanya merah," kata Dou Heng tidak tahan.

"Tapi keduanya terlalu lucu!" Lin Zhou merasa tangannya gatal lagi.

Tapi tak lama, Shin Kaichen menampar punggung tangannya. Lin Zhou mendesis kesakitan.

"Kaichen ...," Lin Zhou ingin mengeluh. Tapi melihat wajah Shin Kaichen yang sudah sehitam dasar panci, ia pun tutup mulut.

Dou Heng menahan diri untuk tidak tertawa. Dia akhirnya menemani Meng Shuya untuk emlajat membaca dan menghitung.

Sementara itu, Meng Shilan tampaknya sangat tertarik dengan busur dan anak panah yang terpajang di dinding.

"Paman, bisakah aku belajar memanah?" tanyanya dengan nada yang menggemaskan.

Terpopuler

Comments

🍒⃞⃟🦅Rivana84

🍒⃞⃟🦅Rivana84

emlajat => belajar ya thoorr

2025-02-25

0

Anonymous

Anonymous

lanjutkan mengajarkan mereka

2025-01-23

0

Anonymous

Anonymous

pesilat

2025-01-23

0

lihat semua
Episodes
1 Melintasi Zaman Kuno
2 Tak Ada Dalam Sejarah
3 Menjadi Ibu Muda
4 Wanita Malam Itu
5 Dipastikan Itu Dia!
6 Tetangga Baru dari Ibu Kota (1)
7 Tetangga Baru dari Ibu Kota
8 Keduanya adalah Anakku
9 Legenda Ular Putih
10 Bergaul Dengan Tetangga
11 Bergaul Dengan Kedua Putrinya
12 Kekuatan Supernatural
13 Shin Kaichen Menyusul
14 Harta Nasional yang Hilang
15 Aroma Mata Air Spiritual
16 Aku Akan Bertanggung Jawab
17 Racun Dinginnya Pecah Lagi
18 Pria Malam Itu
19 Sulit Mendapatkan Hatiku
20 Serahkan Sendiri
21 Pemburu Siluman
22 Kembali Bertemu
23 Berburu Siluman
24 Sisi Shin Kaichen yang Luar Biasa
25 Penculikan
26 Si Kembar Milik Raja Perang
27 Menyiksa Tapi Tidak Ada Bukti
28 Kesepakatan
29 Menjadi Lebih Terbuka
30 Tidak Serumit Itu
31 Bakat Langka
32 Musuh Sesama Siluman
33 Keberanian Seorang Anak
34 Ketakutan Pada Seorang Anak
35 Rumor
36 Kembali Ke Rumah
37 Tidak Perlu Mencari
38 Kebahagiaan Kaisar
39 Ramalan Bintang Kembar
40 Bintang Kembar di Langit
41 Harapan Dan Ancaman
42 Tamu yang Tak Terduga
43 Panggil Aku, Kakek!
44 Shin Kaichen yang Kesal
45 Kelompok Pemburu Penyihir (1)
46 Kelompok Pemburu Penyihir (2)
47 Datang Ke Desa Awan
48 Bertemu Bintang Kembar
49 Siapa yang Paling Tangguh
50 Tugas Pemburu Penyihir
51 Menguji Aura Bintang Kembar
52 Tidak Perlu Khawatir
53 Bergabung
54 Mencurigai Keluarga Yan (1)
55 Mencurigai Keluarga Yan (2)
56 Keanehan Muncul
57 Meningkatkan Kekuatan Ruang
58 Bergabung Dengan Penyihir
59 Mulai Melatih Bintang Kembar
60 Tiba-tiba Pingsan
61 Kedatangan Pria Tua Aneh
62 Menjadi Guru Si Kembar (1)
63 Menjadi Guru Si Kembar (2)
64 Pindah Ke Ibu Kota
65 Perjalanan Ke Ibu Kota
66 Mengejutkan Banyak Orang
67 Bintang Kembar?
68 Bos Pembunuh Bayaran
69 Lagi-lagi Ular Putih Itu
70 Sunni Membuat Kekacauan
71 Turun Tangan Sendiri
72 Mengunjungi Menara Api
73 Bukan Wanita Biasa
74 Kelompok Penyihir Bergerak
75 Takdirnya Tidak Ada di Dunia Ini
76 Meng Shuya yang Peka
77 Mirip Dengan Nenek
78 Kemungkinan Akan Lahir Kembali
79 Kegagalan
80 Sihir Boneka
81 Feng Du
82 Jamuan Ulang Tahun Kaisar
83 Ratu Yan Berhati-hati
84 Rahasia Kelahiran Shin Muyue
85 Anak-anak yang Hilang
86 Menjual Jiwa
87 Jatuh Sakit dan Hilang
88 Perpisahan Sementara
89 Dikejar Pembunuh Bayaran
90 Penculikan
91 Menjadi Sandera
92 Pangeran Dari Timur
93 Terkena Racun Penyihir
94 Gigitan Tidak Sengaja
95 Mengetahui Fakta Dari Sunni
96 Sunni Membantu An Ding
97 Ratu Yan Bergerak
98 Kembali Ke Ibu Kota
99 Guru Mencari Muridnya
100 Menjadi Kambing Hitam
101 Mengancam Shin Kaichen
102 Diselamatkan
103 Waktunya Tidak Banyak Lagi
104 Pengorbanan An Ding
105 Pengecut!
106 Berkumpul Kembali
107 Mengorbankan Keluarga Yan
108 Keluarga Yan Hancur
109 Serangan Jiwa Leluhur Penyihir
110 Hancur nya Segel Kutukan (1)
111 Hancur nya Segel Kutukan (2)
112 Tidak Bisa Melawan Hukum Langit
113 Kembali ke Zaman Modern
114 Dipertemukan Oleh Takdir (TAMAT)
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Melintasi Zaman Kuno
2
Tak Ada Dalam Sejarah
3
Menjadi Ibu Muda
4
Wanita Malam Itu
5
Dipastikan Itu Dia!
6
Tetangga Baru dari Ibu Kota (1)
7
Tetangga Baru dari Ibu Kota
8
Keduanya adalah Anakku
9
Legenda Ular Putih
10
Bergaul Dengan Tetangga
11
Bergaul Dengan Kedua Putrinya
12
Kekuatan Supernatural
13
Shin Kaichen Menyusul
14
Harta Nasional yang Hilang
15
Aroma Mata Air Spiritual
16
Aku Akan Bertanggung Jawab
17
Racun Dinginnya Pecah Lagi
18
Pria Malam Itu
19
Sulit Mendapatkan Hatiku
20
Serahkan Sendiri
21
Pemburu Siluman
22
Kembali Bertemu
23
Berburu Siluman
24
Sisi Shin Kaichen yang Luar Biasa
25
Penculikan
26
Si Kembar Milik Raja Perang
27
Menyiksa Tapi Tidak Ada Bukti
28
Kesepakatan
29
Menjadi Lebih Terbuka
30
Tidak Serumit Itu
31
Bakat Langka
32
Musuh Sesama Siluman
33
Keberanian Seorang Anak
34
Ketakutan Pada Seorang Anak
35
Rumor
36
Kembali Ke Rumah
37
Tidak Perlu Mencari
38
Kebahagiaan Kaisar
39
Ramalan Bintang Kembar
40
Bintang Kembar di Langit
41
Harapan Dan Ancaman
42
Tamu yang Tak Terduga
43
Panggil Aku, Kakek!
44
Shin Kaichen yang Kesal
45
Kelompok Pemburu Penyihir (1)
46
Kelompok Pemburu Penyihir (2)
47
Datang Ke Desa Awan
48
Bertemu Bintang Kembar
49
Siapa yang Paling Tangguh
50
Tugas Pemburu Penyihir
51
Menguji Aura Bintang Kembar
52
Tidak Perlu Khawatir
53
Bergabung
54
Mencurigai Keluarga Yan (1)
55
Mencurigai Keluarga Yan (2)
56
Keanehan Muncul
57
Meningkatkan Kekuatan Ruang
58
Bergabung Dengan Penyihir
59
Mulai Melatih Bintang Kembar
60
Tiba-tiba Pingsan
61
Kedatangan Pria Tua Aneh
62
Menjadi Guru Si Kembar (1)
63
Menjadi Guru Si Kembar (2)
64
Pindah Ke Ibu Kota
65
Perjalanan Ke Ibu Kota
66
Mengejutkan Banyak Orang
67
Bintang Kembar?
68
Bos Pembunuh Bayaran
69
Lagi-lagi Ular Putih Itu
70
Sunni Membuat Kekacauan
71
Turun Tangan Sendiri
72
Mengunjungi Menara Api
73
Bukan Wanita Biasa
74
Kelompok Penyihir Bergerak
75
Takdirnya Tidak Ada di Dunia Ini
76
Meng Shuya yang Peka
77
Mirip Dengan Nenek
78
Kemungkinan Akan Lahir Kembali
79
Kegagalan
80
Sihir Boneka
81
Feng Du
82
Jamuan Ulang Tahun Kaisar
83
Ratu Yan Berhati-hati
84
Rahasia Kelahiran Shin Muyue
85
Anak-anak yang Hilang
86
Menjual Jiwa
87
Jatuh Sakit dan Hilang
88
Perpisahan Sementara
89
Dikejar Pembunuh Bayaran
90
Penculikan
91
Menjadi Sandera
92
Pangeran Dari Timur
93
Terkena Racun Penyihir
94
Gigitan Tidak Sengaja
95
Mengetahui Fakta Dari Sunni
96
Sunni Membantu An Ding
97
Ratu Yan Bergerak
98
Kembali Ke Ibu Kota
99
Guru Mencari Muridnya
100
Menjadi Kambing Hitam
101
Mengancam Shin Kaichen
102
Diselamatkan
103
Waktunya Tidak Banyak Lagi
104
Pengorbanan An Ding
105
Pengecut!
106
Berkumpul Kembali
107
Mengorbankan Keluarga Yan
108
Keluarga Yan Hancur
109
Serangan Jiwa Leluhur Penyihir
110
Hancur nya Segel Kutukan (1)
111
Hancur nya Segel Kutukan (2)
112
Tidak Bisa Melawan Hukum Langit
113
Kembali ke Zaman Modern
114
Dipertemukan Oleh Takdir (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!