Bergaul Dengan Tetangga

Sunni tidak mau bergerak. Dia terlalu malas. Namun demi aura ungu di tubuh Shin Kaichen, dia memilih membantunya lagi. Kali ini, dia pergi diam-diam ke belakang mereka dan menyamar menjadi wanita cantik dengan gaun seksi.

Sebenarnya, mengambil wujud manusia terlalu melelahkan dan dia harus mengonsumsi energi spiritual lebih banyak. Oleh karena itu, apa yang dia lakukan malam ini jelas sedikit lebih tulus.

“Huh! Aku harap wanita itu bisa mendapatkan hati raja perang lebih cepat,” gumamnya.

Sunni diam-diam pergi ke suatu tempat dan bersiap muncul untuk menggoda mereka. Setelah memastikan jika penjaga gelap Shin Kaichen tidak akan mendengar suaranya, Sunni akhirnya pura-pura jatuh setelah keluar dari semak-semak.

“Aduhh!” Sunni mengerang kesakitan ketika melihat lututnya berdarah.

Salah satu pembunuh bayaran yang ada di atas pohon tak jauh darinya, terkejut. Kenapa ada wanita di dekat rumah Shin Kaichen? Mungkinkah wanita ini berniat untuk merayu Shin Kaichen?

Melihat wanita cantik itu memakai gaun seksi, beberapa pembunuh bayaran tersipu. Mereka adalah pria normal, tentu saja tergoda. Siapa yang tahu ada wanita secantik itu di desa kecil seperti ini.

Merasa bahwa peluangnya besar, beberapa pembunuh bayaran langsung turun dan menghampirinya. Tidak tahu apa yang mereka pikirkan. Rasanya menghampiri Sunni lebih penting daripada berjaga-jaga.

“Nona cantik, apakah kamu baik-baik saja?” tanya salah satu dari mereka, memelankan suaranya.

“Siapa … siapa kalian?” Sunni bertindak seolah-olah ketakutan.

“Jangan khawatir, kami bukan orang jahat.”

Sunni menunduk malu dan melihat lututnya yang lecet. “Aku … aku tak sengaja jatuh dan lututku sakit. Bisakah kalian membawaku ke rumah pangeran?”

Saat dia bertanya demikian, kabut menyelimuti sekitar. Para pembunuh bayaran tidak menyadarinya selain para penjaga gelap milik Shin Kaichen. Sunni sengaja menggoda para pembunuh bayaran. Membuat mereka merasa kasihan padanya.

Tapi pada saat yang bersamaan, para pembunuh di sekitar Sunni merasakan pusing, kemudian jatuh pingsan.

Beberapa pembunuh bayaran yang tersisa di kegelapan juga jatuh pingsan. Suaranya membuat para penjaga gelap Shin Kaichen waspada. Sunni segera berubah kembali menjadi ular putih dan menggigit beberapa pembunuh bayaran yang pingsan di sekitarnya.

“Huh! Setelah ini, kalian akan menjadi gila,” gumamnya, lalu pergi meninggalkan tempat tersebut sebelum penjaga gelap datang.

Ketika penjaga gelap datang dan melihat para pembunuh bayaran pingsan, ada rasa keterkejutan di hati mereka.

“Siapa yang membuat mereka pingsan?” tanya Kun yang memeriksa mereka.

“Kabut … tidakkah kamu melihat kabut di sekitar?” Baizhen justru bertanya balik.

Mereka semua melihat kabut putih samar di sekitar yang perlahan menghilang. Mungkinkah kabut ini ada hubungannya dengan siluman ular putih yang dikatakan pembunuh itu? Mungkinkah siuman ular putih jatuh cinta pada pangeran mereka?!

“Tuan pasti sudah tidur. Bunuh saja mereka dan laporkan besok.” Kun berkata pada yang lain.

Penjaga gelap yang lainnya mematuhi dan segera mengumpulkan para pembunuh bayaran yang pingsan lalu membunuhnya di suatu tempat.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Keesokan paginya, Shin Kaichen mendapatkan laporan dari Kun dan Baizhen tentang kejadian semalam. Bahkan Dou Heng dan Lin Zhou terkejut. Keduanya menatap Shin Kaichen dengan ekspresi tidak percaya.

“Kaichen, mungkinkah siluman ular itu jatuh cinta padamu?” tebak Dou Heng.

Wajah Shin Kaichen menjadi gelap. “Tidak!”

Ia sama sekali tidak percaya dengan adanya hal seperti itu. Justru Shin Kaichen memikirkan ular putih yang dipelihara Meng Lusi.

Di saat mereka berdiskusi tentang pembunuh bayaran semalam, tiba-tiba saja aroma masakan yang menggugah selera membuat perut Dou Heng keroncongan. Dou Heng menyentuh perutnya, tampak malu. Mereka semua belum sarapan sama sekali.

“Tetangga sebelah sedang membuat sarapan. Aromanya wangi sekali. Apakah ini bau roti panggang?” tanya Lin Zhou menebak dari aroma yang menguar. Perutnya juga keroncongan.

“Ya, ini bau roti panggang. Wangi sekali.”

Lin Zhou dan Dou Heng ingin menangis. Keduanya sangat lapar dan ingin makan di rumah sebelah. Bukan hanya itu, Shin Kaichen juga sedikit canggung. Perutnya sedikit menggeram. Jangankan ketiganya, Baizhen dan Kun sendiri belum makan.

Bukan hanya aroma roti panggang, tapi juga sop ayam. Kelima pria di ruangan itu rasanya ingin pergi ke rumah Meng Lusi dan mendapatkan jatah.

Sementara itu di rumah Meng Lusi saat ini.

Wanita itu sedang sibuk memanggang roti isi daging cincang kesukaan kedua anaknya. Selain itu, ia juga memasak sop ayam yang dicampur potongan wortel, brokoli serta potongan jagung manis. Meng Shuya dan Meng Shilan sedang membantu menyiapkan piring dan gelas ke atas meja.

“Hati-hati, jangan terburu-buru.” Meng Lusi khawatir keduanya terjatuh jika berjalan tergesa-gesa.

“Bu, aku tidak sabar lagi untuk makan roti daging. Kapan Ibu akan membuat bakpao daging?” tanya Meng Shilan.

“Oh, kalian ingin makan bakpao daging? Mari kita buat besok. Hari ini kita makan roti panggang.” Meng Lusi tak bisa menolak keinginan mereka.

Meng Lusi membentuk adonan roti dengan rapi lalu mengisinya dengan daging ayam cincang yang telah dibumbui dan dimasak sebelumnya. isi tengah adonan sampai penuh dan bungkus rapi. Satu persatu, adonan roti dipanggang.

Meng Lusi ingin pergi berburu hari ini sehingga membuat persediaan makanan untuk kedua putrinya. Lagi pula, Meng Lusi tak bisa membawa mereka ke sana, terlalu berbahaya. Ia berencana untuk menitipkan si kembar pada ayah angkatnya, Cheng Ao.

Tiba-tiba saja, pintu depan diketuk seseorang. Seperti biasa, si kembar akan pergi untuk membuka pintu.

“Paman, ini kamu!” Meng Shilan melihat Shin Kaichen berdiri di luar pintu, terkejut.

Shin Kaichen tersenyum ramah pada keduanya, lalu memberikan makanan ringan untuk keduanya. Lagi pula, anak-anak suka camilan.

“Apakah ibu kalian ada di rumah?” tanyanya.

“Ya, ibu sedang memanggang roti isi daging untuk kami. Paman, apakah butuh sesuatu?”

Meski keduanya tahu jika Shin Kaichen adalah seorang pangeran, nyatanya lebih suka memanggil ‘paman’. Shin Kaichen juga tidak ingin keduanya terlalu sopan padanya. Shin Kaichen sedikit terbatuk. Ia memakai jubah hangatnya sehingga tidak terlalu dingin.

“Ini … bisakah Paman membeli beberapa roti isi daging dari ibu kalian? Kebetulan juru masak di rumah Paman belum menyiapkan banyak bahan sehingga terlambat membuat sarapan,” katanya membuat alasan.

Awalnya Shin Kaichen ingin meminta Dou Heng dan Lin Zhou untuk pergi melakukannya. Tapi ia tak bisa menahan diri untuk melihat si kembar. Ini putrinya, manis sekali. Ini juga langkah untuk bergaul dengan tetangga. Alasan yang bagus ….

“Aku akan memberi tahu Ibu. Paman, ayo masuk.” Meng Shuya memegang tangan Shin Kaichen dan menyeretnya masuk.

Shin Kaichen tidak berdaya. Tangan si kecil sangat hangat hingga ia tak bisa menolaknya. Di saat Meng Shilan pergi ke dapur untuk memberi tahu ibunya, Shin Kaichen sudah duduk di kursi rotan yang nyaman dengan Meng Shilan di pangkuannya.

“Apakah ibumu akan pergi hari ini?” tanyanya basa-basi.

Meng Shilan yang masih polos mengangguk. “Ibu akan pergi ke hutan untuk menangkap burung pegar dan rusa.”

“Kalian ikut?”

Meng Shilan menggelengkan kepala. “Ibu tidak mengizinkan kami ikut. Kami akan pergi ke rumah kakek untuk bermain saat ibu pergi.”

Kakek yang dimaksud tentu saja Cheng Ao. Sepertinya Shin Kaichen memiliki ide saat ini.

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

penjaganya atau temannya menjaga kakek dan kedua anaknya

2025-01-23

0

Anonymous

Anonymous

kami harus menemaninya

2025-01-23

0

Anonymous

Anonymous

lanjutkan saja namun nama ini seperti pengawal gelap Pageran

2025-01-23

1

lihat semua
Episodes
1 Melintasi Zaman Kuno
2 Tak Ada Dalam Sejarah
3 Menjadi Ibu Muda
4 Wanita Malam Itu
5 Dipastikan Itu Dia!
6 Tetangga Baru dari Ibu Kota (1)
7 Tetangga Baru dari Ibu Kota
8 Keduanya adalah Anakku
9 Legenda Ular Putih
10 Bergaul Dengan Tetangga
11 Bergaul Dengan Kedua Putrinya
12 Kekuatan Supernatural
13 Shin Kaichen Menyusul
14 Harta Nasional yang Hilang
15 Aroma Mata Air Spiritual
16 Aku Akan Bertanggung Jawab
17 Racun Dinginnya Pecah Lagi
18 Pria Malam Itu
19 Sulit Mendapatkan Hatiku
20 Serahkan Sendiri
21 Pemburu Siluman
22 Kembali Bertemu
23 Berburu Siluman
24 Sisi Shin Kaichen yang Luar Biasa
25 Penculikan
26 Si Kembar Milik Raja Perang
27 Menyiksa Tapi Tidak Ada Bukti
28 Kesepakatan
29 Menjadi Lebih Terbuka
30 Tidak Serumit Itu
31 Bakat Langka
32 Musuh Sesama Siluman
33 Keberanian Seorang Anak
34 Ketakutan Pada Seorang Anak
35 Rumor
36 Kembali Ke Rumah
37 Tidak Perlu Mencari
38 Kebahagiaan Kaisar
39 Ramalan Bintang Kembar
40 Bintang Kembar di Langit
41 Harapan Dan Ancaman
42 Tamu yang Tak Terduga
43 Panggil Aku, Kakek!
44 Shin Kaichen yang Kesal
45 Kelompok Pemburu Penyihir (1)
46 Kelompok Pemburu Penyihir (2)
47 Datang Ke Desa Awan
48 Bertemu Bintang Kembar
49 Siapa yang Paling Tangguh
50 Tugas Pemburu Penyihir
51 Menguji Aura Bintang Kembar
52 Tidak Perlu Khawatir
53 Bergabung
54 Mencurigai Keluarga Yan (1)
55 Mencurigai Keluarga Yan (2)
56 Keanehan Muncul
57 Meningkatkan Kekuatan Ruang
58 Bergabung Dengan Penyihir
59 Mulai Melatih Bintang Kembar
60 Tiba-tiba Pingsan
61 Kedatangan Pria Tua Aneh
62 Menjadi Guru Si Kembar (1)
63 Menjadi Guru Si Kembar (2)
64 Pindah Ke Ibu Kota
65 Perjalanan Ke Ibu Kota
66 Mengejutkan Banyak Orang
67 Bintang Kembar?
68 Bos Pembunuh Bayaran
69 Lagi-lagi Ular Putih Itu
70 Sunni Membuat Kekacauan
71 Turun Tangan Sendiri
72 Mengunjungi Menara Api
73 Bukan Wanita Biasa
74 Kelompok Penyihir Bergerak
75 Takdirnya Tidak Ada di Dunia Ini
76 Meng Shuya yang Peka
77 Mirip Dengan Nenek
78 Kemungkinan Akan Lahir Kembali
79 Kegagalan
80 Sihir Boneka
81 Feng Du
82 Jamuan Ulang Tahun Kaisar
83 Ratu Yan Berhati-hati
84 Rahasia Kelahiran Shin Muyue
85 Anak-anak yang Hilang
86 Menjual Jiwa
87 Jatuh Sakit dan Hilang
88 Perpisahan Sementara
89 Dikejar Pembunuh Bayaran
90 Penculikan
91 Menjadi Sandera
92 Pangeran Dari Timur
93 Terkena Racun Penyihir
94 Gigitan Tidak Sengaja
95 Mengetahui Fakta Dari Sunni
96 Sunni Membantu An Ding
97 Ratu Yan Bergerak
98 Kembali Ke Ibu Kota
99 Guru Mencari Muridnya
100 Menjadi Kambing Hitam
101 Mengancam Shin Kaichen
102 Diselamatkan
103 Waktunya Tidak Banyak Lagi
104 Pengorbanan An Ding
105 Pengecut!
106 Berkumpul Kembali
107 Mengorbankan Keluarga Yan
108 Keluarga Yan Hancur
109 Serangan Jiwa Leluhur Penyihir
110 Hancur nya Segel Kutukan (1)
111 Hancur nya Segel Kutukan (2)
112 Tidak Bisa Melawan Hukum Langit
113 Kembali ke Zaman Modern
114 Dipertemukan Oleh Takdir (TAMAT)
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Melintasi Zaman Kuno
2
Tak Ada Dalam Sejarah
3
Menjadi Ibu Muda
4
Wanita Malam Itu
5
Dipastikan Itu Dia!
6
Tetangga Baru dari Ibu Kota (1)
7
Tetangga Baru dari Ibu Kota
8
Keduanya adalah Anakku
9
Legenda Ular Putih
10
Bergaul Dengan Tetangga
11
Bergaul Dengan Kedua Putrinya
12
Kekuatan Supernatural
13
Shin Kaichen Menyusul
14
Harta Nasional yang Hilang
15
Aroma Mata Air Spiritual
16
Aku Akan Bertanggung Jawab
17
Racun Dinginnya Pecah Lagi
18
Pria Malam Itu
19
Sulit Mendapatkan Hatiku
20
Serahkan Sendiri
21
Pemburu Siluman
22
Kembali Bertemu
23
Berburu Siluman
24
Sisi Shin Kaichen yang Luar Biasa
25
Penculikan
26
Si Kembar Milik Raja Perang
27
Menyiksa Tapi Tidak Ada Bukti
28
Kesepakatan
29
Menjadi Lebih Terbuka
30
Tidak Serumit Itu
31
Bakat Langka
32
Musuh Sesama Siluman
33
Keberanian Seorang Anak
34
Ketakutan Pada Seorang Anak
35
Rumor
36
Kembali Ke Rumah
37
Tidak Perlu Mencari
38
Kebahagiaan Kaisar
39
Ramalan Bintang Kembar
40
Bintang Kembar di Langit
41
Harapan Dan Ancaman
42
Tamu yang Tak Terduga
43
Panggil Aku, Kakek!
44
Shin Kaichen yang Kesal
45
Kelompok Pemburu Penyihir (1)
46
Kelompok Pemburu Penyihir (2)
47
Datang Ke Desa Awan
48
Bertemu Bintang Kembar
49
Siapa yang Paling Tangguh
50
Tugas Pemburu Penyihir
51
Menguji Aura Bintang Kembar
52
Tidak Perlu Khawatir
53
Bergabung
54
Mencurigai Keluarga Yan (1)
55
Mencurigai Keluarga Yan (2)
56
Keanehan Muncul
57
Meningkatkan Kekuatan Ruang
58
Bergabung Dengan Penyihir
59
Mulai Melatih Bintang Kembar
60
Tiba-tiba Pingsan
61
Kedatangan Pria Tua Aneh
62
Menjadi Guru Si Kembar (1)
63
Menjadi Guru Si Kembar (2)
64
Pindah Ke Ibu Kota
65
Perjalanan Ke Ibu Kota
66
Mengejutkan Banyak Orang
67
Bintang Kembar?
68
Bos Pembunuh Bayaran
69
Lagi-lagi Ular Putih Itu
70
Sunni Membuat Kekacauan
71
Turun Tangan Sendiri
72
Mengunjungi Menara Api
73
Bukan Wanita Biasa
74
Kelompok Penyihir Bergerak
75
Takdirnya Tidak Ada di Dunia Ini
76
Meng Shuya yang Peka
77
Mirip Dengan Nenek
78
Kemungkinan Akan Lahir Kembali
79
Kegagalan
80
Sihir Boneka
81
Feng Du
82
Jamuan Ulang Tahun Kaisar
83
Ratu Yan Berhati-hati
84
Rahasia Kelahiran Shin Muyue
85
Anak-anak yang Hilang
86
Menjual Jiwa
87
Jatuh Sakit dan Hilang
88
Perpisahan Sementara
89
Dikejar Pembunuh Bayaran
90
Penculikan
91
Menjadi Sandera
92
Pangeran Dari Timur
93
Terkena Racun Penyihir
94
Gigitan Tidak Sengaja
95
Mengetahui Fakta Dari Sunni
96
Sunni Membantu An Ding
97
Ratu Yan Bergerak
98
Kembali Ke Ibu Kota
99
Guru Mencari Muridnya
100
Menjadi Kambing Hitam
101
Mengancam Shin Kaichen
102
Diselamatkan
103
Waktunya Tidak Banyak Lagi
104
Pengorbanan An Ding
105
Pengecut!
106
Berkumpul Kembali
107
Mengorbankan Keluarga Yan
108
Keluarga Yan Hancur
109
Serangan Jiwa Leluhur Penyihir
110
Hancur nya Segel Kutukan (1)
111
Hancur nya Segel Kutukan (2)
112
Tidak Bisa Melawan Hukum Langit
113
Kembali ke Zaman Modern
114
Dipertemukan Oleh Takdir (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!