Keduanya adalah Anakku

Shin Kaichen kembali ke rumah barunya. Dou Heng dan Lin Zhou sudah menunggu. Keduanya berdecak diam-diam. Ketika mengajukan diri pergi ke rumah tetangga mengantar makanan, Shin Kaichen mengambil inisiatif sendiri. Ini sangat langka.

Keduanya yakin jika Shin Kaichen jatuh cinta pada wanita itu. Tapi tidak tahu apakah Kaisar Shin akan menyetujuinya atau tidak. Lagi pula, Meng Lusi sudah punya anak dan tidak tahu siapa ayah dari anak itu.

Kedua, Shin Kaichen juga tak bisa memiliki keturunan di masa depan. Wajar jika memperlakukan si kembar dengan baik. Anak itu juga masih perempuan. Betapa berharganya anak perempuan di negara ini.

Di istana kekaisaran sendiri, hanya ada satu anak perempuan dan itu adalah putri yang lahir dari sang ratu. Meskipun sudah jelas jika Kaisar Shin tak akan memiliki anak perempuan menurut ramalan seorang biksu di masa lalu. Namun kelahiran seorang putri dari ratu menjadi kebahagiaan tersendiri.

Sampai sekarang, sang ratu dan putrinya menjadi kesayangan di istana. Membuat para selir sangat cemburu.

“Kaichen, kenapa kamu kembali dengan keranjang lagi? Apakah kamu ditolak oleh tetangga baru?” goda Lin Zhou.

Shin Kaichen tidak menjawab. Dia meletakkan keranjang di atas meja dan membongkarnya. Ada sup pangsit dengan irisan daging sapi panggang serta acar mentimun. Dou Heng dan Lin Zhou tanpa sadar menelan salivanya ketika mencium aroma sup pangsit.

“Kaichen, bisakah aku mencicipinya sedikit. Sup ini cukup banyak. Biarkan aku mencobanya juga.” Lin Zhou langsung mengemis padanya.

“Aku juga.”

Shin Kaichen menatap keduanya. “Ambil piring.”

Dia tidak menolak berbagi. Bukankah akan terlalu jelas mengejar wanita itu sekarang? Biarkan perut mereka dipuaskan lebih dulu lalu gunakan sebagai umpan agar bisa dekat dengan keluarga tiga orang di sebelah ….

Dou Heng dan Lin Zhou tidak menyadari niat Shin Kaichen. Keduanya pergi ke dapur secepat kilat dan kembali dengan tiga mangkuk serta nasi. Acar mentimun yang asam dan pedas sangat enak.

Kebetulan mereka memiliki ayam panggang yang dimasak oleh juru masak, bawa sekalian ke depan. Makan ayam panggang dengan acar juga enak.

Ketiganya makan dengan lahap, kecuali Shin Kaichen yang masih menjaga etika makannya.

Dou Heng mau tidak mau menghabiskan suapan terakhir. “Sungguh enak. Pria bodoh mana yang tega meninggalkan wanita secantik dan secerdas nona Meng? Masakannya sangat enak seperti ini. Jika aku adalah suaminya, aku pasti tidak akan makan di luar.”

“Memang. Nona Meng lajang, haruskah aku mengantre jadi calon suaminya?” Lin Zhou tanpa sadar melirik Shin Kaichen. “Kaichen, bagaimana menurutmu?”

“Kamu tidak akan berhasil,” jawab Shin Kaichen datar.

“Kenapa tidak? Jangan remehkan aku. Seluruh keturunan keluargaku adalah pria. Nona Meng mampu melahirkan seorang putri, ini luar biasa. Keluargaku juga tidak akan menolak harusnya,” kata Lin Zhou kurang puas.

Shin Kaichen tidak berkata apa-apa lagi. Jika tidak akan berhasil maka tak akan berhasil sama sekali. Kedua anak itu adalah miliknya dan wanita itu juga miliknya. Akankah sahabat yang baik menusuk dari belakang?

Ibu dari anakku adalah istri sahabatku? Konyol!

“Tidak! Pokoknya aku mencobanya besok, berkenalan dengan nona Meng dan menggoda kedua anak itu. Siapa tahu jika si kembar cantik membutuhkan sosok ayah yang kuat. Aku akan mencobanya.” Lin Zhou menghiraukan ekspresi tidak senang Shin Kaichen.

Shin Kaichen berwajah hitam dan dia tidak tahan lagi dengannya. “Sudah kubilang itu tidak akan berhasil. Kedua anak itu adalah anakku,” katanya tidak sabar.

“Anakmu?” Dou Heng dan Lin Zhou tertegun kemudian berteriak kaget.

Mungkinkah pencuri bunga yang dikatakan Meng Lusi adalah Shin Kaichen? Sahabat mereka berdua? Sangat tidak mungkin! Shin Kaichen, pria bermartabat yang enggan menyentuh wanita mana pun akan takluk di bawah rok delima Meng Lusi?

Memikirkan gantungan giok identitas di pinggang Meng Shilan, keduanya menebak liar.

Di sisi lain, Meng Lusi yang sedang bersama kedua anaknya mendengar teriakan aneh dari rumah tetangga baru.

“Bu, apakah paman di sebelah sedang bermain dengan teman-temannya?” tanya Meng Shilan.

“Mungkin. Teriakan mereka cukup keras.” Meng Lusi menaikkan sebelah alisnya.

Sepertinya raja perang itu tak tinggal sendirian di sana. Sunni si ular putih spiritual berada di atas kepala Meng Shuya.

“Hei, cobalah dapatkan hati raja perang itu. Dia memiliki aura yang kaya di tubuhnya. Jika kamu berhasil menyerap sedikit demi sedikit aura ungu di tubuhnya, ruang mata air spiritual akan diperluas.”

Sebelum Meng Lusi bicara, Meng Shuya penasaran. “Apakah paman sangat kuat?” tanyanya.

Sunni bisa bicara dan didengar oleh siapapun. Karena itu, ketika bicara si kembar juga bisa mengerti. Sunni lebih banyak diam di hari kerja karena khawatir akan ketahuan sebagai ular spiritual.

Di zaman kuno ini, kutukan dan sihir sudah ada. Negara Angin Utara ini telah dikutuk sejak ratusan tahun lamanya. Kutukan yang aneh, hanya tidak ingin para wanita dari negara ini memiliki anak perempuan. Apa yang salah jika memiliki anak perempuan?

“Tentu saja sangat kuat. Kamu lebih banyak diam dan jangan mengatakan apapun ke dunia luar, termasuk raja perang itu sendiri,” jawab Sunni.

Meng Shuya mengangguk. “Aku tahu. Jika yang lain tahu, ibu akan dalam bahaya bukan?”

“Ya, ya, tentu saja.” Sunni buru-buru mengangguk. Si kecil diajar olehnya sejak lahir, tentu saja harus patuh!

Anak kecil mudah lupa jadi tidak apa-apa untuk membujuk keduanya lebih dulu. Meng Lusi meminta keduanya untuk tidur lebih awal. Setelah membiarkan mereka pergi, pembahasan berlanjut.

“Kali ini, jika menyerap aura raja perang, bukankah dia akan dirugikan?”

“Tidak akan. Justru sebaliknya. Racun dingin di tubuhnya yang selalu pecah setiap satu kali seminggu akan membaik perlahan. Itu keuntungan juga untuknya.”

“Apa yang akan terjadi jika ruang mata air spiritual diperluas?”

“Tentu saja kamu bukan hanya tahu baik dan buruknya seseorang melalui aura yang ada pada tubuh mereka, tapi juga kamu akan diberi kekuatan menggerakkan barang tanpa menyentuhnya.”

“Ini terdengar seperti kekuatan para kultivator.” Meng Lusi berpikir.

“Humph! Leluhur ku memang berasal dari zaman kultivator. Tanda bulan sabit di dadamu adalah simbol artefak magis. Kamu terpilih, ini keberuntungan.” Sunni tampak bangga.

Meng Lusi tersenyum tapi bukan senyum. Dia meraih Sunni dan mengikatnya menjadi bentuk pita. Jika bukan karena ular itu, dia tak akan pindah ke zaman feodal yang serba terbelakang ini. Belum lagi dia langsung diperkosa. Sunni merasa kurang nyaman saat ini.

“Apa yang kamu lakukan?! Bisakah kamu berhenti melecehkan seekor ular?”

“Jangan khawatir, aku akan mencarikanmu ular jantan yang tampan di masa depan.”

Tidak ada hubungannya dengan topik ini bukan? Sunni ingin protes tapi tidak bisa.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Pada tengah malam, Meng Lusi yang sebenarnya sudah tertidur terganggu oleh suara dentingan pedang di luar. Ia mengerutkan kening dan terbangun. Terbiasa waspada di kehidupan sebelumnya membuat Meng Lusi selalu peka terhadap sekitar.

“Ada apa di luar? Kenapa begitu berisik?” tanyanya pada Sunni yang ada di kusen jendela.

Tidak heran Meng Lusi agak kedinginan meski memakai selimut, ular putih itu ternyata bertengger di jendela sambil makan sepotong paha ayam goreng yang dililit oleh ekornya.

“Raja Perang itu tampaknya memiliki banyak musuh. Sudah dua ronde musuh yang datang malam ini untuk membunuhnya,” jawab Sunni.

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

lanjut tarung

2025-01-23

0

Anonymous

Anonymous

membayangkan

2025-01-23

0

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trussehat

2024-02-01

1

lihat semua
Episodes
1 Melintasi Zaman Kuno
2 Tak Ada Dalam Sejarah
3 Menjadi Ibu Muda
4 Wanita Malam Itu
5 Dipastikan Itu Dia!
6 Tetangga Baru dari Ibu Kota (1)
7 Tetangga Baru dari Ibu Kota
8 Keduanya adalah Anakku
9 Legenda Ular Putih
10 Bergaul Dengan Tetangga
11 Bergaul Dengan Kedua Putrinya
12 Kekuatan Supernatural
13 Shin Kaichen Menyusul
14 Harta Nasional yang Hilang
15 Aroma Mata Air Spiritual
16 Aku Akan Bertanggung Jawab
17 Racun Dinginnya Pecah Lagi
18 Pria Malam Itu
19 Sulit Mendapatkan Hatiku
20 Serahkan Sendiri
21 Pemburu Siluman
22 Kembali Bertemu
23 Berburu Siluman
24 Sisi Shin Kaichen yang Luar Biasa
25 Penculikan
26 Si Kembar Milik Raja Perang
27 Menyiksa Tapi Tidak Ada Bukti
28 Kesepakatan
29 Menjadi Lebih Terbuka
30 Tidak Serumit Itu
31 Bakat Langka
32 Musuh Sesama Siluman
33 Keberanian Seorang Anak
34 Ketakutan Pada Seorang Anak
35 Rumor
36 Kembali Ke Rumah
37 Tidak Perlu Mencari
38 Kebahagiaan Kaisar
39 Ramalan Bintang Kembar
40 Bintang Kembar di Langit
41 Harapan Dan Ancaman
42 Tamu yang Tak Terduga
43 Panggil Aku, Kakek!
44 Shin Kaichen yang Kesal
45 Kelompok Pemburu Penyihir (1)
46 Kelompok Pemburu Penyihir (2)
47 Datang Ke Desa Awan
48 Bertemu Bintang Kembar
49 Siapa yang Paling Tangguh
50 Tugas Pemburu Penyihir
51 Menguji Aura Bintang Kembar
52 Tidak Perlu Khawatir
53 Bergabung
54 Mencurigai Keluarga Yan (1)
55 Mencurigai Keluarga Yan (2)
56 Keanehan Muncul
57 Meningkatkan Kekuatan Ruang
58 Bergabung Dengan Penyihir
59 Mulai Melatih Bintang Kembar
60 Tiba-tiba Pingsan
61 Kedatangan Pria Tua Aneh
62 Menjadi Guru Si Kembar (1)
63 Menjadi Guru Si Kembar (2)
64 Pindah Ke Ibu Kota
65 Perjalanan Ke Ibu Kota
66 Mengejutkan Banyak Orang
67 Bintang Kembar?
68 Bos Pembunuh Bayaran
69 Lagi-lagi Ular Putih Itu
70 Sunni Membuat Kekacauan
71 Turun Tangan Sendiri
72 Mengunjungi Menara Api
73 Bukan Wanita Biasa
74 Kelompok Penyihir Bergerak
75 Takdirnya Tidak Ada di Dunia Ini
76 Meng Shuya yang Peka
77 Mirip Dengan Nenek
78 Kemungkinan Akan Lahir Kembali
79 Kegagalan
80 Sihir Boneka
81 Feng Du
82 Jamuan Ulang Tahun Kaisar
83 Ratu Yan Berhati-hati
84 Rahasia Kelahiran Shin Muyue
85 Anak-anak yang Hilang
86 Menjual Jiwa
87 Jatuh Sakit dan Hilang
88 Perpisahan Sementara
89 Dikejar Pembunuh Bayaran
90 Penculikan
91 Menjadi Sandera
92 Pangeran Dari Timur
93 Terkena Racun Penyihir
94 Gigitan Tidak Sengaja
95 Mengetahui Fakta Dari Sunni
96 Sunni Membantu An Ding
97 Ratu Yan Bergerak
98 Kembali Ke Ibu Kota
99 Guru Mencari Muridnya
100 Menjadi Kambing Hitam
101 Mengancam Shin Kaichen
102 Diselamatkan
103 Waktunya Tidak Banyak Lagi
104 Pengorbanan An Ding
105 Pengecut!
106 Berkumpul Kembali
107 Mengorbankan Keluarga Yan
108 Keluarga Yan Hancur
109 Serangan Jiwa Leluhur Penyihir
110 Hancur nya Segel Kutukan (1)
111 Hancur nya Segel Kutukan (2)
112 Tidak Bisa Melawan Hukum Langit
113 Kembali ke Zaman Modern
114 Dipertemukan Oleh Takdir (TAMAT)
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Melintasi Zaman Kuno
2
Tak Ada Dalam Sejarah
3
Menjadi Ibu Muda
4
Wanita Malam Itu
5
Dipastikan Itu Dia!
6
Tetangga Baru dari Ibu Kota (1)
7
Tetangga Baru dari Ibu Kota
8
Keduanya adalah Anakku
9
Legenda Ular Putih
10
Bergaul Dengan Tetangga
11
Bergaul Dengan Kedua Putrinya
12
Kekuatan Supernatural
13
Shin Kaichen Menyusul
14
Harta Nasional yang Hilang
15
Aroma Mata Air Spiritual
16
Aku Akan Bertanggung Jawab
17
Racun Dinginnya Pecah Lagi
18
Pria Malam Itu
19
Sulit Mendapatkan Hatiku
20
Serahkan Sendiri
21
Pemburu Siluman
22
Kembali Bertemu
23
Berburu Siluman
24
Sisi Shin Kaichen yang Luar Biasa
25
Penculikan
26
Si Kembar Milik Raja Perang
27
Menyiksa Tapi Tidak Ada Bukti
28
Kesepakatan
29
Menjadi Lebih Terbuka
30
Tidak Serumit Itu
31
Bakat Langka
32
Musuh Sesama Siluman
33
Keberanian Seorang Anak
34
Ketakutan Pada Seorang Anak
35
Rumor
36
Kembali Ke Rumah
37
Tidak Perlu Mencari
38
Kebahagiaan Kaisar
39
Ramalan Bintang Kembar
40
Bintang Kembar di Langit
41
Harapan Dan Ancaman
42
Tamu yang Tak Terduga
43
Panggil Aku, Kakek!
44
Shin Kaichen yang Kesal
45
Kelompok Pemburu Penyihir (1)
46
Kelompok Pemburu Penyihir (2)
47
Datang Ke Desa Awan
48
Bertemu Bintang Kembar
49
Siapa yang Paling Tangguh
50
Tugas Pemburu Penyihir
51
Menguji Aura Bintang Kembar
52
Tidak Perlu Khawatir
53
Bergabung
54
Mencurigai Keluarga Yan (1)
55
Mencurigai Keluarga Yan (2)
56
Keanehan Muncul
57
Meningkatkan Kekuatan Ruang
58
Bergabung Dengan Penyihir
59
Mulai Melatih Bintang Kembar
60
Tiba-tiba Pingsan
61
Kedatangan Pria Tua Aneh
62
Menjadi Guru Si Kembar (1)
63
Menjadi Guru Si Kembar (2)
64
Pindah Ke Ibu Kota
65
Perjalanan Ke Ibu Kota
66
Mengejutkan Banyak Orang
67
Bintang Kembar?
68
Bos Pembunuh Bayaran
69
Lagi-lagi Ular Putih Itu
70
Sunni Membuat Kekacauan
71
Turun Tangan Sendiri
72
Mengunjungi Menara Api
73
Bukan Wanita Biasa
74
Kelompok Penyihir Bergerak
75
Takdirnya Tidak Ada di Dunia Ini
76
Meng Shuya yang Peka
77
Mirip Dengan Nenek
78
Kemungkinan Akan Lahir Kembali
79
Kegagalan
80
Sihir Boneka
81
Feng Du
82
Jamuan Ulang Tahun Kaisar
83
Ratu Yan Berhati-hati
84
Rahasia Kelahiran Shin Muyue
85
Anak-anak yang Hilang
86
Menjual Jiwa
87
Jatuh Sakit dan Hilang
88
Perpisahan Sementara
89
Dikejar Pembunuh Bayaran
90
Penculikan
91
Menjadi Sandera
92
Pangeran Dari Timur
93
Terkena Racun Penyihir
94
Gigitan Tidak Sengaja
95
Mengetahui Fakta Dari Sunni
96
Sunni Membantu An Ding
97
Ratu Yan Bergerak
98
Kembali Ke Ibu Kota
99
Guru Mencari Muridnya
100
Menjadi Kambing Hitam
101
Mengancam Shin Kaichen
102
Diselamatkan
103
Waktunya Tidak Banyak Lagi
104
Pengorbanan An Ding
105
Pengecut!
106
Berkumpul Kembali
107
Mengorbankan Keluarga Yan
108
Keluarga Yan Hancur
109
Serangan Jiwa Leluhur Penyihir
110
Hancur nya Segel Kutukan (1)
111
Hancur nya Segel Kutukan (2)
112
Tidak Bisa Melawan Hukum Langit
113
Kembali ke Zaman Modern
114
Dipertemukan Oleh Takdir (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!