Menjadi Ibu Muda

Lima tahun kemudian, pada musim dingin di Desa Awan.

Meng Lusi sudah mengetahui banyak hal tentang tempatnya berada selama ini. Dia berada di zaman kuno, lebih tepatnya negara Angin Utara yang dijuluki sebagai tempatnya para ksatria.

Bukan tanpa alasan. Tapi karena negara Angin Utara memang memiliki banyak talenta muda di ketentaraan dan seni bela dirinya.

Banyak keluarga bangsawan dari negara tetangga datang untuk menikahkan putri mereka. Di zaman ini, pria dengan tiga istri dan empat selir sangat mudah ditemui. Kebanyakan para wanita yang mereka nikahi berasal dari negara lain.

Meng Lusi menyadari masalah ini. Tidak banyak anak perempuan yang lahir di negara Angin Utara. Alhasil, anak perempuan menjadi kesayangan orangtua ketika mereka lahir.

Ini berbeda dari kisah-kisah novel zaman kuno yang pernah Meng Lusi baca.

Karena negara Angin Utara berada di wilayah sebelah utara benua Naga Kembar, cuaca sepanjang tahun bisa dikatakan sejuk. Di saat musim dingin, salju akan turun hampir setiap waktu.

Meng Lusi tengah membuat rencana untuk musim dingin tahun ini. Tiba-tiba saja suara tawa anak-anak masuk rumah membuatnya menoleh.

“Ibu, ayo kita memancing ikan. Kakek bilang ada banyak ikan di danau.” Seorang anak perempuan berusia empat tahunan menarik lengan baju Meng Lusi.

“Iya, Bu, ayo pergi. Sunni sudah pergi dan menunggu kita di danau.” Saudari kembarnya juga mengangguk setuju.

“Bukankah Ibu sudah bilang, pakai jubah hangat saat keluar rumah? Cuacanya terlalu dingin,” kata Meng Lusi tidak berdaya.

Si kembar Meng Shuya dan Meng Shilan sangat lucu dan cantik layaknya boneka. Keduanya kembar identik. Banyak para ibu rumah tangga di desa sering menggoda keduanya.

Apa yang dikatakan Sunni mungkin membuat Meng Lusi merasa tidak siap menjadi ibu muda. Dia benar-benar hamil tahun itu. Sungguh tak terima. Tapi anak-anak tidak bersalah. Meng Lusi tidak membenci kedua anak itu.

Bagaimana pun juga, anak itu lahir dari tubuhnya.

Ketika tiba di desa Awan tahun itu, Meng Lusi bertemu dengan Cheng Ao, seorang pria paruh baya yang tidak memiliki anak dalam keluarga. Istrinya tak bisa hamil karena penyakitnya. Jadi pasangan itu hidup berdua.

Saat Meng Lusi membutuhkan tempat tinggal sementara, Cheng Ao berbaik hati membawanya pulang. Dia dan istrinya menjadikan Meng Lusi sebagai anak angkat.

Tapi sekarang Meng Lusi sudah punya rumah sendiri semenjak istri Cheng Ao meninggal karena sakit. Ia tidak ingin menjadi bahan gosip orang-orang desa. Bagaimana pun juga dia dan Cheng Ao tidak memiliki hubungan darah.

Ketika si kembar lahir, Meng Lusi hanya berkata jika ayah keduanya pergi entah ke mana. Tidak apa-apa untuk menanggung reputasi buruk sebagai wanita nakal karena hamil di luar nikah, ditinggal kekasih dan lain sebagainya.

Meng Lusi sama sekali tidak peduli dengan itu semua. Toh, dia juga tidak punya kerabat di zaman ini.

Tapi ketika ada yang menghina anak-anaknya, dia akan berdiri dan menampar mereka.

“Bu, ayo cepat pergi!” Si kembar mendesak.

“Baik, baik, ayo pergi. Tunggu sebentar, Ibu siap-siap dulu.”

Meng Lusi kembali ke kamar dan mengenakan jubah hangatnya. Lalu mengambil dua jubah berbulu lain untuk Meng Shuya dan Meng Shilan.

Ketiganya pergi ke danau yang letaknya cukup jauh dari desa. Ada hutan di belakang desa. Danau besar ada di tengah hutan. Untungnya tak banyak binatang buas di hutan itu sehingga anak-anak desa sering berburu dan bermain ke sana.

Ketika ketiganya tiba, danau membeku tampak terlihat indah. Sunni si ular putih pun sudah menunggu kedatangannya. Tak lupa, Cheng Ao juga ada di sampingnya.

Cheng Ao sudah tidak takut lagi dengan ular putih itu sejak tahu tidak menyakiti orang.

“Ayah Angkat,” sapa Meng Lusi.

“Lulu, kamu akhirnya di sini. Si kembar bilang ingin makan ikan panggang hari ini.” Pria paruh baya itu memiliki senyum lembut saat melihat si kembar.

“Maaf merepotkanmu, Ayah Angkat.”

“Kenapa repot? Bukankah mereka juga cucuku? Tidak masalah, aku bosan di rumah dan keluarlah untuk melakukan sesuatu.”

Si kembar tampak antusias melihat lubang di atas permukaan air danau yang membeku. Meng Shuya lebih tua lima menit dari Meng Shilan. Dia pun bertanya.

“Kakek, apakah ikannya sudah dapat?”

“Kakek belum mulai memancing, tunggu kalian lebih dulu.”

“Wow, Kakek, pasti ada banyak ikan besar di sini. Shilan ingin makan ikan besar,” kata Meng Shilan.

Cheng Ao tertawa senang. “Tentu saja, mari kita pancing ikan yang besar.”

Mereka pun mulai memancing dengan sabar. Tiba-tiba saja Meng Shuya memiliki ide. Dia menarik tangan ibunya.

“Bu, ikan di sini selalu enak dan gemuk. Bagaimana jika kita memasak dan menjualnya. Pasti bernilai banyak uang,” katanya.

Meng Lusi terkejut. “Kamu ini, apakah hanya memikirkan bisnis di kepalamu? Berapa umurmu, Nak?” candanya.

Cheng Ao sudah memprediksikan jika Meng Shuya akan menjadi wanita pebisnis di masa depan. Anak ini sudah berbeda sejak dia mengerti banyak hal.

Berbeda dengan Meng Shilan yang lebih suka memegang pedang kayu dan berlatih kekuatan fisik. Sama seperti Meng Lusi yang memang ahli seni bela diri. Otaknya juga penuh dengan ide-ide baru. Mungkin menjadi ahli seni bela diri di masa depan.

Kedua anak itu dilahirkan bersama tapi kesukaannya sangat berbeda. Keduanya sangat cantik di usia yang sangat muda, menunjukkan seberapa tampan ayah kandung mereka.

“Baiklah, mari kita masak dan jual. Tapi Ibu harus pergi ke kota untuk membeli beberapa bahan yang kurang.”

Si kembar pasti ikut tanpa diminta. Keduanya suka berkeliaran di kota, mencoba berbagai jenis camilan dan makanan yang diperjualkan pedagang.

Meng Lusi tidak kekurangan uang ini sekarang, jadi apapun yang mereka inginkan, ia berusaha memenuhinya. Lagi pula, dia tidak sesibuk saat berada di tentara waktu itu.

Mereka memancing cukup lama hingga hari sudah mulai senja. Meng Lusi harus pergi ke pasar sebelum menjelang malam.

Ikan yang mereka tangkap akan dimasak pagi besok dan dijual pada hari yang sama. Dengan begitu, rasa dan tekstur ikan tidak akan berubah. Kebetulan ini musim dingin, ikan tak akan mudah membusuk.

“Ayo pergi jika kalian ingin ikut Ibu ke pasar. Kita harus kembali sebelum larut malam.”

Pasar di kota bisa sampai tengah malam sehingga Meng Lusi tidak khawatir akan terlambat belanja. Tentu Meng Shuya dan Meng Shilan senang dan berpamitan dengan kakek angkat mereka.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di pasar kota yang masih ramai saat ini. Meng Lusi mampir ke beberapa toko rempah dan bahan-bahan untuk memasak ikan besok. Si kembar mengikuti tanpa membuat masalah.

“Ibu, aku ingin makan kue jahe.” Meng Shilan tiba-tiba saja mencium aroma kue jahe.

Meng Lusi sedang memeriksa barang yang dibelinya. Mendengar Meng Shilan ingin kue jahe, ia melihat ada penjual kue jahe tak jauh dari keberadaan mereka berada. Kemudian menyerahkan sejumlah uang padanya.

“Pergilah dengan kakakmu, hat-hati, jangan berkeliaran dan segeralah kembali.”

Meng Shilan senang dan segera mengajak saudari kembarnya untuk pergi. Meng Lusi menggelengkan kepala saat melihat mereka pergi.

Terpopuler

Comments

Bzaa

Bzaa

menarik

2025-01-29

0

Anonymous

Anonymous

lanjutkan

2025-01-23

0

Anonymous

Anonymous

pastinya diculik sih

2025-01-23

0

lihat semua
Episodes
1 Melintasi Zaman Kuno
2 Tak Ada Dalam Sejarah
3 Menjadi Ibu Muda
4 Wanita Malam Itu
5 Dipastikan Itu Dia!
6 Tetangga Baru dari Ibu Kota (1)
7 Tetangga Baru dari Ibu Kota
8 Keduanya adalah Anakku
9 Legenda Ular Putih
10 Bergaul Dengan Tetangga
11 Bergaul Dengan Kedua Putrinya
12 Kekuatan Supernatural
13 Shin Kaichen Menyusul
14 Harta Nasional yang Hilang
15 Aroma Mata Air Spiritual
16 Aku Akan Bertanggung Jawab
17 Racun Dinginnya Pecah Lagi
18 Pria Malam Itu
19 Sulit Mendapatkan Hatiku
20 Serahkan Sendiri
21 Pemburu Siluman
22 Kembali Bertemu
23 Berburu Siluman
24 Sisi Shin Kaichen yang Luar Biasa
25 Penculikan
26 Si Kembar Milik Raja Perang
27 Menyiksa Tapi Tidak Ada Bukti
28 Kesepakatan
29 Menjadi Lebih Terbuka
30 Tidak Serumit Itu
31 Bakat Langka
32 Musuh Sesama Siluman
33 Keberanian Seorang Anak
34 Ketakutan Pada Seorang Anak
35 Rumor
36 Kembali Ke Rumah
37 Tidak Perlu Mencari
38 Kebahagiaan Kaisar
39 Ramalan Bintang Kembar
40 Bintang Kembar di Langit
41 Harapan Dan Ancaman
42 Tamu yang Tak Terduga
43 Panggil Aku, Kakek!
44 Shin Kaichen yang Kesal
45 Kelompok Pemburu Penyihir (1)
46 Kelompok Pemburu Penyihir (2)
47 Datang Ke Desa Awan
48 Bertemu Bintang Kembar
49 Siapa yang Paling Tangguh
50 Tugas Pemburu Penyihir
51 Menguji Aura Bintang Kembar
52 Tidak Perlu Khawatir
53 Bergabung
54 Mencurigai Keluarga Yan (1)
55 Mencurigai Keluarga Yan (2)
56 Keanehan Muncul
57 Meningkatkan Kekuatan Ruang
58 Bergabung Dengan Penyihir
59 Mulai Melatih Bintang Kembar
60 Tiba-tiba Pingsan
61 Kedatangan Pria Tua Aneh
62 Menjadi Guru Si Kembar (1)
63 Menjadi Guru Si Kembar (2)
64 Pindah Ke Ibu Kota
65 Perjalanan Ke Ibu Kota
66 Mengejutkan Banyak Orang
67 Bintang Kembar?
68 Bos Pembunuh Bayaran
69 Lagi-lagi Ular Putih Itu
70 Sunni Membuat Kekacauan
71 Turun Tangan Sendiri
72 Mengunjungi Menara Api
73 Bukan Wanita Biasa
74 Kelompok Penyihir Bergerak
75 Takdirnya Tidak Ada di Dunia Ini
76 Meng Shuya yang Peka
77 Mirip Dengan Nenek
78 Kemungkinan Akan Lahir Kembali
79 Kegagalan
80 Sihir Boneka
81 Feng Du
82 Jamuan Ulang Tahun Kaisar
83 Ratu Yan Berhati-hati
84 Rahasia Kelahiran Shin Muyue
85 Anak-anak yang Hilang
86 Menjual Jiwa
87 Jatuh Sakit dan Hilang
88 Perpisahan Sementara
89 Dikejar Pembunuh Bayaran
90 Penculikan
91 Menjadi Sandera
92 Pangeran Dari Timur
93 Terkena Racun Penyihir
94 Gigitan Tidak Sengaja
95 Mengetahui Fakta Dari Sunni
96 Sunni Membantu An Ding
97 Ratu Yan Bergerak
98 Kembali Ke Ibu Kota
99 Guru Mencari Muridnya
100 Menjadi Kambing Hitam
101 Mengancam Shin Kaichen
102 Diselamatkan
103 Waktunya Tidak Banyak Lagi
104 Pengorbanan An Ding
105 Pengecut!
106 Berkumpul Kembali
107 Mengorbankan Keluarga Yan
108 Keluarga Yan Hancur
109 Serangan Jiwa Leluhur Penyihir
110 Hancur nya Segel Kutukan (1)
111 Hancur nya Segel Kutukan (2)
112 Tidak Bisa Melawan Hukum Langit
113 Kembali ke Zaman Modern
114 Dipertemukan Oleh Takdir (TAMAT)
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Melintasi Zaman Kuno
2
Tak Ada Dalam Sejarah
3
Menjadi Ibu Muda
4
Wanita Malam Itu
5
Dipastikan Itu Dia!
6
Tetangga Baru dari Ibu Kota (1)
7
Tetangga Baru dari Ibu Kota
8
Keduanya adalah Anakku
9
Legenda Ular Putih
10
Bergaul Dengan Tetangga
11
Bergaul Dengan Kedua Putrinya
12
Kekuatan Supernatural
13
Shin Kaichen Menyusul
14
Harta Nasional yang Hilang
15
Aroma Mata Air Spiritual
16
Aku Akan Bertanggung Jawab
17
Racun Dinginnya Pecah Lagi
18
Pria Malam Itu
19
Sulit Mendapatkan Hatiku
20
Serahkan Sendiri
21
Pemburu Siluman
22
Kembali Bertemu
23
Berburu Siluman
24
Sisi Shin Kaichen yang Luar Biasa
25
Penculikan
26
Si Kembar Milik Raja Perang
27
Menyiksa Tapi Tidak Ada Bukti
28
Kesepakatan
29
Menjadi Lebih Terbuka
30
Tidak Serumit Itu
31
Bakat Langka
32
Musuh Sesama Siluman
33
Keberanian Seorang Anak
34
Ketakutan Pada Seorang Anak
35
Rumor
36
Kembali Ke Rumah
37
Tidak Perlu Mencari
38
Kebahagiaan Kaisar
39
Ramalan Bintang Kembar
40
Bintang Kembar di Langit
41
Harapan Dan Ancaman
42
Tamu yang Tak Terduga
43
Panggil Aku, Kakek!
44
Shin Kaichen yang Kesal
45
Kelompok Pemburu Penyihir (1)
46
Kelompok Pemburu Penyihir (2)
47
Datang Ke Desa Awan
48
Bertemu Bintang Kembar
49
Siapa yang Paling Tangguh
50
Tugas Pemburu Penyihir
51
Menguji Aura Bintang Kembar
52
Tidak Perlu Khawatir
53
Bergabung
54
Mencurigai Keluarga Yan (1)
55
Mencurigai Keluarga Yan (2)
56
Keanehan Muncul
57
Meningkatkan Kekuatan Ruang
58
Bergabung Dengan Penyihir
59
Mulai Melatih Bintang Kembar
60
Tiba-tiba Pingsan
61
Kedatangan Pria Tua Aneh
62
Menjadi Guru Si Kembar (1)
63
Menjadi Guru Si Kembar (2)
64
Pindah Ke Ibu Kota
65
Perjalanan Ke Ibu Kota
66
Mengejutkan Banyak Orang
67
Bintang Kembar?
68
Bos Pembunuh Bayaran
69
Lagi-lagi Ular Putih Itu
70
Sunni Membuat Kekacauan
71
Turun Tangan Sendiri
72
Mengunjungi Menara Api
73
Bukan Wanita Biasa
74
Kelompok Penyihir Bergerak
75
Takdirnya Tidak Ada di Dunia Ini
76
Meng Shuya yang Peka
77
Mirip Dengan Nenek
78
Kemungkinan Akan Lahir Kembali
79
Kegagalan
80
Sihir Boneka
81
Feng Du
82
Jamuan Ulang Tahun Kaisar
83
Ratu Yan Berhati-hati
84
Rahasia Kelahiran Shin Muyue
85
Anak-anak yang Hilang
86
Menjual Jiwa
87
Jatuh Sakit dan Hilang
88
Perpisahan Sementara
89
Dikejar Pembunuh Bayaran
90
Penculikan
91
Menjadi Sandera
92
Pangeran Dari Timur
93
Terkena Racun Penyihir
94
Gigitan Tidak Sengaja
95
Mengetahui Fakta Dari Sunni
96
Sunni Membantu An Ding
97
Ratu Yan Bergerak
98
Kembali Ke Ibu Kota
99
Guru Mencari Muridnya
100
Menjadi Kambing Hitam
101
Mengancam Shin Kaichen
102
Diselamatkan
103
Waktunya Tidak Banyak Lagi
104
Pengorbanan An Ding
105
Pengecut!
106
Berkumpul Kembali
107
Mengorbankan Keluarga Yan
108
Keluarga Yan Hancur
109
Serangan Jiwa Leluhur Penyihir
110
Hancur nya Segel Kutukan (1)
111
Hancur nya Segel Kutukan (2)
112
Tidak Bisa Melawan Hukum Langit
113
Kembali ke Zaman Modern
114
Dipertemukan Oleh Takdir (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!