Bab. 4.KOPI

Julaiha bersama dengan suami dan kedua mertuanya sedang duduk di meja tempat ruang makan di mana Di sana meskipun Juleha sudah kenyang terpaksa dia harus sedikit mengambil nasi untuk dia makan.

Semua Julaiha lakukan demi sang suami yang entah ada angin apa tiba-tiba membela dan membantu dirinya di hadapan sang mertua sehingga Julaiha tidak terkena Marah.

kurang lebih hampir satu jam keluarga dari Dirga menikmati makan malam bersama di Hotel mewah yang mana di hotel ini pula Dirga melakukan pesta pernikahan bersama dengan Julaiha gadis desa yang sama sekali tidak disukai oleh Dirga.

"Ayo kita sekarang pulang kamu bisa membawa istrimu ke Rumah baru ini kuncinya dan ini adalah hadiah pernikahan kalian,

" Trimakasih Ayah, tapi sebenarnya semua ini tidak perlu karena Dirga memiliki rumah sendiri Ayah tidak perlu memberikan hadiah sebuah rumah lagi untuk Dirga karena Ayah sudah tahu Dirga memiliki rumah sendiri, "

" Ini hadiah untuk kamu dan istrimu jadi rumah itu bukan hanya milikmu tetapi juga milik istrimu, Leha kamu juga berhak atas rumah yang ayah berikan ini kepadamu jadi kamu tidak perlu sungkan lagi ataupun merasa asing karena itu juga rumah kamu, ini hadiah pernikahan kalian dan Ayah harap kalian menerimanya dan malam ini juga Ayah berharap kalian menempati rumah itu, di sana Sudah ada Bibi Anti yang akan selalu membantu kalian untuk menyiapkan segala keperluan kalian karena Bibi Anti akan membantu membersihkan Rumah juga memasak untuk kalian. "

"Trimakasih Ayah, '

Ayah Dirga mengagguk kemudian mengajak istrinya untuk pulang ke Rumah.

Mama Dirga sengaja membiarkan Suaminya berjalan terlebih dahulu sementara Mama Dirga akan mengikuti dari belakang.

Ketika Ayah Dirga dirasa sudah cukup jauh, Mama Dirga segera mendekati Julaiha.

"Senang ya, belum apa-apa sudah dikasih Rumah dan kamu langsung tersenyum bahagia sambil menggunakan rasa trimakasih. " Sinis Mama Dirga dengan Nada yang sinis.

"Maaf, Ma bukan maksud saya, ____

" Sudah-sudah Aku tidak butuh penjelasan mu Aku tau kamu gadis desa yang matre entah apalagi yang akan Suamiku berikan padamu setelah ini, tapi ingat bagiku kamu bukan menantuku dan apa yang di berikan Suamiku pada kalian itu bukan Hak kamu tapi Hak Selin, dia yang berhak atas Rumah itu karena Selin itu pacar Dirga bukan begitu Nak?

"Benar Ma, hanya Selin yang berhak Wanita ini hanya pembantu bagiku Nanti Aku akan Minta Bik Anti untuk pergi karena pekerjaan Rumah harus dia sendiri yang mengerjakanmengerjakan, Nanti Aku sendiri juga yang akan bicarakan pada Papa. "

"Bagus Dirga, Mama benar-benar tidak sudih punya menantu kampung dan culun seperti dia, sudah kau urus Wanita kampung ini Aku harus pulang Nanti Papamu bisa curiga kalau kita berlama-lama dengan nya. "

Dirga mengagguk sementara Julaiha hanya bisa menundukkan kepala sambil menahan sebak dan sakitnya sebuah hinaan mertua dan Suaminya.

Di Rumah Baru Dirga segera memberikan kamar pembantu kepada Julaiha dan melarang Julaiha untuk masuk kedalam kamarnya.

"Ini kamar kamu, ingat jangan berani-beraninya kamu masuk ke kamarku apa kamu mengerti? "

"Iya Mas, Leha mengerti, "

"Bagus sudah sana pergi muak Aku melihat mu. '

tanpa menunggu perintah lagi Juleha langsung melangkah pergi meninggalkan Dirga yang masih berdiri di ruang tamu tapi belum ada dua langkah Dirga sudah menghentikan langkah Julaiha.

"Leha tunggu..!

" Iya, Mas. ada apa? "

"Bikinkan Aku kopi dan taruh di ruang kerjaku, "

"Baik, Mas, "

Juleha bergegas pergi ke ruang dapur untuk membuatkan kopi.

Setelah memerintah Dirga langsung pergi ke kamarnya dimana Dirga meminta Juleha untuk membawakan kopi ke ruang kerja karena hari ini Dirga memiliki banyak pekerjaan setelah dua hari Dirga tidak masuk dan semua berkas-berkas yang harus ditandatangani serta harus diteliti menumpuk di ruang kerjanya.

Tdak menunggu lama Julaiha yang membuatkan kopi sudah masuk ke ruang kerja karena tidak melihat siapapun di ruang kerja Julaiha langsung meletakkan kopi di atas meja kemudian melangkah pergi.

"Apa kamu sudah membuat Kopi untuk ku? " teriak Dirga yang kala itu keluar dari dalam kamarnya dan hendak menuju ke ruang kerja,

"Sudah, Mas. "

"Baik, kamu tunggu disitu Aku coba kopi buatan kamu karena jika tidak enak Aku akan suruh kamu untuk membuat kan lagi yang baru akan kamu mengerti? "

"Iya, Mas. "

Juleha terpaksa berdiri di depan pintu ruang kerja di mana Dirga masuk ke dalam ruang kerja dan mencoba kopi buatan Julaiha.

Dirga yang mulai mencoba kopi buatan dari Julaiha sedikit terkejut karena rasa dari kopi itu ternyata sangat nikmat dan sesuai dengan lidahnya.

"Cukup pintar juga Anak ini membuat kopi, enak cukup enak rasanya, tapi Aku tidak boleh memuji nya karena jika Aku memujinya itu akan membuat nya besar kepala. " gumam Dirga dalam hati.

Diam-diam Dirga langsung memuntahkan kopi di atas lantai.

"Kopi apaan ini, cepat bikin lagi, " teriak Dirga dengan wajah kesal.

Julaiha sedikit terkejut karena tiba-tiba Dirga memuntahkan kopi buatannya sementara awalnya Juleha berpikir Dirga tidak akan marah dan merasa puas dengan kopi buatannya dirinya tapi ternyata Dirga sangat marah dan tidak suka.

"Apa kopinya tidak enak?

" Masih bertanya lagi cept pergi dan bikin yang baru, 'bentak Dirga pada Julaeha.

Julaiha berniat untuk menggambil kopi yang tidak Dirga suka dan berniat untuk menggantinya.

"Tidak perlu diambil kamu buat yang baru dengan gelas yang baru cepat pergi sana! "

Dengan Wajah menunduk akhirnya Juleha pergi meninggalkan ruang kerja, Dirga dan kembali ke dapur untuk membuatkan kopi yang baru buat Dirga karena kopi buatannya yang pertama dianggap kurang enak dan tidak menyenangkan untuk itu sudah harus membuat kopi yang baru dan Kali ini harus lebih enak dari yang tadi dia buat.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***