Love In Las Vegas

Love In Las Vegas

Prolog

Siang yang hangat. Gumpalan awan menutupi matahari yang kini bersinar dengan terang. Angin bertiup dengan kencang. Semua orang terlihat memenuhi jalanan raya.

Elyna membidik kota dengan sniper favoritnya. Ada senyum puas dibibirnya ketika dia melihat aktivitas semua orang di siang hari. Bahkan dengan sniper itu dia bisa melihat kejadian yang jaraknya 3,5 kilometer dari posisinya berdiri.

Wanita itu menahan gerakannya ketika melihat segerombolan orang berseragam tapi yang kini terlihat sangat mencurigakan. Mereka semua berada di antara gedung-gedung tinggi. Seperti sengaja bersembunyi karena ingin membicarakan sesuatu yang rahasia.

"Bukankah itu Raja Belanda? Kenapa dia bisa sampai ke sini?" Elyna yang penasaran memutuskan untuk menguping pembicaraan mereka.

Wanita itu menyembunyikan snipernya lalu turun dari gedung dengan cara melompat dari gedung satu ke gedung lainnya. Gerakannya sangat lincah hingga tidak sampai lima menit saja Wanita itu sudah berhasil tiba di bawah.

Elyna berdiri di balik gedung yang jaraknya tidak jauh dari segerombolan orang tersebut. Wanita itu menggenggam pistolnya untuk berjaga-jaga jika keadaan memaksanya untuk bertarung.

Big Boss Queen Star itu dibuat kaget ketika melihat Raja Belanda ditembak hingga tewas. Pria itu tergeletak dengan kepala bersimbah darah. Beberapa pria yang ada di sana tertawa seolah-olah mereka senang atas kematian Raja Belanda tersebut.

Tiba-tiba seorang pria keluar dari dalam mobil berwarna hitam. Wajah pria itu sangat mirip dengan Raja Belanda yang baru saja ditembak. Detik itu Elyna tahu kalau masalah ini sangat serius. Tetapi wanita itu memutuskan untuk tidak ikut campur. Ketika ingin pergi, tiba-tiba Elyna menendang kaleng kosong yang ada di dekat kakinya.

Jelas saja itu menarik perhatian semua orang. Beberapa bodyguard yang bertugas berjaga-jaga di sana segera berlari mengejar ke arah Elyna. Elyna tidak langsung panik. Wanita itu justru mengangkat senjata apinya dan berusaha untuk menembak satu persatu orang yang ingin membunuhnya.

Bahkan wanita itu juga sempat bertarung untuk menyelamatkan diri. Segerombolan para pejabat penting segera masuk ke dalam mobil dan mereka diamankan untuk pergi. Kini Elyna harus bertarung dengan bodyguard berbadan tegap itu. Sialnya hari ini Elyna baru saja meminta semua pasukan Queen Star untuk tidak ada yang mengikutinya. Wanita itu memang ingin sendiri. Hidup bebas seperti wanita pada umumnya tanpa dijaga oleh siapapun.

Melihat ada mobil kosong, Elyna segera masuk ke dalam mobil tersebut. Wanita itu melajukannya dengan cepat untuk kabur.

Bodyguard yang tadi sempat bertarung dengan Elyna juga masuk ke dalam mobil dan mengejar Elyna. Tentu saja mereka tidak akan membiarkan Elyna lolos karena wanita itu adalah satu-satunya saksi yang bisa membongkar skandal Kerajaan Belanda.

"Sial! Sekarang mereka pasti mengincar nyawaku! Mereka tahu kalau keberadaanku akan mengancam rencana mereka!" umpat Elyna di dalam hati.

Sejenak, wanita itu kembali berpikir dengan rencana yang dilakukan para pejabat penting tersebut. "Andai saja mereka tahu kalau aku sama sekali tidak memiliki niat untuk ikut campur, mungkin mereka sudah membebaskanku. Tapi semua sudah terlambat. Sekarang aku harus kabur."

Elyna benar-benar mengebut karena dia tidak mau sampai tertangkap. Sambil melajukan mobilnya, Elyna berusaha untuk menghubungi ibu kandungnya. Namun sialnya, panggilan telepon itu tidak di angkat.

"Mommy, tolong aku!" lirih Elyna. Sepuluh mobil yang ada dibelakang Elyna masih belum menyerah. Mereka harus menangkap Elyna agar rahasia yang sudah didengar Elina tidak sampai ke telinga orang lain.

Karena kecepatan yang begitu luar biasa, Elyna kehilangan kendali. Wanita itu melebarkan kedua matanya ketika melihat pohon besar yang tidak jauh dari pinggiran jalan.

Elyna benar-benar tidak bisa mengendalikan mobilnya lagi hingga akhirnya mobil itu menabrak pohon besar hingga ringsek parah.

Kepala Elyna mengeluarkan darah yang begitu banyak. Sebelum memejamkan mata, wanita itu sempat melihat wajah kedua orang tuanya yang kini tersenyum.

"Mommy ... Daddy ...."

Elyna memejamkan mata dan tidak sadarkan diri lagi. Karena mendengar suara tabrakan yang begitu keras, membuat warga sekitar segera berlari untuk memeriksa. Mereka berkumpul mengelilingi mobil Elyna. Seseorang menghubungi ambulans.

Orang-orang yang tadi mengejar Elyna tidak lagi berani untuk menangkap Elyna karena kini ada banyak warga yang mengelilingi mobil Elyna.

"Sepertinya wanita itu tidak akan selamat," ucap seorang pria yang kini berada di salah satu mobil tersebut. Pria itu merasa yakin kalau Elyna pasti akan tewas di tempat, melihat keadaan mobil Elyna yang begitu mengerikan.

"Kita lihat saja nanti. Sekarang ayo kita pergi," sahut pria yang ada di balik kemudi. Mereka semua segera pergi meninggalkan lokasi tempat Elyna kecelakaan.

...***...

Satu bulan kemudian.

"Elyna ... kau sudah sadar sayang? Ini Mommy."

Elyna membuka matanya secara perlahan. Karena terlalu silau, wanita itu menutup matanya dengan tangan. Dia memperhatikan satu persatu orang yang kini ada di dekatnya. Wanita itu terlihat kebingungan.

"Dok, kenapa putri saya?" Ny. Letty benar-benar panik melihat Elyna yang sekarang terlihat seperti orang bingung.

"Saya akan memeriksanya." Dokter itu segera mendekati Elyna. "Nona, apa anda ingat siapa wanita ini?" Dokter itu menunjuk ke arah Ny. Letty yang kini terlihat menahan tangis.

Elyna menggeleng pelan. "Ini dimana?" tanya Elyna dengan suara yang pelan.

Dokter itu memandang ke arah Ny. Letty sebelum memandang ke arah Elyna lagi. "Apa Anda ingat. Siapa nama anda?"

Elyna kembali melamun. Wanita itu memegang kepalanya karena tiba-tiba saja terasa sakit ketika dia berusaha untuk mengingat namanya sendiri.

"Tidak!" sahut Elyna marah. Dia tidak suka merasakan sakit hingga separah itu.

Dokter itu mulai mengerti dengan keadaan Elyna. Dia mengajak Tuan Miller yang juga ada di ruangan itu untuk sedikit menjauh.

"Nona Elyna kehilangan ingatannya. Kita akan melakukan observasi ulang untuk memastikan pendarahan dikepalanya tidak mengalami masalah. Untuk saat ini, jangan terlalu memaksa Nona Elyna untuk mengingat semuanya!"

Tuan Miller mengangguk. Setelah Dokter itu pergi, dia segera mendekati Ny. Letty dan mengusap lengan istrinya itu. "Putri kita amnesia."

Terpopuler

Comments

Ratna Sumaroh

Ratna Sumaroh

baru aja mampir dan gabung

2023-11-04

0

Natalina Renes

Natalina Renes

mampir

2023-04-26

0

🌈Rainbow🪂

🌈Rainbow🪂

👣

2023-04-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!