Seminggu kini berlalu dengan cepat, Jingga merasa sangat senang bisa kembali ke rumah keluarganya. Selama ia di rumah ayah dan ibunya, tak sekalipun ia melakukan pekerjaan rumah lagi, pakaian anak-anaknya saja dicuci oleh bibi begitupun semua makanan disiapkan langsung khusus untuk Jingga, agar ASInya bisa lancar, kamarnya saja dibersihkan oleh bibi, ia kembali menjadi seorang ratu di keluarga Gunawan.
Jika biasanya Jingga disibukkan dengan pekerjaan rumah di pagi hari, hari ini Jingga berjalan-jalan di taman yang ada di samping rumah, membiarkan Jingga melihat pemandangan hijau yang ada di sana.
Jingga melihat sebuah mobil yang masuk ke dalam pekarangan rumahnya dan tahu betul siapa pemilik mobil itu.
Ya, itu adalah mobil Gantara, orang yang pernah dijodohkan dengannya, orang yang sekarang juga meminta kembali untuk melanjutkan perjodohan itu, yang tak lain juga adalah bos dari suaminya, Aditya. Pria yang sebentar lagi akan menjadi mantan suami.
Jingga menghentikan langkahnya yang berjalan-jalan kecil di taman itu saat melihat Gantara turun dari mobil dan menuju ke arahnya.
"Selamat pagi, Jingga. Selamat pagi gadis kecil," ucap Gantara menyapa Jingga dan mencubit gemas pipi putri kecil Jingga yang sudah mulai mengembul itu.
"Selamat pagi," jawab Jingga menjawab sapaan Gantara.
"Jingga, apa kita bisa bicara sebentar," tunjuk Gantara pada salah satu bangku taman yang tak jauh dari mereka.
"Tentu." keduanya sama-sama menuju ke kursi taman tersebut, mereka duduk saling berhadapan dan mendudukkan Nabila di atas meja taman tersebut.
"Ada apa?" tanya Jingga saat Gantara bukannya memulai berbicara apa yang ingin disampaikannya, ia justru malah bermain-main bersama dengan Nabila.
"Apa ayahmu sudah menyampaikan maksudku?"
"Untuk melanjutkan perjodohan kita?"
"Hmmm,, aku harap kau tak keberatan, aku sudah mendengar masalahmu dengan Aditya."
"Aku belum bercerai dengan mas Aditya, mengapa kau memiliki pikiran ingin melanjutkan perjodohan kita? Aku belum tentu kan bercerai dengannya, hakim belum mengetuk palunya."
"Aku yakin kalian akan sampai pada tahap-tahap perceraian yang kau maksud, sebenarnya selama ini aku tahu perselingkuhan suamimu, qtapi aku tak mau ikut campur."
Mendengar itu Jingga yang tadinya hanya fokus pada Nabila mengalihkan pandangannya pada Gantara, pandangan mereka bertemu.
"Jika kau mengetahuinya, mengapa kau tak memberitahuku?"
"Aku rasa kita tak sedekat itu."
"Apa saja yang kau ketahui tentangnya?"
"Ya, aku sering melihat mereka jalan bersama dan juga seringkali mendengar pembicaraan mereka. Aku hanya tak ingin ikut campur urusan kalian, lagian aku pikir jika aku memberitahumu kamu pasti takkan percaya padaku kan? Kau pasti akan lebih percaya pada suamimu."
"Mungkin sajam"
"Tapi syukurlah kamu sudah melihat semua dan mendengar apa yang mereka bahas hari itu."
"Apa hari itu kamu juga ada di restoran itu?"
"Iya kebetulan hari itu aku disana dan beberapa kesempatan aku juga sering melihat suamimu makan di sana bersama wanita itu. Aku heran dia hanya seorang staf biasa dan mampu makan di restoran itu hampir setiap harinya, apa dia memberimu nafkah yang cukup?"
Mendengar itu Jingga terdiam, selama ini suaminya memberikan nafkah hanya untuk membeli keperluan dapur mereka saja, sedangkan kebutuhan pribadinya sekalipan ia tak pernah membelinya lagi. Jangankan membeli keperluan pribadinya, keperluan dapur saja terkadang kurang, terkadang apa yang mereka makan itu tak cukup, ia harus berbagi dengan mertuanya. Ternyata suaminya makan enak di tempat lain dan memberi makan wanita lain dengan makanan yang mahal, sedangkan dirinya tak jarang hanya memakan sepotong telur karena harus berbagi dengan ibu mertuanya.
Mata Jingga memanas, butiran kristal tak sengaja menetes dari sudut matanya. Jingga menyekanya dengan cepat, ia tak ingin Gantara melihat air matanya itu.
"Maaf jika apa yang aku katakan itu menyakiti hatimu, aku tak bermaksud."
"Iya, nggak papa. Aku terima semua perlakuan mas Aditya selama ini padaku, aku akan menjadikan pelajaran dan anggap saja semua itu sesuatu yang bisa menghapus rasa cintaku padanya, sekarang hanya ada rasa penyesalan dan juga rasa benci untuknya dan berharap aku cepat lepas darinya."
"Aku juga berharap yang sama, perceraianmu segera berakhir dan aku harap kamu mau memulai semuanya bersamaku. Aku janji akan membahagiakanmu dan juga Nabila."
"Aku tak mau membicarakan masalah pernikahan, aku harap kamu mengerti, untuk saat ini. Aku mohon jangan bahas masalah pernikahan lagi. Aku hanya ingin menghabiskan waktu dengan kedua orang tuaku membesarkan anakku saat ini. Beri aku waktu."
"Tentu saja, sampai kapanpun aku akan menunggumu. Aku sangat mencintaimu, Jingga. Saat pertama kita bertemu, sekarang dan selamanya."
Gunawan yang baru saja keluar dari rumah utama melihat ke arah Jingga dan juga Gantara. Jingga terlihat tersenyum saat berbicara dengan Gantara, senyum yang selama beberapa hari ini tak pernah dilihatnya.
"Semoga Gantara menjadi jodoh terakhir anak kita, aku harap pernikahan Jingga selanjutnya tak ada lagi air mata dan juga rasa sakit yang ia rasakan tapi hanya ada cinta dan juga kebahagiaan untuknya."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Yuliana Tunru
itu lah cinta yg sebenarx jingga ..krn tanpa alasan menerima mu apa ada x..lanjutbyg byknup x thor
2023-04-12
0
Anik Trisubekti
Gantara gercep ya takut banget kehilangan Jingga lagi 🤗
2023-04-11
0