Jingga terus mengikuti ke mana Aditya pergi, ia tahu di mana suaminya itu bekerja membuat ia mengerutkan kening saat melihat suaminya itu pergi ke jalur lain.
'Mau ke mana Mas Aditya?' gumamnya masih terus mengikuti ke mana suaminya itu pergi hingga mobil suamimya berhenti di sebuah apartemen dan tak lama kemudian suaminya itu keluar dari apartemen itu bersama dengan seorang wanita, rasa sakit mulai menjalar di hatinya, ia menggenggam jok taxi tersebut untuk menyalurkan rasa sakitnya.
'Apakah wanita itu yang bernama Tessa?' gumamnya dalam hati dengan setetes air mata yang jatuh membasahi pipinya.
Aditya terlihat tersenyum bersama dengan wanita yang digandengnya, ia membukakan pintu untuk wabita itu kemudian mereka pun berlalu meninggalkan apartemen milik wanita itu.
"Ayo Pak, kita jalan, ikuti mereka," ucap Jingga membuat sang sopir pun kembali mengikuti mobil Aditya hingga mereka tiba di sebuah perusahaan besar yang Jingga tahu itu adalah perusahaan milik Gantara, tempat suaminya juga bekerja.
"Pak, kita tunggu di sini ya, nanti aku bayar," ucap Jingga membuat sopir taksi pun menghentikan taksinya di parkiran perusahaan tersebut setelah mendapat izin dari satpam.
Berjam-jam Jingga menunggu di dalam taksi saat suaminya dan juga wanita yang bersama dengan suaminya itu masuk ke perusahaan tersebut. Jingga tahu jika saat ini suaminya pasti bekerja, melihat wanita itu juga lama tak keluar dari perusahaan tersebut Jingga mengambil kesimpulan jika wanita itu juga bekerja di kantor yang sama.
Jingga yang khawatir dengan Nabila memutuskan untuk menelepon sang ibu yang saat ini sedang menjaga putrinya.
"Bu, Nabila nggak nangis 'kan?" tanyanya.
"Iya enggak kok, sekarang ibu ada di apartemenmu. Ibu jaga di sini saja."
"Oh iya Bu, kenapa aku lupa jika aku memiliki apartemen sendiri dari ayah, ya udah Bu nanti setelah urusanku selesai aku akan ke sana. Jika Ibu ada urusan penting Ibu kabari saja aku, biar aku cepat pulang."
"Hari ini ibu nggak ada urusan penting. Hari ini Nabila biar ibu yang urus, ibu juga penasaran seperti apa sih masalahmu sampai meninggalkan Nabila, kamu utang penjelasan pada ibu setelah pulang nanti."
"Iya Bu, makasih ya pengertiannya. Nanti aku akan menjelaskan semuanya, tapi untuk hari ini aku ingin buktikan sesuatu, ya sudah Bu aku tutup dulu," ucapnya.
Setelah menjelang istirahat kantor, Jingga mulai melihat beberapa karyawan yang keluar dari kantor, sepertinya beberapa dari mereka ingin makan malam di luar atau mungkin saja ada urusan di luar kantor dan ia bisa melihat sosok suaminya juga keluar, sepertinya mereka kali ini akan makan di luar seperti biasanya, setiap jam makan siang Jingga menelpon suaminya selalu makan diluar denganalasan makan bersama bosnya..
"Pak, kita ikuti lagi mereka lagi," ucap Jingga membuat sopir taksi lagi-lagi mengikuti mereka dan kali ini mereka berhenti di sebuah restoran.
"Pak, Bapak tunggu di sini," ucap Jingga membuat pak sopir tersebut hanya mengangguk.
"Iya Bu," jawabnya. Jingga menggunakan topi, masker dan juga kacamata hitam, ia pun masuk ke dalam restoran itu mengikuti suaminya dan juga wanita yang bersamanya. Ia mengambil kursi di belakang mereka, ia sengaja melakukannya agar ia bisa mendengar pembicaraan mereka, ia tak mau salah paham dengan apa yang terjadi, takut jika mereka datang ke restoran itu untuk urusan bisnis dan mengira mereka datang untuk melakukan hal yang aneh, dia harus memastikan terlebih dahulu sebelum mengambil tindakan dan meminta penjelasan suaminya.
Saat keduanya memesan makanan, Jingga juga melakukan hal yang sama, sejak pagi ia belum sarapan, membuat perutnya terasa lapar. Ia makan sambil telinganya terus memasang dengan mendengarkan apa yang mereka bicarakan.
"Kamu itu kenapa sih, aku perhatikan sejak tadi kamu terlihat tak seperti biasanya," tanya Tessa mengusap tangan Aditya dan hal itu bisa dilihat oleh Jingga. Namun, ia masih bisa menahan diri.
"Aku tuh makin kesal dengan istriku, semakin hari tingkahnya semakin membuatku kesal. Pagi tadi saja dia tak memasak sarapan untuk aku dan ibu begitupun dengan pakaian, aku harus mengambilnya sendiri. Bukankah menyediakan pakaian dan juga makanan adalah sudah menjadi tugasnya."
"Kok bisa sih, bukannya istrimu itu sangat penurut?"
"Entahlah, sudah beberapa hari ini dia terlihat aneh."
"Mungkin dia terlalu tertekan dengan sikap kalian, cobalah untuk lebih memperhatikannya. Hati-hati loh wanita penurut kadang bisa menjadi buas jika terlalu disakiti."
"Kalau istriku itu disakiti seperti apapun dia akan tetap penurut, dia itu hanya gadis bodoh."
"Kalua dia gadis bodoh kenapa kamu menikahinya, ceraikan saja dia."
"Apa kamu lupa, aku tuh punya anak jika aku menceraikannya siapa yang akan mengurus anakku. Lagi pula dengan keberadaannya di rumah, ibuku tak akan kelelahan mengurus rumah dan memasak, anggap saja dia baby sitter dan juga pembantu gratis," ucap Aditya membuat keduanya pun tertawa.
Jingga yang sudah tak tahan mendengar semua hinaannya berdiri dari duduknya dan menghampiri mereka.
"Siapa yang kamu katakan bodoh, Mas?" tanya Jingga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Ita rahmawati
penasaran 🤔🤔
2023-06-21
0
Anik Trisubekti
kalau kamu gak mau dibilang bodoh segera gugat cerai Aditiya Jingga
2023-04-08
0
Deriana Satali
Udah Jingga jgn bodoh lagi tinggalkan Aditiya km udah nggak di anggap sbg isteri
2023-04-08
0