Mencari Bukti

Pagi hari Jingga terbangun dan melihat suaminya itu sudah tidur di sampingnya, Jingga melihat jam sekarang sudah jam 05.00 pagi, ia bangun untuk melaksanakan salat subuh kemudian ia kembali berbaring di samping Nabila. Jika biasanya ia akan berkutat di dapur sebelum bayi mungilnya itu terbangun. Namun, tidak untuk kali ini. Ia memilih untuk bermalas-malasan di kamar hingga ia tanpa sengaja mendengar suara deringan ponsel suaminya, suara itu adalah tanda pesan masuk di ponsel Aditya. Ia pun ingin mengambilnya karena ponsel itu ada di sampingnya. Namun, tiba-tiba ia kalah cepat oleh sang suami.

"Tolong siapkan bajuku, ya," ucapnya kemudian dia berjalan menuju ke kamar mandi sambil membawa ponsel miliknya.

Jika biasanya Jingga selalu menuruti apa yang dikatakan oleh suaminya. Namun, tidak dengan pagi ini, saat suaminya masuk kamar mandi ia justru mengambil ponsel miliknya sendiri, menelpon ibunya membuat janji ingin bertemu dengan ibunya.

"Pagi ini? Memangnya kamu ingin membahas apa?" tanya Mita yang tak biasanya anaknya itu menelponnya dan ingin bertemu, malahan terkadang ialah yang menelpon sang anak ingin bertemu dan melihat cucunya. Akan tetapi Jingga sering saja membuat alasan jika ia tak bisa menemui ibunya hingga mereka sangat jarang bertemu.

"Ibu nggak bisa ya bertemu dengan Jingga? Ya sudah Bu, jika memang Ibu nggak bisa nggak apa-apa kok, kita ketemu yang lain kali saja," jawab Jingga.

"Kamu ini bilang apa sih Jingga, tentu saja ibu mau bertemu denganmu. Tapi, nanti ya setelah ayahmu ke kantor, kita ketemu di mana?" tanya Mita.

Mendengar itu Jingga sangat senang, walau ia sudah banyak memberikan penderitaan kepada kedua orang tuanya, memberikan rasa sakit, tetap saja ibunya selalu ada untuknya. Ia benar-benar menyesal telah memilih Aditya dan meninggalkan kedua orang tuanya, tadinya ia berpikir ia akan mendapat kebahagiaan dari pernikahannya, tapi yang ia dapatkan hanyalah penghianatan dan rasa sakit.

Jingga dan ibunya pun memutuskan bertemu di salah satu cafe yang tak jauh dari rumah mereka, Jingga tak mengatakan apa tujuannya untuk memanggil ibunya untuk bertemu dengannya, ia hanya mengatakan ada yang ingin dibicarakan.

Setelahnya Jingga pun siap-siap, menggunakan pakaian terbaiknya, kebetulan Nabila juga sudah bangun ia pun membersihkan Nabila dengan tisu basah saja mengingat suaminya itu masih ada di kamar mandi.

Aditya keluar sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil dan dengan handuk yang melilit di pinggangnya.

Aditya melihat di sekeliling kasur, biasanya di atas kasur tempat ia tidur sudah tersedia semua perlengkapan kerjanya. Namun, ia tak melihat semua itu ada di sana saat ini.

"Di mana pakaianku?" tanyanya yang sudah selesai mengeringkan rambutnya.

"Maaf Mas, tadi aku mau menyiapkannya, tapi tiba-tiba Nabila terbangun, ia buang air aku membersihkannya dulu," jawab Jingga berbohong.

Aditya hanya mendengus kesal kemudian ia pun mengambil sendiri pakaiannya karena tak mungkin ia meminta Jingga untuk mengambilnya karena saat ini Jingga sedang menangani Nabila.

Setelah memakaikan pakaian pada Nabila, Jingga keluar lebih dulu meninggalkan suaminya yang sedang bersiap-siap.

"Jingga, dimana sarapannya? Kenapa kamu makin tak becus seperti itu sih," kesal Ambar di mana semalam ia terpaksa harus memakan mie instan dan sebutir telur rebus.

"Maaf Bu, tadi aku ingin keluar dan memasak, tapi Nabila rewel," ucapnya menjadikan Nabila sebagai alasan.

"Dasar kamu nggak becus, mengatur hal seperti itu saja kamu tak bisa," kesel Ambar menutup kembali tudung saji yang kosong dengan kasar sehingga menimbulkan bunyi dan Nabila pun terkejut, anak itu terlihat ketakutan.

Jingga langsung menggendongnya keluar dari dapur, mengalihkan perhatiannya dengan mainan yang ada di sofa. Ia duduk bermain bersama dengan Nabila, mengabaikan ibunya yang terus menggerutu tak jelas di dapur karena tak ada sarapan. Ia bisa mendengar jika ibu mertuanya itu memesan makanan dari luar dan yang paling membuat Jingga kesal ia bisa mendengar jika dia memesan makanan hanya 2 porsi, bisa Jingga pastikan makanan itu pasti di pesannya hanya untuk dirinya dan juga untuk anaknya.

Tak lama kemudian suara bel pun berbunyi dan benar saja ibunya keluar segera membuka pintu dan kembali masuk dengan membawa dua bungkusan makanan.

Aditya yang sudah selesai dengan penampilannya langsung keluar dan menghampiri ibunya yang sedang makan di meja makan.

"Istrimu tak mau masak sarapan untuk kita makanya ibu beli ini. Ibu belikan untukmu, makanlah," ucapnya tanpa ada perhatian sedikitpun padanya.

Terlihat suaminya itu makan dengan lahap tanpa menawarinya sedikitpun, padahal ia tahu jika dirinya juga belum makan.

"Nabila, sebaiknya kita temui nenek di cafe itu saja sambil memesan makanan. Ibu masih punya uang simpanan," ucap Jingga pada putrinya kemudian ia pun berdiri menghampiri ibu dan anak yang tak punya perasaan itu, mereka makan dengan lahap tanpa memikirkannya.

"Mas, aku keluar dulu ya," pamit Jingga.

"Kamu mau ke mana sih sepagi ini?" tanya Aditya menatapnya.

"Mau ke mana lagi Mas, aku juga lapar. Aku ingin cari makan, boleh kan aku keluar mencari makan?" tanya Jingga membuat Aditya pun terdiam, ia melihat makanannya yang sudah hampir habis dan juga melihat piring ibunya, ia baru menyadari jika hanya ada dua porsi makanan yang dibeli oleh ibunya.

"Ya sudah, kamu boleh pergi. Aku juga mau langsung ke kantor," jawab Aditya membuat Jingga pun bergegas masuk ke kamarnya dan mengambil tas tangannya, tak lupa ia mengambil beberapa lembar uang merah yang selama ini disimpannya.

Uang itu disimpannya sejak pertama ia tinggal di rumah itu dan tak pernah dibelanjakannya. Hari ini sepertinya ia harus menggunakan uang itu.

"Terima kasih ibu, jika aku tak mendengarkan kata ibu mungkin aku akan menggunakan uang ini di waktu yang tak tepat," gumam Jingga di mana uang itu adalah uang pemberian ibunya sebelum ia meninggalkan rumah, ibunya mengatakan untuk menyimpan uang itu dan dipakai saat benar-benar dalam situasi genting saja, uang itu tak diketahui oleh Aditya, ia pun dengan cepat memasukkan uang itu ke dalam tasnya begitu Aditya masuk ke dalam kamar untuk mengambil tas kantornya.

"Apa kamu ingin aku mengantarmu?" tanyanya.

"Nggak usah Mas, aku mau cari makan di sekitaran apartemen ini saja," jawab Jingga. Sebenarnya ia tak mau jika suaminya sampai curiga jika ia ingin bertemu dengan ibunya..

"Ya sudah, aku pergi dulu," ucapnya mengambil tas kantornya dan berjalan keluar begitu pun dengan Jingga. Ia segera mengambil tasnya yang sudah berisi uang pemberian ibunya, menggendong Nabila dan membawa beberapa perlengkapan Nabila. Ia pun keluar dari rumah tanpa berpamitan kepada ibu mertuanya.

Jingga berjalan cepat menuju ke cafe tempat di mana ia sudah janjian kepada ibunya dan ternyata begitu ia sampai ibunya sudah ada di sana dan langsung menyambutnya.

"Ibu, aku titip Nabila sebentar ya, Bu. Aku ada urusan yang sangat penting yang tak bisa ditunda, oh ya ini perlengkapan Nabila mungkin aku pulangnya agak terlambat, Ibu boleh membawa Nabila untuk pulang atau berjalan-jalan dulu."

"Jingga, semua baik-baik saja kan? Kamu mau ke mana?" tanya ibu yang melihat Jingga terlihat terburu-buru sampai ia bahkan menitipkan anaknya padanya, itu berarti ada hal yang sangat penting.

"Aku sedang terburu-buru, Bu. Nanti aku jelaskan, aku titip Nabila ya," ucapnya membuat Mita pun mengangguk dan Jingga pun berlari menghentikan taksi, dia meminta taksi itu untuk mengikuti mobil suaminya. Jingga hanya menoleh ke belakang melihat ibunya yang menggendong anaknya, Jingga percaya ibunya pasti akan menjaga anaknya penuh kasih sayang tak seperti ibu mertuanya yang membiarkan anaknya itu menangis.

"Hari ini aku harus tahu kemana mas Aditya pergi, apa saja yang dilakukannya di luar kantor," gumamnya, ia bertekad akan mengikuti Aditya dari berangkat ke kantor hingga malam nanti, saat ia pulang ke kantor, ia ingin tahu apakah selama ini suaminya jujur jika ia bekerja dari pagi hingga malam atau hanya bersama dengan selingkuhannya.

Terpopuler

Comments

Ita rahmawati

Ita rahmawati

nah gtu dong,,dikaruniai otak it dipergunakan dg baik jgn cuma dipajang doang 😏😏

2023-06-21

0

Deriana Satali

Deriana Satali

Good Jingga suamimu mmng kerja setelah itu pergi dgn gundiknya

2023-04-06

0

Anik Trisubekti

Anik Trisubekti

segera cari bukti dan minta pisah Jingga

2023-04-06

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Pilihan Jingga
2 Kekecewaan Jingga
3 Tak Bisa Memaafkan
4 Perlakuan Buruk
5 Kehidupan Jingga
6 Kelakuan Aditya
7 Fakta yang Menyayat Hati
8 Siapa Dia?
9 Aku Bukan Wanita Bodoh
10 Keberanian Jingga
11 Mencari Bukti
12 Tertangkap Basah
13 Amarah Jingga
14 Maaf Dari Ayah
15 Kabar Perceraian
16 Istri Atau Pembantu
17 Ingin Cerai Saja
18 Cinta Gantara
19 Waktunya Berbelanja
20 Kebahagiaam Jingga
21 Sakitnya Kehilangan
22 Air Mata Perpisahan
23 Sebutan Ayah
24 Tau Orang Yang menyayanginya
25 Ancaman Gantara
26 Ayah Nabila
27 Ayah dan Papa
28 Hari Pernikahan
29 Kemarahan Gantara
30 Pencarian oleh Gantara
31 Penyergapan
32 Nyonya Gantara
33 Balas Dendam Ambar
34 Rencana Licik Ambar
35 Kebohongan Nabila
36 Kecurigaan Jingga
37 Salah Informasi.
38 Kebaikan Hati Nabila
39 Rasa Penasaran Gantara
40 Kelicikan Ambar
41 Kepolosan Nabila
42 Kebenaran Masa Lalu
43 Kekhawatiran Jingga
44 Kebenaran
45 Kasih Sayang Gantara
46 Penjagaan Gantara
47 Ketegasan Gantara
48 Dipecat
49 Ingin Bertamu Ayah Aditya
50 Penyesalan Aditya
51 Nabila Bertemu Ayah Juga.
52 Kontraksi
53 Adik Baru Nabila
54 Memaafkan Demi Kebahagian Nabila
55 Ke khawatiran Nabila
56 Menjaga Nenek
57 Nabila Anak Baik
58 Ibu rasa Teman
59 Hati Yang Lapang
60 Kunjungan Ambar
61 Keikhlasan Jingga
62 Kebebasan Aditya
63 Satu Miliar
64 Doa Ibu
65 Tessa Dilabrak
66 Gadis Penggoda
67 Masadepan Yang Terancam
68 Maling Jemuran
69 Mak comlang
70 Salah Paham
71 Calon Istri Ayah
72 Calon Bunda
73 Ganti Rugi
74 Tim Mak Comblang
75 Misi Rahasia
76 Kejutan Aditya
77 Lamaran
78 Kebaikan Gantara
79 Kebahagian Semua (Tamat)
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Bab 1. Pilihan Jingga
2
Kekecewaan Jingga
3
Tak Bisa Memaafkan
4
Perlakuan Buruk
5
Kehidupan Jingga
6
Kelakuan Aditya
7
Fakta yang Menyayat Hati
8
Siapa Dia?
9
Aku Bukan Wanita Bodoh
10
Keberanian Jingga
11
Mencari Bukti
12
Tertangkap Basah
13
Amarah Jingga
14
Maaf Dari Ayah
15
Kabar Perceraian
16
Istri Atau Pembantu
17
Ingin Cerai Saja
18
Cinta Gantara
19
Waktunya Berbelanja
20
Kebahagiaam Jingga
21
Sakitnya Kehilangan
22
Air Mata Perpisahan
23
Sebutan Ayah
24
Tau Orang Yang menyayanginya
25
Ancaman Gantara
26
Ayah Nabila
27
Ayah dan Papa
28
Hari Pernikahan
29
Kemarahan Gantara
30
Pencarian oleh Gantara
31
Penyergapan
32
Nyonya Gantara
33
Balas Dendam Ambar
34
Rencana Licik Ambar
35
Kebohongan Nabila
36
Kecurigaan Jingga
37
Salah Informasi.
38
Kebaikan Hati Nabila
39
Rasa Penasaran Gantara
40
Kelicikan Ambar
41
Kepolosan Nabila
42
Kebenaran Masa Lalu
43
Kekhawatiran Jingga
44
Kebenaran
45
Kasih Sayang Gantara
46
Penjagaan Gantara
47
Ketegasan Gantara
48
Dipecat
49
Ingin Bertamu Ayah Aditya
50
Penyesalan Aditya
51
Nabila Bertemu Ayah Juga.
52
Kontraksi
53
Adik Baru Nabila
54
Memaafkan Demi Kebahagian Nabila
55
Ke khawatiran Nabila
56
Menjaga Nenek
57
Nabila Anak Baik
58
Ibu rasa Teman
59
Hati Yang Lapang
60
Kunjungan Ambar
61
Keikhlasan Jingga
62
Kebebasan Aditya
63
Satu Miliar
64
Doa Ibu
65
Tessa Dilabrak
66
Gadis Penggoda
67
Masadepan Yang Terancam
68
Maling Jemuran
69
Mak comlang
70
Salah Paham
71
Calon Istri Ayah
72
Calon Bunda
73
Ganti Rugi
74
Tim Mak Comblang
75
Misi Rahasia
76
Kejutan Aditya
77
Lamaran
78
Kebaikan Gantara
79
Kebahagian Semua (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!