Rania sepertinya sudah sangat kesal dengan orang bank yang selalu mengganggu dirinya itu. Rania pun menyimpan kembali ponselnya ke dalam tas, dia kembali menangis meratapi nasibnya sendiri.
Rania menghela napasnya dengan perasaan yang berat hati, dia langsung duduk dengan lemas sangat menutup wajahnya dengan kedua tangannya sendiri. Rania tidak putus asa dia hanya merasa jatuh dalam jurang yang begitu dalam dan curam.
"Tuhan, tolong bantu Aku, berikan aku jalan keluar untuk bisa terbebas dari masalah yang menghantuiku ini," dalam benak Rania yang merasa sedih dan sangat terbebani.
**
Sementara itu di tempat lain, terlihat Rangga yang saat itu berada di villanya sendiri. Datang pada diri Rangga Asistennya, yaitu Erizal. Lelaki itu langsung mendekati Rangga. Rangga yang mengetahui hal tersebut, segera memalingkan wajahnya untuk bisa melihat lelaki itu. "Erizal, kamu ternyata ada di sini, bagaimana dengan gadis itu, apakah kamu mengantarkannya dengan selamat?" tanya Rangga penasaran.
Mendengar hal tersebut, Erizal langsung menganggukkan kepalanya. "Tentu saja, Jasmine dan Rania sudah tiba di tempat mereka masing-masing dengan keadaan baik, Anda tidak perlu khawatir, Pak!" jawab Erizal dengan tegas.
Mendengar hal tersebut, Rangga hanya menganggukkan kepalanya dengan perlahan. "Oh, baguslah," kata Rangga dengan tegas.
Erizal hanya diam, kemudian lelaki itu pun kembali bicara kepada Rangga. "Pak, bagaimana menurut Anda mengenai dua gadis itu?" tanya Erizal dengan penasaran.
"Biasa saja, mereka standar, uang yang mereka butuhkan, sehingga rela melakukan semua ini dengan mudah," jawab Rangga dengan logis.
Erizal hanya diam mendengar ucapan itu, Rangga menganggukkan kepala lagi. "Bapak, tidak pulang ke rumah kah?" tanya Erizal dengan penasaran.
Rangga memalingkan wajahnya dan melihat diri Erizal dengan tatapan tegas dan tajam. "Tidak, aku sepertinya akan menginap di sini untuk malam ini, kamu temanilah aku," sambut Rangga dengan tegas.
"Baik, Pak! Saya akan segera merapikan kamar Anda," lanjut Erizal dengan tegas.
"Ya, jika kamu mencariku, aku berada di ruang baca." Rangga langsung memalingkan tubuhnya dan berjalan dengan langkah kaki yang tegas, dia bergerak ke suatu tempat, ruangan yang besar dan sunyi meninggalkan Erizal seorang diri.
Erizal hanya terdiam melihat diri Rangga yang menjauh dari dirinya. Erizal seperti merasakan iba kepada lelaki itu. "Pak Rangga, sungguh kehidupan yang rumit sedang Anda jalani saat ini, saya mengerti perasaan Anda," dalam benak Erizal yang merasa sedih.
Erizal itu berusia memang lebih tua 2 tahun dari Rangga, dia juga sudah sangat lama menjadi Asisten Rangga. Mereka sudah kenal sejak kecil saat berusia 6 tahun hingga sekarang ini. Erizal memang dahulu tidak terlalu dekat dengan Rangga karena dia hanya seorang anak biasa tidak sepopuler Rangga. Kasta mereka pun berbeda. Namun karena satu kejadian membuat mereka menjadi semakin dekat hingga sekarang Erizal menjadi Asisten Rangga.
Tidak lama kemudian akhirnya Erizal juga meninggalkan ruangan Rangga. Dia menuju kamar besar yang hendak lelaki itu bersihkan untuk Rangga.
Apakah kalian tidak melihat pelayan rumah di dalam villa itu? Ya! Karena Rangga yang tidak mudah mempercayai orang memilih untuk mencari pekerja rumah yang tidak menginap di sana saat dia kembali ke villa. Jadi sekarang semua disiapkan sendiri oleh Erizal.
**
Kembali pada diri Rangga, terlihat lelaki itu yang sedang membuka pintu ruang bacanya, terlihat sangat sepi dan senyap. Lelaki itu menatap sekeliling, gelap dan dingin sekali di sana. Rangga segera melangkahkan kaki jenjangnya untuk bisa masuk ke dalam sana. Rangga mulai mendekati sebuah meja yang berada di samping kanan, Rangga duduk dengan tenang tanpa menyalakan lampu untuk menjadi penerangan.
Tidak lama kemudian Rangga tidak sengaja menyenggol sesuatu yang berada di atas meja. Dia mendengar suara benda keras yang jatuh di atas lantai. Rangga segera memalingkan wajahnya dan mengeluarkan ponsel genggamnya, lalu menyalakan senter dia mencari sesuatu yang sebelumnya telah mengagetkan lelaki itu.
Rangga memusatkan pandangannya setelah dia melihat sebuah mainan salju yang dapat berbunyi dan bersuara. Dia terdiam melihatnya dengan pandangan dalam.
"Rangga ini untuk kamu, ambilah," kata Olive. Saat itu dia sedang berada di pinggir jalan di malam hari.
"Untukku?" kata Rangga memastikan.
"Ya!" balas Olive dengan sangat tenang, polos dan manis.
Rangga langsung mengambilnya dan melihat benda itu dengan pandangan yang dalam. "Maaf, aku membelinya dengan harga murah, aku tidak memiliki uang yang cukup banyak untuk memberikan kamu benda yang lebih bagus dari itu," tambah Olive yang merasa malu dan sedih.
"Hei! Aku menyukainya kok, jangan katakan apapun lagi yang membuatku tidak suka ya, terima kasih, ini sangat manis."Rangga mencoba untuk membuat Olive tidak merasa sedih lagi dengan menghargai pemberian darinya.
"Olive, mari kita menikah." Rangga melamar Olive dengan sangat romantis.
Hingga mereka menjadi satu dan semuanya pun terjadi dalam kehidupan Rangga yang membuat lelaki itu sangat syok. Ketika mengetahui perubahan dari Olive.
"Ternyata gadis lucu, lugu dan manis dulu aku kenal sudah mati karena dibutakan oleh harta, aku salah menilaimu, apakah semua wanita seperti itu? Jadi aku akan memperlakukan mereka seperti apa yang mereka inginkan!" dalam benak Rangga yang merasa agak tidak percaya lagi dengan seorang wanita.
Entah itu Rania atau pun Jasmine, mereka terlihat sama saja di mata Rangga.
**
Keesokan harinya, Rangga sudah sangat rapi, dan siap untuk berangkat ke kantor. Dia benar-benar tidak mendapatkan pesan dari Olive. Wanita itu sepertinya memang tidak mengkhawatirkan dia.
Rangga malah mendapatkan panggilan dari Ibunya sendiri. Rangga yang mendengar suara dering ponsel genggam yang berada di atas meja, dia langsung memalingkan wajahnya dan menatap tegas ke arah laci.
Rangga mengulurkan tangan kanannya dan mulai mengambil benda pipih tersebut. "Mamah," kata Rangga yang sedang bermonolog.
Rangga yang tidak ingin membuat Mamahnya lama menunggu langsung mengangkat telepon. "Halo, Mah," kata Rangga dengan tegas.
"Halo, Sayang, bagaimana kabarmu hari ini? Apakah Olive mencari gara-gara pagi ini?" tanya Mamah Rangga dengan penasaran.
"Hah? Tidak, Mah! Aku semalam tidak pulang ke rumah aku berada di villa, aku bertemu dengan beberapa gadis yang dipilihkan oleh Erizal untuk menjadi Selirku nantinya," jawab Rangga dengan jujur.
"Oh, kamu sudah mendapatkan mereka, itu sangat bagus! Apakah Olive tidak menghubungi kamu sama sekali?" tanya Mamah Rangga penasaran.
"Tidak, Mah, memang ada masalah apa?" tanya Rangga dengan curiga.
"Ya, Olive kemarin malam bersenang-senang di dalam club dengan Teman-temannya, dia baru pulang subuh ini, kamu memang pantas mencari seorang Selir, Rangga!" sambut Mamah Rangga dengan perasaan tidak senang dalam dirinya, mengenai kelakuan Olive.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments