Perbincangan Yang Tegang

Mendengar yang diucapkan oleh Rania tidak langsung dijawab oleh Rangga, lelaki itu masih diam dengan tatapan dingin yang menyelimuti. Rangga menatap dengan jelas diri Rania.

Dari ujung kaki hingga kepalanya. Hal itu tentu saja membuat Rania jadi salah tingkah sendiri. "Aduh, dia mengapa melihatku sampai seperti itu? Apakah dia CEO yang selalu cabul terhadap seorang gadis?" dalam benak Rania lagi yang terlihat gelisah. Pandangan gadis itu terhadap Rangga jadi semakin takut dan gugup. Dia baru pertama kali merasakan hal tersebut.

"Sepertinya gadis ini ketakutan denganku," dalam benak Rangga yang terlihat cukup tidak senang. Dan merasakan curiga.

Sampai pada akhirnya Rangga pun melangkahkan kaki jenjangnya lagi untuk bisa mendekati Rania. Akan tetapi saat itu juga Rania langsung mengambil satu langkah mundur ke belakang. "Selamat malam," kata Rania yang mencoba untuk mencairkan suasana namun ucapannya itu begitu canggung.

"Malam, hm! Apakah kamu takut denganku?" tanya Rangga. Sambil menghentikan jalannya. Melihat wajah Rania tenang.

Mendengar apa yang diucapkan oleh Rangga tentu saja langsung membuat Rania terkejut setengah mati, dia membulatkan sepasang matanya dengan tajam. Lalu berjalan semakin mundur ke belakang. "T--ti--ti--tidaaak!" balas Rania yang semakin menunjukkan rasa takutnya di hadapan Rangga.

"Siapa namamu?" tanya Rangga dengan tegas.

"Rania!" jawab Rania dengan cepat, dia berusaha untuk tersenyum di hadapan Rangga, meskipun terpaksa.

"Oh, berapa usiamu?" kata Rangga lagi yang kembali mendekati Rania.

Rania yang ketakutan langsung berjalan mundur sekali lagi. "22 tahun," tambah Rania dengan tegas.

"Oh, ternyata gadis muda, apakah kamu bekerja?" tanya Rangga tenang.

"Ya," sambut Rania yang semakin gemetaran tubuhnya.

Rangga yang masih memperhatikan tubuh Rania semakin tertantang dengan gadis itu dengan cara terus bertanya. "Kamu yakin tidak takut denganku?" tanya Rangga tegas.

"Tidak!" balas Rania dengan cepat.

"Tapi mengapa kamu selalu berjalan mundur saat aku mendekatimu, jika bukan karena takut lalu apa?" kata Rangga dengan tegas. Menatap dalam diri Rania.

Rania langsung terdiam karena dia tersentak, Rania mulai kebingungan sendiri untuk mencari alasan yang akan dia berikan kepada Rangga. "Aku---aku--aku hanya ingin saja melakukannya, hahaha!" balas Rania sambil tertawa dengan canggung.

"Begitu ya? Jadi ini adalah trik yang kamu lakukan untuk mendekati aku?" kata Rangga dengan serius. Sambil terus berjalan mendekati Rania.

"Hah?! Tidak!" Rania langsung menjawabnya dengan lantang. Hingga gadis itu yang terus berjalan mundur tiba-tiba saja jatuh karena kakinya yang tidak sengaja mengenai sesuatu. Hingga tubuhku mendarat di atas kasur.

Dia tanpa sengaja mengulurkan tangan kanannya dan menarik dasi hitam Rangga. Membuat Rangga jatuh di atas tubuh Rania, Rangga juga sangat tidak menyangka dengan hal itu.

"Aaaahhh!" Rania sempat berteriak, karena hal itu.

Sementara Rangga hanya di, sambil terus menatap wajah Rania dengan sepasang mata yang tajam. "Kamu?!" Rangga bicara dengan nada yang agak tinggi.

"Maaf, Pak! Saya minta maaf, saya tidak sengaja melakukannya, Pak!" ucap Rania yang khawatir sendiri.

Gadis itu menatap takut wajah Rangga. Namun Rangga hanya diam saja. "Maaf, Pak, jangan sakiti saya," tambah Rania yang seperti seorang tawanan.

Mendengar apa yang diucapkan oleh Rania, Rangga langsung berpikir bahwasanya dia sedang menekan seorang gadis polos. Dia adalah penjahat yang kejam. "Mengapa dia bicara seperti itu? Menatapku juga dengan begitu takut, apakah dia sangat terpaksa untuk melakukannya? Aku seperti seekor Serigala dan dia adalah Kancilnya, aku seolah ingin menerkam dia, hai! Betapa jahatnya aku! Mengapa aku malah jadi seperti ini? Kok jadi begini, ya?" dalam benak Rangga yang tidak mengerti sendiri.

Saat Rangga sedang melamun tiba-tiba saja Rania yang terlihat khawatir langsung bicara lagi, "Pak, apakah Anda tidak ingin turun, hehe! Jujur saja ini sangat berat," ucap Rania dengan canggung.

Rangga yang mengetahui hal tersebut, dia hanya diam sambil terus menatap wajah Rania. "Ya, sementara kamu terus menggenggam dasiku dengan kuat," balas Rangga tegas.

Rania langsung melepaskan genggaman tangannya itu. Rangga pun segera bangkit. "Maaf," kata Rania lagi dengan perasaan tidak menentu.

Rangga hanya diam dengan perasaan tidak senang. "Apakah kamu benar-benar bersedia melakukan ini denganku? Jika tidak sebaiknya kamu pergi saja," balas Rangga dengan tegas.

Rania mendengar dengan telinganya sendiri, gadis itu sangat terkejut, dia pun langsung berkata kepada Rangga. "Apa? Tidak! Saya tidak ingin pergi dari sini!" tolak Rania dengan tegas. Dengan raut wajahnya yang tegas dan tegang.

Rangga mendengarkan setiap ucapan dari Rania. "Apakah kamu yakin?" kata Rangga yang sedang menguji.

Rania langsung menganggukkan kepala dengan cepat. "Iya, saya yakin!" sambut Rania dengan percaya diri.

"Okay, kalau begitu aku ingin bertanya denganmu, apakah kamu sedang memiliki kekasih? Atau pernah memiliki mantan kekasih?" dengan tatapan tegas dan tajam Rangga bertanya kepada Rania.

"Tidak! Saya tidak pernah memilih kekasih apalagi seorang mantan!" balas Rania dengan tegas dan cepat. Dia tatap Rangga penuh percaya diri.

Rangga semakin tidak menyangka mengenai hal itu, dia pun langsung menganggukkan kepalanya. "Apakah kamu benar-benar ingin melahirkan anak untukku?" tanya Rangga sekali lagi. "Aku sudah memiliki seorang istri memang, dan kamu akan menjadi selirku jika kamu benar-benar bersedia! Tapi aku akan memberikan apapun yang kamu inginkan," tambah Rangga dengan tegas. Sambil menatap tajam wajah Rania.

Rania yang mendengarnya, rasanya dia tidak peduli dengan hal itu. Rania hanya terpokus saat itu dengan uang untuk membayar hutang Ayah dan tagihan Ayahnya. "Tidak masalah, saya pasti akan melakukan yang terbaik," jawab Rania tanpa perasaan yang bingung lagi. Dia berucap begitu ringan mengenai masalah itu.

"Nasib badan, aku sudah masuk ke dalam lingkaran ini, mungkin aku tidak bisa lagi keluar begitu saja tanpa membawa apapun! Aku tidak perlu naif lagi sekarang, semua ini aku lakukan demi uang, hahahaah!" dalam benak Rania yang benar-benar merasa sangat sedih.

"Baiklah, bagaimana jika kita mencobanya sekarang?" kata Rangga dengan tegas dia malah semakin menantang Rania yang terlihat ciut sebelumnya.

"Boleh juga nyalinya, cukup tangguh juga gadis ini!" dalam benak Rangga yang terlihat sedang memberikan Pandangannya kepada Rania.

"Apa?!" Rania terkejut bukan main, dia menajamkan sepasang matanya, rasanya dia sangat tidak menyangka dengan hal itu.

"Mengapa? Kamu tidak ingin? Kalau begitu pergi saja, masih belum terlambat kok!" secara tegas Rangga memberikan pilihan untuk Rania.

Rania langsung terdiam dengan sangat dingin, gadis itu begitu bimbang sekarang. Dia kira Rangga hanya akan berbasa-basi padanya tapi malah sebaliknya. Rania menelan ludahnya sendiri, dia pun mengepalkan telapak tangannya sendiri dengan kuat. "Bagaimana ini?" dalam benak Rania yang tidak mengerti.

BERSAMBUNG....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!