Kemarahan Rania

Melihat hal tersebut, Rania langsung menghela napas cukup dalam. Dia seharusnya memang melakukan pekerjaannya dengan baik. Namun karena ada Erizal di sana membuat Rania pun jadi tidak enak hati sendiri, jika dia mengabaikan lelaki itu.

Rania segera meminta izin kepada Erizal untuk duduk di kursi tepat berhadapan dengan wajah Erizal. "Saya izin duduk di sini, Tuan! Sebenarnya hal apa yang ingin Anda sampaikan kepada saya?" tanya Rania yang kebingungan sendiri. Dia tatap lekat wajah Erizal yang tampan namun misterius.

Erizal terdiam beberapa saat sebelum akhirnya dia memberikan jawaban untuk Rania. Pria itu masih memusatkan pandangannya di hadapan Rania yang begitu lugu. "Sepertinya gadis ini memang sangat cocok dengan Pak Rangga. Tapi aku masih harus mencari beberapa orang lain lagi, semoga saja dia berkenan untuk mengindahkan permintaanku," dalam benak Erizal yang sebenarnya cukup khawatir. Dia tidak ingin memanfaatkan keadaan tapi dia juga memiliki sebuah tugas dari atasannya sendiri yang harus dia patuhi.

"Maaf jika saya lancang, tadi saya sebelum masuk ke dalam sempat mendengar Nona manis ini sedang didatangi dan berbincang serius dengan kedua pria bertubuh besar, maaf sekali... Yang kalian bincangkan adalah masalah hutang, ah! Sepertinya saya sudah berlebihan!" kata Erizal dengan tegas. Mungkin lelaki itu terlihat sembrono dalam berucap pada diri Rania.

Mendengar hal tersebut tentu saja membuat Rania jadi sangat terkejut, gadis itu sungguh tidak menyangka dengan perkataan dari Erizal kepada dirinya. "Astaga! Sampai masalah ini saja di dengar oleh orang lain, sungguh memalukan!" dalam benak Rania yang terlihat sangat sedih saat itu.

Rania hanya memberikan balasan berupa senyuman kaku di hadapan Erizal, kemudian gadis itu segera bangkit dari duduknya dan berjalan untuk bisa meninggalkan tempat di mana Erizal berada. "Saya permisi dulu ya, Tuan! Masih ada banyak pekerjaan yang belum saya selesaikan." Rania mencoba untuk menghindari dari memberikan balasan kepada Erizal. Dia sangat khawatir dan takut sendiri, perasaan malu yang tidak bisa dia sembunyikan.

Erizal terlihat hanya diam dengan raut wajahnya yang tenang namun penuh rahasia mendalam. Dia tatap tegas diri Rania. Saat gadis itu hendak berjalan dan menjauh dari Erizal. Tiba-tiba saja lelaki itu bangkit dan bicara, "Maaf, saya tidak bermaksud untuk ikut campur dalam masalah yang sedang menimpa Anda, namun saya hanya ingin memberikan sebuah solusi yang pastinya sangat berguna," balas Erizal dengan percaya diri kepada Rania.

Rania semakin terkejut dan jadi sangat tidak mengerti, dengan perkataan yang membingungkan dari Erizal. "Saya sungguh tidak memahami ke mana arah Anda ini bicara," balas Rania yang langsung cuek. Dia sedikit melirik diri Erizal yang berada di samping kanannya, masih berada di dalam lingkup tempat duduknya sendiri. "Sekarang, sebaiknya Anda segera menghabiskan makanan dan minuman yang baru saja Anda pesan, lagi... Jangan lupa untuk membayar ya, Tuan!" Rania memalingkan wajahnya dan langsung memasang senyuman manis dihadapan Erizal.

Saat itu perasaan Rania memang sudah tidak enak saja, karena dia yang melihat tampang dari Erizal seperti orang kaya, dia khawatir akan di hina oleh Erizal. Melihat hal tersebut, Erizal langsung menghela napasnya cukup dalam. "Saya benar-benar minyak maaf jika sudah terlalu lancang, saya hanya merasa iba dengan kondisi Anda sekarang ini, tidak ada maksud dari saya untuk merendahkan Anda, saya justru ingin memberikan jalan keluar untuk Anda," sambut Erizal dengan pasrah.

Rania hanya diam, gadis itu pun mulai merasa bersalah atas apa yang telah dia lakukan kepada Erizal, mungkin karena dia yang masih terbawa emosi juga. Rania segera memalingkan tubuh dan melihat Erizal. "Hmm, saya yang seharusnya minta maaf karena sudah bersikap tidak baik terhadap Anda, maafkan saya!" balas Rania yang penuh sesal dalam diri. Gadis itu langsung membungkukkan badannya. Dia sepertinya tulus melakukan semua itu pada diri Erizal.

Erizal hanya diam, kemudian dia pun kembali bicara setelah memperhatikan diri Rania cukup lama. "Tidak masalah kok, saya memakluminya!" sambut Erizal dengan tegas.

Rania langsung merasa tenang, dia yang penasaran mengenai hal apa yang akan dikatakan oleh Erizal mengenai solusi atas masalahnya, membuat gadis itu yang memang merasa kesulitan dan mungkin dapat bergabung dengan Erizal. "Kalau saya boleh tahu, mengenai solusi yang Anda katakan sebelumnya, sebenarnya ada hal menarik apa yang ingin Anda tawarkan kepada saya?" cukup ragi Rania bertanya.

"Jika dia mampu memberikan aku solusi yang baik, mungkin aku dapat dengan cepat melunasi hutang Ayah, tapi... Aku tidak mengenal lelaki ini, kita bertemu baru beberapa menit saja, apakah aku bodoh sekarang?" dalam benak Rania yang merasa culik teledor. Terlebih lagi mereka adalah dua orang asing yang tidak sengaja bertemu.

Rania masih menatap tegas diri Erizal, sambil menyimpan beberapa hal yang dia sembunyikan di dalam hatinya.

Akan tetapi sepertinya Erizal sudah mengetahui dan dapat membaca ekspresi wajah yang diperlihatkan oleh Rania. Lelaki itu langsung membuka suaranya lagi. "Saya sedang mencari seorang gadis cantik yang bersedia untuk melahirkan bayi dari boss besar saya, tidak maksud untuk merendahkan siapapun, saya hanya menjalankan tugas saja," tambah Erizal dengan tegas dan tenang.

Rania yang pertama kali mendengar kalimat itu keluar dengan mudahnya dari mulut Erizal. Membuat Rania sendiri jadi Syok. Dia sangat tidak menyangka dengan hal tersebut. "Hah? Apa maksud dari ucapan Anda? Jika saya tidak salah menyimak solusi yang Anda berikan ini adalah sebuah pekerjaan yang harus mengorbankan harga diri saya sebagai wanita? Apakah Anda tidak berpikir dengan baik sebelum mengatakannya kepada saya? Anda kira saya ini siapa!" bentak Rania yang terlihat kesal. Dia tentu saja marah dengan ucapan dari Erizal.

Erizal yang sudah menduga semua itu mungil terjadi, dia pun menganggukkan kepalanya perlahan. "Hm, namun apa yang saya tawarkan sekarang ini kepada Anda adalah sebuah jalan pintas yang baik, dalam 7 hari bahkan kurang dari itu Anda bisa membayar hutang Ayah Anda, Anda juga saya jamin tidak akan menyesalinya kok! Karena Boss saya itu orang paling kaya, dia terkenal, masih muda dan sangat tampan! Dia adalah CEO Rangga Aditama, dia adalah pria yang luar biasa! Anda tidak akan rugi banyak." Erizal memberikan penjelasan secara beruntun kepada Rania.

"Saya tidak peduli sama sekali! Kita tidak saling mengenal juga, dan saya tidak ingin melakukannya meskipun dibayar berapapun, jika boss Anda membutuhkan seorang anak, maka cari saja di yayasan panti! Anda bilang boss Anda orang yang luar biasa, mengapa dia tidak mampu mencari wanita itu seorang diri, menggunakan ketenarannya itu!" Rania Marah, sambil menajamkan sepasang matanya.

BERSAMBUNG....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!