Happy reading....
Rangga segera memasuki sebuah ruangan yang besar dan megah, lelaki itu langsung duduk dengan perasaan yang cukup tidak senang. Rangga menghela napasnya cukup dalam, lalu lelaki itu duduk di atas kursi berwarna hitam. Ya! Kursi kerja, temon sepi bisu yang selalu dijadikan oleh Rangga sebagai kegiatannya.
"Olive, sebenarnya apa yang dia inginkan dariku? Selama ini aku bahkan selalu diam saja dengan apa yang selalu wanita itu perbuat, kini aku sudah muak dengan caranya memperlakukan aku! Aku tahu wanita itu memang hanya menginginkan uangku saja, setelah sekian lama juta mengarungi bahtera rumah tangga. Namun aku sangat malas berhadapan dengan dia, apalagi jika harus memperdebatkan semuanya, aku bisa dengan mudah melepaskan Olive, namun aku masih belum mampu untuk benar-benar meninggalkan dia seorang diri," dalam benak Rangga. Dia hanya bisa berpasrah dengan keadaannya sekarang ini.
Rangga memalingkan wajah dan dia pun teringat akan satu hal, yaitu pekerjaan yang masih menumpuk di atas meja kerjanya. Rangga kembali fokus dengan apa yang harus dia kerjaan saat itu. Hingga tiba-tiba Rangga mendengar suara dering ponsel genggam yang berada di dalam saku bajunya. Rangga yang menyadari hal tersebut langsung menundukkan wajahnya dan menatap saku baju yang berada di sebelah kiri dari tubuhnya. Lelaki itu mengambil ponsel genggam berwarna hitam.
Rangga tatap tajam nama seseorang dalam kontaknya. "Anak ini, apa yang sekarang dia inginkan?" kata Rangga dengan perasaan yang bingung.
Rangga tidak ingin menunda lagi waktu untuk menyambut panggilan dari seseorang bernama Samuel. "Halo, Samuel, ada apa?" tanya Rangga yang langsung meletakkan ponselnya di telinga kiri.
Rangga terlihat cukup tidak senang saat mendapatkan panggilan itu dengan seseorang yang sepertinya sangat dia kenal. "Halo, Rangga, di mana kamu? Ayo datanglah ke Rumah Bram! Kita habiskan malam di sini, kamu sudah terlalu lama tidak kumpul dengan kita, lho! Jangan jadi sombong begitu," kata Samuel dengan suaranya yang begitu ringan dalam berucap.
Di sana Rangga juga mendengar ada beberapa suara dari seorang pria yang menyahut. "Ayolah, apakah kamu adalah suami yang takut dengan istri?" kata seorang lelaki dengan nada bicara yang meledek.
Tidak lama kemudian semua pria yang ada di tempat itu langsung tertawa dengan renyah. Mereka membully Rangga dengan sangat berani.
"Cih! Menjijikkan, kalian adalah warga jomblo yang sering memainkan perasaan wanita, tahu apa kalian mengenai pernikahan?" sindir balik Rangga dengan tegas dan serius.
Beberapa teman Rangga yang mendengar hal tersebut sudah tahu mood Rangga tidak baik. Membuat seorang lelaki yang sebelumnya bernama Samuel kembali bicara, "Hahahah! Sungguh luar biasa, aku tahu kamu banyak hal yang rumit di sana, datanglah kemari, kami akan menunggumu," balas Samuel dengan tegas.
"Dasar tukang paksa, siapa juga yang sudi bergabung denganmu, hanya untuk minum-minum, sungguh membosankan!" tambah Rangga yang terlihat sangat tidak tertarik.
"Hais, baiklah, terserah saja padamu, aku tidak akan mengganggu waktumu lagi, sampai jumpa!" Samuel langsung menyudahi percakapannya itu. Dia mematikan panggilannya dengan Rangga. Segera Samuel memasukkan ponsel ke dalam saku bajunya.
Rangga hanya diam dengan perasaan yang masih seperti biasanya tidak senang, dia terlihat tidak peduli dengan apa yang dilakukan oleh Samuel. Lelaki itu segera meletakkan ponselnya di atas meja sebelah kiri dari posisinya saat ini.
Rangga menatap komputer hitam yang berada di hadapannya. Lelaki itu segera menyelesaikan pekerjaannya.
**
Sementara itu di tempat lain, terlihat rumah yang besar dan megah, tempat tinggal Samuel. Lelaki memang sedang melakukan party untuk minum bersama sambil bermain bilyar. "Rangga tidak akan kemari kah?" tanya seorang lelaki yang menggunakan baju hitam menatap Samuel dengan rambut ikal blondenya.
"Aku tidak yakin, karena sepertinya tidak mungkin dia mengabaikan kita di sini, aku dapat merasakan dari suaranya yang berat pasti lelaki itu sedang dirundung masalah, aku dan Rangga tumbuh bersama, jadi aku sedikit tahu bagaimana dirinya. Jika dia ingin meluapkan segala perasaannya dia pasti akan datang kemari, dan aku yakin sebentar lagi dia akan tiba di sini!" balas Samuel yang segera memulai permainannya.
"Kamu telah menduganya sejak awal, maka dari itu mengajak kita untuk datang ke rumahmu kan?" tanya seorang lelaki dengan potongan Pompadour. Sambil terus menatap wajah Samuel.
Samuel hanya diam, dia tersenyum kecut. "Hubungan Rangga dan Olive menurutku telah renggang cukup lama, aku selalu merasa khawatir dengan Rangga, dia yang masih harus mengurus pekerjaan di kantor, kadang pulang kerja masih harus menyiapkan air untuk dia mandi sendiri. Semua barangnya pun dia siapkan sendiri, apakah mereka terlihat seperti suami istri?" tambah Samuel dengan perasaan tidak senang. "Yang dia hanya tahu itu belanja, hangout dengan teman-temannya, aku malah sangat berharap Rangga dapat melepaskan Olive, dan membiarkan wanita itu tidak kembali dalam lingkungan Rangga, lelaki yang malang!" lanjut Samuel yang sedang merasa iba pada diri Rangga.
Beberapa teman Samuel yang mendengar segala celoteh dari mulut lelaki itu, mereka hanya diam, namun menyimpan perasaan tidak senang dalam diri masing-masing. "Sungguh keterlaluan, wanita itu tidak tulus sepertinya terhadap Rangga!" ucap lelaki dengan menggunakan kacamata bulat, menggunakan oversized cuban shirt berwarna hijau tosca.
Samuel hanya diam, dan mereka kembali memainkan bilyar, meneguk beberapa kali minuman dalam gelas. "Perempuan memang sangat merepotkan," tambah pria lain dengan kaos hitam pendek duduk di atas tangga.
Beberapa saat mereka telah bermain, kemudian pintu ruangan di dalam sana terbuka begitu saja. Semua orang langsung memalingkan wajah mereka dengan bersamaan. Menatap dengan tegas seseorang yang hanya diam memandang ke arah semuanya. "Selamat datang, kemarilah, mari kita minum bersama," kata Samuel yang langsung berjalan ke arah meja kecil, dia mengambil gelas dan menuangkan anggur ke dalam sana. Lelaki itu segera menghampiri Rangga sambil menyodorkan benda itu kepadanya.
Rangga hanya diam, dia tatap diri Samuel dengan tajam. Lalu pria itu mengulurkan tangan dan menerima minuman tersebut. "Bisa-bisanya kalian memulai tanpa ada aku?" kata Rangga dengan tegas.
"Kami menunggumu," balas pria yang duduk di tangga sambil tersenyum.
"Ck!" Rangga terlihat tidak mood, dia langsung duduk di atas sofa sambil meneguk minuman di dalam gelas.
"Tenanglah, semua akan baik-baik saja," kata Samuel yang segera duduk di samping kiri Rangga.
Rangga membuang napas kasar, lalu memalingkan wajah dengan tidak senang. "Aku baru saja bertengkar dengan Olive, aku ingin mencari seorang wanita yang bisa aku titipkan benih dan membuat dia melahirkan putra untukku, aku ingin kamu yang mengaturnya, Samuel!" dengan tiba-tiba Rangga berkata segalanya di hadapan teman-temannya.
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments