Menjengkelkan

Happy reading....

Mendengar apa yang diucapkan oleh Rangga, wanita itu langsung mengangkat kepalanya dan menatap tegas diri Rangga. "Nyonya tentu saja berada di dalam kamarnya," balas wanita itu tegas.

Rangga hanya diam sambil menghela napas cukup dalam. Lelaki itu kembali berjalan dan menaiki anak tangga. Sementara pelayan rumah menutup kembali pintu besar itu. Rangga terlihat sangat dingin dari raut wajahnya. Dia pun langsung membuka pintu kamar, lalu melihat ruangan yang cukup besar, dengan penerangan yang sangat terang.

Di sana, Rangga pun mendapati seorang wanita yang duduk di depan cermin. Terlihat wanita itu sedang bersolek dengan manjanya. Ia menggunakan piyama biru dengan rambut yang dia biarkan jatuh terurai. Olive sangat fokus dengan kegiatannya itu. Dia sama sekali tidak mengetahui jika Rangga sudah datang.

"Ehm!" Rangga segera mengeluarkan suaranya yang cukup besar.

Olive agak terkejut dan langsung memalingkan wajahnya. "Oh, hai Sayang, kamu sudah pulang ya? Selamat datang!" kata Olive yang sedikit melihat diri Rangga. Lalu dia kembali lagi pada aktivitasnya.

Rangga hanya diam menatap diri Olive yang selalu seperti itu seperti biasanya. "Aku akan pergi mandi," ucap Rangga. Lelaki itu sepertinya tidak tertarik dengan sikap Olive. Dia memalingkan tubuh sambil mengendurkan dasi. Lalu berjalan dengan cepat menuju kamar mandi.

Sudah tidak ada lagi percakapan di antara mereka, hingga beberapa saat kemudian. Kini terlihat Olive yang sedang menatap dengan fokus layar ponselnya. "Waaah! Keren sekali pakaian ini, sepertinya jika aku menggunakannya pasti akan cocok untuk gayaku, semua orang akan menatapku dan begitu iri dengan penampilanku nantinya, cocok nih kalau aku gunakan saat hangout dengan teman-temanku, harganya fantastis juga, ah! Aku ini istri orang terkaya, khawatir apa?" Dalam benak Olive yang langsung melakukan orderan.

Pintu kamar mandi terlihat dibuka oleh seseorang, Rangga keluar dengan tubuhnya yang masih basah, dia mengelapnya menggunakan handuk putih yang ada di atas bahunya. Saat itu rambutnya pun basah kuyup. Rangga masih melihat diri Olive yang cuek padanya.

Rangga tidak berbicara apapun mengenai sikap Olive padanya, dia mengambil pakaian yang berada di dalam lemari dan menggunakannya. Setelah Rangga telah rapi dia pun kembali melirik diri Olive dari pantulan cermin.

"Aku ingin bicara serius denganmu," kata Rangga tegas.

Mendengar hal itu, Olive yang sedang tiduran di atas ranjang, langsung memberikan suaranya. "Hmm." Akan tetapi Olive menjawab sambil terus scroll ponsel.

"Mamah menginginkan seorang cucu, sementara kita sudah cukup lama hidup bersama, kelihatannya tidak ada tanda-tanda apapun padamu, aku ingin mencari beberapa gadis untuk aku jadikan bahan percobaan penabur benih, jika mereka semua hamil maka aku akan menikahinya, itupun jika mereka setuju!" tambah Rangga dengan tegas. Sambil menyisir rambut hitamnya.

Olive yang saat itu sangat fokus pada smartphonenya, dia tiba-tiba terkejut dan langsung mengangkat kepala untuk melihat diri Rangga yang sangat terus terang. Olive segera meletakkan benda pipih hitam itu di atas kasur. "Apa! Kamu ingin menikahi mereka juga? Kamu gila ya?!" balas Olive yang langsung marah pada Rangga.

Wanita itu menatap dengan sangat tajam Rangga yang berdiri tegap di depan cermin. Rangga hanya diam dengan sangat dingin. "Aku yang gila? Atau kamu yang sudah tidak waras? Aku yang gila atau kamu yang egois? Selama ini kamu di mana? Kamu bagaimana denganku?! Apa pernah aku menuntutmu untuk melakukan ini dan itu selama kamu menjadi istriku?! Kamu hanya tahu bagaimana caranya menghamburkan uang. Tanpa mengerti kondisiku selama ini, jadi sekarang kmu tidak memiliki hak apapun untuk menolaknya!" Rangga langsung memalingkan wajahnya, tatapan yang tajam dengan raut wajahnya yang dingin.

Olive terkejut mendengar apa yang diucapkan oleh Rangga, wanita itu sungguh tidak dapat menerima apa yang disampaikan oleh Rangga. "Aku hanya tahu menghamburkan uangmu? Kamu kira bagaimana dengan dirimu sendiri yang hanya tahu pulang dan pergi dengan sengaja, kadang kamu pun seharian tidak kembali ke rumah! Dan kamu masih mengharapkan anak dariku, kamu saja tidak pernah menjaga gaya hidupmu, bagaimana makanan yang masuk ke dalam tubuhmu, apa saja yang kamu lakukan setiap saatnya, dan kamu menyalahkan aku yang tidak bisa memberikan kamu seorang anak, kamu keterlaluan Rangga! Aku masih memiliki hak untuk menyetujuinya atau tidak mengenai kamu yang ingin menikahi wanita itu!" Olive langsung bangkit dari pembaringannya, wanita itu berdiri dengan tetap lalu menunjuk Rangga dengan jarinya.

Rangga diam mendengar setiap ucapan yang keluar dari mulut Olive. "Apa kamu kira setelah kamu menjadi istriku, kamu masih memiliki hak untuk melawan, Olive? Kamu yang terlebih dahulu menuntutku untuk bersikap kejam, apakah kamu buta? Darimana semua fasilitas yang kamu dapatkan, apakah turun begitu saja? Aku hanya memintamu untuk hamil apakah itu sulit? Jika tidak sanggup aku akan mencari wanita lain di luar sana yang sanggup menyimpan benihku! Yang jelas jika wanita itu hamil aku pasti akan menikahinya, jangan berdebat denganku Olive, kamu tidak akan sanggup menerimanya!" dengan tegas Rangga membeberkan segala ucapannya yang dia simpan cukup lama. Mengenai hubungannya dengan Olive.

"Kamu sungguh keterlaluan Rangga," tambah Olive yang masih kesal.

"Baik, aku akan memberikan dua pilihan untuk dirimu," ucap Rangga tegas.

'Pilihan yang kamu berikan pasti tidak ada yang bagus,' dalam benak Olive yang sudah mengiranya.

"Dimadu atau diceraikan! Ingat, aku tidak kesulitan untuk mencari seorang istri!" Rangga langsung menekan Olive pada titiknya.

Olive yang mendengar hal itu, dia semakin terkejut saja, wanita itu kesulitan untuk bicara beberapa saat. Apalagi ditambah saat Rangga melihat wajahnya dengan tatapan tajam membidik. 'Sial! Bagaimana mungkin aku rela untuk diceraikan oleh Rangga?! Aku masih membutuhkan lelaki ini untuk menunjang kehidupanku, kalau begitu aku hanya bisa menerima untuk membiarkan dia menikahi wanita yang akan hamil anaknya. Sungguh licik! Tapi yasudahlah, karena yang terpenting adalah aku tidak kehilangan apapun!' dalam benak Olive yang sedang berpikir cukup dalam.

"Baik aku akan menerima wanita itu, jika kamu sudah mendapatkannya, tapi! Aku tidak ingin jika hakku menjadi turun," balas Olive dengan tegas.

Rangga langsung tersenyum dengan sinis. "Ya, kamu tenang saja! Aku tidak akan melakukannya, selamat malam!" sambut Rangga. Lelaki itu langsung berjalan keluar dari dalam kamarnya. Tatapannya sangat dingin dan perasaannya juga terlihat tidak baik saat itu.

Olive hanya diam, dia pun menghela napasnya cukup dalam. "Aku memang tidak bisa melakukan apapun dengan lelaki itu!" kata Olive yang bermonolog. Dia segera duduk di atas kasur dengan perasaan yang masih belum menerima semua dengan baik. "Menjengkelkan!" dalam benak Olive.

BERSAMBUNG....

Terpopuler

Comments

Sri Yati

Sri Yati

menarikk

2023-05-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!