Malam ini, Orion ternyata benar-benar mendatangi kamar Beatrice seperti permintaan wanita cantik nan seksi itu. Tanpa ia ketahui jika Luna telah mengikutinya sejak dirinya keluar dari aula perkumpulan tadi.
Luna, si gadis kucing yang imut itu terus mengintai gerak-gerik dari pria yang merampas ciuman pertamanya.
Luna tetap bersikeras mengikuti, sekalipun kenyataan di hadapannya ini justru membuat hatinya yang berdenyut perih semakin berasa dicengkeram kuat.
Akan tetapi Luna tetap ingin tau, bagaimana hubungan dari keduanya. Apa yang membuat Orion akhirnya menyerah untuk menanggapi godaan setiap wanita yang memang tertarik padanya.
Tentu saja, untuk saat ini. Wanita normal mana yang akan mampu menolak pesona seorang Orion . Wajah tampan yang begitu menawan, rambut coklat gelapnya yang cukup panjang, hingga terkadang Orion mengikatnya.
Tubuhnya yang atletis dan tinggi tegap. Serta otot-otot liat di beberapa tempat. Juga kekuatannya yang begitu luar biasa. Membuat daya tarik bagaikan magnet bagi para wanita. Hanya saja, Orion tidak terlalu peduli untuk menanggapi semua itu.
"Ternyata kau sungguh-sungguh mendatangiku! Ah, aku sangat merasa tersanjung. Duduklah!"
Beatrice memekik girang, seraya menyambut kehadiran Orion di kamarnya.
Beatrice mengenakan pakaian yang berbeda ketika di perkumpulan tadi. Kali ini pakaiannya lebih santai dengan atasan yang berbahan kaus longgar dan berleher rendah itu. Hingga menampilkan tulang selangkanya yang indah serta dua bongkahan dada yang busung menantang.
Semua hal yang tadinya tertutup oleh kostum yang di kenakan oleh semua penyihir akademisi Soulveal. Dimana pakaian itu menutupi seluruh tubuhnya dari atas hingga bawah.
Sedangkan kini, Beatrice bahkan hanya mengenakan hot pants.
Orion nampak kepayahan saat menelan ludahnya.
"Kau jangan kaget. Beginilah jika aku di kamar. Apa kau pikir aku akan terus mengenakan kostum ku itu hingga tidur?" tebak Beatrice yang sadar jika Penyihir tampan di hadapannya ini, sedang menelisik dirinya dengan tatapannya yang tajam penuh selidik itu.
Orion hanya tersenyum tipis ketika Beatrice mampu menebak isi pikirannya, dan menyadari sebelum ia bertanya.
"Aku hanya melihat sisi lain dari diri mu. Kalau begini, kau seperti wanita biasa. Wanita dewasa yang ternyata masih ... muda," ucap Orion sama sekali tidak mampu menutupi apa yang ingin ia katakan.
"Apa? Kau bilang aku terlihat seperti anak muda jika seperti ini?" Wanita itu tergelak mendengar pujian dari Orion. Bahkan tawa Beatrice begitu renyah. Satu sisi baru yang juga baru Orion lihat pertama kali.
Beatrice yang kali ini tanpa riasan bold terlihat lebih terkesan natural dan flawless. Tanpa bisa Orion kuasai, jantung nya telah berdetak lebih kencang sejak ia sadar kekagumannya tak dapat dipungkiri.
"Ini, kadal tumis buatanku! Aku tidak bohong kan?" Beatrice pun meletakkan satu bowl besar makanan kesukaan Orion.
"Aku bukan seorang pembohong. Aku tau kau merindukan kehidupan lama itu. Akan tetapi tanggungjawab mu sangat besar. Kau salah satu anggota yang diandalkan. Kekuatanmu itu sangat luar biasa besar. Bukan hanya kekuatanmu, tapi ... daya tarik mu juga." Beatrice melempar pujian seraya menyerahkan cangkir berisi minuman hangat.
Bahkan, dirinya mengucapkan hal itu dengan cara berbisik tepat di telinga Orion. Membuat sisi kelelakiannya seketika bangkit.
Pria mana yang bisa menahan godaan dari wanita secantik Beatrice. Apalagi hasratnya sejak bersama Luna tak tersalurkan. Hal yang terjadi di ruang pengobatan saja sudah membuatnya merasa bersalah. Apalagi jika ia melakukan hal yang lebih dari itu.
Entahlah, sejak banyak wanita cantik yang berada di sekitarnya, Orion menjadi memiliki gelora yang sedikit menyiksa dirinya sendiri. Semua seiring dengan kekuatan yang merasuk ke dalam tubuhnya ini.
Mereka kini makan bersama di meja bundar yang memang hanya memiliki dua buah kursi itu. Beatrice memang sengaja menyiapkannya.
Orion memejamkan kedua matanya acapkali ia memasukkan makanan itu kemulut. Ketika matanya membuka. Maka sebuah senyum manis penuh kebanggaan lah yang ia lihat dari paras cantik di hadapannya.
"Aku menyukaimu. Em, maksudnya ... aku menyukai kadal tumisnya. Ini enak sekali," ucap Orion tulus, namun entah kenapa lidahnya bisa terpeleset seperti itu. Hingga kegugupan seketika melanda dirinya.
"Aku juga sangat menyukaimu. Maksudku, sangat senang ketika kau menyukaiku. Ups, maksudku makanannya ..." Dan, mereka berdua pun terkekeh bersama. Begitulah
Orion menghabiskan malamnya di kamar Beatrice.
Mereka makan, dan minum kopi sambil bercerita tentang masa lalu masing-masing.
"Baiklah, sepertinya aku harus kembali sebelum ada anggota yang mencurigai kita." Orion pun bangkit dari kursi yang menghadap keluar jendela.
Sejak tadi mereka mengobrol sambil memandangi bulan di luar. Bahkan, Beatrice meminjamkan teropongnya agar Orion dapat melihat bintang-bintang itu lebih dekat.
"Ah ya, baiklah. Meskipun sebenarnya aku tidak rela, dan menginginkan jika ... kau menemani aku malam ini," ucap Beatrice seraya memeluk tubuhnya sendiri.
Kedua matanya yang tersirat permintaan setengah memohon, juga gerakan bibirnya yang saling menggigit itu. Sangat menggoda naluri kesepian Orion. Ia pun, sebenarnya menginginkan kehangatan itu juga.
"Hanya menemani?" pancingnya.
Beatrice, tertawa pelan. Wanita itu menyibak rambut merah bergelombangnya yang berkilau terpantul cahaya bulan. Aura wanita itu sungguh sangat menggoda iman yang mati-matian Orion jaga. Apakah pertahannya harus runtuh malam ini?
"Terserah padamu, aku menyukai kebersaman kita. Bahkan, aku tidak ingin jika kau pergi." Beatrice mulai berani mendekati pria yang nyatanya teramat ia sukai sejak pertama kedatangan Orion ke tempat ini.
Beatrice memutari tubuh tegap Orion yang berbalut kaus hitam pres body. Sehingga punggung tegap itu begitu tercetak jelas.
Beatrice semakin berani dengan aksinya memeluk Orion dari belakang. Menempelkan erat tubuhnya. Hingga Orion memejamkan mata seraya menarik napasnya dalam. Sepertinya, ia juga nyaman dengan kedekatan ini. Karena itu Orion membiarkan wanita itu melakukan apapun padanya.
Beatrice, bukan hanya menempelkan bagian atas tubuhnya di belakang punggung Orion. Akan tetapi juga menempelkan bibirnya yang seksi.
Mendaratkan ciuman yang seketika membakar sesuatu yang selama ini membeku atau berusaha di bekukan oleh Orion. Sontak, perbuatannya itu membuat sesuatu dalam diri Orion menegang. Merasakan sebuah aliran yang menyengat dan menyentak di tubuhnya.
Orion meraih tangan Beatrice yang melingkar di dada bidangnya. Menarik perlahan lalu memutar tubuh hingga kini keduanya menjadi berhadapan.
Jujur, dirinya kini telah terbakar sentuhan yang diberikan oleh Beatrice. Serta melihat betapa wanita itu menyerahkan dirinya. Akal sehat itu terhempaskan.
Orion pun memutuskan untuk mengikuti nalurinya saja malam ini. Ia sudah tidak kuat lagi bertahan. Sesuatu yang ia bekukan kini mendidih. Dan hanya wanita di hadapannya ini yang mampu mendinginkannya kembali.
"Apa yang kau lakukan, B? Kau telah memancing sesuatu yang telah ku tidurkan lama. Jadi, jangan salahkan aku jika malam ini, kita --"
Beatrice tersenyum menggoda, lalu ...
...Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡
lalu..... selanjutnya terserah anda 🤭🤭🤭 haredanggg padahal belom apa apa tapi nih otak udah traveling aza tau 😆😆😆 dah lah lanjuttttyynnn 🤭🤭🤭
2023-04-09
1
Uyhull01
lahhh lahhh lahhh kalian mau ngapain ???
Naganya beneran mau nyemburkan api pda permukaan si Beatrice gtu ??
2023-04-09
1