"Ca–caranya ..." Luna tidak meneruskan kalimatnya, ia justru menatap wajah Orion dengan banjir keringat dingin.
Betapa pahatan terhadap sosok dihadapannya ini sangatlah sempurna.
'Apa jika aku mengatakan yang sebenarnya, Orion akan percaya. Apa dia tau jika aku telah jatuh hati padanya sejak pertama bertemu.' batin Luna masih bergeming hingga Orion menggoyangkan bahunya pelan.
"Lun, cepat katakan. Aku sudah semakin sesak," punya Orion dengan ekspresi kesakitan.
"Ahh! Itu ... kita hanya perlu bertukar liur, atau jelasnya kau harus menelan liurku. Jika, itu luka luar. Aku hanya perlu menjilatnya. Itu, pengobatan khusus. Bukan untuk sembarang orang," jelas Luna dengan wajah yang sudah semerah tomat.
"Yah, aku hanya orang sembarangan. Sebab itu, lebih baik kau tinggalkan saja aku sendiri. Tidak ada jalan lain bagiku selain --" Orion tidak dapat meneruskan kata-katanya sebab Luna telah menarik wajahnya.
Dengan cepat, Luna merampas bibir sensual Orion yang tadi pagi baru ia cicipi sedikit.
Luna mencium Orion dengan buas dan rakus hingga pria itu kini terbakar suasana dan mulai mengikuti alur permainan dari Luna.
Keduanya saling menyesap dan menggigit gemas. Saling bertukar saliva dengan gaya ciuman ala Prancis itu.
Keduanya semakin dekat. Hingga tidak ada jarak lagi. Apalagi, kini Luna telah mengalungkan lengannya ke leher kekar Orion.
Mereka berdua begitu menikmati hingga tak sadar ada seseorang yang masuk ke dalam ruangan itu dan menyaksikan aksi panas keduanya.
"Ekheemm!"
Seketika, tautan yang sudah memanas itu berhenti. Padahal, baru saja Orion merasakan kelembutan dari hangat dan basahnya bibir seorang wanita.
Setelah sekian lama ia berpisah dari istrinya.
Kejadian barusan membuat rona merah muda di kedua wajah yang terciduk tengah bermesraan itu. Padahal Aidyn berniat melihat Orion yang terluka. Melihat bagaimana pengobatan dari Luna, di gadis kucing yang ia rawat sejak kecil.
Ternyata oh ternyata ... apa yang
Aidyn saksikan di depan matanya saat ini, seperti apa yang ia pikirkan jika mereka berdua memiliki hubungan yang tak biasa.
Orion dan Luna segera memisahkan diri mereka. Membuang pandangan karena tak sanggup memandang tegak ke wajah Aidyn.
Apalagi mendapat tatapan penuh selidik dari iris berwarna white itu.
"Bagaimana keadaannya?" Aidyn mengarahkan pertanyaan kepada Luna dengan nada tegas.
"A–aku baru saja mengobatinya barusan. Belum memeriksa ulang tapi ... Mommy keburu datang," jawab Luna terbata.
Tenggorokannya begitu kering kerontang hingga kalimat yang ia keluarkan begitu susah. Orion pun mengerti kegugupan yang dialami Luna dan bermaksud mengambil alih.
"Aku sudah merasa lebih baik. Pengobatan Luna nampaknya berhasil. Lagipula, aku yang menginginkan pengobatan dengan cara itu. Sebab, aku ... takut dengan jarum," jelas Orion jujur. Ia tidak mampu menutupi apapun dari Aidyn. Wanita paruh baya yang telah ia anggap sebagai gurunya sendiri.
"Jadi, ada pengobatan seperti itu? Jelaskan pada Mommy, Luna?" cecar Aidyn membuat Luna semakin tersedak. Padahal tidak sedang menelan apapun kecuali rasa malu yang teramat sangat.
"Mommy ... Luna kan malu," kilahnya menolak menjelaskan. Karena jika ia bercerita, sama saja tengah menelanjangi diri sendiri. Apalagi momen barusan masih terasa menggetarkan seluruh sendi pada tubuhnya. Hal yang pertama kali ia lakukan pada pria dewasa pertama yang ia sukai.
"Kenapa kau malu menceritakannya, tapi tidak malu saat melakukannya," ledek Aidyn.
"A–aku kan melakukannya di ruang tertutup, Mom," dalih Luna mulai berani membela diri.
"Apanya tertutup? Kau lupa bahkan Mommy bisa masuk. Itu artinya kau telah ceroboh karena lupa mengunci pintunya," ungkap Aidyn dengan nada tegas, yang mana hal itu membuat Luna dan Orion kaget sekaligus merasa teramat bodoh.
"Bagaimana kalau yang masuk, anggota yang lain? Atau, bahkan Ace?" cecar Aidyn lagi, memojokkan kedua insan yang terbawa suasana tadi.
Kata-kata Aidyn barusan, sukses membuat wajah keduanya pucat pasi.
"Sial, kenapa aku bisa terbawa suasana seperti itu? Aku tidak boleh memiliki perasaan lebih apalagi sekedar memanfaatkan gadis kucing yang menggemaskan itu! Pria yang dewasa dan bijaksana takkan mencari masalah dimanapun ia berada." Batin Orion, menasihati dirinya sendiri.
Ia merasa bersalah kenapa harus mengambil jalan pengobatan seperti tadi. Menyesal tak bisa mengontrol gelora yang entah kenapa selalu membara setiap kali bersama Luna.
"Tolong jangan salahkan Luna, Ai. Aku yang salah karena takut bila dia menggunakan tehnik akupuntur. Aku yang salah. Aku yang paling dewasa di sini tapi belum bisa menguasai ketakutanku terhadap benda tajam yang kecil itu. Maafkan aku, Ai," ucap Orion penuh permohonan. Berharap Aidyn berhenti memojokkan Luna. Ia tak tega melihat wajah pucat sekaligus tegang si gadis kucing itu.
"Aku tidak sedang tidak memarahinya apalagi memojokkannya. Hanya mengingatkan kalian, agar lain kali lebih berhati-hati lagi. Ingat pesanku! Aku tidak melarang antara anggota memiliki perasaan satu sama lain. Asalkan kalian tetap fokus pada tugas dan juga misi dari akademisi ini." Aidyn berkata dengan nada tegas. Berharap, dua orang di hadapannya ini paham maksud dari perkataannya.
"Jika sudah selesai ikut aku ke aula pertemuan. Ada yang ingin Ace bahas dengan kita semua," ucap Aidyn lagi, kemudian ia berlalu pergi setelahnya.
"Kau tidak perlu memeriksa ku lagi. Aku sudah baikan," terang Orion pada Luna yang hendak menyentuh dadanya.
Memang benar jika dirinya saat ini merasa lebih sehat setelah mereka berciuman dengan panas tadi.
Hal yang mungkin akan membuat tidur malamnya menjadi tidak setenang biasa. Hal yang belum pernah ia rasakan meskipun bersama dengan Ana sekalipun.
"Stop Orion! Kau tak bisa membandingkan antara Ana dan Luna. Mereka adalah dua sosok wanita yang berbeda." Orion mengomeli dirinya sendiri dalam hati.
Pria gagah perkasa itu mengusap kasar wajahnya. Kemudian kembali memandang ke arah Luna yang menunduk.
"Terimakasih, Luna. Miaww!" goda Orion sambil menggerakkan tangannya seakan tenaga mencakar.
Ia berharap dapat mengembalikan senyum ceria di wajah gadis itu. Wajah cantik nan imut yang sejujurnya selalu membuat dirinya gemas.
Benar saja. Luna tersenyum jenaka. "Baguslah kalau kau sudah lebih baik. Kalau begitu kenakan pakaian. Jangan ke aula dengan keadaan yang seperti ini!" pesan Luna yang mana hal itu sontak membuat Orion bingung apa maksudnya.
Akan tetapi, Orion tetap tersenyum dan menuruti apa kata Luna. Menanggapi pakaian baru yang Luna berikan beserta celananya.
Hingga, segaris senyum ceria telah kembali di wajah cantik Luna.
"Jangan lakukan pengobatan itu pada pria lain. Kau mengerti!" pesan Orion seraya mengacak pucuk kepala Luna.
"Yes, Sir!" ucap Luna dengan senyum jenaka yang membuat Orion makin gemas saja.
"Tahan, Bung! Jangan kau hancurkan bunga yang baru mekar itu."
Orion berusaha mati-matian, menidurkan yang baru saja terbangun.
...Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
🤗🤗
ini nih yang membuat orang salah kaprah dan berakhir traveling
2023-04-13
2
@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡
aiihhh 🤭🤭🤭 memang klo sudah berhubungan sama hal hal yang kayak kiss kiss atau sejenis nya pasti lupa tempat dan situasi deh, jadi suka terhanyut kelelep kelelep gimanaaa gitu 🤣🤣🤣 jangan sampe mati aze ye karna kebablasan 🤣🤣🤣🤣
2023-04-09
1
Uyhull01
aihhh kalian ini tengok kanan kiri depan belakang klo mau brcumbu😂😂
sabar ya anak naga nanti aja klo udah halal bru menyeburkan apinya🤣🤣🤣🤣
2023-04-08
1