Caitlyn menarik nafasnya dalam-dalam lalu bangkit berdiri seraya menatap wajah Lean dengan malas.
“Kamu bisa gak, sih, gak usah kasar?” Caitlyn terlihat menjeda karena masih ingin melanjutkan kalimatnya.
Sejenak dia menatap sekeliling dengan tidak berniat, sesudah itu kembali menatap Lean dengan wajah yang teramat sangat malas. Entah karena efek lelah atau memang dia tidak lagi sudi melihat wajah tampan itu.
“Sebenarnya aku tuh udah gak nganggap kamu suami aku lagi. Bagi aku, semua urusan dan hubungan di antara kita tuh udah selesai sejak hari ini di mana permintaan cerai sudah kau setujui, bahkan udah masuk ke pengadilan agama. Artinya gada apa-apa lagi di antara kita. Kita tuh udah end, tinggal menunggu untuk disahkan aja. Iya, ‘kan?” Meskipun dengan nada rendah, tetapi Caitlyn cukup merasa puas dengan ucapannya.
Bagaimana tidak? Kata-kata itu sukses menampar Lean dan Caitlyn melihat itu dengan jelas.
“Kau ….”
“Aku kenapa?” tantang Caitlyn dengan sikap santai sekali. “Aku berbicara apa adanya. Jadi tidak perlu capek-capek mengakui aku sebagai istrimu lagi. Terima kasih karena telah memberikan status terhormat itu padaku selama tiga tahun ini, Tuan. Sekarang dengan sangat ikhlas hati aku melepaskan status dan jabatan kebesaran sebagai istri dari seorang Presdir Sanjaya Grup yang terhormat.” Tajam pada akhir kalimatnya, bersamaan dengan tatapan jengah yang berganti tatapan tajam pula.
Lean bergeming dan meraih tangan Caitlyn dengan kasar. Marah? Ya, tepat sekali. Saat ini dia benar-benar marah mendengar setiap perkataan Caitlyn.
“Lean! Bisa gak sih gosah kasar?” sentak Caitlyn yang mulai tersulut.
“Heh, Wanita licik. Lu bilang apa? Gosah kasar?” Cara bicara Lean mulai berubah.
Jika sudah menggunakan kata-kata lu-gue, artinya Lean sudah sangat marah dan dia tidak menghargai bahkan tidak lagi peduli pada lawan bicaranya. Caitlyn sendiri bahkan terkejut mendengar panggilannya itu.
“Jadi menurut lu, gue harus memperlakukan wanita tidak tau diri kayak lu gini dengan baik? Gue harus memperlakukan wanita tidak tau diri yang hidup enak karena pengasihan keluarga gue tapi dengan tidak tahu malunya memikirkan laki-laki lain? Bahkan berharap cerai secepatnya agar bisa bebas dengan laki-laki lain? Apa wanita seperti itu pantas diperlakukan dengan baik, hah?” Lean balas membentak dengan keras.
Mata Caitlyn memanas. Tidak, tidak! Dia mencoba lagi menata hati dengan baik agar tidak terluka dengan ucapan-ucapan Lean. Sekuat hati dia menatap laki-laki yang tengah dikuasai amarah itu dengan tajam.
“Bisa gak, sih, kalau bertengkar itu gak usah bawa-bawa orang lain? Bisa gak, sih, gak usah libatkan orang lain dalam permasalahan kita? Persoalan kamu sama aku, gada urusannya sama orang lain. Jangan dikit-dikit mengkambing hitamkan orang lain, dong. Cara pikir kamu itu perlu dibenahi!” Caitlyn membalas ucapan Lean dengan nada tak kalah meninggi. Dia tahu pasti siapa yang dimaksud lelaki itu.
Lean tertawa keras. “Gak salah? Bukannya otak licik lu ini yang harus dibenahi? Tau diri dikit dong. Lupa tiga tahun lalu sukses menjebak gue di hotel kemudian berhasil nikah, dan demi dapatkan perhatian keluarga gue, bikin drama kehamilan palsu? Lupa, yah? Kalo udah gak tau diri, paling gak harus punya harga diri, jadi gak asal nyalahin orang seenaknya.” Lean berbicara dengan telunjuk yang terus ditujukan pada Caitlyn.
Tidak bisa lagi menahan, tidak bisa lagi mengendalikan hati, air mata Caitlyn pun lolos begitu saja. Jangan tanyakan seberapa hancur hatinya saat ini. Sudah terlalu sering dia mendengarkan kata-kata itu selama ini, tetapi Caitlyn selalu berusaha untuk menikmati dengan menekan rasa sakit hati itu. Namun, di hari ini semua tekanan itu meluap tak bisa lagi terbendung.
“Oh, yah, gue lupa kalo wanita licik kayak lu udah gak punya harga diri. Sudah habis harganya untuk mengincar uang dan harta keluarga ini. Sekarang malah menggadaikan harga diri yang sudah gak ada pada laki-laki lain–”
“Cukup! Sudah cukup, Lean!” teriak Caitlyn dengan kedua tangan yang mengepal kuat.
“Apa ada yang salah dengan ucapanku?” Tatapan meremehkan itu membuat Caitlyn merasa sangat terhina.
“Memang salah. Sangat salah! Aku tidak suka kau mengatakanku seperti itu. Atas dasar apa kau menuduhku dengan tuduhan rendah seperti itu? Asal kau tau, aku memintamu bercerai bukan karena aku berselingkuh dengan siapapun. Tapi tidak ada kebahagiaan atau keharmonisan yang perlu kita pertahankan di sini. Ini hanya pernikahan terpaksa dan pura-pura.” Caitlyn semakin mengeras suaranya. Jika saja kamar itu tidak kedap suara, mungkin seisi rumah sudah jantungan mendengar pertengkaran mereka.
“Lu sendiri yang memaksanya dan lu juga yang berpura-pura! Kenapa malah menyalahkan gue? Bukankah lu harus udah siap dengan konsekuensinya? Hal yang sakral lu jadikan drama, kenapa harus mengharapkan kebahagiaan? Lucu tau gak.” Dia mendorong pundak Caitlyn menggunakan telunjuknya. “Dan apa tadi katamu? Gada hubungan sama laki-laki lain?” Lean terkekeh. “Si Nathan itu apa? Jangan pake alasan temen. Di dunia ini gada laki-laki dan perempuan berteman lama tanpa gada apa-apa di antara mereka. Bullshit!” balas Lean semakin sengit.
“Jangan membela diri dengan alasan lu gak tau perasaan dia. Nyatanya lu dengan ikhlas mau-maunya aja dipeluk, dipegang sana-sini. Atau jangan-jangan dia bahkan sudah bertindak lebih jauh dari apa yang gua lihat? Berapa uang yang dia kasih? Berapa?” pekik Lean sambil mengguncang baju Caitlyn tapi wanita itu sekuat tenaga menepisnya.
“Kau gila, Lean!” sentak Caitlyn dengan keras.
“Lu yang gila. Apa darinya yang buat lu tergila-gila, hah? Apa? Sentuhan dia lebih nikmat dari aku sampai bikin lu nagaih dan pengen cepet-cepet cerai biar bisa puas ngerasain sentuhan dia tiap malem–”
“Aleandro!”
Hening menguasai kamar itu setelah suara Caitlyn menggema bercampur tangis bersamaan dengan tubuhnya yang bergetar hebat.
Keduanya saling menatap dalam diam dengan posisi Lean memegang sebelah pipinya yang tampak memerah dengan lukisan tangan halus Caitlyn di sana.
...TBC...
...🌻🌻🌻...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Maliqa Effendy
klo Catlyn jujur ga kyk gini ..ngapain jd tameng orang busuk,klo akhirnya tersakiti.
2023-06-13
1
Yuni Verro
makanya jujur dan saling terbuka
2023-05-18
0
nctzen💋
wahhh begitu keterlaluannya mulut s lele ini!!!hemmm begitu semua kebenaran terungkap jngn harap ada kata maaf untukmu laki laki ogeb kayak loh ye!!!gedeggg anjay mana lagi hamidun dpt kata kata menyakitkan beuhhh sungguh terlalu...
2023-04-10
1