Mobil yang dikendarai Caitlyn memasuki basement luxury landing. Saskia tidak berhenti berdecak kagum melihat keindahan dan kemegahan bangunan elite dengan penjagaan dan pengamanan super ketat tersebut.
Namun, di balik perasaan kagum itu rasa keingintahuan akan siapa itu Dokter Vargas, ada apa dengan tempat elite ini, dan apa kaitannya pula dengan si iblis tua–Sania? Ah, Saskia dibikin mati penasaran dengan kebungkaman Caitlyn sedari tadi selama di perjalanan.
Keduanya kini memasuki lift yang kemudian mengantarkan mereka ke lantai 3 bangunan tersebut. Saskia ikut berdiam diri dan tetap setia mengikuti ke mana Caitlyn membawanya.
“Di sini?” tanya Saskia. Kini keduanya tengah berdiri di depan pintu sebuah unit apartemen.
Caitlyn mengangguk sambil menempelkan telapak tangannya di dekat gagang pintu. Tidak lama kemudian pintu pun terbuka dan seorang wanita berseragam merah muda menyambut mereka dengan sopan.
“Selamat siang, Nona Caitlyn. Syukurlah Anda datang di saat yang tepat. Dokter Vargas sedang di dalam. Tadi beliau menghubungi Anda tetapi tidak terjawab.” Wanita yang berprofesi sebagai perawat itu menjelaskan.
“Oh, iya. Terima kasih, Suster. Kalau begitu aku ke dalam dulu, yah.”
Caitlyn langsung menarik tangan Saskia untuk mengikutinya agar gadis itu mendengar dan juga melihat apa yang terjadi di dalam sana.
Begitu pintu terbuka, Saskia langsung mematung di tempatnya melihat seorang pria terbaring di ranjang mewah di dalam sana dengan banyak alat-alat yang menempel pada tubuhnya. Gadis itu terheran-heran melihat kamar mewah yang disulap menjadi ruang ICU super lengkap.
Gadis itu menoleh dan langsung ingin mencecar Caitlyn dengan ribuan tanya, tetapi suara seorang pria berjubah putih mencegahnya.
“Oh, halo, Nona Wiguna. Syukurlah Anda sudah di sini–”
Caitlyn langsung menerobos masuk meninggalkan Saskia yang masih mematung di depan pintu.
“Ada apa, Dok? Semuanya baik-baik saja, ‘kan?” tanya Caitlyn panik.
Dokter tersenyum dan menghampirinya. “Silahkan duduk dulu, Nona. Ada yang perlu saya saya sampaikan.”
“Langsung katakan saja, Dok. Dia baik-baik saja, ‘kan, Dok? Tolong berikan semua yang terbaik, Dok. Masalah biaya, jangan khawatir–”
“Saya ingin mengatakan jika pasien mulai mengalami kemajuan yang cukup signifikan hari ini. Tadi siang suster mendapati pergerakan dari tangan pasien. Karena itu saya ingin meminta izin Anda untuk sebaiknya memindahkan pasien kembali ke RS lagi untuk dapat dilakukan MRI dan CT scan,” jelas sang dokter.
Caitlyn terdiam meskipun tidak dipungkiri bahwa ada perasaan senang dan lega yang menyusup dalam hatinya. Diamnya wanita ini bukan memikirkan biaya, tepat tingkat keamanan yang tidak seketat di tempat ini.
Caitlyn tidak bisa membiarkan hal buruk menimpa pria asing itu lagi. Dia sangat mengharapkan kesembuhan pria itu karena hanya pria itu satu-satunya kunci jawaban untuk menyingkap fakta mengenai keberadaan orang tua kandung Caitlyn.
Sudah hampir setahun Caitlyn menantikan waktu di mana pria itu bangun dan menceritakan semuanya. Caitlyn sudah begitu sabar menunggu, menahan segala rasa ingin tahunya, bahkan tak sedikit biaya yang sudah dia keluarkan untuk pengobatan dan tempat tinggal pria itu selama ini. Belum lagi dia membayar jasa dokter dan 2 orang perawat yang bergantian menjaga pria asing tersebut. Hanya demi satu jawaban atas sebuah jati diri.
Caitlyn berjalan ke arah ranjang di mana pria itu berbaring. Tiba-tiba saja matanya memanas mengingat bagaimana dia pertama kali bertemu dengan pria itu dengan kondisi yang teramat sangat memprihatinkan.
Sepuluh bulan lalu tepat pada waktu malam hari, Caitlyn hendak menemui seorang asing yang menelepon dan memintanya bertemu di sebuah cafe karena ingin memberinya sebuah informasi penting. Namun, niatan itu terurung kala sebuah taksi menghadang mobilnya yang kala itu baru saja keluar dari gerbang besar kediaman Sanjaya.
Caitlyn yang kesal pun keluar dan mobil dan hendak melabrak sopir taksi tersebut, tetapi langkah tegapnya seketika mundur begitu melihat seseorang yang keluar dari taksi tersebut.
“No-Nona, de-dengarkan sa-ya ….”
Seorang pria dengan tubuh kotor dipenuhi luka dan darah terlihat begitu mengenaskan. Jalannya terseok-seok hampir tidak bisa bangkit. Namun, dia memaksakan diri ingin meraih tangan Caitlyn.
“Jangan! Jika kau melakukan itu, aku panggilkan para penjaga untuk menghajarmu!” ancam Caitlyn dengan telunjuk yang mengarah pada pria itu, seraya semakin berjalan mundur. “Siapa kau?” imbuhnya bertanya.
Pria asing itu terbatuk-batuk sambari mengeluarkan darah. Belum juga menjawab pertanyaan Caitlyn, tubuhnya tiba-tiba ambruk. Dia memegang kepalanya yang terasa begitu sakit luar biasa sembari mengerang kesakitan.
“Pak, tolongin!” panggil Caitlyn pada sang sopir yang terlihat anteng di dalam taksi.
Pria tua itu keluar dan membantu memapah pria asing tadi kembali ke dalam taksi. Namun, di sisa-sisa kesadarannya, dia terus memanggil Caitlyn. Penasaran sekaligus iba, Caitlyn mendekat hingga mengikutinya di depan pintu taksi.
“Ti-tidak perlu si-siapa aku. Me-mereka i-ingin me-membunuhku karna a-aku ta-tahu o-orang tua kan-dungmu. Me-mereka ju-juga ingin me-nying-kirkanmu. Ha-hati–” Kesadaran pria itu lantas benar-benar hilang.
Detik itu juga tubuh Caitlyn gemetar dan seolah membeku. Tidak ada respon apapun selain mematung, hingga sopir taksi menanyakan mau dibawah ke mana pria asing itu dan Caitlyn pun berinisiatif membawanya ke rumah sakit. Setelah dari rumah sakit dan hasil pemeriksaan dokter, Caitlyn mengetahui jika pria asing itu mengalami tindak penganiayaan yang mengakibatkan pendarahan pada bagian otak karena hantaman benda tajam yang cukup keras.
Caitlyn teringat kembali perkataan pria itu sebelum akhirnya tak sadarkan diri. Dia pun memutuskan memberi perawatan pada pria asing itu karena dia sangat ingin mendengar fakta selanjutnya mengenai siapa orang tuanya. Selama seminggu pria asing itu dirawat di rumah sakit dan selanjutnya Caitlyn meminta memindahkan pria itu untuk dirawat di tempat yang aman. Bagi Caitlyn, keselamatan pria itu adalah penting.
Susah payah Caitlyn meminta dokter untuk mengizinkan sekaligus menangani pria itu hingga sembuh nanti. Tentu dengan bayaran yang sangat fantastis. Untung saja Lean tidak pernah mempersoalkan berapa pun yang Caitlyn habiskan. Sekedar mencari tahu pun, tidak. Pria dingin dan angkuh itu tahu persis bahwa Caitlyn menjebaknya untuk menikah hanya karena uang. Oleh sebab itu, dia tidak lagi heran akan notif-notif pengeluaran yang masuk setiap harinya. Lean bahkan selalu mengabaikan hal itu.
“Bagaimana, Nona? Bisakah kita mengembalikan pasien ke rumah sakit?” Pertanyaan itu menarik Caitlyn dari wisata masa lalu.
“Ah, iya, Dok. Maaf, aku melamun.” Caitlyn menghapus ujung matanya yang berair. “Lakukan apapun yang terbaik untuknya, Dok. Tapi satu hal yang aku minta, pastikan keselamatan dia tetap aman, Dok. Aku takut ada orang yang mengincarnya lagi.” Caitlyn mengungkapkan ketakutannya.
“Kalau itu saya yang akan menjaminnya, Nona. Percaya sama saya.” Dokter itu berbicara sembari menatap wajah Caitlyn begitu intens.
Menyadari itu, Caitlyn langsung mengalihkan pandangan pada Saskia yang sedari tadi tidak bergerak dari tempatnya. Dipanggilnya gadis itu dan Caitlyn memberitahukan semuanya.
“Kalau bisa lakukan pemindahannya malam ini juga, Dok! Siang terlalu beresiko,” pinta Caitlyn.
“Kalau begitu baik, Nona. Saya akan datangkan tim medis malam ini juga,” sahut sang dokter.
“Terima kasih, Dok! Aku akan pulang tapi besok pagi aku langsung ke rumah sakit. Sekali lagi terima kasih!”
Caitlyn dan Saskia pun meninggalkan tempat itu menuju kembali ke apartemen Saskia. Menempuh jarak yang lumayan jauh, membuat Caitlyn bagitu kelelahan. Wanita itu lelah secara fisik dan juga hati. Keduanya baru tiba di apartemen Saskia pukul 10.15 PM.
Baru saja hendak membaringkan tubuhnya, dering ponsel membuat Caitlyn harus menunda mengistirahatkan tubuh. Melihat siapa yang menelepon, Caitlyn berdecak sambil menggeser layar hijau di sana.
📲 “Aku–”
📲 “Pulang sekarang juga. 10 menit kau sudah di rumah!”
Hampir saja Caitlyn membanting ponselnya jika tidak mengingat dirinya butuh informasi dari Dokter Vargas.
“Sh*it!”
...TBC...
...🌻🌻🌻...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Yuni Verro
nah disuruh pulang kan
2023-05-18
0
Fitria Ragiel
keren keren..lanjut Thor..teka teki masih blm terpecahkan...
2023-04-05
1