Bab 5. Lean Angry

Dalam ruang meeting selama satu jam lebih, Aleandro seolah tidak mendengarkan apapun. Hati dan jiwa lelaki itu bahkan berkelana ke mana-mana, hingga meeting selesai dan orang-orang mulai meninggalkan ruangan pun, Lean tidak menyadarinya.

Untunglah ada Jerry yang selalu bisa diandalkan untuk menangani setiap keadaan kacau yang disengaja maupun tidak disengaja atasannya.

“Em, maaf, Tuan. Apa Anda akan terus berada di sini?” Jerry sedang mencoba menyadarkan sang atasan.

Lean sedikit kaget tetapi dia cepat sekali menguasai diri. “Oh, sudah selesai yah?”

Kembali hening dengan Lean yang tampak diam sambil sedikit menunduk dan memijat pangkal hidungnya. Sementara itu, Jerry ikut terdiam tanpa menjawab pertanyaan atasannya. Sejujurnya lelaki itu bingung dengan situasi yang sedang terjadi saat ini.

Terdengar helaan nafas panjang dan berat. Sedikit, Jerry mulai bisa memahami jika atasannya itu memiliki masalah.

“Menurutmu, kenapa wanita ingin meminta cerai?” tanya Lean tiba-tiba.

“Ha?”

Lean berdecak. “Ck, tidak usah kaget. Jawab saja yang kau tau.”

Lah, mana saya tau? Tentu saja saya kaget. Orang saya tidak punya pasangan.

“Kau dengar tidak?” sentak Lean.

“Ah, iya, Tuan. Ya, ya … mungkin saja sudah tak cinta lagi,” jawab Jerry seadanya yang dia tau.

Lean menggebrak meja membuat asistennya terlonjak. “Jadi kau ingin bilang dia tidak mencintaiku lagi, hah?”

“Oh, eh … bu-bukan begitu maksudku, Tuan.” Issshhh, kenapa juga saya yang salah, sih?

“Jawaban lain!” ucap Lean dengan tegas.

Dih, pemaksaan. “Emm, bisa jadi dia merasa terluka atau tersiksa dengan sikap pasangannya–”

“Stop!”

Lean langsung bangkit dan berjalan keluar disusul oleh sang asisten. Tiba di ruangannya, Lean kaget mendapati sosok Tamara di sana. Belum selesai dengan kekesalan terhadap istrinya, datang lagi hal baru yang lebih mengesalkan.

Sekesal-kesalnya Lean pada sang istri, tetapi lebih kesal lagi dia terhadap mantan kekasihnya itu. Hubungan mereka sudah berakhir 4 tahun lalu, tetapi Tamara masih saja dengan tidak tahu malu menempel padanya.

Seperti yang dia lakukan saat ini. Datang tanpa diundang, bahkan tak diinginkan sama sekali. Lean bahkan bosan menghadapinya. Sikap dingin yang dia perlihatkan selama ini, tidak jua mampu memberi dampak jera ataupun menyerah pada wanita itu.

“Pergilah, Ara! Aku sedang tidak berselera untuk berdebat. Aku muak melihat tingkahmu yang memalukan ini.”

Lean langsung menghempaskan tubuhnya di atas kursi kebesaran. Tangannya terangkat melonggarkan dasi.

“Sejak kapan aku peduli akan hal itu, Baby?” Mendekat ke arah Lean dan memilih duduk di ujung meja kerja milik pria itu. “Kau tahu bahwa aku tidak akan menyerah sampai kau melapaskan wanita jalang–”

“Tamara!”

Tidak hanya Tamara yang tersentak, tetapi juga Jerry yang setia berdiri di belakang tuannya. Saking kaget dan tidak percaya dibentak seperti itu, Tamara pun langsung berdiri dan terpaku.

Lean ikut berdiri lalu menatap mantan kekasihnya itu penuh amarah. Dalam hati Tamara, dia berpikir kali ini Lean benar-benar murka. Ini bukan Lean yang dia kenakan sebelumnya. Semarah apapun lelaki itu padanya, belum sekali pun dia membentak dan meneriaki namanya seperti saat ini. Takut, satu kata mendeskripsikan wajah Tamara saat ini.

“Dulu mungkin sering aku biarkan, tapi tidak lagi kali ini, bahkan kali yang akan datang. Yang harus kau catat dan kau ingat, wanita itu istriku. Aku tidak akan membiarkan wanita tidak tau malu sepertimu merendahkan istriku. Tidak seorang pun. Seburuk-buruknya dia, dia tetap istriku. Istri Aleandro Sanjaya. Camkan itu dan jangan kau ulangi lagi!” ucap Lean panjang lebar dengan begitu tegas dan penuh penekanan.

Tubuh Tamara bergetar mendengar ucapan Lean. Sangat-sangat tidak bisa diterima akal sehatnya sama sekali. Ini bukan Lean, ini bukan Lean. Hanya itu yang terus bergema di kepala Tamara.

“Kau mengerti? Sekarang keluarlah!” titah Lean setelah itu.

Tamara menggeleng kuat. “Tidak. Aku tidak ingin mengerti dan tidak akan pernah mau mengerti sampai kapanpun. It's ok, kalaupun aku keluar, itu artinya aku akan datang lagi dan bukan untuk pergi dari hidupmu!” balas Tamara ikut membentak.

Lean membuang wajahnya karena kesal melihat wajah Tamara yang begitu tidak pantang menyerah. Pria itu kembali duduk sambil mengusap wajahnya dengan kasar. Apalagi yang harus dia lakukan untuk wanita ini? Begitu pikirnya.

“Aku tau kau sedang ada masalah. Dan ini mungkin yang bikin mood kamu gak baik. Tenangkan dirimu, Baby. Aku akan ke rumah dan menemui wanita itu.” Tamara menolak percaya dengan sikap Lean tadi.

Baru saja hendak melangkah, Tamara sudah tidak bisa untuk bergerak sedikit pun. Suara wanita itu bahkan hilang dalam sekejap. Dalam kekakuan dan ketidakberdayaannya yang dia lihat hanyalah amarah Lean yang meluap-luap untuknya.

“Aku peringatkan untuk menjaga langkahmu, Tamara. Jangan coba-coba kau ke rumah atau menemui istriku! Sedikit saja bagian tubuhnya kau sentuh, kau akan melihat sisi lain diriku yang belum pernah kutunjukan.” Lean berucap dengan nada rendah penuh emosi.

“Le-Lean,” ucap Tamara terbata.

“Lepaskan dia, Tuan. Dia bisa mati.” Jerry berucap sembari sedikit menyentuh pundak atasannya.

Hal itu sukses menyadarkan Aleandro yang tengah dikuasai amarah. Lelaki itu lantas melepaskan cengkeramannya dari leher Tamara. Tidak menunggu persetujuan atau perintah apapun lagi, Jerry segera menuntun Tamara keluar dengan paksa. Dia tidak mau menjadi saksi atas tindak kriminal siang itu.

“Lepaskan aku, Sailan! Aku bisa sendiri. Minggir,” sentak Tamara begitu mereka keluar.

“Wah, wah. Benar-benar tidak tau diri kau ini. Pantas saja tuan tidak sudi melihatmu apalagi saya. Hati-hati di jalan, Nona Tamara,” ucap Jerry penuh sindiran. Pria itu kemudian berbalik dan kembali masuk ke ruangan Lean.

Sementara itu, Tamara berjalan keluar gedung dengan sedikit terseok-seok. Dalam hati wanita itu sedang membuat perhitungan dengan Caitlyn. Dia tahu bahwa perubahan Lean saat ini semata karena pengaruh buruk dari Caitlyn. Oleh sebab itu dia tidak mengindahkan peringatan dari Lean. Dia justru semakin ingin melabrak Caitlyn saat ini juga.

“Ke kediaman Sanjaya, Pak!” perintah Tamara pada supirnya.

...***...

Di sisi lain, Caitlyn tampak sedang menenangkan dirinya dari rasa sakit hati dan tekanan yang begitu banyak. Hari ini menjadi hari yang berat bagi Caitlyn. Bertengkar dengan suami masalah perceraian, bertengkar dengan ibu mertua masalah uang. Selain itu dia juga harus meladeni mood nenek Sanju yang minta ampun, dan kini dia harus melihat wanita lain di ruangan kerja suaminya sendiri.

Ya, beberapa saat lalu Caitlyn hendak menyusul Lean ke kantor dan memaksanya untuk mengiyakan permintaan cerai yang dia layangkan. Namun, rupanya Tamara sudah lebih dulu tiba di sana dan melenggang masuk begitu saja ke ruang kerja Lean. Caitlyn lantas menghentikan langkah dan berbalik arah tanpa menunggu lama.

Kecewa? Sakit hati? Of course. Istri mana yang tidak sakit hati melihat suaminya masih terus berhubungan dengan sang mantan? Oh, halo … ini hati. Bukan halte bus.

Kini Caitlyn berada di apartemen milik sahabatnya, Saskia. Duduk di ruang nonton sambil menikmati sekotak pizza, tetapi tidak sedang menonton. Tempat inilah yang selalu menjadi pelarian Caitlyn dari segala kepenatan hidup yang dia jalani.

“Kenapa tidak lu labrak saja, sih, Ly? Wanita iblis, tidak tau diri seperti itu harus dikasih pelajaran. Lagian si Lean brengsek itu kok mau-maunya menerima mantan sialan kayak begitu. Jadi cowok kok bego.” Saskia menyolot emosi.

“Lu saraf yah? Barbar juga liat tempatnya kali, Kia,” sahur Caitlyn dengan nada malas.

“Elah, masih o‘on juga ini otak yah.” Saskia mendorong kepala Caitlyn menggunakan ujung telunjuknya. “Malah bagus tau gak? Kalo sampe lu bikin ribut trus si bego Lean tau dan marah, paling-paling dia mempermudah perceraian kalian,” ucap Kia penuh semangat tapi juga penyesalan.

Caitlyn tampak berpikir sejenak. “Iya juga yah? Tapi … gak ah, gak. Sama aja gua bikin Lean malu. Gak, itu gak baik untuk reputasi dia. Lu tau, ‘kan, pernikahan kita karena apa?”

“Lily, Lily. Maka dari itu dibikin imbang dong. Kalian nikah karena mereka mikirin reputasi, nah cerai juga lebih bagus dengan alasan yang sama. Iya gak? Paling gak lu yang diuntungkan, Ly.” Saskia masih dengan pemikirannya.

“Gak. Gua gak mau ninggalin dia dengan jejak gak baik. Biarkan ini menjadi akhir yang baik untuk kita.” Caitlyn berdiri lalu menuju kamar sahabatnya. “Gua mau tidur. Jangan angkat telepon dari siapapun itu!”

Saksi mengedikan bahunya. “Ck, susah kalo bicara soal hati. Lu terlalu naif karena jatuh cinta sama dia, Ly,” gumam Saskia.

...TBC...

...🌻🌻🌻...

Terpopuler

Comments

Yuni Verro

Yuni Verro

yah namanya cinta

2023-05-18

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Anniversary
2 Bab 2. Let's Divorce!
3 Bab 3. Need to Talk
4 Bab 4. Just Want to Divorce
5 Bab 5. Lean Angry
6 Bab 6. Where is She?
7 Bab 7. At Luxury Landing
8 Bab 8. Serve Me for the Last
9 Bab 9. Morning Chat
10 Bab 10. Please, Love Him Like Your Son
11 Bab 11. Good News and Bad News
12 Bab 12. Meet Nathan
13 Bab 13. Grandma's Request
14 Bab 14. Quarrel Part 1
15 Bab 15. Pregnant
16 Bab 16. What's Wrong with You
17 Bab 17. Quarrel Part 2
18 Bab 18. Don't Call My Name!
19 Bab 19. Need Your Help!
20 Bab 20. Grandma Sanju’s Message
21 Bab 21. Be Like You
22 Bab 22. Package
23 Bab 23. Wedding Ring
24 Bab 24. Not a Kid Anymore
25 Bab 25. Don't be Afraid!
26 Bab 26. Do You Miss Him?
27 Bab 27. Caitlyn and Hadya
28 Bab 28. Stop Working
29 Bab 29. A month later
30 Bab 30. Visitor
31 Bab 31. Do it Now!
32 Bab 32. Small Reply
33 Bab 33. Let Her!
34 Bab 34. Hadya‘s Threat
35 Bab 35. She’s Still Mine!
36 Bab 36. Call from Papa
37 Bab 37. Not Dreaming
38 Bab 38. Who is Pregnant?
39 Bab 39. Healer for Hadya
40 Bab 40. Hurt
41 Bab 41. Hate You but Love You Too
42 Bab 42. Sania‘s Plan
43 Bab 43. Drunk
44 Bab 44. Caitlyn’s Trip
45 Bab 45. dr. Andra among the Lords
46 Bab 46. No One is More Deserving Than You
47 Bab 47. Bad Smell
48 Bab 48. Couvade Syndrome
49 Bab 49. Not Love Her
50 Bab 50. All Because of Sania
51 Bab 51. Just Plays
52 Bab 52. Can‘t be Stopped
53 Bab 53. Nathan & Sania
54 Bab 54. Stepbrother
55 Bab 55. Because of Him
56 Bab 56. Commotion
57 Bab 57. Where‘s Caitlyn
58 Bab 58. Something Behind the Painting
59 Bab 59. Help Me, Papa!
60 Bab 60. Do Not Dream!
61 Bab 61. Hi, Son!
62 Bab 62. Are You Crazy?
63 PROMOSI NOVEL BARU
64 Bab 64. Enough
65 Bab 65. Forgive Me
66 Bab 66. Hipotermia
67 Bab 67. That Man
68 Bab 68. Shameless Family
69 Bab 69. Hadya Decision
70 Bab 70. Punishment From Lean
71 Bab 71. Spoiled
72 Bab 72. Want To Meet
73 Bab 73. Sisi Manis Caitlyn
74 Bab 74. Halusinasi
75 Bab 75. Kembali Ke Rumah
76 Bab 76. Hukuman Untuk Tamara
77 Bab 77. Saat itu Akan Segera Tiba
78 Bab 78. Pengakuan Lean
79 Bab 79. Bertemu Nenek Sanju
80 Bab 80. Harga Yang Harus Dibayar
81 Bab 81. Musuh Sesungguhnya
82 Bab 82. Menyerah
83 Bab 83. Pergi
84 Bab 84. Hidup Baru Nathan
85 Bab 85. Panggilan Video
86 Bab 86. Ke Rumah Utama
87 Bab 87. Tabungan Rindu
88 Bab 88. Cerita Rendi
89 Bab 89. Permintaan Hadya
90 Bab 90. Alasan Rendi
91 Bab 91. Darah Sanjaya
92 Bab 92. Tidak Berubah
93 Bab 93. Rasa Rindu Caitlyn
94 Bab 94. Restorant
95 Bab 95. Rendi Menghilang
96 Bab 96. Kurir
97 Bab 97. Menahan Diri
98 Bab 98. Khawatir Hadya
99 Bab 99. Lean Lebih Tahu
100 Bab 100. Puzzle Yang Telah Tersusun
101 Bab 101. Jangan gegabah!
102 Bab 102. Sania Mengamuk
103 Bab 103. Sefrekuensi
104 Bab 104. Mencurigai
105 Bab 105. Memilih Percaya
106 Bab 106. Jangan Menghalangi
107 Bab 107. Butuh Pelukan
108 Bab 108. Tidak Mendapat Dukungan
109 Bab 109. Rencana Makan Malam
110 Bab 110. Keluarga Lengkap
111 Bab 111. 1000 Langkah
112 Bab 112. Janji Lean
113 Bab 113. Di Luar Dugaan
114 Bab 114. Keputusan Lean & Kecemasan Cecilia
115 Bab 115. Tujuan Lean
116 Bab 116. Perkara Gaun
117 Bab 117. Stunning
118 Bab 118. Perasaan Aneh dan Jawabannya
119 Bab 119. She‘s Our Caca
120 Bab 120. Separuh Jiwa
121 Bab 121. Rahasia Kecil
122 Bab 122. Ingin Selalu Dekat
123 Bab 123. You‘re Not My Daughter
124 Bab 124. Tanda Lahir
125 Bab 125. Daddy And Old Brother
126 Bab 126. Malaikat Pelindung
127 Bab 127. Dia Lagi
128 Bab 128. Thanks For The Trap
129 Bab 129. Bocah Setan
130 Bab 130. Adik & Tuan Idola
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Bab 1. Anniversary
2
Bab 2. Let's Divorce!
3
Bab 3. Need to Talk
4
Bab 4. Just Want to Divorce
5
Bab 5. Lean Angry
6
Bab 6. Where is She?
7
Bab 7. At Luxury Landing
8
Bab 8. Serve Me for the Last
9
Bab 9. Morning Chat
10
Bab 10. Please, Love Him Like Your Son
11
Bab 11. Good News and Bad News
12
Bab 12. Meet Nathan
13
Bab 13. Grandma's Request
14
Bab 14. Quarrel Part 1
15
Bab 15. Pregnant
16
Bab 16. What's Wrong with You
17
Bab 17. Quarrel Part 2
18
Bab 18. Don't Call My Name!
19
Bab 19. Need Your Help!
20
Bab 20. Grandma Sanju’s Message
21
Bab 21. Be Like You
22
Bab 22. Package
23
Bab 23. Wedding Ring
24
Bab 24. Not a Kid Anymore
25
Bab 25. Don't be Afraid!
26
Bab 26. Do You Miss Him?
27
Bab 27. Caitlyn and Hadya
28
Bab 28. Stop Working
29
Bab 29. A month later
30
Bab 30. Visitor
31
Bab 31. Do it Now!
32
Bab 32. Small Reply
33
Bab 33. Let Her!
34
Bab 34. Hadya‘s Threat
35
Bab 35. She’s Still Mine!
36
Bab 36. Call from Papa
37
Bab 37. Not Dreaming
38
Bab 38. Who is Pregnant?
39
Bab 39. Healer for Hadya
40
Bab 40. Hurt
41
Bab 41. Hate You but Love You Too
42
Bab 42. Sania‘s Plan
43
Bab 43. Drunk
44
Bab 44. Caitlyn’s Trip
45
Bab 45. dr. Andra among the Lords
46
Bab 46. No One is More Deserving Than You
47
Bab 47. Bad Smell
48
Bab 48. Couvade Syndrome
49
Bab 49. Not Love Her
50
Bab 50. All Because of Sania
51
Bab 51. Just Plays
52
Bab 52. Can‘t be Stopped
53
Bab 53. Nathan & Sania
54
Bab 54. Stepbrother
55
Bab 55. Because of Him
56
Bab 56. Commotion
57
Bab 57. Where‘s Caitlyn
58
Bab 58. Something Behind the Painting
59
Bab 59. Help Me, Papa!
60
Bab 60. Do Not Dream!
61
Bab 61. Hi, Son!
62
Bab 62. Are You Crazy?
63
PROMOSI NOVEL BARU
64
Bab 64. Enough
65
Bab 65. Forgive Me
66
Bab 66. Hipotermia
67
Bab 67. That Man
68
Bab 68. Shameless Family
69
Bab 69. Hadya Decision
70
Bab 70. Punishment From Lean
71
Bab 71. Spoiled
72
Bab 72. Want To Meet
73
Bab 73. Sisi Manis Caitlyn
74
Bab 74. Halusinasi
75
Bab 75. Kembali Ke Rumah
76
Bab 76. Hukuman Untuk Tamara
77
Bab 77. Saat itu Akan Segera Tiba
78
Bab 78. Pengakuan Lean
79
Bab 79. Bertemu Nenek Sanju
80
Bab 80. Harga Yang Harus Dibayar
81
Bab 81. Musuh Sesungguhnya
82
Bab 82. Menyerah
83
Bab 83. Pergi
84
Bab 84. Hidup Baru Nathan
85
Bab 85. Panggilan Video
86
Bab 86. Ke Rumah Utama
87
Bab 87. Tabungan Rindu
88
Bab 88. Cerita Rendi
89
Bab 89. Permintaan Hadya
90
Bab 90. Alasan Rendi
91
Bab 91. Darah Sanjaya
92
Bab 92. Tidak Berubah
93
Bab 93. Rasa Rindu Caitlyn
94
Bab 94. Restorant
95
Bab 95. Rendi Menghilang
96
Bab 96. Kurir
97
Bab 97. Menahan Diri
98
Bab 98. Khawatir Hadya
99
Bab 99. Lean Lebih Tahu
100
Bab 100. Puzzle Yang Telah Tersusun
101
Bab 101. Jangan gegabah!
102
Bab 102. Sania Mengamuk
103
Bab 103. Sefrekuensi
104
Bab 104. Mencurigai
105
Bab 105. Memilih Percaya
106
Bab 106. Jangan Menghalangi
107
Bab 107. Butuh Pelukan
108
Bab 108. Tidak Mendapat Dukungan
109
Bab 109. Rencana Makan Malam
110
Bab 110. Keluarga Lengkap
111
Bab 111. 1000 Langkah
112
Bab 112. Janji Lean
113
Bab 113. Di Luar Dugaan
114
Bab 114. Keputusan Lean & Kecemasan Cecilia
115
Bab 115. Tujuan Lean
116
Bab 116. Perkara Gaun
117
Bab 117. Stunning
118
Bab 118. Perasaan Aneh dan Jawabannya
119
Bab 119. She‘s Our Caca
120
Bab 120. Separuh Jiwa
121
Bab 121. Rahasia Kecil
122
Bab 122. Ingin Selalu Dekat
123
Bab 123. You‘re Not My Daughter
124
Bab 124. Tanda Lahir
125
Bab 125. Daddy And Old Brother
126
Bab 126. Malaikat Pelindung
127
Bab 127. Dia Lagi
128
Bab 128. Thanks For The Trap
129
Bab 129. Bocah Setan
130
Bab 130. Adik & Tuan Idola

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!