Jangan mencuri start

"Vian," lirih lyra dengan napas yang tersengal.

"Kau sudah lega, Nona? Tidurlah," titah vian padanya. Meski terdengar lancang, namun lyra menganggukkan kepala..

"Kau, bagaimana?"

"Aku?"

"Ya, Kau. Apa kau tak terang sang denganku? Kau tak menginginkanku?" tanya lyra. Ia saja sudah seperti itu, hingga seakan tak percaya jika vian masih bisa menjaga dirinya saat ini.

"Tidurlah, aku tak apa. Aku hanya ingin kedepan sebentar untuk mengganti kode pintu apartemen ini."

"Setelah itu kau harus kembali. Tidur disini, menemaniku." Lyra menepuk bagian pinggir ranjangnya dan meminta vian tidur disana. Ia lalu membenamkan kepalanya secara sensual dibantal, berharap vian kembali menyergap dan melanjutkan aktivitas mereka berdua.

Rupanya tidak. Vian hanya mengangguk dan memutar tubuhnya untuk pergi dari kamar itu dengan segera., meninggalkan lyra yang masih penuh damba.

"Aaah... Dia memang menyebalkan. Awas saja nanti, akan ku buat dia tergila-gila padaku. Atau, justru aku yang akan tergila-gila padanya?" Lyra meraih selimut dan menutup tubuh polosnya. Ia masih terbayang-bayang semua sentuhan vian disekujur tubuhnya. Bahkan dibawah sana masih terasa nyeri dan berkedut usai pelepasan tadi.

" Aku ingin merasakannya lagi," rengek lyra dalam hati.

Vian memang sempat merasakan sesak didalam celana bahan yang ia pakai. Tapi itu masih bisa ia atasi, karena ia ingat perjanjian mereka seminggu lagi. Tapi sepertinya Lyra yang akan terus menggoda dan meminta semuanya dipercepat sesuai keinginannya.

Vian saat itu merasa aneh, karena biasanya gadis akan trauma ketika mengalami hal menyakitkan seperti lyra. Menyendiri, dan bahkan mungkin pergi berlibur untuk menenangkan diri. Tapi lyra justru mengejarnya untuk melampiaskan apa yang sempat tertunda.

"Entahlah, setidaknya aku akan beruntung mendapatkan jackpotku sebentar lagi," gumam vian dalam hati. Ia sesekali membayangkan wajah penuh kenikmatan sang nona yang begitu menggemaskan baginya, suara-suara indah yang menggema serta liukan tubuh yang begitu menggoda.

Akankah gadis yang selama ini ia anggap angkuh itu akan jatuh ke tangannya? Yang bahkan ia hanya supir pribadi lyra saat itu. Biarpun lyra mencintainya, tapi strata mereka begitu berbeda.

Vian mulai mengotak atik tombol pintu apartemen lyra sesuai dengan tujuan awalnya. Ia merubahnya, agar suatu saat nanti riko tak kembali dan bebas masuk kesana. Ia pasti akan terus mengejar lyra setelah ini karena ia tak akan pernah rela jika ATM berjalannya akan hilang sia-sia.

"Sial! Pasti sebenarnya lyra akan memberikan tubuhnya untukku malam ini. Kenapa aku ceroboh? Aku menyiakan kesempatan hingga dia membuangku seperti ini. Aku harus kemana?" racau riko sepanjang perjalanan menggunakan mobilnya. Bahkan mobil itu saja mobil kredit dan lyra yang membayar Dpnya, hingga jika lyra mau maka ia bebas mengambil haknya disana.

Riko terus melaju mencari sebuah penginapan yang seusai dengan kantongnya saat ini. Ia benar-benar menyesal, dan akan berusaha bagaimana caranya agar mendapatkan lyra kembali. Bahkan bila perlu ia akan memaksa dan merenggut kehormatan yang selama ini ia jaga agar lyra tak akan pernah bisa pergi lagi darinya.

Riko memang mencintai lyra. Tapi perasaan ingin memanfaatkan harta lyra itu lebih tinggi. Apalagi ia terbiasa hidup mewah dan serba dicukupi oleh lyra selama tiga tahun hubungan mereka atas nama cinta. Bahkan bekerja itu hanya formalitas, agar lyra melihat keseriusannya dalam hubungan mereka. Dan benar saja, kesungguhan palsu itu begitu membuat lyra tergila-gila padanya.

"Aku bisa membayangkan, jika lyra saat ini. Tengah meraung dan begitu sedih kehilangan diriku. Biar saja, aku tak akan menelponnya kali ini agar ia semakin tersiksa." Riko bukannya merasa bersalah, justru semakin menjadi dalam sifat marsisnya terhadap lyra.

Malam berganti pagi. Matahari mengintip dari celah jendela dan langsung menyentuh wajah lyra hingga membangunkannya. Gadis itu segera membuka mata, dan seketika merasakan pelukan hangat vian dipinggangnya.

Lyra meraih tangan itu dan memperhatikan jari jemari besarnya. Jari jemri itulah yang membuatnya melayang semalam hanya dengan gerakan di inti tubuhnya. Bahkan lyra menggigit bibir ketika mengingat apa yang terjadi pada mereka berdua semalam.

"Jarinya saja sebesar ini. Bagaimana dengan?" Lyra merinding membayangkan apa yang ada dalam fikirannya saat ini. Ia membalik tubuhnya segera, menangkap wajah vian yang masih tidur pulas disebelahnya dan bahkan berte lanjang dada memperlihatkan bentukan otot tubuh yang sempurna.

Lyra meraihnya, merabanya dari dada hingga turun kebawan dan... "Aaah, Vian! Kau mengagetkanku," tatap lyra ketika vian menangkap tangan nakal yang menjamahnya.

"Jangan mencuri start. Ingat perjanjian kita," tegas vian pada sang nona, hingga membuatnya mengerucutkan bibir manisnya.

"Itu kelamaan, aku mau sekarang."

"Sekarang bagaimana, berjalan saja masih belum bisa."

"Mccckk! Kau menyebalkan." Lyra beranjak dari ranjangnya hendak turun. Tapi benar kata vian jika bahkan untuk turun saja terasa nyeri dibagian pinggul dan pahanya. Perkelahian itu cukup hebat efeknya.

Lyra saat itu sadar jika vian tengah memperhatikan tingkah laku konyolnya yang menggilakan.

"Aku... Aku mau mandi bagaimana? Tubuhku lengket semua akibat... Akibat_" Lyra tampak gugup hanya untuk menjelaskan jika tubuhnya penuh aroma vian disana.

Kali ini vian yang mencebik. Ia lelah, dan bahkan sepertinya belum lama memejamkan mata. Tapi lyra terus saja memiliki cara untuk mengganggunya. Tak mungkin juga ia membiarkan lyra merangkak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Akhirnya vian mengalah lagi. Ia bangkit lalu menghampiri lyra dan menggendongnya masuk ke kamar mandi. Ia berusaha tak memperhatiakan godaan dari tubuh polos lyra yang terpampang jelas dimata seakan terus memanggil namanya untuk meminta dijaamah. Apalagi ketika lyra mengalungkan tangan dileher vian dan mempererat keduanya.

Vian lantas menurunkan tubuh langsing nan padat itu ke bathup, lalu mulai mengguyurnya dengan air hangat yang juga dapat merelaksasi tubuh sang nona saat ini. Tampak pula wajah lyra yang begitu nyaman dengan pelayanan supir pribadinya yang tampan nan rupawan itu. Bahkan ia mendongakkan kepala agar vian semakin tergoda olehnya.

"Ingat perjanjian kita,"

"Sepertinya kau yang sepertinya mulai tergoda. Benar?"

Vian hanya menatapnya datar dan terus membasuh tubuh sang nona dengan sabun wanginya. Membasahi rambut dan menuang shampo disana, bahkan tak segan menggosok tubuhnya dari belakang berpindah kedepan.

Lyra bahkan terkadang iseng meraih tangan vian agar menyentuh salah satu bulatan indah dadanya yang menyembul indah didepan mata.

"Hey!" Vian segera menyingkirkan tangannya, dan saat itu juga lyra tertawa lepas melihat spontanitas vian yang masih berusaha keras menahan diri dan menjaga hasratnya.

"Kau menggemaskan," goda lyra yang mendekatkan wajah mereka dan mengecup mesra bibir vian dihadapannya.

"Terimakasih, kau bahkan telah membuang semua milik riko hingga yang ada di kamar mandi ini."

Terpopuler

Comments

💝F&N💝

💝F&N💝

lanjut

2023-05-17

0

Riana

Riana

🤣🤣🤣angel angel wes lyra

2023-05-16

1

𝐀⃝🥀senjaHIATᴳ𝐑᭄⒋ⷨ͢⚤🤎🍉

𝐀⃝🥀senjaHIATᴳ𝐑᭄⒋ⷨ͢⚤🤎🍉

hadeeh lyra tuh beneran nakal deeh🤦‍♀️🤣🤣 bikin panaz dingin tauk😅

2023-05-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!