BAB 3

"Benar apa yang dikatakan oleh abah. Seharusnya kalian berbulan madu. Karena kalian baru saja menikah dan menjadi pasangan suami istri. Abryal dan Almeda ini waktu untuk kalian supaya lebih dekat dan saling mengenal. Kalian jangan khawatir, abah dan ummi akan membiayai semua perjalanan bulan madu untuk kalian berdua," ucap ummi Salamah.

Abryal dan Almeda yang duduk berdekatan kini saling berpandangan. Mereka hendak beralasan apa lagi untuk menolak keinginan abah dan ummi nya supaya mereka berdua melakukan perjalanan berbulan madu terlebih dahulu.

"Tapi abah ummi? Saya harus kembali bekerja dan mengurus beberapa bisnis yang sudah saya rintis. Perusahaan yang sudah saya dirikan semakin berkembang dan mulai membuka beberapa anak cabang-cabang di beberapa kota-kota kecil. Selain itu jadwal saya mengajar di kampus juga padat. Ditambah lagi, saya pun menjadi pemateri dalam seminar-seminar. Apakah saya harus berlibur sementara waktu? Sedangkan kewajiban saya telah menanti," ucap Abryal panjang lebar.

"Ijin selama satu minggu tidak apa-apa juga toh, Abryal!? Kepentingan untuk membahagiakan istri kamu juga penting. Ditambah lagi dengan berbulan madu ini kamu juga dalam rangka melangsungkan dan mengembangkan jumlah penduduk dalam rangka untuk mendapatkan keturunan," kata abah Idris tidak kalah untuk berargumentasi.

Abryal menggaruk tengkuknya sendiri yang tidak gatal. Sedangkan ummi terlihat cekikikan melihat putra nya kalah dalam berargumentasi dengan Abah nya sendiri.

"Abryal!? Lebih baik kamu jangan terlalu banyak protes dalam soal ini. Karena bagaimana pun kalau abah sudah memutuskan dan memerintah, kamu tidak bisa menolak nya termasuk perintah supaya kamu melakukan perjalanan untuk berbulan madu bersama Almeda istri kamu," sambung ummi Salamah.

"Abah ummi, kalau boleh saya meminta. Bagaimana kalau acara berbulan madu nya di tunda sementara waktu. Karena mas Abryal dan juga saya sama-sama sibuk dengan aktivitas kami. Saya pun harus mempersiapkan pengunduran diri saya di tempat kerja saya. Karena saya harus mengikuti suami saya di kota. Jika mana di kota nanti, saya ingin tetap bekerja dan mengajar sebagai seorang guru," ucap Almeda. Kini abah dan ummi mengerutkan dahinya sambil menyimak semua yang dijelaskan oleh Almeda.

"Hem, bisa diterima semua yang kamu katakan, nak! Baiklah, untuk sementara waktu rencana bulan madu untuk kalian berdua bisa ditunda," sahut Abah. Kini Abryal terlihat mengerutkan dahinya melirik ke arah Almeda yang sekali menyatakan pendapat nya langsung diterima oleh abah dan ummi. Sedangkan dirinya seolah-olah tidak didengar pendapat nya oleh abah ummi nya sendiri.

🍁🍁🍁🍁🍁

"Jangan senang dulu, kamu!? Abah dan ummi menghargai kamu karena kamu adalah putri dari pak kyai Darul Makmur. Dan lagipula aku juga tidak perlu berterimakasih dengan kamu soal ini. Karena baik di kota maupun berbulan madu sama saja masih ketemu dengan kamu," kata Abryal ketus.

"Eh?? Maaf kalau saya sangat lancang mengusulkan acara bulan madu kita ditunda," ucap Almeda terlihat menunduk.

"Ditunda bukan berarti abah dan ummi tidak akan kembali memaksa kita untuk menyuruh kita berbulan madu. Mereka akan tetap terus memaksa kita supaya kita seperti layaknya pasangan suami istri yang akan berusaha mendapatkan keturunan. Sedangkan pernikahan ini hanya sebatas memenuhi perintah dari kedua orang tua kita. Dua kyai besar yang memiliki ambisi untuk menyatukan pondok pesantren ini dalam ikatan keluarga besar kita," ucap Abryal panjang lebar.

"Eh??" gumam Almeda kembali menundukkan kepalanya.

"Satu pertanyaan lagi untuk kamu. Sebelum kamu dijodohkan padaku lalu akhirnya kita menikah atas dasar dijodohkan orang tua kita, apakah kamu memiliki seorang kekasih atau pacar?" tanya Abryal.

"Eh?? Aku aku tidak pernah berpacaran kok," sahut Almeda.

"Tidak pernah berpacaran bukan berarti kamu tidak pernah memiliki rasa pada lawan jenis atau seorang pria pun kan? Apakah kamu ada seseorang laki-laki yang kamu sukai sebelum ini?" kata Abryal. Almeda mengerutkan dahinya. Lalu Almeda tiba-tiba saja punya ide untuk menjawab pertanyaan dari Abryal supaya dia tidak terus menerus bertanya soal ini.

"Aku aku selama ini hanya menyukai kamu saja, mas Abryal. Karena sudah jauh-jauh hari abah dan ummi telah memberitahu soal perjodohan kita. Sehingga diam-diam aku mengikuti setiap aktivitas mas Abryal di media sosial dalam setiap kegiatan mas Abryal saat di update terbaru yang di upload oleh mas Abryal," kata Almeda panjang lebar.

"Hah? Kamu ini bohong nya keterlaluan sekali. Mana mungkin seperti itu," sahut Abryal. Almeda menahan tawa nya. Dia sangat suka sekali menggoda Abryal.

"Sejak tadi kamu bertanya tentang aku. Bagaimana dengan kamu sendiri? Apakah kamu sebenarnya memiliki banyak pacar. Sehingga sangat sedih jika menikah dan dijodohkan dengan ku?" tanya Almeda.

"Ih kamu terlalu meremehkan aku loh. Tentu saja berderet cewek-cewek di belakang ku," sahut Abryal.

"Semuanya jadi pacar kamu?" tanya Almeda.

"Tidak!? Mereka ikut antri di belakang ku saat hendak melakukan transaksi dan juga antri membeli iga bakar kesukaan ku," kata Abryal asal. Almeda terkekeh mendengar nya. Abryal diam melihat Almeda yang cekikikan karena candaan nya.

"Kamu ternyata asyik juga yah kalau diajak bicara. Ditambah lagi kamu terlalu manis ketika tersenyum seperti itu. Dua lesung di pipi kamu lah yang membuat kamu semakin terlihat manis di wajah kamu," kata Abryal mulai keluar rayuan nya.

"Ais, ternyata kamu juga pandai merayu yah?" sahut Almeda.

"Tidak masalah! Merayu istri sendiri tidak apa-apa bukan?" kata Abryal.

"Eh??" Almeda menyipit bola matanya saat Abryal berkata dan mengakui dirinya sebagai istrinya.

"Kenapa? Bukannya kamu adalah istriku?" sahut Abryal.

"Iya, benar! Dan kamu adalah suamiku," kata Almeda.

"Benar! Tapi sayangnya aku belum menyukai kamu. Sementara kita seperti ini saja yah. Kita berteman dekat dulu. Yang terpenting abah dan ummi atau orang tua kita menganggap hubungan kita baik-baik saja," ucap Abryal.

"Baiklah!? Aku ikuti saja apa kata kamu, mas!?" sahut Almeda dengan tersenyum lebar. Kembali Abryal melihat senyuman manis milik Almeda.

"Ais jangan sering-sering menunjukkan senyuman kamu kepada ku, Almeda! Aku bisa jatuh hati dengan kamu nanti," ucap Abryal.

"Eh?? Tidak apa-apa jika jatuh hati padaku. Kita kan sudah suami istri. Tidak ada yang salah bukan?" kata Almeda.

"Eh tapi tapi aku sebenarnya sudah dekat dengan seorang wanita. Cuma beda server dengan ku. Makanya aku belum berani memperkenalkan nya pada abah dan ummi. Sampai pernikahan kita ini terjadi," cerita Abryal akhirnya. Almeda mengerutkan dahinya.

"Jadi benar? Kalau kamu sebenarnya sudah memiliki pacar?" tanya Almeda.

"Sebenarnya bukan pacar sih. Tapi teman dekat. Dekat sekali," jawab Abryal.

"Apakah sedekat kita ini?" jawab Almeda sambil mendekati Abryal lebih dekat lagi. Abryal menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Hehehe sudah lah Almeda! Ayo kita bersiap-siap. Karena kita akan berangkat ke kota," sahut Abryal sambil berusaha mundur menjauh dari Almeda yang berusaha menggoda Abryal.

"Hihi puas rasanya mengganggu mas Abryal," batin Almeda sambil tersenyum lebar karena ternyata Abryal adalah laki-laki yang sangat polos dan lugu.

Terpopuler

Comments

Susi ana

Susi ana

ahirx bucin juga kan😆😆😆

2023-07-23

0

dementor

dementor

🥰🥰🥰🥰

2023-04-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!