CALON ISTRI DARI ABAH
Dia adalah anak seorang kyai yang memiliki pondok pesantren. Namun selama ini dia memilih hidup di luar pesantren yang tidak banyak aturan dan disiplin. Sampai usianya sudah cukup matang dan menikah, dia belum juga menentukan satu wanita yang akan menjadi calon istrinya.
Kepulangannya ke pesantren langsung dijodohkan dengan seorang gadis.
Temukan cerita selengkapnya di novel
CALON ISTRI DARI ABAH
🍁🍁🍁🍁🍁
"Astaghfirullah, abah!? Jadi, abah dan umi menyuruh saya pulang ke pondok pesantren hanya untuk menjodohkan saya?? Abah umi, tolong jangan memaksa saya untuk menikah dengan seorang wanita yang belum saya sukai. Bahkan saya tidak mengenalnya," ucap Abryal, seorang pria dewasa yang cukup keren dan maco dengan perawakan yang lumayan ideal bak model atau aktor seperti di televisi. Nama lengkapnya Abryal Idris Sasmita.
"Kamu jangan menolak perjodohan ini,
Lagipula abah dan umi sudah memberikan kamu kesempatan selama beberapa tahun ini untuk memilih wanita yang akan menjadi pendamping hidup kamu serta jodoh kamu. Tapi nyatanya sampai sekarang, kamu juga tidak pernah memperkenalkan satu wanita pun pada abah dan umi. Jadi, ini sudah keputusan final kalau sekarang ini kamu harus menikah dengan seorang wanita yang abah dan umi pilihkan untuk kamu," ucap abah panjang lebar.
Umi Salamah yang duduk di sebelah abah Idris masih banyak diam dan sesekali tersenyum melihat putra nya yang mau tidak mau harus segera menikah dengan wanita pilihan abah dan umi nya.
"Wanita yang akan menikah dengan kamu adalah wanita sholehah, nak!? Selain cantik, dia juga wanita berpendidikan dan mandiri. Umi dan abah yakin kalau lambat laun kamu pasti akan menyukai nya. Bahkan bisa jatuh cinta dengan nya. Seperti umi dan abah dulu. Abah dan umi dulu menikah karena dijodohkan orang tua kami. Sebelumnya kami tidak saling mencintai. Pada akhirnya, kamu lihat sendiri bukan? Abah dan umi masih tetap langgeng menjadi suami istri yang saling menyayangi," ucap umi Salamah panjang lebar menceritakan masa lalu mereka yang menikah lantaran perjodohan.
"Umi abah!? Bolehkah saya menolak menikah cepat dengan wanita yang dijodohkan oleh abah dan umi!? Paling tidak saya harus mengenal terlebih dahulu wanita itu. Boleh yah, abah, umi? Beri waktu satu tahun lagi untuk melepaskan masa lajang saya. Baru setelah itu saya mau menikah," kata Abryal
berusaha menawar pada umi Salamah dan abah Idris.
"Tidak!? Penawaran ditolak!? Dalam waktu dekat ini kamu harus segera menikah dengan
Setelah kamu menikahi gadis itu dan kamu bisa mengenal lebih dekat dengan nya. Dan seiringnya waktu karena kamu dan sering bertemu, cinta dan kasih sayang diantara kalian pasti akan tumbuh. Jadi menikahlah dengan gadis, putri dari pak kyai itu baru kamu bisa memupuk rasa cinta itu," ucap abah Idris. Abryal hanya bisa menarik nafasnya dalam-dalam berusaha sabar dan menerima perjodohan itu.
"Besok pagi, kamu Abryal jangan lupa kita akan bertandang di pondok pesantren Darul Makmur, di mana kita akan melamar putri dari pak kyai itu di sana. Jadi anak kyai akan menikah dengan anak kyai," kata umi dengan tersenyum lega.
"Harapan kami sebagai orang tua, Anak-anak kami ini bisa meneruskan pondok pesantren setelah kami sudah mulai uzur," sahut abah Idris.
*****
"Jadi kamu mau kalau kita dijodohkan seperti ini oleh kedua orang tua kita? Kamu pasrah begitu saja menerima aku sebagai calon suami kamu yang belum kamu kenal. Bahkan kamu sendiri tidak menyukai aku?" ucap Abryal pada seorang gadis muda yang sebut saja nama nya dengan Almeda. Nama lengkapnya adalah Almeda Sasikirana Putri.
Hal itu membuat menyipit bola matanya.
"Seorang wanita tidak pantas menolak lamaran atau pinangan dari seorang pria yang notabene dari keturunan keluarga agamis atau seorang anak kyai. Sejak dalam kandungan, InsyaAllah dia sudah diajarkan bagaimana beragama dan berakhlak yang bagus. Aku rasa keputusan saya dan orang tua saya menerima lamaran dan pinangan dari kakak serta keluarga kakak, adalah tepat dan benar. InsyaAllah saya akan ikhlas menjadi istri kakak," ucap Almeda panjang lebar.
"Astaghfirullah!? Bahkan kamu belum mengenal aku? Kenapa kamu begitu yakin kalau aku adalah laki-laki yang baik dan sholeh? Aku sudah lama hidup di kota besar dan keluar di lingkungan pondok pesantren. Bagaimana kalau nyatanya aku seorang laki-laki brengsek dan badji ngan? Apakah kamu tidak akan kecewa?" kata Abryal.
"Bismillah!? Semoga keputusan saya dan keluarga besar saya untuk menerima lamaran dan pinangan ini, tepat dan benar. Dan setelah kita menikah, kita akan berusaha belajar mengenal dan mencintai satu dengan yang lain," sahut Almeda.
"Astaghfirullah!? Kamu ini benar-benar yah!? Baiklah, jangan sampai kamu menangis darah jika sudah mengenal aku lebih jauh yah! Setelah menikah, aku akan kembali ke kota. Tentu saja aku kembali dengan rutinitas ku sebagai seorang dosen, pemateri seminar, dan sibuk dengan beberapa usaha-usaha yang sudah aku jalankan. Kamu bisa tetap di sini dengan pekerjaan kamu. Kita bisa berjauhan sementara waktu," ucap Abryal seperti menakut-nakuti Almeda. Almeda terlihat menyunggingkan senyuman nya. Alamak senyuman nya begitu manis dengan lesung pipi di sebelah kiri dan kanan nya. Pria manapun jika melihat senyumnya itu tidak mungkin bisa terhindar dari pesona nya.
Almeda dengan berpenampilan busana muslim yang longgar dan hijab kekinian semakin menambah pesona nya dan kecantikan nya yang bersinar.
"Eh, em? Saya harus ikut kemanapun suamiku berada. Saya harus memutuskan melayani laki-laki yang sudah saya pilih sebagai suamiku. Pekerjaan saya di sini sebagai seorang guru, harus saya tinggalkan," kata Almeda percaya diri.
"Hah, astaghfirullah!? Itu tidak mungkin dong!? Kamu harus tetap di sini. Kewajiban kamu mendidik dan menyampaikan ilmu di madrasah harus tetap berkelanjutan," sahut Abryal.
"Tidak, kak!? Ini sudah keputusan saya. Saat di kota nanti saya akan mencari pekerjaan sebagai seorang guru. Itupun jika kakak mengijinkan nya," kata Almeda kembali senyuman itu ia tunjukkan.
"Ya sudah, kalau itu sudah menjadi keputusan kamu," sahut Abryal dengan jengah karena menghadapi Almeda yang cukup keras kepala dengan tekad nya.
*****
Persiapan pernikahan antara putri seorang kyai pondok pesantren Darul makmur dengan putra seorang kyai pondok pesantren Assalam berlangsung dengan cukup meriah. Kini sebentar lagi akan resmi menjadi pasangan suami istri. Kebahagiaan dari dua kyai besar pemilik pondok pesantren terpancar jelas. Harapan kedua kyai besar itu adalah bisa mengembangkan dan memakmurkan pondok pesantren kedua nya dengan hubungan yang baik diantara dua pondok pesantren besar itu.
🍁🍁🍁🍁🍁
Di rumah utama, Abah duduk bersama ummi. Di sana, sudah siap mendengar kan sesuatu yang akan di sampaikan oleh Abah. Kelihatannya yang akan di sampaikan oleh Abah sangat serius karena tidak seperti biasanya meminta harus pulang secepatnya ke Rembang.
"Abrya! Abah dari dulu menginginkan punya menantu seorang penghafal Al Qur'an sama halnya dengan kamu."kata Abah. Abryal mulai mengerutkan dahinya.
"Oh iya Abryal! Almeda ini, dia adalah putri nya pak kyai dari Kudus. Almeda ini adalah seorang hafidz sama seperti kamu. Dia baru datang dengan pak kyai." kata Abah sambil menunjukkan seorang gadis yang baru masuk dan duduk di antara obrolan mereka.
"Nikahi lah Almeda! Ajaklah bersamamu di kota nanti.Supaya kalian bisa saling mengenal satu dengan yang lain," ucap Abah.
Abryal seketika membulat matanya. Abryal seketika tersedak oleh nafasnya sendiri.
"Sebenarnya ini sudah kesepakatan kami sejak dulu, dengan pak kyai, supaya hubungan kami lebih akrab lagi dengan ber besan. Tolong lah, abah! Menikah lah dengan Almeda. Berjalan nya waktu kamu pasti akan menyukai Almeda," kata Abah Idris.
"Dari dulu, sebenarnya kamu sudah di sepakat untuk menjodohkan kamu dengan Almeda. Abah dengan pak kyai Kudus sepakat dengan perjodohan ini."kata Abah lagi.
"Menikahlah dengan Almeda Dan bawa lah dia bersamamu ke kota. Menjadi istri yang selalu mendampingi suaminya dan melayani dengan baik."kata Abah terakhir kalinya sebelum masuk ke dalam ruangan pribadinya.
Ummi mengusap punggung Abryal ketika Abryal terlihat kesal menarik rambutnya sendiri dengan kasar. Ummi paham, keputusan ini sangat sulit untuk dilakukan oleh Abryal, mengingat Abryal belum mau menikah.Apalagi harus menikah dengan gadis yang belum ia kenal dan cintai nya.
Abryal terdiam. Malam itu seperti neraka baginya. Tidak bisa menolak dengan keputusan Abah. Sebentar lagi dirinya harus menikah dengan gadis yang nyata - nyata dirinya belum menyukainya. Keputusan Abah seperti mutlak. Abryal tidak bisa menolak nya. Janji Abah sudah menjadi hukum. Ummi tidak bisa membantu menyelesaikan masalah ini. Keluarga besar Kyai pondok pesantren Darul Makmur dan pondok pesantren Assalam sudah mempersiapkan acara pernikahan antara Abryal dengan Almeda. Dan Abryal sebentar lagi akan melepaskan masa lajangnya dan akan memiliki tanggung jawab, beban dan kewajiban nya sebagai seorang imam bagi istri dan anak-anaknya kelak.
🍁🍁🍁🍁🍁
Pagi telah tiba. Pernikahan antara Abryal dengan Almeda yang di rencanakan sudah di persiapkan dengan matang. Abryal sudah duduk berhadapan dengan pak kyai. Di samping ada Almeda yang akan di nikahkan dengan dirinya. Akad itupun terucap di mulut Abryal lancar tanpa kesulitan sedikitpun dari mulut Abryal. Seolah ucapan itu sudah sangat hapal di kepala Abryal. Abryal menunduk, merasakan ketidakberdayaan nya untuk menolak semua itu. Sedangkan Almeda terlihat ikhlas dengan jodoh yang dipilihkan untuk dirinya.
Setelah akad itu, Abryal meninggalkan tempat itu tanpa pamit dengan Abah dan Ummi. Sedangkan Almeda terlihat menunduk sedih karena sikap dari suaminya, Abryal yang masih belum menerima keberadaan nya sebagai istrinya yang kedua.
"Kejarlah Abryal, Almeda! Karena kamu sudah menjadi istrinya yang sah," kata Abah. Ummi hanya mengusap pundak Almeda supaya bersabar dan tenang dengan sikap Abryal yang kurang sopan.
"Baik Abah!"sahut Almeda.
"Di kota nanti, kamu akan lebih sering bersama Abryal, suami mu," kata Abah.
"Baik Abah!"
"Kamu harus lebih sabar dahulu menghadapi Abryal. Umi yakin, kamu bisa menjadi istri yang baik bagi Abryal," kata Ummi dengan terus lembut.
"Baik ummi. Saya akan lebih bersabar."kata Almeda yang mulai berkaca-kaca matanya.
"Dengan setiap hari bertemu, bisa muncul benih-benih rasa suka dengan mu. Layani suami mu di kota nanti dengan baik. Semoga kalian bisa berjodoh dan menjadi pasangan yang baik. Saling mengajak dalam kebaikan dan saling mengingatkan jika melakukan kesalahan."ucap ummi Salamah.
"Insyaallah ummi."sahut Almeda.
"Abryal, tidak suka terlalu di perintah. Ikuti saja kemauan nya." kata Ummi.
"Baik ummi."sahut Almeda.
"Semoga pernikahan kamu bisa awet dan langgeng ya, Almeda!? Ummi sangat bahagia, kamu sudah menjadi istri dari Abryal. Sekarang, datangi suami kamu di dalam kamarnya. Layani dia dengan baik. Malam ini adalah malam pertama yang indah untuk kalian," kata ummi Salamah. Tiba-tiba Almeda jadi menunduk malu.
"Eh, em?? Malam pertama?" batin Almeda.
🍁🍁🍁🍁🍁
Di dalam kamar pengantin.
"Kamu tidurlah di atas! Biar aku tidur di sofa panjang ini!? Ingat!? Sementara ini kita hanya menikah karena perintah dari abah ummi kita. Jadi kamu jangan menuntut nafkah batin dari ku. Karena itu tidak mungkin aku lakukan padamu yang jelas-jelas aku dan kamu belum memiliki rasa cinta. Huh, jangankan cinta. Kita belum juga saling dekat dan mengenal. Eh tiba-tiba disuruh nikah. Benar-benar, tidak habis pikir aku," ucap Abryal. Almeda menurut saja apa kata Abryal. Lagipula Almeda juga masih takut jika harus melakukan hubungan suami istri. Kata teman-temannya yang sudah terlebih dahulu menikah, malam pertama mereka merasakan sakit saat pecah selaput dara nya. Walaupun demikian sebenarnya Almeda juga penasaran.
"Bersyukur deh, suamiku belum mau menyentuh ku," batin Almeda yang masih lengkap mengenakan kerudungnya. Almeda belum membuka penutup kepala nya yang memiliki rambut yang panjang hitam lebat.
Abryal terlihat masih gelisah dalam tidurnya. Kedua matanya ia paksakan untuk terpejam. Padahal dalam pikiran nya masih melalang buana kemana-mana. Besok rencananya dirinya akan kembali ke kota. Abryal akan kembali beraktivitas. Namun mau tidak mau dirinya harus mengajak Almeda ke kota karena Almeda telah menjadi istrinya.
"Rasanya belum percaya kalau aku sudah menikah," gumam Abryal. Diam-diam dirinya mengintip ke arah tempat tidur big size di kamar pengantin itu. Almeda sudah berbaring di atas nya yang lengkap dengan busana muslim nya yang longgar.
"Apa dia tidak kepanasan? Sepanjang hari tidak melepaskan jilbabnya? Apa lantaran di disini masih ada aku? Sehingga dia belum melepaskan penutup kepala nya," pikir Abryal.
"Eh, masa bodoh ah!" gumam Abryal akhirnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Susi ana
enak dong punya istri soleha
2023-07-23
0
gassing gassing
nanti juga bucin SM istrinya 😍
2023-05-18
0
NN
jangan lupa tinggal kan jejak yah😜😘
2023-04-02
2