40 Hari, Teror Pocong

40 Hari, Teror Pocong

mayat tergantung

Suasana di desa pagi ini cukup dingin di banding biasanya, bagaimana tidak dari semalam hujan sedang menguyur desa

Seperti biasa, warga pagi ini melakukan aktifitas ke sawah milik mereka.

Meski hawa-hawa dingin membuat beberapa orang memilih untuk tetap memilih tidur.

Tapi banyak juga yang harus tetap berangkat ke sawah, "Ya Allah Gusti, cung enteni sek talah, wong kok ngentirit ae se, (cung, tungguin, orang kok ngibrit saja,)" kata seorang pria yang biasa di panggil pak Joko.

Dia adalah seorang warga yang terkenal bertubuh gempal tapi sangat aktif ke sawah.

"Alah... makane lek nduwe awak onok koyok gajah, wes cepet mati awak Dewe lek Sampek sawah e juragan Hariyono ajur Cok, (makanya kalau punya badan jangan seperti gajah, sudah cepat atau kita mati jika sampai sawah milik juragan Hariyono hancur Cok)" marah pak Dikin.

Mereka berdua bergegas ke sawah juragan yang terkenal sangat baik di desa.

Tapi saat tiba di pematang sawah, pak Joko tak sengaja melihat kaki putih di antara jagung yang mereka lewati.

"Sek Cok, iku opo Cok!" kata pak Joko memukuli pak Dikin karena panik.

"Kamu ini kenapa sih, kenapa pukul pukul, sakit goblok!!" teriak pak Dikin memukul kepala pak Joko hingga tersungkur.

Pak Joko tepat jatuh di telapak kaki yang dia lihat, otomatis dia berteriak dengan sangat keras.

"Mayat!!!" teriak pria itu gemetar.

Mendengar itu pak Dikin yang penasaran juga melihatnya dan ikut kaget tak sangka dengan hal yang dia lihat

Keduanya lari sambil berteriak, "tolong mayat!!" teriaknya dengan ketakutan

Para warga pun berbondong-bondong datang mendengar teriakkan keduanya.

Tak terkecuali juragan Hariyono yang juga sengaja datang untuk melihat para pekerjanya.

"Sek talah, ada apa kalian kok lari kayak di kejar setan begini," kata juragan Hariyono.

"Itu juragan,ada mayat, tolong juragan..." panik pak Dikin dan pak Joko.

Akhirnya juragan Hariyono pun ikut melihat dan meminta salah seorang wanita mengeceknya.

Ternyata belum meninggal, dia sepertinya telah mengalami pelecehan dan kekerasan.

Bahkan kondisinya sangat buruk bahkan wanita itu tak mengenakan pakaian sehelai pun.

Akhirnya juragan Hariyono pun memberikan jaket miliknya dan juga sarung yang dia gunakan untuk menutupi wanita itu.

Karena wajahnya kotor terkena lumpur, hingga belum bisa di kenali, tapi mereka memilih membawa wanita itu ke puskemas terdekat.

Pamong desa pun datang ke puskesmas setelah dapat laporan dari warga.

Ternyata itu adalah Melati, seorang wanita yang di kenal sebagai pengantin baru dari keluarga yang juga biasanya bekerja di tempat juragan Hariyono.

"Itu Melati istri dari Yusron, kalau begitu cari Yusron dan kabarkan jika istrinya mengalami hal buruk," kata juragan Hariyono pada beberapa orang kepercayaannya.

"Kami takut juragan," jawab pak Dikin yang tau bagaimana Yusron saat marah.

"Alah dasar kamu ini, ayo pak lurah, kita ke rumah Yusron," ajak juragan Hariyono pada Pakong desa.

Mereka pun berangkat menuju ke rumah pria itu, sedang di puskesmas Melati di jaga oleh dua ibu yang juga tadi ikut menolongnya.

Para warga berdatangan ke rumah Yusron, tapi rumah itu tetap terang meski sudah pagi.

Tapi anehnya rumah itu masih terkunci, dan semua warga mulai mengendornya untuk meminta di bukakan pintu.

Tapi tak ada jawaban dari dalam rumah, dengan iseng pak Dikin membuka jendela.

Saat pria itu membuka jendela, betapa terkejutnya pak Dikin melihat temannya itu tergantung seutas tali di tengah ruang tamu.

"Yusron!!!"

Juragan Hariyono pun mendekat dan melihat sosok pria itu yang tergantung, dia ikut panik, "dobrak!!" teriaknya.

Akhirnya para warga pun mendobrak rumah pria itu, terlihat Yusron sudah mati dengan mata melotot.

Semua orang yang menyaksikan hal itu di buat merinding, karena kondisi Yusron yang mati dengan begitu buruk.

"Cepat turunkan," kata pak Lurah.

Para warga pun di buat bingung sebenarnya ada apa ini, kenapa pasangan yang di kenal sangat baik kini malah mengalami nasib tragis seperti ini.

karena di tahun itu, memanggil polisi sangat sulit, akhirnya para warga pun berinisiatif untuk membawa mayat Yusron ke puskesmas.

Di sisi lain Melati sudah sadar, dia langsung bereteiak marah dan berontak.

Para tenaga medis pun tak bisa melakukan apapun, wanita itu terus berteriak dengan tak jelas.

Akhirnya terpaksa wanita itu di bius dan kemudian tangan dan kakinya di ikat.

"Dokter, sebenarnya dia ini kenapa..." tangis Bu Susi yang memang mengenal baik sosok Melati yang begitu baik.

"Bu... sepertinya mbak ini mengalami pelecehan s*ksu*l, lebih baik laporkan polisi, yang ditakutkan ada percobaan pembunuhan juga di lihat dari semua luka yang ada di tubuh wanita ini," kata dokter yang menanggani.

Tapi belum juga sempat menjawab, jenazah Yusron datang ke puskesmas atas perintah juragan Hariyono.

Dan ternyata pria itu memang tewas tergantung, tapi di kepala pukulan benda tumpul, dan punggungnya ada luka lebam cukup besar, dan sepertinya dia mengalami pertarungan sebelum tewas.

Akhirnya dengan rundingan dari pamong desa dan juragan Hariyono pun langsung mengadakan pemakaman pria itu.

Terlebih kondisi Melati yang juga tak memungkinkan, dan juragan Hariyono pun merasa kasihan.

"Ya Allah gak nyangka ya, keluarga yusron ini begitu bernasib buruk, istrinya di temukan di kebun jagung tanpa busana dan di perkosa, hingga gila dan dia sendiri mati gantung diri karena tak becus sepertinya," kata pak Tejo.

"Hus... ngawur, jangan ngomong sembarangan emang tuh lubang makam sudah di buat apa belum,nanti juragan Hariyono marah loh," kata Bu Sundari pemilik warung.

"Uwes nduk, kamu mau yang di lubangin tha, siapa tau sudah buntu karena terlalu lama menjanda," kata pak Salim yang memang menyukai Bu Sundari yang semok dan menggoda.

"Kayak masih kuat, tuh lawan dulu Bu Anik, di kempit juga gak bisa nafas kami pak," kata Bu Sundari melengos.

"Huh... gorong tak heh...." kata pak Salim gemas

"Tapi kamu tak curiga, dulu yang aku dengar tuh, juragan Hariyono itu pernah ingin menjadikan Melati istri keduanya, eh keduluan sama yusron, jangan-jangan..." kata pak Tejo berbisik.

"Kamu mau mati, jangan ngomong sembarangan, kayak tak tau juragan Hariyono, sudah Dian saja nanti juga hantu Yusron gentayangan kalau tak ikhlas mati, terlebih kondisi istrinya yang sampai gila begitu, sayang banget ya, cantik-cantik tapi sinting," kata pak Salim.

"Hayo ngomongin apa, tuh berkat dari rumah Yusrin, makan gih," kata pak Hadi yang juga salah satu karyawan juragan Hariyono.

"Emoh lah mas, makan sendiri saja atau di apapun gitu, kami mah pantang makan dari orang yang matinya tidak wajar," Hata pak Tejo.

"Awas kamu,nanti malam di gentayangin duluan baru tau rasa, neng Rondo kopi susu satu ya," kata pak Hadi.

"Inggeh mas..." jawab Bu Sundari dengan centil.

Terpopuler

Comments

Azka Salaam

Azka Salaam

halooooo

2024-06-09

0

Amelia

Amelia

❤️❤️❤️❤️👍👍👍

2024-04-13

0

wiwik

wiwik

makasih banyak sdh ksh info tentang karya mu yg terbaru

2023-04-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!