Kemarahan Dewa

Happy reading...

Melihat putrinya yang tengah hamil tak sadarkan diri, bu Linda sangatlah panik. Berkali-kali pipi sang putri ditepuknya lembut. Tetap saja tak ada respon.

"Bu. Kita bawa Kak Karina ke Puskesmas saja. Kaka juga sedang hamil, takut terjadinya sesuatu dengan janinnya karena pingsan begini."

Bu Linda berpikir sejenak kemudian mengangguk mengiyakan.

"Bagaimana caranya membawa Karina ke Puskesmas?"

Tampak kepanikan kembali di raut wajah tua sang ibu. Naina segera meraih ponselnya yang tergeletak di lantai. Layarnya retak karena Naina tak sempat menyelamatkan benda yang langsung terjun bebas dari tangan sang kakak.

Digulirnya layar gadget di tangannya. Untung saja benda itu masih berfungsi seperti sebelumnya. Dia tekan nomor seseorang yang selalu bisa dijadikan andalan. Mayra. Temannya sejak kecil juga teman kerja sekantornya yang kebetulan memiliki mobil. Rumahnya juga tidak terlalu jauh dari rumah Naina.

"Ra, bisa minta tolong bawa Kak Karina ke Puskesmas? Kak Karina pingsan," ucap Naina dengan bergetar.

Sepuluh menit berlalu, kesadaran Karina belum juga kembali. Padahal bu Linda juga Naina sudah berusaha mendekatkan apa saja yang berbau tajam ke hidung Karina, seperti minyak kayu putih juga bubuk kopi. Hingga akhirnya Mayra datang membawa bantuan.

Tubuh kecil Karina diangkat oleh tiga wanita ke dalam mobil dengan susah payah. Setelahnya mobil yang dikendarai Mayra melesat meninggalkan pekarangan rumah menuju Puskesmas.

"Na, telpon Kakakmu Dewa. Dia harus tahu kondisi istrinya." Bu Linda kembali memberi perintah sambil terus menghangatkan tangan putri sulungnya dengan menggosokkan tangannya.

Mendengar hal itu Naina tak lantas diam, kembali ia gulir telpon genggamnya untuk mengabari kakak iparnya yang bekerja di luar kota.

Pria yang menikahi kakaknya satu tahun yang lalu itu terkejut mendengar berita yang disampaikan Naina. Ia berjanji untuk menemui sang istri secepatnya.

Mobil berhenti tepat di depan puskesmas. Satu orang security dan dua perawat laki-laki terlihat mendekati dengan membawa brankar dorong. Tubuh Karina dipindahkan dengan mudah oleh ketiganya.

"Kenapa Kak Karina, Na?" Mayra bertanya setelah Karina memasuki IGD. Hanya bu Linda yang mengikuti. Sedang kedua gadis terduduk di bangku tunggu di luar ruang IGD.

"Mungkin Kak Karina, terlalu shock." Naina menjawab sambil mengusap wajahnya dengan gusar. Ditunjukannya pesan dari Ivan pada Mayra yang membuat Karina pingsan.

"Yang sabar ya, Na. Aku turut sedih. Semoga janin Kak Karina baik-baik saja." Mayra memberi dukungan pada Naina sambil mengelus lembut punggungnya.

Sama seperti Naina, Mayra juga tak habis pikir kenapa Ivan membatalkan pernikahan yang sudah dekat. Kenapa tidak diungkapkannya jauh-jauh hari sebelumnya. Meskipun kedua pilihan sama-sama menyakitkan.

"Bagaimana dengan keluarga, Ivan?" Mayra kembali memecah kebisuan di antar keduanya.

"Aku tidak tahu. Sebetulnya hari ini aku berencana ke rumah kak Ivan untuk meminta penjelasan, tapi ...."

Untuk saat ini sebetulnya pikiran Naina lebih banyak ke Karina ketimbang masalah pernikahannya. Jika terjadi sesuatu pada kakanya atau pun bayinya, Naina pasti akan sangat menyesali kecerobohannya mengungkapkan berita itu pagi tadi.

Naina tahu bayi dalam kandungan Karina begitu berharga bagi kakaknya dan Dewa kakak iparnya. Karina sampai rela melepaskan karirnya demi memiliki anak.

Kandungan Karina lemah, sehingga ia tidak boleh lelah atau pun stres. Naina merutuki kecerobohannya dengan menggigit ujung kuku jari telunjuknya.

"Tolong buatkan surat izinku pada kepala divisi. Aku tidak bisa meninggalkan ibu sendirian untuk menjaga kak Karina."

"Kamu tenang saja, Na. Pasti aku buatkan. Kamu baik-baik ya, tetap jaga kesehatan. Aku pulang dulu, setelah pulang kerja aku akan kemari lagi."

Naina mengangguk. Perpisahan keduanya pagi itu di akhiri dengan pelukan.

Tak lama berselang, para perawat mendorong bed keluar dari IGD. Karina masih terbaring tak sadarkan diri di atasnya, di lengan tangannya telah terpasang infus.

Bu Linda mengikuti laju brankar yang di dorong para perawat menuju ruang rawat. Hatinya masih diliputi kecemasan disebabkan sang putri belum juga siuman.

"Kapan Dewa akan segera datang?" tanya bu Linda seperti meracau. Wanita berkerudung hitam yang tengah duduk di samping brankar putrinya tak sedikitpun melepaskan genggaman tangannya.

"Kak Dewa sebentar lagi sampai, Bu!"

Mendengar nama suaminya disebut, Karina menggerakkan jarinya. Bulir bening keluar dari sudut matanya meskipun ia masih terpejam. Disusul erangan kesakitan dari mulutnya.

"Na, panggil Dokter, cepat!"

Tanpa berpikir panjang, Naina segera berlari menuju ruang jaga perawat, mengabarkan keadaan sang kaka. Padahal Naina atau bu Linda hanya perlu menekan tombol di atas brankar Karina dan perawat pun pasti segera mendatanginya.

Setelah melewati beberapa pemeriksaan, brankar Karina kembali di seret beberapa perawat untuk mengeluarkannya dari ruang rawat. Mereka sangat sigap dalam menindak lanjuti pasiennya.

"Putri saya kenapa, Dok?"

Sebelum sang Dokter menjelaskan bu Linda lebih dulu bertanya. Semua itu dikarenakan rasa cemas yang menggunung di hatinya.

"Putri Ibu harus diperiksa lebih lanjut. Do'akan saja semoga ibu dan janin dalam kandungannya dalam keadaan baik." Dokter dengan gelar spesialis Obgyn itu menepuk bahu bu Linda lembut sebelum keluar meninggalkan keluarga pasien.

Seketika mulut bu Linda terus mengucapkan istighfar tiada henti. Pikirannya dipenuhi hal-hal negatif tentang putri sulung dan bayinya.

"Bu!" Suara Dewa mengalihkan perhatian dua wanita yang hendak mengikuti langkah sang Dokter.

Disambarnya tangan sang ibu mertua oleh Dewa. Diciuminya punggung tangan keriput itu dengan tangisan.

"Bagaimana dengan istriku, Bu?"

Naina atau pun bu Linda sama-sama tak bisa memberitahukan apa pun pada Dewa. Mereka masih tak mengerti apa yang tengah terjadi di ruangan tertutup tempat Karina berada.

"Apa yang dikatakan Dokter, Naina?" Kini Dewa ganti bertanya pada Naina yang tak henti meneteskan air mata.

"Dokter belum memberi tahu. Mereka masih membutuhkan analisis tentang kak Karina."

"Memang apa yang terjadi hingga Karina pingsan?"

Naina menggigit bibir bawahnya. Ia takut mengundang kemarahan kakak iparnya jika tahu, istrinya pingsan disebabkan kecerobohan Naina dalam mengatakan kegagalan pernikahannya.

"Bu. Naina. Kenapa kalian diam?" Suara Dewa sedikit meninggi, membuat Naina akhirnya membuka suara.

Naina menceritakan semua yang menimpanya hingga membuat Karina begitu terkejut dan tak sadarkan diri.

Dewa sangat marah, tangannya terkepal hingga menunjukan buku-buku jarinya yang menjadi pucat pasi. Dia bukan marah pada Naina, melainkan pada pria bernama Ivan yang tega mempermainkan perasaan adik iparnya.

"Mau kemana, Kak?" cegah Naina saat Dewa hendak melangkahkan kakinya dengan wajah yang merah padam.

"Akan kuberi pelajaran pria yang sok kecakepan itu!" Dengusnya begitu kesal.

"Kita pikirkan nanti saja, Kak. Yang terpenting saat ini adalah kesehatan kak Karina," ucap Naina mencoba meredakan amarah Dewa.

"Dengan keluarga nyonya Karina?" Seorang perawat datang untuk menginterupsi.

"Diminta keruangan Dokter. Beliau akan menjelaskan prosedur kuretase untuk nyonya Karina."

BERSAMBUNG....

Terpopuler

Comments

panty sari

panty sari

mana menunggu 1 th keget pingsan malahan harus dikuret malang sekali nasib kk nya Naina

2024-07-07

0

Firman Firman

Firman Firman

astagfirullah

2024-06-24

0

syamil mauza

syamil mauza

ya Allah...

2024-06-06

1

lihat semua
Episodes
1 Dua Pekan Lagi
2 Batalin pernikahan
3 Aku Tidak Bisa Bersamamu!
4 Kemarahan Dewa
5 Siapa Yang Bersama Ivan?
6 Mulai Berisi
7 Cantik Itu Di rawat. Bukan Di Edit!
8 Semoga Kalian Jadian
9 Ini Rumah Saya
10 Modus
11 Wanita Tangguh
12 Akan Menikah
13 Apa Aku si Buruk Rupa?
14 Resign
15 Aku Membnecimu, Kak!
16 Pergi Ke Jogja
17 Merindukannya
18 Beralih Profesi
19 Jogging Bersama
20 Datang ke acara Pernikahan Mantan
21 Masa Lalu Tak Penting!
22 Lagi Lagi Terlambat
23 Apa Kamu Sedih?
24 Menyesal
25 Jadi Lo Sama Dia Pacaran?
26 Aku Akan Memperjuangkannya!
27 Perdebatan 2 Pria
28 Penyelidikan Arga
29 Ancaman Rere
30 Untuk Apa Menangisinya?
31 Masih Milik Bersama
32 Mulai Menjalankan Aksi
33 Menyadari Perasaan
34 Ajakan Reno
35 Kutu Beras
36 Maukah Kamu Jadi Kekasihku?
37 Di Cintai 2 Pria
38 Maaf Aku Tak Bisa
39 Semburan Paripurna
40 Membandingkan
41 Jauhi Reno
42 Merelakan
43 Ibu Merestui Kalian
44 Sudah Tidak Sabar
45 Pesan Misterius
46 Jawaban Menohok
47 Candaan Mayra dan Arga
48 Kagum
49 Pengganggu
50 Gadis Tak Waras
51 Aku Sudah Memaafkanmu, Kak
52 Pesan Ancaman lagi
53 Terbongkar
54 Di Tangkap Polisi
55 Menjenguk
56 Bersaing
57 Rencana Rere
58 SAH
59 Double Manten
60 Dasar Onyon!
61 Bertemu Mertua
62 Kekesalan Naina
63 Di Tangkap Polisi
64 Rencana Bulan Madu
65 Ingin Juga
66 Bertemu Mantan CAMER.
67 Terluka
68 Berbohong
69 Sadar
70 Merasa Tak Memiliki Musuh
71 Jangan Berbicara Seperti Itu
72 Pingsan
73 Kabar Buruk
74 Tunggu Nak!
75 Pasti Kembali Bersama
76 Sangat Merindukanmu!
77 Pesta
78 Anfal
79 Khawatir
80 Gelisah
81 Keadaan Bu Linda
82 Tiba Tiba meluk
83 Perasaan Yang Aneh
84 Makan Malam
85 Hamil
86 Acara Makan Malam
87 Surprise Dari Reno dan Naina
88 Ngidam
89 Hasil Penyelidikan Mail
90 Permintaan Ke Tiga Ibu Hamil
91 Bertemu Mail
92 Ikut Ke Kantor
93 SEBUAH KAITAN
94 Katakan Mas!
95 Kedatangan Pak Gunawan
96 Berbeda
97 Kabar Mengejutkan
98 Bersikap Dingin
99 Makan Siang Bersama
100 Jangan Berbohong, Mas!
101 Bertanya
102 Akan Mengungkap Semuanya
103 Kebenaran
104 Nasihat Naina, Untuk Rere dan Ivan
105 Menyadari Kesalahan
106 Pengumuman Penting!
107 Tidak Ada Alasan
108 3 Twin Boys
109 3 Sahabat
110 Sebuah Akhir
111 Bonus Bab > Gadis Culun
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Dua Pekan Lagi
2
Batalin pernikahan
3
Aku Tidak Bisa Bersamamu!
4
Kemarahan Dewa
5
Siapa Yang Bersama Ivan?
6
Mulai Berisi
7
Cantik Itu Di rawat. Bukan Di Edit!
8
Semoga Kalian Jadian
9
Ini Rumah Saya
10
Modus
11
Wanita Tangguh
12
Akan Menikah
13
Apa Aku si Buruk Rupa?
14
Resign
15
Aku Membnecimu, Kak!
16
Pergi Ke Jogja
17
Merindukannya
18
Beralih Profesi
19
Jogging Bersama
20
Datang ke acara Pernikahan Mantan
21
Masa Lalu Tak Penting!
22
Lagi Lagi Terlambat
23
Apa Kamu Sedih?
24
Menyesal
25
Jadi Lo Sama Dia Pacaran?
26
Aku Akan Memperjuangkannya!
27
Perdebatan 2 Pria
28
Penyelidikan Arga
29
Ancaman Rere
30
Untuk Apa Menangisinya?
31
Masih Milik Bersama
32
Mulai Menjalankan Aksi
33
Menyadari Perasaan
34
Ajakan Reno
35
Kutu Beras
36
Maukah Kamu Jadi Kekasihku?
37
Di Cintai 2 Pria
38
Maaf Aku Tak Bisa
39
Semburan Paripurna
40
Membandingkan
41
Jauhi Reno
42
Merelakan
43
Ibu Merestui Kalian
44
Sudah Tidak Sabar
45
Pesan Misterius
46
Jawaban Menohok
47
Candaan Mayra dan Arga
48
Kagum
49
Pengganggu
50
Gadis Tak Waras
51
Aku Sudah Memaafkanmu, Kak
52
Pesan Ancaman lagi
53
Terbongkar
54
Di Tangkap Polisi
55
Menjenguk
56
Bersaing
57
Rencana Rere
58
SAH
59
Double Manten
60
Dasar Onyon!
61
Bertemu Mertua
62
Kekesalan Naina
63
Di Tangkap Polisi
64
Rencana Bulan Madu
65
Ingin Juga
66
Bertemu Mantan CAMER.
67
Terluka
68
Berbohong
69
Sadar
70
Merasa Tak Memiliki Musuh
71
Jangan Berbicara Seperti Itu
72
Pingsan
73
Kabar Buruk
74
Tunggu Nak!
75
Pasti Kembali Bersama
76
Sangat Merindukanmu!
77
Pesta
78
Anfal
79
Khawatir
80
Gelisah
81
Keadaan Bu Linda
82
Tiba Tiba meluk
83
Perasaan Yang Aneh
84
Makan Malam
85
Hamil
86
Acara Makan Malam
87
Surprise Dari Reno dan Naina
88
Ngidam
89
Hasil Penyelidikan Mail
90
Permintaan Ke Tiga Ibu Hamil
91
Bertemu Mail
92
Ikut Ke Kantor
93
SEBUAH KAITAN
94
Katakan Mas!
95
Kedatangan Pak Gunawan
96
Berbeda
97
Kabar Mengejutkan
98
Bersikap Dingin
99
Makan Siang Bersama
100
Jangan Berbohong, Mas!
101
Bertanya
102
Akan Mengungkap Semuanya
103
Kebenaran
104
Nasihat Naina, Untuk Rere dan Ivan
105
Menyadari Kesalahan
106
Pengumuman Penting!
107
Tidak Ada Alasan
108
3 Twin Boys
109
3 Sahabat
110
Sebuah Akhir
111
Bonus Bab > Gadis Culun

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!