EPISODE 20: INGIN MEMBUKA USAHA

    Sudah lewat sebulan, peristiwa yang menyedihkan tentang meninggalnya Eko, anak pertama pasangan Isti dan Podin itu terjadi. Desas-desus dan isu hantu tanpa kepala sudah mereda. Demikian juga berita tentang hilangnya mayat dalam kuburan juga sudah tidak dibicarakan lagi.

    Setelah istrinya tenang, bisa menerima kenyataan tentang peristiwa yang menimpa anaknya, akhirnya Podin ingin menunjukkan sesuati yang pasti akan mengejutkan istrinya. Podin mengajak istrinya ke kamar. Tentu Podin ingin menunjukkan sesuatu pada istrinya, yaitu harta benda yang dimiliki oleh Podin. Harta benda yang didapatkan oleh Podin,  peti harta karun yang penuh dengan berbagai perhiasa serta barang berharga yang sangat banyak dan berlimpah.

    "Bu ..., ayo ke kamar ...." ajak Podin pada istrinya.

    "Ada apa, sih ..., Pak ....? Kan tadi sudah ...." sahut istrinya yang sudah dipegang lengannya oleh Podin, ditarik diajak masuk ke kamar.

    "Iih ..., bukan itu .... Ada sesuatu yang ingin saya tunjukkan padamu ...." kata Podin yang memberi harapan pada istrinya.

    "Apaan, sih ...?" sahut istrinya, yang langsung berdiri dan mengikuti suaminya.

    Selanjutnya, di malam yang sepi itu, dimana anak-anaknya sudah pada tidur, Podin yang menyeret istrinya ke kamar, memberitahu pada istrinya, akan menunjukkan sesuatu. Lantas Podin membuka lemari yang selalu dikuncinya itu. Lantas mengambil peti harta karun yang ada di dalam lemari itu. Peti harta karun itu di letakkan di atas lantai kamarnya, Podin akan membukanya bersama istrinya.

    "Lihatlah, Bu .... Coba tebak .... Apa kira-kira isi dari kotak ini ...?" kata Podin yang menunjukkan peti harta karun itu kepada istrinya.

    "Lhoh ..., Pak ..., kok Peni harta karun itu ada lagi ...?" tanya istrinya yang tentu bingung, karena peti harta karunnya yang dulu sudah hilang, tidak ada di dalam lemari, tetapi kini suaminya sudah kembali menunjukkan peti harta karun itu kepada dirinya.

    "Iya, Bu ..... Saya mendapatkan peti harta karun ini lagi .... Saya diberi oleh kakek itu lagi ..... Ya ..., saya menanyakan tentang peti kita dahulu yang hilang. Ternyata kalau peti itu kosong, akan kembali ke kakek tua itu. Karena peti harta karun yang dulu sudah habis isinya, maka saya mendapatkan ganti ini ...." kata Podin pada istrinya.

    "walah .... Ternyata kakek tua itu baik hati ya, Pak ...." sahut Isti

    "Mari, mendekatlah, Bu .... Ayo, kita lihat, apa isi dari peti harta karun ini ...." kata Podin kepada istrinya.

    Tentu istrinya pun tersenyum girang menyaksikan peti harta karun itu. Yang pasti harapannya di dalam peti itu terdapat berbagai macam perhiasan. Lantas Ia pun langsung mendekat kepada suaminya yang akan segera membuka peti harta karun itu.

    Dan benar. Podin pun kemudian membuka peti harta karun itu. Tutup peti bagian atasnya ia lepaskan. Lalu ia buka. Dan apa yang ia lihat?

    "Wow .... Lihat ...! Seperti ini, Bu .... Luar biasa, Bu .... Ini sangat bagus, Bu .... Coba lihat ini, Bu ...." begitu kata Podin sambil menunjukkan isi yang ada di dalam peti harta karun itu. Bahkan tangannya pun tak luput untuk menjemput beberapa harta benda yang ada di dalam peti itu, kemudian setelah angkat naik, perhiasan itu dilepaskan lagi. Sehingga terdengarlah suara gemerincing logam-logam mulia yang saling beradu di dalam peti tersebut.

    "Wah, Pak .... Ini emas permata, Pak .... Ya ampun, Pak .... Banyak sekali, Pak ..... Bagus-bagus, indah-indah cantik-cantik .... Saya suka yang seperti ini, Pak ...! Pak, saya minta ya, Pak .... Saya mau pakai yang ini ya, Pak. Saya mau coba gelang yang ini ya, Pak ...." kata Isti pada suaminya, yang tentu sudah mengambil beberapa gelang, kemudian ia kenakan di lengan tangannya.

    Ya, tentu itu sebagai ganti ketika gelang-gelangnya yang kemarin sudah dijual oleh suaminya, karena untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Tentu melihat kenyataan seperti itu, sangat senang istrinya. Sangat gembira dia. KIni Isti bisa mengenakan cincin serta kalung yang sangat indah dan bagus-bagus.

    Tidak hanya perhiasan gelang dan kalung saja, bahkan di dalam peti harta karun itu juga terdapat permata-permata yang indah dan menarik. Tidak hanya perhiasan dan permata, di dalam peti itu juga terdapat koin-koin uang emas yang harganya pasti sangat mahal.

    Tentu Podin sangat gembira ketika mengetahui isi dari peti yang ia bawa dari pulau malam itu. Ternyata isinya adalah benar-benar barang-barang yang sangat berharga. Tidak cuman perhiasan dan permata-permata yang nilainya tinggi, tetapi di dalam peti itu juga terdapat koin-koin uang emas yang jumlahnya sangat banyak dan berlimpah. Seandainya satu keping koin saja dijual, pasti itu akan dibeli dengan harga mahal dan mendapatkan uang yang lebih besar daripada yang kemarin ia peroleh waktu mengambil peti harta karun yang pertama. Ya, meski di dalam peti itu tidak ada uang kertasnya, namun nilai dari harta benda yang ada dalam peti itu jauh lebih besar dan jauh sangat banyak. Sungguh menyenangkan. Malam itu, Podin dan istrinya sudah bergelimang harta benda. Mereka bergelimang aneka perhiasan dan permata. Mereka bergelimang kekayaan yang tidak ternilai harganya.

    Pasti sebagai seorang wanita yang melihat perhiasan yang beraneka rupa itu, perhiasan yang bermacam-macam itu, aneka rupa wujud kalung, gelang, ada cincin, ada anting-anting, serta perhiasan-perhiasan yang lainnya, perhiasan-perhiasan yang terbuat dari emas dan batu-batu permata ini, merupakan idaman dari setiap wanita. Maka tentu Isti yang menyaksikan isi dari peti harta karun itu, ia sangat gembira, ia sangat senang. Bahkan kegembiraannya itu sudah melupakan kesedihannya. Melupakan akan kematian anaknya yang tragis. Bahkan juga melupakan anaknya yang diceritakan oleh orang-orang, anaknya yang diomongkan oleh setiap warga sudah menjadi hantu tanpa kepala. Sudah diceritakan bagaimana kuburan anaknya yang kosong tidak ada mayatnya.

    Kini, Isti sudah kembali menjadi orang yang lebih bergaya. Kembali menjadi orang yang sombong dengan harta kekayaannya itu. Dia sudah bisa pamer gelang, pamer cincin, pamer kalung, pamer segala perhiasan yang tentu untuk mendapat pengakuan dari para tetangganya, orang-orang lain, bahwa dirinya adalah orang kaya. Isti ingin mempertontonkan, mempertunjukkan kepada perempuan-perempuan lain, yang ia tahu dan ia kenal, nahwa dirinya adalah orang kaya yang punya perhiasan banyak. Bahkan kalau sehari akan berganti perhiasan sepuluh kali pun bisa.

    Itulah sifat wanita yang selalu ingin pamer, yang selalu ingin dipuji, yang selalu ingin mendapatkan sanjungan dari orang-orang di sekitarnya. Ya, seperti itulah Isti yang sudah kembali menjadi orang kaya lagi. Isti yang sudah diberikan perhiasan aneka rupa oleh suaminya.

    Tidak hanya Isti, Podin pun juga ikut kembali menjadi pongah. Tentu karena harta kekayaannya bertambah lagi. Kini ia tidak hanya memiliki uang uang kertas yang merupakan lembaran-lembaran berwarna merah, tetapi justru lebih tinggi nilainya dari itu. Podin mempunyai uang yang berwujud koin-koin emas dalam jumlah yang sangat banyak, dalam jumlah yang tak terhitung. Bahkan koin-koin emas itu kalau dijual, kalau ditukarkan dengan uang kertas, maka jumlahnya akan melebihi dua kali lipat dari uang yang dulu pernah didapatkannya. Tentu Podin sangat bangga, sangat senang, dan tentu ia bisa memenuhi semua hasrat dan kebutuhannya kembali. Setidaknya, ia bisa pamer harta kekayaan itu kepada orang-orang yang ada di sekitarnya. Kini Podin tidak lagi  memakai handphone yang jadul. Tetapi handphonenya sudah bagus, handphonenya lebih keren, handphonenya harganya lebih mahal. Podin tidak mau ketinggalan dan tidak mau kalah dengan orang-orang lain. Barang-barang yang dimilikinya tidak mau kalah dengan milik para tetangganya. Dia ingin menunjukkan bahwa dirinya adalah orang yang mempunyai uang banyak dirinya adalah orang yang kaya dirinya adalah orang yang memang pantas untuk dihormati karena harta kekayaan yang dimilikinya

    "Bu ..., rencananya saya akan menjual beberapa koin emas ini untuk buat modal usaha. Boleh kan, Bu?" tanya Podin pada istrinya.

    "Ya boleh toh, Pak .... Malah Saya senang kalau bapak mau buka usaha. Kira-kira Bapak mau buka usaha apa?" tanya istrinya pada Podin.

    "Saya akan beli beberapa mobil, untuk usaha persewaan mobil. Kira-kira bagaimana, Bu ...?" tanya Podin meminta pertimbangan kepada istrinya.

    "Walah ..... Kok mobil sih, Pak ...? Apa Harganya tidak mahal? Terus nanti yang nyupir siapa ...? Terus nanti yang ngurusi iapa? Lah mbok misalnya beli toko atau ruko gitu agaimana, Pak ...? Nanti kan saya bisa nyambi jualan. Bapak juga bisa membantu jualan di toko itu. Kan malah lebih enak .... Kita terlihat jelas kerjanya, Pak ...." kata Isti pada suaminya, yang tentu memberi pertimbangan.

    "Ya coba, nanti saya mau konsultasi dulu sama Pak Mandor, teman saya yang paling akrab itu, dan tentu biasanya dia memberi nasehat-nasehat dan masukan kepada saya. Mana yang lebih tepat, apakah saya harus usaha beli toko, ataukah saya membuka usaha rental mobil." kata Podin yang tentu ingin membahas rencananya itu kepada orang yang dianggap lebih tahu dan paham tentang seluk beluk wirausaha.

    "Ya .... Kalau saya sih, mestinya ya mending beli toko saja, Pak .... Lah kalau belinya itu ruko, nanti kita kan bisa tinggal di sana, sambil tiduran di sana. Lah rumah kita yang di sini, itu sebagai rumah yang khusus untuk rumah mewah. Tempat tinggal kita yang utama. Tetapi nanti kalau di ruko itu, kita juga bisa istirahat, Pak .... jadi lebih enak. Dan anak-anak juga tidak kesana kemari. Anak-anak bisa terjaga, karena nanti kita bisa pulang pergi bersama satu mobil." kata Isti yang memberikan gambaran pada suaminya.

    "Lah kalau rental mobil kan juga enak .... Kita di rumah saja, yang menjalankan sopir atau direntalkan tanpa sopir, yang menyewa menyopir sendiri. Nah, kita kan cuma terima uang. Gampang kan, Bu." kata Podin yang juga beralasan bagaimana enaknya punya usaha rental mobil.

    "Iya, benar Pak ..... Tetapi yang namanya usaha rentalan mobil itu resikonya juga besar, Pak .... Coba bayangkan, kalau misalnya mobil itu dibawa lari oleh yang sewa mobil...? Terus mobil itu tidak dikembalikan ...? Atau mobil itu tabrakan hingga rusak? Terus, modal kita bagaimana, Pak ...? Kita kan kehilangan mobil, kehilangan modal, kehilangan uang .... Tidak dapat penghasilan apa-apa .... Rugi kan, Pak ...?" kata istrinya yang tentu juga memberi pertimbangan-pertimbangan lainnya.

    "Memang semua usaha itu ada resikonya. Tinggal resikonya itu besar atau kecil. Ya, nanti coba kita lihat-lihat dulu .... Karena kalau kita beli ruko itu harganya juga mahal. Paling tidak kalau kita beli ruko sekarang itu, yang biasa saja paling tidak sudah sampai satu miliar, loh, Bu ...." kata Podin yang sudah mempertimbangkan mahalnya harga ruko.

    "Iya, memang benar, Pak .... Tapi ruko itu kan utuh .... Tetap tidak berpindah-pindah dan tidak dibawa orang kemana-mana. Tidak mungkin akan hilang ...." sahut istrinya.

    "Ya ..., ya ..., ya .... Sudahlah, nanti saya akan minta pendapat dari Pak Mandor. Saya akan minta pertimbangan dari Pak Mandor ...." kata Podin yang akan menentukan usaha yang terbaik.

    Siang harinya, Podin menjalankan motornya, ingin menemui Pak Mandor. Ia pun langsung mengendarai kendaraannya, langsung melaju menuju proyek perumahan yang sedang digarap oleh Pak Mandor. Podin yakin pasti Pak Mandor ada di sana sedang menunggui para tukang yang sedang bekerja. Lantas Podin pun masuk ke proyek itu.

    "Hei ..., Pak Podin ...! Mau ke mana ...?!" tanya salah seorang tukang yang kebetulan melihat kedatangan Podin.

    "Mau menemui Pak Mandor ...!" jawab Podin kepada tukang yang menayainya itu.

    "Oh ..., ya .... Itu orangnya ada di sana .... Di bagian tengah, sedang mengawasi tukang yang ngecor." sahut si tukang itu.

    Kemudian Podin langsung melajukan kendaraannya menuju ke arah tengah proyek, di mana sedang ada karyawan yang ngecor bangunan.

    "Halo, Pak Mandor ...." begitu kata Podin saat ketemu Pak Mandor.

    "Wah ..., Podin .... Gimana kabarnya, Din ...? Ada perlu apa ini, kok nyari saya?" kata Pak Mandor yang tentu langsung menyalami Podin.

    "Saya mau minta pertimbangan sama Pak Mandor ...." kata Podin.

    "Wes ..., ayo .... Kita ke bakul es itu dulu .... Sambil minum lah, Din .... Masak ngobrol tidak ada minumnya .... Mulutnya kecut, nanti ...." kata Pak Mandor yang tentu dia pengin dibelikan minuman sama rokok oleh Podin.

    "Beres, Pak Mandor ...." sahut Podin yang langsung berjalan menuju ke warung emplek-emplek kepunyaan orang yang berjualan es dan rokok untuk orang-orang proyek di samping bangunan proyek itu.

    "Saya, es teh sama rokok satu bungkus, Mbak ...." begitu kata Pak Mandor yang langsung meminta es sama rokok satu bungkus kepada perempuan yang jualan di pinggir proyek itu.

    Tentu perempuan penjual itu langsung memberikan sebungkus rokok. Kemudian membuatkan es teh dua gelas, yang satu gelas untuk pak mandor dan yang satu gelas lagi untuk Podin.

    "Gimana, Din ...? Ada apa ...? Ini istrimu sudah tenang? Sudah tidak menangisi anaknya lagi?" tanya Pak Mandor kepada Podin.

    "Ya ..., syukurlah, Pak .... Istri saya sudah bisa tersenyum, bahkan juga sudah bisa tertawa. Makanya ini saya menemui Pak Mandor, ingin minta pertimbangan pada Pak Mandor." kata Podin pada Pak Mandor.

    "Walah .... Pertimbangan apalagi ...? Lah kalau istrimu sudah baik, sudah bisa tertawa, sudah tidak masalah toh .... Kok masih minta pertimbangan-pertimbangan. Pertimbangan apalagi?" kata Pak Mandor kepada Podin.

    "Begini lho, Pak .... Ya karena istri saya itu sudah baik, sudah bisa melupakan masalah anaknya, terus dia itu punya keinginan untuk buka usaha. Rencananya itu kan saya mau buka usaha.  Terus terang Pak Mandor, saya itu pengin punya usaha untuk kerja. Saya dan istri. Siapa tahu besok kalau berhasil, ya dilanjutkan anak-anak saya. Begitu Pak Mandor." kata Podin kepada Pak Mandor.

    "Lha kok minta pertimbangan kepada saya .... Maksudmu itu apa kamu mau mengajak bisnis saya?" tanya Pak Mandor kepada Podin.

    "Bukan begitu, Pak .... Saya itu sudah punya rencana, tetapi istri saya juga punya rencana. Lah ini saya ingin minta pertimbangan, kira-kira rencana mana yang baik? Itu loh, Pak Mandor .... Nah, rencananya itu, istri saya minta dibelikan ruko. Nah dia rencananya akan jualan di ruko itu. Setidaknya nanti anak-anaknya bisa diajak, tidak tertinggal di rumah sendirian. Tidak ada yang ngurusin anak-anak. Lah kalau di ruko, nanti kan anak-anaknya kan bisa tinggal di kamar-kamar. Sedangkan yang bawahnya itu yang akan digunakan untuk jualan. Begitu loh, Pak Mandor ...." kata Podin pada Pak Mandor yang menjelaskan rencana istrinya yang ingin punya ruko.

    "Wah, ya bagus itu .... Bagus, saya setuju." sahut Pak Mandor.

    "Lha tapi, Pak Mandor .... Ruko itu kan modalnya juga besar .... Harga ruko saja sudah mahal. Belum lagi isi barang-barang yang ada di dalam tokonya. Nnanti modalnya juga besar, kan .... Banyak uang yang keluar, Pak ...." kata Podin yang mempertimbangkan modalnya.

    "Halah, Din .... Modalnya itu sedikit .... Tidak masalah. Kamu tidak usah milih ruko yang gede-gede, ruko yang dua lantai saja, yang cukupan. Di ruko itu yang penting istrimu bisa jualan. Misalnya jualan barang-barang kering saja, jangan jualan barang basah nanti cepat basi. Kalau jualan barang-barang kering, misalnya peralatan dapur perkakas rumah tangga, itu awet. Tidak masalah. Tidak akan basi dan tidak akan dibuang. Jadi kamu nggak usah khawatir kalau misalnya tidak laku sehari dua hari. Kalau sehari tidak laku, barangnya masih ada, tidak bakalan basi. Atau jualan pulsa HP, itu sekarang juga laris ...." begitu jelas Pak mandor kepada Podin.

    "Kalau ruko yang seperti itu harganya kira-kira nyampe berapa ya, Pak Mandor? tanya Podin yang memperkirakan harga ruko yang pas untuk kegiatan usaha jualan istrinya.

    "Ya ..., kalau yang di pinggir jalan raya memang harganya agak mahal .... Setidak-tidaknya itu memang satu unitnya ya sampai satu miliar. Gini, Din .... Kebetulan ini di perumahan ini, nantinya yang bagian depan itu akan dibuat ruko-ruko, Din. Nah kamu pesan saja, beli di perumahan ini. Nanti kan rame. Perumahannya banyak, otomatis yang menghuni di perumahan ini, rukonya pasti ramai. Istri kamu nanti dagangannya juga akan laris. Karena di sini nanti penduduknya banyak. Apalagi di bagian sebrang sana nanti, akan dibangun obyek wisata. Pasti lebih ramai. Nah, otomatis nanti orang-orang akan pada beli di ruko-ruko yang ada di depan itu. Itu loh, tempatnya di sana itu, bagian depan dekat dengan jalan itu. Nah itu nanti semuanya akan dibuat ruko yang barisan paling depan itu. Harganya hanya delapan ratus jutaan .... Murah itu, Din ..." kata Pak Mandor yang tentu juga membujuk Podin untuk membeli ruko yang rencananya akan dikembangkan oleh bosnya Pak Mandor.

    "Walah, bagus juga ide itu Pak Mandor. Tapi Pak Mandor ..., sebenarnya saya itu Ingin usaha rental mobil. Kalau menurut Pak Mandor, bagaimana ...?" tanya Podin pada Pak Mandor tentang rencananya itu.

    "Walah, Din ..., Din .... Kamu itu akan buang-buang uang saja. Orang usaha rental itu modalnya saja sudah besar, Din .... Coba kamu bayangkan, kalau satu mobil itu dua ratus lima puluhan juta, kali empat mobil saja sudah satu miliar. Itu baru beli mobilnya. Belum lagi untuk perawatannya. Belum lagi kalau kamu punya sopir, harus membayar sopir. Nanti saat bannya halus, kamu harus ganti ban. Saat oli habis, kamu harus ganti oli. Apa itu kamu tidak menghambur-hamburkan uang? Iya kalau nasibmu itu untung terus .... Kalau suatu saat misalnya ada penyewa mobil yang nakal, ban yang bagus diganti jelek. Audio yang bagus diganti jelek, terus ya kalau hanya seperti itu, lah kalau misalnya mobil rentalan kamu itu dibawa lari? Digelapkan? Terus hilang? Apa kamu tidak tangisan, Din ...." begitu jelas Pak Mandor yang memberi gambaran tentang rencana usahanya.

    Podin berdiam. Ternyata kata-kata Pak Mandor sama dengan kata-kata yang dilontarkan oleh istrinya. Berarti memang kemungkinan untuk usaha yang paling pantas dilaksanakan adalah membuka toko. Ya, walaupun untung sedikit, tetapi resikonya kecil. Kalaupun mau usaha rentalan, walaupun kelihatannya dapat uang besar, tetapi sebenarnya resikonya juga besar.

    Akhirnya Podin berterima kasih kepada Pak Mandor. Ia pun lantas membayar rokok dan es teh. Kemudian berpamitan pulang. Dan pastinya akan menyampaikan hasil itu kepada istrinya. Podin pun sudah mengira, istrinya pasti senang, karena usaha yang diinginkannya akan terkabul. Usaha yang dikehendaki akan bisa dilaksanakan.

Episodes
1 Episode 1: MISKIN ITU MENDERITA
2 Episode 2: KAKEK YANG BAIK
3 Episode 3: MENCARI RUMAH SI KAKEK TUA
4 Episode 4: DAPAT UANG SATU PETI
5 EPISODE 5: KAYA MENDADAK
6 Episode 6: INGIN RUMAH MEWAH
7 EPISODE 7: RUMAH MEWAH
8 EPISODE 8: MASUK BANK
9 EPISODE 9: PINDAH RUMAH
10 EPISODE 10: BERSENANG-SENANG DI RUMAH BARU
11 EPISODE 11: BELI MOTOR
12 EPISODE 12: PERGI KE MALL
13 EPISODE 13: INGIN INI INGIN ITU
14 EPISODE 14:UANG HABIS HATI MENANGIS
15 EPISODE 15: KEMBALI KE ISTANA
16 EPISODE 16: SYARAT MENGAMBIL HARTA KARUN
17 EPISODE 17: PETAKA TAK TERHINDARKAN
18 EPISODE 18: HANTU TANPA KEPALA
19 EPISODE 19: MEMBONGKAR KUBURAN KOSONG
20 EPISODE 20: INGIN MEMBUKA USAHA
21 EPISODE 21: MEMBUKA TOKO
22 EPISODE 22: MULAI BERTINGKAH
23 EPISODE 23: ISTRI KEDUA
24 EPISODE 24: HARTA KARUN TERKURAS HABIS
25 EPISODE 25: USAHA YANG GAGAL
26 EPISODE 26: PENGEMIS ANEH
27 EPISODE 27: MENJUAL RUMAH
28 EPISODE 28: OMELAN ISTRI MUDA
29 EPISODE 29: LEBARAN SUNYI
30 EPISODE 30: RENCANA GILA
31 EPISODE 31: TERDAMPAR
32 EPISODE 32: TAK SANGGUP
33 EPISODE 37: MENYIKSA TIADA HENTI
34 EPISODE 33: BERITA PILU
35 EPISODE 34: MENJEMPUT ANAK
36 EPISODE 35: PIKNIK
37 EPISODE 36: KEDATANGAN SIA-SIA
38 EPISODE 36: KEDATANGAN SIA-SIA
39 EPISODE 38: DIUSIR
40 EPISODE 39: TINGGAL DI RUMAH KAKEK
41 EPISODE 40: SENAM
42 EPISODE 41: MENCULIK ANAK SENDIRI
43 EPISODE 42: KORBAN PERSEMBAHAN
44 EPISODE 43: PENYELAMATAN DEWI
45 EPISODE 44: MINTA ANAK
46 EPISODE 45: GEGER PENCULIKAN ANAK JALANAN
47 EPISODE 46: KAYA KEMBALI
48 EPISODE 47: MENYEMBUNYIKAN HARTA KARUN
49 EPISODE 48: MENCOBA LARI
50 EPISODE 49: RAYUAN MAUT
51 EPISODE 50: MENGAJAK NIKAH
52 EPISODE 51: MENIKAH LAGI
53 EPISODE 52: CURIGA
54 EPISODE 53: GEGER DI TELEPON
55 EPISODE 54: REMBULAN MERAH
56 EPISODE 55: MENANYA MIMPI
57 EPISODE 56: MEMENUHI PANGGILAN MAYA
58 EPISODE 57: MENANYA USAHA
59 EPISODE 58: MENATA WARUNG
60 EPISODE 59: MEMBUKA WARUNG MAKAN
61 EPISODE 60: ANAK ANEH
62 EPISODE 61: ADA YANG BINGUNG
63 EPISODE 62: KEJADIAN ANEH
64 EPISODE 63: ULAH PODIN
65 EPISODE 64: RIBUT DI WARUNG RINA
66 EPISODE 65: MENGUSIR PODIN
67 EPISODE 66: PULANG KE JAKARTA
68 EPISODE 67: MELAHIRKAN
69 EPISODE 68: REPOTNYA MERAWAT BAYI
70 EPISODE 69: MENDATANGI ISTANA RAJA
71 EPISODE 70: BAYI YANG DIPERSEMBAHKAN
72 EPISODE 71: PODIN KEBINGUNGAN
73 EPISODE 72: MENJUAL ASET MAYA
74 EPISODE 73: MENINGGALKAN JAKARTA
75 EPISODE 74: PODIN DIJAMBRET
76 EPISODE 75: HUJAN DI TENGAH KEMARAU
77 EPISODE 76: GEGER DI KUBURAN
78 EPISODE 77: PIJAT JARI LENTIK
79 EPISODE 78: TERJERAT
80 EPISODE 79: PERNIKAHAN KEEMPAT
81 EPISODE 80: TERSINGGUNG SINDIRAN
82 EPISODE 81: MINTA WARISAN
83 EPISODE 82: ADA APA JAKARTA?
84 EPISODE 83: DI KAMAR HOTEL
85 EPISODE 84: MASALAH LAGI
86 EPISODE 85: MENOLAK WARISAN
87 EPISODE 86: MENANTU BAIK
88 EPISODE 87: LESTI BUKA USAHA
89 EPISODE 88: KEHABISAN MODAL
90 EPISODE 89: TERJUALNYA PETI HARTA KARUN
91 EPISODE 90: MENELISIK PENGHUNI PETI
92 EPISODE 91: MENANYAKAN BAYI
93 EPISODE 92: PODIN CARI UANG
94 EPISODE 93: CERITA PESUGIHAN
95 EPISODE 94: PENCULIK LICIK
96 EPISODE 95: SUSAH DIAJAK
97 EPISODE 96: DITOLAK
98 EPISODE 97: RAHASIA PENGEMIS CILIK
99 EPISODE 98: BERUNTUNG
100 EPISODE 99: DITEMU ORANG
101 EPISODE 100: PELANGGAN BAIK
102 EPISODE 101: KENA GODAAN
103 EPISODE 102: AMBYAR
104 EPISODE 103: KEMBALI KE ASAL
105 EPISODE 104: PLONG
106 EPISODE 105: CURHAT
107 EPISODE 106: TERTARIK CERITA BANG KOHAR
108 EPISODE 107: DIPELUK TUYUL
109 EPISODE 108: MENCURI PETI
110 EPISODE 109: GAGAL
111 EPISODE 110: SELALU KOSONG
112 EPISODE 111: MAAF BANG KOHAR
113 EPISODE 112: PETUAH KAKEK
114 EPISODE 113: RINA MENEMUKAN PETI
115 EPISODE 114: MEMBUANG PETI
116 EPISODE 115: BOCAH MENAKUTKAN
117 EPISODE 116: RINA PULANG KAMPUNG
118 EPISODE 117: PENDERITAAN MAYA
119 EPISODE 118: MELARIKAN DIRI
120 EPISODE 119: JADI MANGSA
121 EPISODE 120: MERAUP UANG
122 EPISODE 121: KETAGIHAN
123 EPISODE 122: MENCARI PETI
124 EPISODE 123: MASUK PENJARA
125 EPISODE 124: PODIN BEBAS
126 EPISODE 125: PETI YANG HILANG
127 EPISODE 126: DETEKTIF PODIN
128 EPISODE 127: LEBIH LICIK
129 EPISODE 128: MENGELUARKAN ARWAH
130 EPISODE 129: KETAKUTAN
131 EPISODE 130: DIUSIR
132 EPISODE 131: MENGALAH DAPAT VILLA
133 EPISODE 132: KEMBALI GAGAL
134 EPISODE 133: MINTA TUMBAL
135 EPISODE 134: TUYUL MOGOK
136 EPISODE 135: KIRIMAN PETI
137 EPISODE 136: ARWAH SANG ANAK
138 EPISODE 137: DISAMBUT HANTU PEREMPUAN
139 EPISODE 138: TEMPAT SINGGAH HANTU
140 EPISODE 139: MENGUAK RAHASIA
141 EPISODE 140: DIKEROYOK HANTU
142 EPISODE 141: BINGUNG
143 EPISODE 142: MENGGUGAT PENJUAL
144 EPISODE 143: MENCARI RUMAH DI KAMPUNG
145 EPISODE 144: MENTRAKTIR WARGA
146 EPISODE 145: TAMU-TAMU PEREMPUAN
147 EPISODE 146: KECEWA
148 EPISODE 147: DITINGGAL CINTA
149 EPISODE 148: BENARKAH CINTA?
150 EPISODE 149: MENIKAH LAGI
151 EPISODE 150: HARI PERTAMA
152 EPISODE 151: BERIBADAH
153 EPISODE 152: KEMBALI MENCARI UANG
154 EPISODE 153: KECURIGAAN SANG ISTRI
155 EPISODE 154: USAHA BARU
156 EPISODE 155: SANTAI SAJA
157 EPISODE 157: KEMBALI MEMANGGIL TUYUL
158 EPISODE 158: PERTANYAAN SANG ISTRI
159 EPISODE 156: KEKURANGAN MODAL
160 EPISODE 159: USAHA YANG LARIS
161 EPISODE 160: MENAMBAH USAHA
162 EPISODE 161: GERHANA BULAN
163 EPISODE 162: PODIN HILANG
164 EPISODE 163: DIMAKAN GERHANA
165 EPISODE 164: KEMARAHAN PENGUASA PULAU BERHALA
166 EPISODE 165: PODIN DITEMUKAN
167 EPISODE 166: PODIN TERGOLEK DI RUMAH SAKIT
168 EPISODE 167: DOA SANG PENDETA
169 EPISODE 168: MENGUAK KAMAR RAHASIA
170 EPISODE 169: KEYAKINAN CIK MELAN
171 EPISODE 170: NASEHAT UNTUK SUAMI
172 EPISODE 171: NASEHAT PENDETA
173 EPISODE 172: BIMBANG
174 EPISODE 173: MENYINGKIRKAN PETI KERAMAT
175 EPISODE 174: HIDUP BARU
176 EPISODE 175: COBAAN HIDUP
177 EPISODE 176: DOA YANG MUJARAB
178 EPISODE 177: BAPTISAN BERDARAH
179 EPISODE 178: PENGAKUAN
180 EPISODE 179: PENGUPING
181 EPISODE 180: KANG ZAKI KE PULAU BERHALA
182 EPISODE 181: NASIB KANG ZAKI
183 EPISODE 182: PODIN SEHAT
184 EPISODE 183: PODIN RAIB
185 EPISODE 184: BIJAKSANA
186 EPISODE 185: MENCARI ISTRI DAN ANAK
187 EPISODE 186: PERTEMUAN
188 EPISODE 187: PERTANYAAN ISTRI
189 EPISODE 188: MENANGIS SENDIRI
190 EPISODE 189: CERITA ANAK
191 EPISODE 190: MENENTUKAN PILIHAN
192 EPISODE 191: DI KAMAR HOTEL
193 EPISODE 192: ISTRI DAN ISTRI
194 EPISODE 193: AKUR
195 EPISODE 194: RUMAH YANG HILANG
196 EPISODE 195: BERPINDAH RUMAH
197 EPISODE 196: REBUTAN KAMAR
198 EPISODE 197: KELUARGA YANG MESRA
199 EPISODE 198: PIKNIK KE MONAS
200 EPISODE 199: MENELISIK PENGEMIS TUA
201 EPISODE 200: MENELISIK PULAU BERHALA
202 EPISODE 201: FOTO MEMBINGUNGKAN
203 EPISODE 202: SUARA BAYI MENANGIS
204 EPISODE 203: JADI PENDIAM
205 EPISODE 204: KAKEK YANG MENGHILANG
206 EPISODE 205: SIAP MEMBANTU
207 EPISODE 206: MENGGUGAH MIMPI BURUK
208 EPISODE 207: MENUJU PULAU BERHALA
209 EPISODE 208: AKHIRNYA, BISA MASUK PULAU BERHALA
210 EPISODE 209: PULAU ANEH
211 EPISODE 210: PERLAWANAN TAK SEIMBANG
212 EPISODE 211: BELUM SAATNYA
213 EPISODE 212: MASUK ISTANA
214 EPISODE 213: JERITAN MENGGEGERKAN
215 EPISODE 214: GEGER SEMAKIN KISRUH
216 EPISODE 215: PEREMPUAN PENGHANCUR BATU KISARAN
217 EPISODE 216: MURKA SANG PENGUASA
218 EPISODE 217: RUNTUHNYA ISTANA BERHALA
219 EPISODE 218: PERLAWANAN SANG PERKASA
220 EPISODE 219: PETUALANGAN TERAKHIR
221 EPISODE 220: TAMATNYA PULAU BERHALA
Episodes

Updated 221 Episodes

1
Episode 1: MISKIN ITU MENDERITA
2
Episode 2: KAKEK YANG BAIK
3
Episode 3: MENCARI RUMAH SI KAKEK TUA
4
Episode 4: DAPAT UANG SATU PETI
5
EPISODE 5: KAYA MENDADAK
6
Episode 6: INGIN RUMAH MEWAH
7
EPISODE 7: RUMAH MEWAH
8
EPISODE 8: MASUK BANK
9
EPISODE 9: PINDAH RUMAH
10
EPISODE 10: BERSENANG-SENANG DI RUMAH BARU
11
EPISODE 11: BELI MOTOR
12
EPISODE 12: PERGI KE MALL
13
EPISODE 13: INGIN INI INGIN ITU
14
EPISODE 14:UANG HABIS HATI MENANGIS
15
EPISODE 15: KEMBALI KE ISTANA
16
EPISODE 16: SYARAT MENGAMBIL HARTA KARUN
17
EPISODE 17: PETAKA TAK TERHINDARKAN
18
EPISODE 18: HANTU TANPA KEPALA
19
EPISODE 19: MEMBONGKAR KUBURAN KOSONG
20
EPISODE 20: INGIN MEMBUKA USAHA
21
EPISODE 21: MEMBUKA TOKO
22
EPISODE 22: MULAI BERTINGKAH
23
EPISODE 23: ISTRI KEDUA
24
EPISODE 24: HARTA KARUN TERKURAS HABIS
25
EPISODE 25: USAHA YANG GAGAL
26
EPISODE 26: PENGEMIS ANEH
27
EPISODE 27: MENJUAL RUMAH
28
EPISODE 28: OMELAN ISTRI MUDA
29
EPISODE 29: LEBARAN SUNYI
30
EPISODE 30: RENCANA GILA
31
EPISODE 31: TERDAMPAR
32
EPISODE 32: TAK SANGGUP
33
EPISODE 37: MENYIKSA TIADA HENTI
34
EPISODE 33: BERITA PILU
35
EPISODE 34: MENJEMPUT ANAK
36
EPISODE 35: PIKNIK
37
EPISODE 36: KEDATANGAN SIA-SIA
38
EPISODE 36: KEDATANGAN SIA-SIA
39
EPISODE 38: DIUSIR
40
EPISODE 39: TINGGAL DI RUMAH KAKEK
41
EPISODE 40: SENAM
42
EPISODE 41: MENCULIK ANAK SENDIRI
43
EPISODE 42: KORBAN PERSEMBAHAN
44
EPISODE 43: PENYELAMATAN DEWI
45
EPISODE 44: MINTA ANAK
46
EPISODE 45: GEGER PENCULIKAN ANAK JALANAN
47
EPISODE 46: KAYA KEMBALI
48
EPISODE 47: MENYEMBUNYIKAN HARTA KARUN
49
EPISODE 48: MENCOBA LARI
50
EPISODE 49: RAYUAN MAUT
51
EPISODE 50: MENGAJAK NIKAH
52
EPISODE 51: MENIKAH LAGI
53
EPISODE 52: CURIGA
54
EPISODE 53: GEGER DI TELEPON
55
EPISODE 54: REMBULAN MERAH
56
EPISODE 55: MENANYA MIMPI
57
EPISODE 56: MEMENUHI PANGGILAN MAYA
58
EPISODE 57: MENANYA USAHA
59
EPISODE 58: MENATA WARUNG
60
EPISODE 59: MEMBUKA WARUNG MAKAN
61
EPISODE 60: ANAK ANEH
62
EPISODE 61: ADA YANG BINGUNG
63
EPISODE 62: KEJADIAN ANEH
64
EPISODE 63: ULAH PODIN
65
EPISODE 64: RIBUT DI WARUNG RINA
66
EPISODE 65: MENGUSIR PODIN
67
EPISODE 66: PULANG KE JAKARTA
68
EPISODE 67: MELAHIRKAN
69
EPISODE 68: REPOTNYA MERAWAT BAYI
70
EPISODE 69: MENDATANGI ISTANA RAJA
71
EPISODE 70: BAYI YANG DIPERSEMBAHKAN
72
EPISODE 71: PODIN KEBINGUNGAN
73
EPISODE 72: MENJUAL ASET MAYA
74
EPISODE 73: MENINGGALKAN JAKARTA
75
EPISODE 74: PODIN DIJAMBRET
76
EPISODE 75: HUJAN DI TENGAH KEMARAU
77
EPISODE 76: GEGER DI KUBURAN
78
EPISODE 77: PIJAT JARI LENTIK
79
EPISODE 78: TERJERAT
80
EPISODE 79: PERNIKAHAN KEEMPAT
81
EPISODE 80: TERSINGGUNG SINDIRAN
82
EPISODE 81: MINTA WARISAN
83
EPISODE 82: ADA APA JAKARTA?
84
EPISODE 83: DI KAMAR HOTEL
85
EPISODE 84: MASALAH LAGI
86
EPISODE 85: MENOLAK WARISAN
87
EPISODE 86: MENANTU BAIK
88
EPISODE 87: LESTI BUKA USAHA
89
EPISODE 88: KEHABISAN MODAL
90
EPISODE 89: TERJUALNYA PETI HARTA KARUN
91
EPISODE 90: MENELISIK PENGHUNI PETI
92
EPISODE 91: MENANYAKAN BAYI
93
EPISODE 92: PODIN CARI UANG
94
EPISODE 93: CERITA PESUGIHAN
95
EPISODE 94: PENCULIK LICIK
96
EPISODE 95: SUSAH DIAJAK
97
EPISODE 96: DITOLAK
98
EPISODE 97: RAHASIA PENGEMIS CILIK
99
EPISODE 98: BERUNTUNG
100
EPISODE 99: DITEMU ORANG
101
EPISODE 100: PELANGGAN BAIK
102
EPISODE 101: KENA GODAAN
103
EPISODE 102: AMBYAR
104
EPISODE 103: KEMBALI KE ASAL
105
EPISODE 104: PLONG
106
EPISODE 105: CURHAT
107
EPISODE 106: TERTARIK CERITA BANG KOHAR
108
EPISODE 107: DIPELUK TUYUL
109
EPISODE 108: MENCURI PETI
110
EPISODE 109: GAGAL
111
EPISODE 110: SELALU KOSONG
112
EPISODE 111: MAAF BANG KOHAR
113
EPISODE 112: PETUAH KAKEK
114
EPISODE 113: RINA MENEMUKAN PETI
115
EPISODE 114: MEMBUANG PETI
116
EPISODE 115: BOCAH MENAKUTKAN
117
EPISODE 116: RINA PULANG KAMPUNG
118
EPISODE 117: PENDERITAAN MAYA
119
EPISODE 118: MELARIKAN DIRI
120
EPISODE 119: JADI MANGSA
121
EPISODE 120: MERAUP UANG
122
EPISODE 121: KETAGIHAN
123
EPISODE 122: MENCARI PETI
124
EPISODE 123: MASUK PENJARA
125
EPISODE 124: PODIN BEBAS
126
EPISODE 125: PETI YANG HILANG
127
EPISODE 126: DETEKTIF PODIN
128
EPISODE 127: LEBIH LICIK
129
EPISODE 128: MENGELUARKAN ARWAH
130
EPISODE 129: KETAKUTAN
131
EPISODE 130: DIUSIR
132
EPISODE 131: MENGALAH DAPAT VILLA
133
EPISODE 132: KEMBALI GAGAL
134
EPISODE 133: MINTA TUMBAL
135
EPISODE 134: TUYUL MOGOK
136
EPISODE 135: KIRIMAN PETI
137
EPISODE 136: ARWAH SANG ANAK
138
EPISODE 137: DISAMBUT HANTU PEREMPUAN
139
EPISODE 138: TEMPAT SINGGAH HANTU
140
EPISODE 139: MENGUAK RAHASIA
141
EPISODE 140: DIKEROYOK HANTU
142
EPISODE 141: BINGUNG
143
EPISODE 142: MENGGUGAT PENJUAL
144
EPISODE 143: MENCARI RUMAH DI KAMPUNG
145
EPISODE 144: MENTRAKTIR WARGA
146
EPISODE 145: TAMU-TAMU PEREMPUAN
147
EPISODE 146: KECEWA
148
EPISODE 147: DITINGGAL CINTA
149
EPISODE 148: BENARKAH CINTA?
150
EPISODE 149: MENIKAH LAGI
151
EPISODE 150: HARI PERTAMA
152
EPISODE 151: BERIBADAH
153
EPISODE 152: KEMBALI MENCARI UANG
154
EPISODE 153: KECURIGAAN SANG ISTRI
155
EPISODE 154: USAHA BARU
156
EPISODE 155: SANTAI SAJA
157
EPISODE 157: KEMBALI MEMANGGIL TUYUL
158
EPISODE 158: PERTANYAAN SANG ISTRI
159
EPISODE 156: KEKURANGAN MODAL
160
EPISODE 159: USAHA YANG LARIS
161
EPISODE 160: MENAMBAH USAHA
162
EPISODE 161: GERHANA BULAN
163
EPISODE 162: PODIN HILANG
164
EPISODE 163: DIMAKAN GERHANA
165
EPISODE 164: KEMARAHAN PENGUASA PULAU BERHALA
166
EPISODE 165: PODIN DITEMUKAN
167
EPISODE 166: PODIN TERGOLEK DI RUMAH SAKIT
168
EPISODE 167: DOA SANG PENDETA
169
EPISODE 168: MENGUAK KAMAR RAHASIA
170
EPISODE 169: KEYAKINAN CIK MELAN
171
EPISODE 170: NASEHAT UNTUK SUAMI
172
EPISODE 171: NASEHAT PENDETA
173
EPISODE 172: BIMBANG
174
EPISODE 173: MENYINGKIRKAN PETI KERAMAT
175
EPISODE 174: HIDUP BARU
176
EPISODE 175: COBAAN HIDUP
177
EPISODE 176: DOA YANG MUJARAB
178
EPISODE 177: BAPTISAN BERDARAH
179
EPISODE 178: PENGAKUAN
180
EPISODE 179: PENGUPING
181
EPISODE 180: KANG ZAKI KE PULAU BERHALA
182
EPISODE 181: NASIB KANG ZAKI
183
EPISODE 182: PODIN SEHAT
184
EPISODE 183: PODIN RAIB
185
EPISODE 184: BIJAKSANA
186
EPISODE 185: MENCARI ISTRI DAN ANAK
187
EPISODE 186: PERTEMUAN
188
EPISODE 187: PERTANYAAN ISTRI
189
EPISODE 188: MENANGIS SENDIRI
190
EPISODE 189: CERITA ANAK
191
EPISODE 190: MENENTUKAN PILIHAN
192
EPISODE 191: DI KAMAR HOTEL
193
EPISODE 192: ISTRI DAN ISTRI
194
EPISODE 193: AKUR
195
EPISODE 194: RUMAH YANG HILANG
196
EPISODE 195: BERPINDAH RUMAH
197
EPISODE 196: REBUTAN KAMAR
198
EPISODE 197: KELUARGA YANG MESRA
199
EPISODE 198: PIKNIK KE MONAS
200
EPISODE 199: MENELISIK PENGEMIS TUA
201
EPISODE 200: MENELISIK PULAU BERHALA
202
EPISODE 201: FOTO MEMBINGUNGKAN
203
EPISODE 202: SUARA BAYI MENANGIS
204
EPISODE 203: JADI PENDIAM
205
EPISODE 204: KAKEK YANG MENGHILANG
206
EPISODE 205: SIAP MEMBANTU
207
EPISODE 206: MENGGUGAH MIMPI BURUK
208
EPISODE 207: MENUJU PULAU BERHALA
209
EPISODE 208: AKHIRNYA, BISA MASUK PULAU BERHALA
210
EPISODE 209: PULAU ANEH
211
EPISODE 210: PERLAWANAN TAK SEIMBANG
212
EPISODE 211: BELUM SAATNYA
213
EPISODE 212: MASUK ISTANA
214
EPISODE 213: JERITAN MENGGEGERKAN
215
EPISODE 214: GEGER SEMAKIN KISRUH
216
EPISODE 215: PEREMPUAN PENGHANCUR BATU KISARAN
217
EPISODE 216: MURKA SANG PENGUASA
218
EPISODE 217: RUNTUHNYA ISTANA BERHALA
219
EPISODE 218: PERLAWANAN SANG PERKASA
220
EPISODE 219: PETUALANGAN TERAKHIR
221
EPISODE 220: TAMATNYA PULAU BERHALA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!