EPISODE 18: HANTU TANPA KEPALA

    Meski pihak kepolisian maupun masyarakat belum menemukan bagian tubuh korban yang hilang, jenazah Eko akhirnya dikebumikan.  Ya, orang-orang rame-rame menguburkan jenazah Eko di pekuburan milik pengembang perumahan. Komplek pemakaman yang tertata rapi, karena untuk memakamkan orang di situ, harus membayar dengan biaya yang mahal.

    Namun tentu satu hal yang menjadi pertanyaan bagi setiap orang yang menguburkan maupun orang-orang yang melayat korban kecelakaan Eko itu, mereka menanyakan tentang bagian tubuh, yaitu kepala Eko yang sampai hari itu belum diketemukan. Biasanya kalau penguburan jenazah itu tidak lengkap, nanti akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

    Namun tentu secara medis, kalau jenazah Eko ini terlalu lama di tahan atau tidak segera dikuburkan, nanti akan membusuk dan dikhawatirkan akan menimbulkan penyebaran virus. Makanya dalam waktu tiga hari setelah dimasukkan dalam peti, mayat itu harus segera dikuburkan. Tetapi karena kepala dari jenazah Eko tidak diketemukan, maka jenazah Eko yang tanpa kepala itu pun langsung dikuburkan. Tentu dengan persetujuan dari pihak keluarga.

    Tentunya, kematian Eko yang terlindas truk dan hilang kepalanya itu, sudah menjadi bahan pembicaraan bagi masyarakat yang ada di sekitar sekolahan itu, dan tentu juga menjadi bahan pembicaraan orang-orang yang ada di perumahan tempat tingga Podin. Tentunya nasib malang yang dialami oleh Eko, anak laki-laki pertama Podin itu merupakan nasib yang sangat tragis. Di mana ketika Eko yang sedang menyeberang jalan di depan sekolahannya, ia ingin masuk ke sekolahan, ternyata tiba-tiba ada truk yang melaju sangat kencang dan langsung melindas tubuh Eko. Yang paling mengerikan adalah ketika tubuh Eko yang ditemukan sudah terkapar tak bernyawa itu, ternyata kepalanya hilang, lehernya terputus. Yang tergeletak yepat di depan gerbang sekolahan hanyalah tubuh saja yang sudah tidak ada kepalanya.

    "Tolong ......!!!  Tolong ......!!! Tolong ......!!!" seorang remaja berteriak minta tolong, saat melintas di depan sekolahan.

    Tentu suara teriakan yang sngat keras itu langsung didengar oleh para tetangga dan orang-orang yang dekat di tempat itu. Orang-orang pun langsung berlari ke arah suara remaja yang minta tolong itu.

    "Ada apa ...?!"

    "Kenapa ...?!"

    "Mengapa ...?!"

    Orang-orang yang berdatangan itu langsung menanyai remaja yang menjerit itu.

    "Ada hantu ....." jawab remaja yang masih ketakutan, dan tentunya langsung memegang erat tangan orang yang ada di depannya.

    "Hantu apa ...?" tanya orang-orang, yang tentu mereka menjadi penasaran dan juga langsung berdiri bulu kuduknya. Mulai ikut ketakutan.

    "Ada hantu ..., anak tanpa kepala berjalan di depan sekolahan." jawab remaja yang masih ketakutan itu.

    "Kayak apa ...?!" tanya yang lain.

    "Pokoknya menakutkan .... Anak itu seperti anak kecil, anak sekolah .... Tetapi tidak terlihat kepalanya .... Ya ..., hantu itu tidak punya kepala .... Serem ...." jawab remaja itu, yang semakin takut karena teringat lagi tentang apa yang dilihatnya.

    "Waduh .... Ini mesti .... Ya, anak itu .... Anak sekolah yang tertabrak truk kemarin itu .... Ya, anak itu kepalanya hilang dan belum ketemu sampai sekarang ...." kata salah satu warga yang kemarin juga ikut menolong.

    "Walah ..., berarti anak itu mencari kepalanya .... Hihiii ...." sahut yang lain, tentu langsung ketakutan.

    "Saya takut ...." tentu anak-anak menjadi ketakutan.

    Cerita remaja yang konon melihat ada hantu anak tanpa kepala, itu pun langsung menyebar dari mulut ke mulut.

    Namun kini, setelah Eko sudah dikuburkan, ceritanya menjadi lain ketika orang-orang yang ada di sekolahan, teman-teman sekolahnya, dan juga guru-gurunya, tidak hanya menggunjingkan masalah kematian Eko yang terlindas oleh truk dan hilang kepalanya itu saja, tetapi mereka juga menggunjingkan kalau ternyata setiap malam di depan sekolahan itu ada hantu yang menakutkan, yaitu hantu mayat tanpa kepala.

    Tentu cerita ini langsung menyebar ke berbagai daerah. Tidak hanya menyebar di tempat lingkungan sekolah saja, tidak hanya di kampung sekitar sekolahan itu, tetapi cerita ini juga menjadi sesuatu yang menakutkan bagi masyarakat yang tinggal di daerah sekitar sekolahan. Terutama para wanita, ibu-ibu yang selalu takut dengan yang namanya hantu. Ya, hantu itu tentunya sudah menjadi teror bagi orang-orang yang ada di sekitar sekolahan tersebut. Apalagi untuk anak-anak kecil. Mereka akhirnya takut untuk keluar rumah. Konon katanya, hantu ini adalah hantu dari tubuh Eko yang mencari kepalanya. Hantu ini setiap malam keluyuran mencari kepalanya yang hilang.

    Tentu orang-orang pada ketakutan, karena nanti kalau hantu itu akan menemuinya dan mengambil kepalanya sebagai ganti untuk dikembalikan ke tubuhnya. Dan tentunya anak-anak yang paling takut. Terutama anak-anak SD yang jadi temannya Eko. Mereka ketakutan kalau nanti dia akan diambil kepalanya. Karena hantu tanpa kepala ini katanya sedang mencari kepalanya yang hilang.

    Cerita tentang hantu mayat tanpa kepala itu pun akhirnya juga sampai ke telinga Podin maupun istri dan anak-anaknya yang lain. Orang-orang yang mengatakan kalau anaknya Podin, yaitu Eko, yang meninggal tertabrak truk itu, kini dia sudah menjadi hantu, yaitu hantu mayat tanpa kepala. Mayat hidup yang hanya tubuh saja, tidak memiliki kepala, yang gentayangan kesana kemari. Hantu yang menakutkan bagi nak-anak maupun orang dewasa. Karena tersebar cerita katanya hantu tanpa kepala ini akan meminta kepala kepada siapa saja yang ditemui, sebagai ganti kepalanya yang hilang. Tentu desas-desus hantu Eko, yang mencari kepalanya sangat ditakuti oleh orang-orang.

    Mendengar cerita itu, tentu Podin menjadi resah. Podin pun gelisah. Karena anaknya nasib anaknya yang tragis itu, yang tertabrak truk dan meninggal itu, kini digunjing banyak orang. Bukannya dibicarakan yang baik-baik, tetapi anaknya yang sudah dikuburkan itu justru diomong oleh setiap orang, kalau Eko sekarang dikatakan sudah menjadi hantu. Hantu mayat tanpa kepala.

    Ya, tentu kata-kata hantu, kata-kata anaknya menjadi hantu tanpa kepala yang katanya menghadang setiap orang yang melintas di depan sekolahan itu, bahkan mengejar anak-anak, yang katanya akan meninta kepalanya untuk dipasangkan kembali pada tubuhnya, sudah sangat mencemarkan nama baik. Podin menjadi malu dengan omongan-omongan orang seperti itu. Apalagi Isti, sebagai ibunya Eko, yang paling sering mendengar gunjingan dari ibu-ibu saat berbelanja, yang mengatakan kalau anaknya dianggap sebagai hantu seram, hantu yang sangat menakutkan, tentu seorang wanita yang perasaannya lebih peka, hatinya lebih lembut, maka ketika mendengar jika anaknya sudah menjadi hantu mayat tanpa kepala, pasti Isti langsung menangis. Ia sangat sedih meratapi nasib anaknya yang sangat malang itu, dan kini malah bertambah tidak karuan, karena anaknya sudah menjadi hantu.

    Dan yang paling kasihan lagi adalah Dewi, adiknya Eko, yang masih sekolah di tempat sekolahnya Eko itu. Tentu dia mendengar cerita dari teman-temannya, ia mendengar berita dari kawan-kawannya, bahkan ia juga ditanya terkait dengan hantu mayat tanpa kepala. Bahkan tidak hanya ditanya, tetapi juga diejek dan dijauhi oleh teman-temannya.

    "He ..., jangan dekat-dekat Dewi ...! Nanti kalau kakaknya datang, dia akan mengambil kepala kita .... Awas ..., jangan dekat-dekat ...!" kata salah satu murid kelas empat SD, yang dulu satu kelas dengan Eko.

    "Iya .... Jangan dekat-dekat Dewi .... Nanti bisa dikejar hantu tanpa kepala ...!"

    "Hii .... Aku takut ...."

    Setiap anak mulai menghindar. Taku berdekatan dengan Dewi. Tentu hal yang demikian ini membuat hati si Dewi menjadi sedih. Hati Dewi menjadi terpukul, dan sangat menyakitkan. Hingga di sekolah, ia selalu menangis. Berkali-kali gurunya mengundang Dewi, pastinya untuk menenangkan agar Dewi bisa tabah, bisa menerima kenyataan. Dan para guru juga melarang murid-muridnya berbicara tentang hantu mayat tanpa kepala itu.

    Namun yang namanya Dewi itu anak perempuan yang masih kecil, dia belum tahu apa-apa, belum bisa menalar, belum bisa berpikir panjang, maka yang ia lakukan, yang ia bisa hanyalah menangis dan menangis.

    "Pak ..., Buk .... Saya tidak sekolah saja .... Saya sedih dan nangis terus kalau di sekolah teman-teman Dewi selalu menanyai, katanya Mas Eko sekarang menjadi hantu .... Apa benar, Pak ...? Apa benar, Bu ...?" kata Dewi yang berkeluh kesah ketika mereka berada di rumah berlima di tempat makan. Ada ibunya, ada bapaknya, serta dua orang adiknya yang masih kecil, ketika mereka menikmati makan malam.

    "Aah .... Itu hanya cerita-cerita bohong .... Tidak usah didengar .... Tidak usah diurusi .... Biarkan saja mereka cerita .... Mosok ada orang yang sudah meninggal, dan sudah dikubur, bahkan kuburnya juga sudah diplester. bisa keluar menjadi hantu .... Itu tidak masuk akal .... Yang namanya hantu itu kan setan .... Dia itu hanya bertujuan untuk menakut-nakuti manusia. Kalau manusia yang dilihati setan itu ketakutan, maka setannya akan tertawa. Setan itu senang .... Dia puas, karena yang ditakuti lari tunggang langgang, bahkan ada yang pingsan karena ketakutan .... Ya, begitu itu .... Jadi Dewi tidak usah takut .... Bila perlu beri penjelasan pada teman kamu ...." demikian kata bapaknya, yang tentu memberi pengertian dan pemahaman kepada Dewi ya memang tidak bisa dipungkiri, yang namanya anak kecil, kalau ada apa-apa bisanya hanya menangis dan mengadu.

    Tetapi kali ini, bagi Dewi, kondisinya sangat berbeda. Karena Dewi sekolah di tempat yang sama dengan kakaknya. Dan Eko, kakaknya itu, sudah meninggal karena terlindas truk. Dan ketika itu, kepalanya Eko memang hilang. Kepalanya Eko tidak diketemukan di tempat kejadian. Sehingga mayat Eko yang sudah dikuburkan itu hanya tinggal tubuhnya saja. Nah, ketika teman-temannya bercerita, tentu teman-temannya juga tahu kalau cerita-cerita itu diomongkan oleh orang tuanya, diomongkan oleh tetangganya, diomongkan oleh orang-orang yang ada di sekitar sekolahan, bahkan katanya sudah ada orang-orang yang melihat hantu mayat tanpa kepala itu yang mondar-mandir di depan sekolahan, maka tentu teman-temannya itu pun percaya, karena tempat kejadiannya ada di depan sekolahan. Dan tentunya murid-murid di sekolah itu hampir semuanya melihat dan tahu presis kejadiannya. Ketika di sekitar sekolahan itu tersebar isu, tersebar berita terkait dengan kematian Eko yang hilang kepalanya, dan setiap malam muncul menjadi sosok hantu yang menakutkan, sosok hantu mayat tanpa kepala, tentu saja itu menjadi bahan pembicaraan setiap anak yang rata-rata tinggalnya memang di sekitar sekolahan tersebut.

    Tentu, Dewi sebagai adik yang masih belum hilang traumanya, yang masih sedih, masih berduka, dan ketika mendengarkan teman-temannya membicarakan kakaknya itu maka tidak bisa dipungkiri ia langsung menangis dan bersedih.

    "Iya, Dewi .... Mana ada orang yang sudah meninggal kok jadi hantu .... Itu omongan orang yang sekadar menakut-nakuti anaknya, agar anaknya tidak pergi-pergi .... Agar anaknya tidak dolan terus .... Agar anaknya tidak keluar rumah malam-malam. Makanya orang tua-orang tua itu menakut-nakuti anaknya. Sudahlah, kamu tenang saja .... Tidak usah risau, tidak usah sedih .... Yang penting hidup kita tentram dan nyaman. Faktanya, kita yang di sini juga tidak pernah ada apa-apa, kan ...." begitu kata Podin memberi penjelasan kepada anaknya.

    "Tapi, Pak ..., katanya sudah ada yang melihat dan itu benar-benar mas Eko .... Ia masih pakai seragam merah putih .... Tapi Mas Eko itu tidak ada kepalanya .... Katanya jalan ke sana kemari, katanya mondar-mandir di depan sekolahan. Nah, kata orang-orang lagi, Mas Eko itu mencari kepalanya yang hilang .... Saya takut, Pak ...." cerita Dewi yang tentu mendengar dari cerita teman-temannya di sekolahan.

    "Betul, Pak .... Saya juga sangat sedih, saya tidak nyenyak, saya tidak nyaman, saya malu, Pak .... tetangga-tetangga kita pada mencibir, tetangga-tetangga ada mengomongkan anak kita, yang katanya anak kita menjadi hantu mayat tanpa kepala .... Bagaimana ini, Pak ...? Kenapa ini terjadi pada anak kita, Pak .... Huhukhukhu ...." kata istrinya yang tentu sudah sangat mengalami tekanan batin, dan tidak bisa membendung air matanya untuk tertumpah lewat tangisan. Dirinya sudah menderita, ketika ia harus kehilangan anaknya yang tertabrak treuk secara tragis, dan kini orang-orang pada menggunjingkan kalau anaknya sudah menjadi hantu mayat tanpa kepala. Tentu Isti ingin tahu kebenarannya, Istri ingin mengerti bagaimana nasib anaknya itu di alam kubur?

    "Yang sabar, Bu .... " kata Podin menghibur istrinya.

    Memang kalau ditelisih dari peristiwa kecelakaan itu, mestinya Polisi bisa menetapkan kebenarannya. Siapa sebenarnya yang keliru, siapa sebenarnya yang sudah menabrak anaknya? Karena ternyata, sampai anaknya dikubur, kepolisian belum menemukan truk yang menabrak anaknya. Bahkan polisi tidak tahu ciri-ciri dari truk itu sendiri. Meskipun warga masyarakat banyak yang sudah memberikan ciri-ciri truk yang menabrak Eko, tetapi sudah dicari ke mana-mana, bahkan sudah dikomunikasikan dengan berbagai kantor kepolisian, namun truk yang menabrak anaknya memang tidak ditemukan. Tentu hal itu menjadi PR besar yang harus diselesaikan oleh Polisi. Pastinya Isti maupun Podin sudah meminta pihak kepolisian untuk mencari truk yang menabrak anaknya itu. Setidaknya ia ingin sopir truk itu bertanggung jawab atas meninggalnya anak kesayangannya.

    Memang, tentu sangat sulit untuk mencari kendaraan atau truk yang menabrak Eko. Karena truk itu, yang melaju sangat kencang, bahkan ada yang mengatakan kecepatan truk itu seperti angin. Tentunya sangat sulit untuk mengamati ciri-ciri yang ada pada truk itu. Kalaupun ada yang melihat, pasti hanya tahu ciri-ciri itu sepintas saja. Dan yang disampaikan oleh para warga yang katanya sebagai saksi mata, mereka hanya mampu meberi gambaran-gambaran umum saja, mulai dari warna bagian depan, warna bak truk serta gambar-gambar yang ada di truk itu. Tetapi tidak ada yang tahu plat nomor serta ciri khusus lainnya. Bahkan pihak kepolisian yang datang di tempat kejadian, juga mengatakan tidak ada tanda-tanda bekas ban ataupun bekas pengereman. Dan bahkan yang aneh dari kecelakaan itu, tidak ditemukan juga adanya tanda-tanda anak yang tertabrak itu terpental. Jadi seakan anak yang mengalami kecelakaan itu seperti ditidurkan lalu dipenggal kepalanya dan langsung kepalanya itu dibawa kabur oleh truk yang memenggalnya. Namun tentunya yang tidak masuk akal ini tidak akan menjadi laporan di kepolisian. Jadi, laporannya telah terjadi kecelakaan anak sekolah yang tertabreak truk.

    Polisi sudah mencari kemana-mana. Bahkan polisi sudah menyampaikan ke berbagai daerah untuk ikut membantu. Namun kenyataannya polisi-polisi yang sudah berusaha mencari ke berbagai daerah tersebut tidak pernah mengetahui ada truk dengan ciri-ciri bagian depan kepalanya bergambar Wanita penari ular, dengan baknya yang bergambar lidah-lidah api, serta bagian belakangnya yang bergambar tengkorak-tengkorak manusia. Memang sangat sulit untuk mencari truk yang baru saja menabrak dan melindas anak sekolah itu. Kenyataannya sampai berhari-hari, polisi tidak menemukan truk itu. Bisa saja yang mempunyai truk, atau sopir yang menabrak, langsung mengecat bak truknya lagi, jugas mengecat bagian kepalanya, dan tentunya juga menghilangkan semua gambar-gambar yang ada pada truk itu. Sehingga truk itu tidak akan diketahui lagi ciri-cirinya saat menabrak. Karena tampilannya sudah berubah.

    Sebenarnya, saat Podin menyaksikan anaknya yang tertabrak truk sampai kepalanya hilang itu, ia teringat pada peristiwa malam sebelum anaknya mengalami kecelakaan, peristiwa yang terjadi di Pulau Berhala. Waktu itu, ketika ia akan mengambil peti harta karun, Podin disuruh untuk membasuh tangannya, katanya sebagai syarat, yang ternyata saat tangannya dimasukkan ke dalam baskom yang berisi air dan kembang sesaji, air dalam askom itu berubah menjadi darah. Tangan Podin saat itu pun berlumur darah. Podin mulai berfikir, apakah itu sebagai pertanda kalau anaknya yang paling besar itu akan mengalami kecelakaan dan darahnya berhamburan keluar?

    Podin juga teringat, saat ia sampai di tepi dermaga Pulau Berhala itu, saat dia menunggu perahu yang akan menjemputnya, kakinya menginjak benda bulat yang disangkanya buah kelapa. Namun ternyata yang ia injak itu adalah kepala manusia. Ya, Podin ingat betul, bahkan masih ingat juga bagaima saat ia melihat kepala manusia yang diinjaknya itu mulutnya meringis menunjukkan gigi-giginya dengan taring yang runcing. Ketika Podin menatap matanya yang terbelalak memandangi dirinya seakan penuh amarah. Sehingga Podin harus meloncat e mundur menjauh dari kepala itu. Podin ketakutan, karena kepala tanpa badan itu seolah-olah akan menggigitnya. Saat Podin mendengar cerita tentang anaknya yang kini menjadi hantu mayat tanpa kepala, ia pun berpikiran,  benarkah kepala yang ia injak di Pulau berhala itu adalah perlambang sebagai kepala anaknya yang akan hilang?

    Namun bagi Podin, yang beranggapan bahwa nasib seseorang itu sudah digariskan oleh Yang Kuasa, takdir seseorang itu sudah dicatat dalam buku besar. Maka ketika anaknya yang masih duduk di kelas empat SD itu terlindas truk, pasti sudah menjadi suratan takdir. Ia harus ikhlas, harus menerima kenyataan, harus bisa menjalaninya nasibnya sendiri-sendiri.

    "Bu .... Semua yang menjadi nasib seseorang itu, sudah digariskan oleh yang membuat kehidupan. Anak kita mungkin memang takdirnya seperti itu. Mungkin memang nasibnya demikian. Maka kita harus tabah, Bu .... Kita harus bisa menerima kenyataan. Kita harus bisa ikhlas, biar anak kita yang ada di alam kubur itu tenang. Biar anak kita yang ada di alam kelanggengan itu tidak menjadi bahan pembicaraan orang lain. Agar anak kita tidak seperti apa yang dikatakan oleh orang-orang .... Cobalah, Bu .... Mari kita bersabar, kita mulai bisa menerima kenyataan ini, kita tabah dan ikhlas ...." Podin berusaha menasehati istrinya.

    "Bapak itu kalau ngomong enak saja .... Bapak itu asal bicara .... Bapak itu tidak berpikir .... Saya, Pak .... Saya yang sakit .... Saya yang sedih .... Saya yang tersiksa ..... Coba Bapak bayangkan, orang-orang membicarakan kalau anak kita itu sekarang menjadi hantu mayat tanpa kepala .... Dan ucapan-ucapan itu membakar telinga saya .... Coba Bapak bayangkan, bagaimana perasaan Bapak ...? begitu kata istrinya yang tentu sangat marah ketika suaminya menyuruh untuk bisa tabah dan ikhlas.

    Memang perempuan berbeda dengan laki-laki. Apalagi Isti yang menerima kenyataan, anak pertamanya, anak laki-laki yang disayang mengalami kecelakaan. Ini adalah musibah yang sangat menyedihkan. Namun memang takdir itu sudah digariskan oleh sang pencipta kehidupan. Ya, mau tidak mau mereka harus menerima kenyataan itu.

    Namun di luar sana, orang-orang tetap membicarakan tentang hantu tanpa kepala.

Episodes
1 Episode 1: MISKIN ITU MENDERITA
2 Episode 2: KAKEK YANG BAIK
3 Episode 3: MENCARI RUMAH SI KAKEK TUA
4 Episode 4: DAPAT UANG SATU PETI
5 EPISODE 5: KAYA MENDADAK
6 Episode 6: INGIN RUMAH MEWAH
7 EPISODE 7: RUMAH MEWAH
8 EPISODE 8: MASUK BANK
9 EPISODE 9: PINDAH RUMAH
10 EPISODE 10: BERSENANG-SENANG DI RUMAH BARU
11 EPISODE 11: BELI MOTOR
12 EPISODE 12: PERGI KE MALL
13 EPISODE 13: INGIN INI INGIN ITU
14 EPISODE 14:UANG HABIS HATI MENANGIS
15 EPISODE 15: KEMBALI KE ISTANA
16 EPISODE 16: SYARAT MENGAMBIL HARTA KARUN
17 EPISODE 17: PETAKA TAK TERHINDARKAN
18 EPISODE 18: HANTU TANPA KEPALA
19 EPISODE 19: MEMBONGKAR KUBURAN KOSONG
20 EPISODE 20: INGIN MEMBUKA USAHA
21 EPISODE 21: MEMBUKA TOKO
22 EPISODE 22: MULAI BERTINGKAH
23 EPISODE 23: ISTRI KEDUA
24 EPISODE 24: HARTA KARUN TERKURAS HABIS
25 EPISODE 25: USAHA YANG GAGAL
26 EPISODE 26: PENGEMIS ANEH
27 EPISODE 27: MENJUAL RUMAH
28 EPISODE 28: OMELAN ISTRI MUDA
29 EPISODE 29: LEBARAN SUNYI
30 EPISODE 30: RENCANA GILA
31 EPISODE 31: TERDAMPAR
32 EPISODE 32: TAK SANGGUP
33 EPISODE 37: MENYIKSA TIADA HENTI
34 EPISODE 33: BERITA PILU
35 EPISODE 34: MENJEMPUT ANAK
36 EPISODE 35: PIKNIK
37 EPISODE 36: KEDATANGAN SIA-SIA
38 EPISODE 36: KEDATANGAN SIA-SIA
39 EPISODE 38: DIUSIR
40 EPISODE 39: TINGGAL DI RUMAH KAKEK
41 EPISODE 40: SENAM
42 EPISODE 41: MENCULIK ANAK SENDIRI
43 EPISODE 42: KORBAN PERSEMBAHAN
44 EPISODE 43: PENYELAMATAN DEWI
45 EPISODE 44: MINTA ANAK
46 EPISODE 45: GEGER PENCULIKAN ANAK JALANAN
47 EPISODE 46: KAYA KEMBALI
48 EPISODE 47: MENYEMBUNYIKAN HARTA KARUN
49 EPISODE 48: MENCOBA LARI
50 EPISODE 49: RAYUAN MAUT
51 EPISODE 50: MENGAJAK NIKAH
52 EPISODE 51: MENIKAH LAGI
53 EPISODE 52: CURIGA
54 EPISODE 53: GEGER DI TELEPON
55 EPISODE 54: REMBULAN MERAH
56 EPISODE 55: MENANYA MIMPI
57 EPISODE 56: MEMENUHI PANGGILAN MAYA
58 EPISODE 57: MENANYA USAHA
59 EPISODE 58: MENATA WARUNG
60 EPISODE 59: MEMBUKA WARUNG MAKAN
61 EPISODE 60: ANAK ANEH
62 EPISODE 61: ADA YANG BINGUNG
63 EPISODE 62: KEJADIAN ANEH
64 EPISODE 63: ULAH PODIN
65 EPISODE 64: RIBUT DI WARUNG RINA
66 EPISODE 65: MENGUSIR PODIN
67 EPISODE 66: PULANG KE JAKARTA
68 EPISODE 67: MELAHIRKAN
69 EPISODE 68: REPOTNYA MERAWAT BAYI
70 EPISODE 69: MENDATANGI ISTANA RAJA
71 EPISODE 70: BAYI YANG DIPERSEMBAHKAN
72 EPISODE 71: PODIN KEBINGUNGAN
73 EPISODE 72: MENJUAL ASET MAYA
74 EPISODE 73: MENINGGALKAN JAKARTA
75 EPISODE 74: PODIN DIJAMBRET
76 EPISODE 75: HUJAN DI TENGAH KEMARAU
77 EPISODE 76: GEGER DI KUBURAN
78 EPISODE 77: PIJAT JARI LENTIK
79 EPISODE 78: TERJERAT
80 EPISODE 79: PERNIKAHAN KEEMPAT
81 EPISODE 80: TERSINGGUNG SINDIRAN
82 EPISODE 81: MINTA WARISAN
83 EPISODE 82: ADA APA JAKARTA?
84 EPISODE 83: DI KAMAR HOTEL
85 EPISODE 84: MASALAH LAGI
86 EPISODE 85: MENOLAK WARISAN
87 EPISODE 86: MENANTU BAIK
88 EPISODE 87: LESTI BUKA USAHA
89 EPISODE 88: KEHABISAN MODAL
90 EPISODE 89: TERJUALNYA PETI HARTA KARUN
91 EPISODE 90: MENELISIK PENGHUNI PETI
92 EPISODE 91: MENANYAKAN BAYI
93 EPISODE 92: PODIN CARI UANG
94 EPISODE 93: CERITA PESUGIHAN
95 EPISODE 94: PENCULIK LICIK
96 EPISODE 95: SUSAH DIAJAK
97 EPISODE 96: DITOLAK
98 EPISODE 97: RAHASIA PENGEMIS CILIK
99 EPISODE 98: BERUNTUNG
100 EPISODE 99: DITEMU ORANG
101 EPISODE 100: PELANGGAN BAIK
102 EPISODE 101: KENA GODAAN
103 EPISODE 102: AMBYAR
104 EPISODE 103: KEMBALI KE ASAL
105 EPISODE 104: PLONG
106 EPISODE 105: CURHAT
107 EPISODE 106: TERTARIK CERITA BANG KOHAR
108 EPISODE 107: DIPELUK TUYUL
109 EPISODE 108: MENCURI PETI
110 EPISODE 109: GAGAL
111 EPISODE 110: SELALU KOSONG
112 EPISODE 111: MAAF BANG KOHAR
113 EPISODE 112: PETUAH KAKEK
114 EPISODE 113: RINA MENEMUKAN PETI
115 EPISODE 114: MEMBUANG PETI
116 EPISODE 115: BOCAH MENAKUTKAN
117 EPISODE 116: RINA PULANG KAMPUNG
118 EPISODE 117: PENDERITAAN MAYA
119 EPISODE 118: MELARIKAN DIRI
120 EPISODE 119: JADI MANGSA
121 EPISODE 120: MERAUP UANG
122 EPISODE 121: KETAGIHAN
123 EPISODE 122: MENCARI PETI
124 EPISODE 123: MASUK PENJARA
125 EPISODE 124: PODIN BEBAS
126 EPISODE 125: PETI YANG HILANG
127 EPISODE 126: DETEKTIF PODIN
128 EPISODE 127: LEBIH LICIK
129 EPISODE 128: MENGELUARKAN ARWAH
130 EPISODE 129: KETAKUTAN
131 EPISODE 130: DIUSIR
132 EPISODE 131: MENGALAH DAPAT VILLA
133 EPISODE 132: KEMBALI GAGAL
134 EPISODE 133: MINTA TUMBAL
135 EPISODE 134: TUYUL MOGOK
136 EPISODE 135: KIRIMAN PETI
137 EPISODE 136: ARWAH SANG ANAK
138 EPISODE 137: DISAMBUT HANTU PEREMPUAN
139 EPISODE 138: TEMPAT SINGGAH HANTU
140 EPISODE 139: MENGUAK RAHASIA
141 EPISODE 140: DIKEROYOK HANTU
142 EPISODE 141: BINGUNG
143 EPISODE 142: MENGGUGAT PENJUAL
144 EPISODE 143: MENCARI RUMAH DI KAMPUNG
145 EPISODE 144: MENTRAKTIR WARGA
146 EPISODE 145: TAMU-TAMU PEREMPUAN
147 EPISODE 146: KECEWA
148 EPISODE 147: DITINGGAL CINTA
149 EPISODE 148: BENARKAH CINTA?
150 EPISODE 149: MENIKAH LAGI
151 EPISODE 150: HARI PERTAMA
152 EPISODE 151: BERIBADAH
153 EPISODE 152: KEMBALI MENCARI UANG
154 EPISODE 153: KECURIGAAN SANG ISTRI
155 EPISODE 154: USAHA BARU
156 EPISODE 155: SANTAI SAJA
157 EPISODE 157: KEMBALI MEMANGGIL TUYUL
158 EPISODE 158: PERTANYAAN SANG ISTRI
159 EPISODE 156: KEKURANGAN MODAL
160 EPISODE 159: USAHA YANG LARIS
161 EPISODE 160: MENAMBAH USAHA
162 EPISODE 161: GERHANA BULAN
163 EPISODE 162: PODIN HILANG
164 EPISODE 163: DIMAKAN GERHANA
165 EPISODE 164: KEMARAHAN PENGUASA PULAU BERHALA
166 EPISODE 165: PODIN DITEMUKAN
167 EPISODE 166: PODIN TERGOLEK DI RUMAH SAKIT
168 EPISODE 167: DOA SANG PENDETA
169 EPISODE 168: MENGUAK KAMAR RAHASIA
170 EPISODE 169: KEYAKINAN CIK MELAN
171 EPISODE 170: NASEHAT UNTUK SUAMI
172 EPISODE 171: NASEHAT PENDETA
173 EPISODE 172: BIMBANG
174 EPISODE 173: MENYINGKIRKAN PETI KERAMAT
175 EPISODE 174: HIDUP BARU
176 EPISODE 175: COBAAN HIDUP
177 EPISODE 176: DOA YANG MUJARAB
178 EPISODE 177: BAPTISAN BERDARAH
179 EPISODE 178: PENGAKUAN
180 EPISODE 179: PENGUPING
181 EPISODE 180: KANG ZAKI KE PULAU BERHALA
182 EPISODE 181: NASIB KANG ZAKI
183 EPISODE 182: PODIN SEHAT
184 EPISODE 183: PODIN RAIB
185 EPISODE 184: BIJAKSANA
186 EPISODE 185: MENCARI ISTRI DAN ANAK
187 EPISODE 186: PERTEMUAN
188 EPISODE 187: PERTANYAAN ISTRI
189 EPISODE 188: MENANGIS SENDIRI
190 EPISODE 189: CERITA ANAK
191 EPISODE 190: MENENTUKAN PILIHAN
192 EPISODE 191: DI KAMAR HOTEL
193 EPISODE 192: ISTRI DAN ISTRI
194 EPISODE 193: AKUR
195 EPISODE 194: RUMAH YANG HILANG
196 EPISODE 195: BERPINDAH RUMAH
197 EPISODE 196: REBUTAN KAMAR
198 EPISODE 197: KELUARGA YANG MESRA
199 EPISODE 198: PIKNIK KE MONAS
200 EPISODE 199: MENELISIK PENGEMIS TUA
201 EPISODE 200: MENELISIK PULAU BERHALA
202 EPISODE 201: FOTO MEMBINGUNGKAN
203 EPISODE 202: SUARA BAYI MENANGIS
204 EPISODE 203: JADI PENDIAM
205 EPISODE 204: KAKEK YANG MENGHILANG
206 EPISODE 205: SIAP MEMBANTU
207 EPISODE 206: MENGGUGAH MIMPI BURUK
208 EPISODE 207: MENUJU PULAU BERHALA
209 EPISODE 208: AKHIRNYA, BISA MASUK PULAU BERHALA
210 EPISODE 209: PULAU ANEH
211 EPISODE 210: PERLAWANAN TAK SEIMBANG
212 EPISODE 211: BELUM SAATNYA
213 EPISODE 212: MASUK ISTANA
214 EPISODE 213: JERITAN MENGGEGERKAN
215 EPISODE 214: GEGER SEMAKIN KISRUH
216 EPISODE 215: PEREMPUAN PENGHANCUR BATU KISARAN
217 EPISODE 216: MURKA SANG PENGUASA
218 EPISODE 217: RUNTUHNYA ISTANA BERHALA
219 EPISODE 218: PERLAWANAN SANG PERKASA
220 EPISODE 219: PETUALANGAN TERAKHIR
221 EPISODE 220: TAMATNYA PULAU BERHALA
Episodes

Updated 221 Episodes

1
Episode 1: MISKIN ITU MENDERITA
2
Episode 2: KAKEK YANG BAIK
3
Episode 3: MENCARI RUMAH SI KAKEK TUA
4
Episode 4: DAPAT UANG SATU PETI
5
EPISODE 5: KAYA MENDADAK
6
Episode 6: INGIN RUMAH MEWAH
7
EPISODE 7: RUMAH MEWAH
8
EPISODE 8: MASUK BANK
9
EPISODE 9: PINDAH RUMAH
10
EPISODE 10: BERSENANG-SENANG DI RUMAH BARU
11
EPISODE 11: BELI MOTOR
12
EPISODE 12: PERGI KE MALL
13
EPISODE 13: INGIN INI INGIN ITU
14
EPISODE 14:UANG HABIS HATI MENANGIS
15
EPISODE 15: KEMBALI KE ISTANA
16
EPISODE 16: SYARAT MENGAMBIL HARTA KARUN
17
EPISODE 17: PETAKA TAK TERHINDARKAN
18
EPISODE 18: HANTU TANPA KEPALA
19
EPISODE 19: MEMBONGKAR KUBURAN KOSONG
20
EPISODE 20: INGIN MEMBUKA USAHA
21
EPISODE 21: MEMBUKA TOKO
22
EPISODE 22: MULAI BERTINGKAH
23
EPISODE 23: ISTRI KEDUA
24
EPISODE 24: HARTA KARUN TERKURAS HABIS
25
EPISODE 25: USAHA YANG GAGAL
26
EPISODE 26: PENGEMIS ANEH
27
EPISODE 27: MENJUAL RUMAH
28
EPISODE 28: OMELAN ISTRI MUDA
29
EPISODE 29: LEBARAN SUNYI
30
EPISODE 30: RENCANA GILA
31
EPISODE 31: TERDAMPAR
32
EPISODE 32: TAK SANGGUP
33
EPISODE 37: MENYIKSA TIADA HENTI
34
EPISODE 33: BERITA PILU
35
EPISODE 34: MENJEMPUT ANAK
36
EPISODE 35: PIKNIK
37
EPISODE 36: KEDATANGAN SIA-SIA
38
EPISODE 36: KEDATANGAN SIA-SIA
39
EPISODE 38: DIUSIR
40
EPISODE 39: TINGGAL DI RUMAH KAKEK
41
EPISODE 40: SENAM
42
EPISODE 41: MENCULIK ANAK SENDIRI
43
EPISODE 42: KORBAN PERSEMBAHAN
44
EPISODE 43: PENYELAMATAN DEWI
45
EPISODE 44: MINTA ANAK
46
EPISODE 45: GEGER PENCULIKAN ANAK JALANAN
47
EPISODE 46: KAYA KEMBALI
48
EPISODE 47: MENYEMBUNYIKAN HARTA KARUN
49
EPISODE 48: MENCOBA LARI
50
EPISODE 49: RAYUAN MAUT
51
EPISODE 50: MENGAJAK NIKAH
52
EPISODE 51: MENIKAH LAGI
53
EPISODE 52: CURIGA
54
EPISODE 53: GEGER DI TELEPON
55
EPISODE 54: REMBULAN MERAH
56
EPISODE 55: MENANYA MIMPI
57
EPISODE 56: MEMENUHI PANGGILAN MAYA
58
EPISODE 57: MENANYA USAHA
59
EPISODE 58: MENATA WARUNG
60
EPISODE 59: MEMBUKA WARUNG MAKAN
61
EPISODE 60: ANAK ANEH
62
EPISODE 61: ADA YANG BINGUNG
63
EPISODE 62: KEJADIAN ANEH
64
EPISODE 63: ULAH PODIN
65
EPISODE 64: RIBUT DI WARUNG RINA
66
EPISODE 65: MENGUSIR PODIN
67
EPISODE 66: PULANG KE JAKARTA
68
EPISODE 67: MELAHIRKAN
69
EPISODE 68: REPOTNYA MERAWAT BAYI
70
EPISODE 69: MENDATANGI ISTANA RAJA
71
EPISODE 70: BAYI YANG DIPERSEMBAHKAN
72
EPISODE 71: PODIN KEBINGUNGAN
73
EPISODE 72: MENJUAL ASET MAYA
74
EPISODE 73: MENINGGALKAN JAKARTA
75
EPISODE 74: PODIN DIJAMBRET
76
EPISODE 75: HUJAN DI TENGAH KEMARAU
77
EPISODE 76: GEGER DI KUBURAN
78
EPISODE 77: PIJAT JARI LENTIK
79
EPISODE 78: TERJERAT
80
EPISODE 79: PERNIKAHAN KEEMPAT
81
EPISODE 80: TERSINGGUNG SINDIRAN
82
EPISODE 81: MINTA WARISAN
83
EPISODE 82: ADA APA JAKARTA?
84
EPISODE 83: DI KAMAR HOTEL
85
EPISODE 84: MASALAH LAGI
86
EPISODE 85: MENOLAK WARISAN
87
EPISODE 86: MENANTU BAIK
88
EPISODE 87: LESTI BUKA USAHA
89
EPISODE 88: KEHABISAN MODAL
90
EPISODE 89: TERJUALNYA PETI HARTA KARUN
91
EPISODE 90: MENELISIK PENGHUNI PETI
92
EPISODE 91: MENANYAKAN BAYI
93
EPISODE 92: PODIN CARI UANG
94
EPISODE 93: CERITA PESUGIHAN
95
EPISODE 94: PENCULIK LICIK
96
EPISODE 95: SUSAH DIAJAK
97
EPISODE 96: DITOLAK
98
EPISODE 97: RAHASIA PENGEMIS CILIK
99
EPISODE 98: BERUNTUNG
100
EPISODE 99: DITEMU ORANG
101
EPISODE 100: PELANGGAN BAIK
102
EPISODE 101: KENA GODAAN
103
EPISODE 102: AMBYAR
104
EPISODE 103: KEMBALI KE ASAL
105
EPISODE 104: PLONG
106
EPISODE 105: CURHAT
107
EPISODE 106: TERTARIK CERITA BANG KOHAR
108
EPISODE 107: DIPELUK TUYUL
109
EPISODE 108: MENCURI PETI
110
EPISODE 109: GAGAL
111
EPISODE 110: SELALU KOSONG
112
EPISODE 111: MAAF BANG KOHAR
113
EPISODE 112: PETUAH KAKEK
114
EPISODE 113: RINA MENEMUKAN PETI
115
EPISODE 114: MEMBUANG PETI
116
EPISODE 115: BOCAH MENAKUTKAN
117
EPISODE 116: RINA PULANG KAMPUNG
118
EPISODE 117: PENDERITAAN MAYA
119
EPISODE 118: MELARIKAN DIRI
120
EPISODE 119: JADI MANGSA
121
EPISODE 120: MERAUP UANG
122
EPISODE 121: KETAGIHAN
123
EPISODE 122: MENCARI PETI
124
EPISODE 123: MASUK PENJARA
125
EPISODE 124: PODIN BEBAS
126
EPISODE 125: PETI YANG HILANG
127
EPISODE 126: DETEKTIF PODIN
128
EPISODE 127: LEBIH LICIK
129
EPISODE 128: MENGELUARKAN ARWAH
130
EPISODE 129: KETAKUTAN
131
EPISODE 130: DIUSIR
132
EPISODE 131: MENGALAH DAPAT VILLA
133
EPISODE 132: KEMBALI GAGAL
134
EPISODE 133: MINTA TUMBAL
135
EPISODE 134: TUYUL MOGOK
136
EPISODE 135: KIRIMAN PETI
137
EPISODE 136: ARWAH SANG ANAK
138
EPISODE 137: DISAMBUT HANTU PEREMPUAN
139
EPISODE 138: TEMPAT SINGGAH HANTU
140
EPISODE 139: MENGUAK RAHASIA
141
EPISODE 140: DIKEROYOK HANTU
142
EPISODE 141: BINGUNG
143
EPISODE 142: MENGGUGAT PENJUAL
144
EPISODE 143: MENCARI RUMAH DI KAMPUNG
145
EPISODE 144: MENTRAKTIR WARGA
146
EPISODE 145: TAMU-TAMU PEREMPUAN
147
EPISODE 146: KECEWA
148
EPISODE 147: DITINGGAL CINTA
149
EPISODE 148: BENARKAH CINTA?
150
EPISODE 149: MENIKAH LAGI
151
EPISODE 150: HARI PERTAMA
152
EPISODE 151: BERIBADAH
153
EPISODE 152: KEMBALI MENCARI UANG
154
EPISODE 153: KECURIGAAN SANG ISTRI
155
EPISODE 154: USAHA BARU
156
EPISODE 155: SANTAI SAJA
157
EPISODE 157: KEMBALI MEMANGGIL TUYUL
158
EPISODE 158: PERTANYAAN SANG ISTRI
159
EPISODE 156: KEKURANGAN MODAL
160
EPISODE 159: USAHA YANG LARIS
161
EPISODE 160: MENAMBAH USAHA
162
EPISODE 161: GERHANA BULAN
163
EPISODE 162: PODIN HILANG
164
EPISODE 163: DIMAKAN GERHANA
165
EPISODE 164: KEMARAHAN PENGUASA PULAU BERHALA
166
EPISODE 165: PODIN DITEMUKAN
167
EPISODE 166: PODIN TERGOLEK DI RUMAH SAKIT
168
EPISODE 167: DOA SANG PENDETA
169
EPISODE 168: MENGUAK KAMAR RAHASIA
170
EPISODE 169: KEYAKINAN CIK MELAN
171
EPISODE 170: NASEHAT UNTUK SUAMI
172
EPISODE 171: NASEHAT PENDETA
173
EPISODE 172: BIMBANG
174
EPISODE 173: MENYINGKIRKAN PETI KERAMAT
175
EPISODE 174: HIDUP BARU
176
EPISODE 175: COBAAN HIDUP
177
EPISODE 176: DOA YANG MUJARAB
178
EPISODE 177: BAPTISAN BERDARAH
179
EPISODE 178: PENGAKUAN
180
EPISODE 179: PENGUPING
181
EPISODE 180: KANG ZAKI KE PULAU BERHALA
182
EPISODE 181: NASIB KANG ZAKI
183
EPISODE 182: PODIN SEHAT
184
EPISODE 183: PODIN RAIB
185
EPISODE 184: BIJAKSANA
186
EPISODE 185: MENCARI ISTRI DAN ANAK
187
EPISODE 186: PERTEMUAN
188
EPISODE 187: PERTANYAAN ISTRI
189
EPISODE 188: MENANGIS SENDIRI
190
EPISODE 189: CERITA ANAK
191
EPISODE 190: MENENTUKAN PILIHAN
192
EPISODE 191: DI KAMAR HOTEL
193
EPISODE 192: ISTRI DAN ISTRI
194
EPISODE 193: AKUR
195
EPISODE 194: RUMAH YANG HILANG
196
EPISODE 195: BERPINDAH RUMAH
197
EPISODE 196: REBUTAN KAMAR
198
EPISODE 197: KELUARGA YANG MESRA
199
EPISODE 198: PIKNIK KE MONAS
200
EPISODE 199: MENELISIK PENGEMIS TUA
201
EPISODE 200: MENELISIK PULAU BERHALA
202
EPISODE 201: FOTO MEMBINGUNGKAN
203
EPISODE 202: SUARA BAYI MENANGIS
204
EPISODE 203: JADI PENDIAM
205
EPISODE 204: KAKEK YANG MENGHILANG
206
EPISODE 205: SIAP MEMBANTU
207
EPISODE 206: MENGGUGAH MIMPI BURUK
208
EPISODE 207: MENUJU PULAU BERHALA
209
EPISODE 208: AKHIRNYA, BISA MASUK PULAU BERHALA
210
EPISODE 209: PULAU ANEH
211
EPISODE 210: PERLAWANAN TAK SEIMBANG
212
EPISODE 211: BELUM SAATNYA
213
EPISODE 212: MASUK ISTANA
214
EPISODE 213: JERITAN MENGGEGERKAN
215
EPISODE 214: GEGER SEMAKIN KISRUH
216
EPISODE 215: PEREMPUAN PENGHANCUR BATU KISARAN
217
EPISODE 216: MURKA SANG PENGUASA
218
EPISODE 217: RUNTUHNYA ISTANA BERHALA
219
EPISODE 218: PERLAWANAN SANG PERKASA
220
EPISODE 219: PETUALANGAN TERAKHIR
221
EPISODE 220: TAMATNYA PULAU BERHALA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!