Episode 4: DAPAT UANG SATU PETI

    Podin sudah melangkah masuk ke ruang tengah bagian istana itu. Matanya terbelalak ketika menyaksikan begitu indah dan megah bangunan istana itu. Tiang-tiangnya besar-besar berwarna kuning mencorong, pasti itu terbuat dari emas. Pilar-pilarnya dihiasi rupa-rupa batu permata. Pasti itu adalah intan berlian, yang memantulkan sinar gemerlap. Dindingnya yang berlapis emas juga dihiasi zamrut dan mirah delima. Ada mosaik yang terbuat dari berbagai warna batu mulia. Lantainya yang terbuat dari marmer sangat tua, terlihat bening mengkilap. Ada permadani yang terpasang di bagian tengah, hampir menempel pada bagian altar yang lebih tinggi di belakangnya. Permadani itu sangat tebal dan empuk. Warnanya merah dihiasi dengan lukisan bunga-bunga yang indah.

    Podin berhenti di depan permadani itu. Takut menginjakkan kaki di permadani, khawatir kakinya akan mengotorinya. Makanya ia tidak berani melangkah maju, hanya penglihatannya saja yang tengak-tengok ke berbagai arah, mengamati ruangan itu. Tidak ada orang sama sekali di tempat yang serba mewah itu. Sama sekali. Bahkan suara yang tadi sempat terdengar, kini tidak ada suara sama sekali. Betul-betul hening.

    Podin tidak berani melangkahkan kakinya takut akan mengotori permadani yang digelar di hadapannya. Permadani yang tebal, permadani yang harganya mahal dan hanya dimiliki oleh orang-orang kaya saja. Dan tempat ini adalah istana yang megah. Maka Podin takut kalau jika saja di dalam istana itu ternyata ada laskar-laskar atau punggawa kerajaan yang sedang mengintai gerak-gerik Podin, kalau sampai Podin melakukan kesalahan dalam istana itu, nanti bisa saja laskar-laskar itu menangkap dan memenjarakan, atau bahkan bisa saja membunuh Podin.

    Maka Podin langsung bersimpuh di hadapan permadani itu, tanpa berani berkutik atau berbuat apapun. Hanya matanya yang memandang ke kanan dan ke kiri, lalu memandang ke depan, bahkan juga memandang ke atas. Dan ia sangat waspada kalau tiba-tiba ada laskar yang datang menangkapnya.

    Podin hanya sanggup melihat apa yang ada di dalam ruangan istana itu. Selanjutnya, ia hanya bisa memandam hasrat, bagaimana kalau kakek tua itu memberi sebagian harta kekayaannya itu untuk dirinya. Jika saja Podin diberi secuil saja batu permata yang menempel di dinding, atau secuil emas yang melapisi dinding-dinding istana itu, sungguh, Podin pasti akan menjadi orang kaya.

    Dan yang paling menggiurkan adalah saat Podin menyaksikan pada bagian altar yang ada di ujung permadani, tepat di depannya, tepat di hadapannya, matanya memandang ada peti-peti semacam peti harta karun. Yach ..., itu adalah peti harta karun. Seperti yang selalu ada dalam cerita bjak laut, yang mencari peti harta karun. Ternyata di istana yang sekarang Podin berada di dalamnya itu, terdapat peti harta karung yang jumlahnya cukup banya. Pasti, peti-peti harta karusn itu isinya adalah harta karun yang sangat melimpah. Harta karun yang sangat banyak. Harta karun yang sangat berharga. Dan pasti isi dari harta karun itu sangat mahal-mahal harganya. Harta karun yang berisi emas permata.

    "Huahaha .......!!! Huahaha .......!!! Huahaha .......!!!"

    Tiba-tiba terdengar suara gelak tawa yang menggelegar, suaranya memenuhi ruangan istana itu. Podin yakin itu adalah tawa dari si kakek tua yang sudah memberikan uang kepadanya kemarin. Podin masih ingat suara si kakek tua itu. Makanya Podin tidak takut. Walau suara itu menggelegar dan menggema ke seluruh ruang istana, tetapi satu hal yang ingin ditemui oleh Podin adalah Si kakek tua yang punya istana itu.

    Namun, lagi-lagi Si kakek tua itu tidak mau keluar. Si kakek tua itu tidak mau memunculkan dirinya. Si kakek tua itu tidak mau menampakkan wujudnya di depan mata Podin. Walau Podin pernah ketemu, pernah bicara, bahkan pernah diberi uang oleh si kakek tua itu, namun ia diam. Tetap bersimpuh di lantai istana itu. Takut kalau melangkah ia akan salah. Podin diam tidak mau bergerak. Ia khawatir akan diseret oleh para ponggawa kerajaan, jika tiba-tiba para ponggawa yang mengintainya itu tahu.

    Maka satu-satunya cara yang dilakukan oleh Podin hanyalah menunggu kehadiran dari pemilik istana itu. Yah, hanya menunggu entah sampai kapan Si kakek tua itu akan datang.

    "Huahaha .......!!! Huahaha .......!!! Huahaha .......!!!" gelak tawa itu kembali terdengar. Tetap tidak kelihatan orang yang tertawa.

    "Hai anak manusia .... Lihatlah betapa banyak harta benda yang ada di istana ini. Hahahaha .... Hai anak manusia .... Lihatlah ..., di hadapanmu ada peti-peti harta karun. Jumlahnya tidak sedikit .... Ada banyak dengan ukuran yang berbeda-beda. Tentu isinya juga berbeda-beda .... Peti-peti harta karun itu boleh dimiliki oleh siapa saja yang mau mengambil peti-peti harta karun dalam istana ini. Termasuk kamu yang malam ini datang ingin mendapatkan harta karun .... Tetapi setiap orang yang datang kemari hanya boleh mengambil satu peti saja,  memilih satu peti saja untuk dibawa pulang. Ingat ..., hanya boleh mengambil satu peti saja. Dan hanya boleh mengambil sekali saja dalam hidupnya. Maka, pilihlah yang terbaik untukmu. Huahaha .......!!! Huahaha .......!!! Huahaha .......!!!" suara itu terdengar jelas, tetapi sekali lagi, orang yang bicara tidak terlihat. Hanya suara saja yang menggelegar memenuhi ruang istana itu.

    "Hanya boleh mengambil satu peti harta karun ...?!" gumam Podin. Tentu Podin ingin mengangkat peti yang paling besar. Pasti isinya paling banyak.

    Dan tiba-tiba saja, peti-peti harta karun itu tutupnya terbuka. Terlihat jelas isi yang ada dalam peti-peti harta karun itu. Rata-rata isinya adalah emas permata, berbagai macam perhiasan yang sangat gemerlap. Tetapi ada juga uang-uang yang terdapat dalam peti harta karun itu.

    "Wao .... Ini harta karun yang tidak terhitung banyaknya .... Semuanya bagus .... Semuanya indah .... Semuanya menarik .... Pasti istri saya akan senang mendapatkan ini semua .... Saya akan jadi orang kaya .... Saya bisa membangun rumah .... Saya bisa beli motor .... Saya kaya raya ...." tiba-tiba tanpa sadar, Podin langsung melangkah ke tempat peti-peti harta karun itu berada. Tentu Podin ingin segera membawanya pulang.

    Setelah sampai di tempat peti harta karun yang sudah terbuka tutupnya itu, tentu Podin menjadi bingung, peti mana yang akan diambilnya. Niat hatinya ia ingin membawa semua peti-peti harta karun itu. Namun pesan dari suara tadi, ia hanya boleh membawa satu peti saja, yang mampu dibawanya.

    Podin langsung mengangkat peti harta karun yang paling besar. Tentu menurut Podin, peti yang paling besar itulah yang isinya paling banyak dan harganya paling mahal. Dengan membawa peti yang paling besar itu, maka semua kebutuhannya akan terpenuhi. Ia akan menjadi kaya mendadak.

    "Uch ...! Berat ...." kata Podin yang berusaha mengangkat peti paling besar itu, ternyata tidak kuat menjunjungnya.

    Podin kecewa. Harapannya untuk membawa peti terbesar sirna. Harta karun yang sangat banyak itu pun tidak bisa ia bawa pulang.

    Selanjutnya, Podin mencoba yang urutan besar ke dua. Ternyata juga gagal. Hingga seterusnya, Podin gagal mengangkat peti-peti harta karun yang banyak itu. Dan tinggal peti yang terakhir. Tidak terlalu besar, tetapi isi peti itu juga penuh, bahkan sampai meluber berjatuhan di bawahnya. Peti itu berisi lembaran-lembaran uang kertas ratusan ribu. Tetapi juga terlihat oleh mata Podin, kalau di dalam peti itu juga terdapat koin-koin emas. Bahkan di bagian atas tumpukan uang kertas itu terlihat ada beberapa gelang dan untaian kalung emas.

    "Lumayan ...." gumam Podin yang tentu masih kecewa karena tidak sanggup mengangkat peti yang besar. Padahal pekerjaannya sebagai kuli, angkat junjung barang-barang berat. Tetapi peti itu masih terlalu berat karena saking banyaknya harta karun yang ada di dalamnya.

    Akhirnya, Podin memasukkan uang yang tercecer di lantai, lantas menutup peti itu, dan mengangkat peti yang berisi uang kertas dan beberapa perhiasan itu. Ternyata bisa.

    "Ah, yang ini saya kuat mengangkatnya ...." kata Podin yang sudah menaruh peti harta karun itu di pundaknya.

    "Terima kasih, Kek ...!" kata Podin lantang, yang langsung membawa peti harta karun itu keluar dari istana yang penuh harta karun tersebut.

    Podin terus melangkah meninggalkan istana yang gemerlap itu, kembali menyusuri jalan yang sempit dan sangat gelap gulita, karena malam itu bertepatan dengan bulan mati. Ia menuju ke tempat semula waktu tukang perahu tadi sudah menurunkannya.

    Ternyata setelah sampai di tempat tadi ia turun dari perahu, di situ tukang perahunya sudah menunggu. Sama seperti waktu berangkat, tukang perahu itu tidak bicara. Hanya diam, dan juga tidak mau menampakkan mukanya. Meski hari sudah larut malam, tukang perahu itu tetap menutup wajahnya dengan caping keropaknya yang lebar. Tukang perahu itu juga tidak mau memandangi penumpangnya. Ia tetap berdiri di ujung perahu, dengan memegang galah yang ia gunakan untuk menjalankan perahunya.

    Podin langsung melangkah masuk ke dalam perahu. Ia melangkah dengan hati-hati, karena sambil memanggul peti harta karun di pundaknya. Lantas setelah masuk ke perahu, ia duduk di atas papan tembal yang dijadikan tempat duduk. Tentu sambil memeluk erat peti harta karun yang diperoleh dari istana tadi. Khawatir kalau sampai terlepas, atau diminta oleh tukang perahu yang mengantarnya.

    Namun tentunya tukang perahu itu bukanlah manusia yang tamak dengan harta benda. Kalaupun mau, dengan mudah ia keluar masuk istana.

    Beberapa saat kemudian, perahu kecil yang ditumpangi oleh Podin, sudah sampai ditempat yang tadi sore datang menjemputnya. Ya, tepat di bawah gubug yang separoh siang Podin menunggu datangnya perahu itu.

    Si tukang perahu sudah merapatkan perahunya di batu-batu karang. Tanpa disuruh oleh si tukang perahu, Podin turun dari perahu itu. Menapakkan kakinya di batu karang yang basah oleh hempasan gelombang laut. Dengan hati-hati. Tentu sambil memegang erat peti harta karun yang dibawanya.

    Setelah Podin turun dari perahu, tiba-tiba saja tukang perahu itu sudah memutar haluan. Dan sangat cepat perahu itu sudah kembali melaju ke tengah laut.

    "Hoe ....!! Saya belum membayar ...!! Saya belum memberi upah ...!!" Podin berteriak, karena belum membayar ongkos tukang perahu itu.

    Namun rupanya, lagi-lagi si tukang perahu itu tidak menghiraukan teriakan Podin. Perahunya terus melaju ke tengah, tanpa menoleh pada penumpangnya.

    Melihat tukang perahu itu sudah bablas melaju ke tengah, Podin melenggong. Niatnya untuk memberi upah kepada tukang perahu itu sudah gagal. Tapi tidak mengapa, mungkin si tukang perahu itu adalah utusan dari si kakek tua yang punya istana megah di tengah pulau itu.

    Setelah naik ke gubug, dan berjalan menuju jalan setapak, Podin pun melangkah pulang. Tentu Podin senang. Tentu Podin bahagia. Tentu Podin gembira, karena dirinya pada malam itu sudah bisa membawa pulang peti harta karun yang berisi uang sangat banyak jumlahnya. Lega rasanya bisa pulang dengan membawa satu peti yang berisi penuh dengan uang. Dan tentunya nanti akan dibuka di rumahnya bersama dengan istri dan anak-anaknya. Lantas ia akan katakan kepada istri dan anak-anaknya, kalau dirinya sudah mendapatkan harta benda yang sangat banyak. Kalau dirinya kini punya uang yang banyak. Kalau dirinya akan menjadi orang yang kaya raya. Kalau dirinya akan menjadi orang yang sangat dihormati karena memiliki rumah mewah, memiliki perabotan-perabotan yang mahal-mahal, memiliki uang yang banyak, memiliki kendaraan yang bagus. Dan tentu, keluarga Podin akan menjadi keluarga yang bahagia. Anak-anaknya tidak kekurangan makan. Istrinya tidak akan pergi hutang ke warung tetangganya. Bahkan listrik juga tidak nyalur dari rumah tetangga. Podin akan beli televisi yang besar, biar para tetangganya yang sering mengusir anaknya saat nonton TV jadi iri.

    Langkah kaki Podin berjalan cepat. Ingin rasanya ia segera sampai di rumah. Ingin rasanya ia segera menunjukkan peti harta karun itu kepada anak dan istrinya. Maka jalannya pun semakin dipercepat. Meski sambil menyunggi peti harta karun di pundaknya, tetapi Podin tidak merasakan rasa letih, rasa capek ataupun rasa berat memanggul peti itu. Tentu itu semua karena hatinya yang sedang bungah, senang mendapatkan harta karun. Sehingga tanpa terasa, jalannya Podin seakan seperti orang yang berlari. Sangat cepat.

    "Kukukeluruuuuukkk ........!! Kukukeluruuuuukkk ........!! Kukukeluruuuuukkk ........!!" terdengar ayam jantan keluruk, berkokok bersautan dari rumah tetangganya. Pertanda hari sudah menjelang pagi. Meski matahari belum memancarkan sinarnya, beberapa orang sudah mulai bangun. Terutama para perempuan, yang bersiap untuk melakukan aktivitasnya melayani suami. Namun tentunya masih berada di dalam rumah. Belum berniat keluar, karena udara yang sangat dingin.

    Podin, yang tentu dengan nafas ngos-ngosan karena jalannya yang sangat cepat, baru saja sampai di depan rumahnya. Ia mendekat ke pagar dinding rumahnya yang terbuat dari papan. Lantas menempelkan matanya di celah papan itu, untuk mengintip istri dan anak-anaknya yang pasti masih terlelap tidur.

    "Ihik ..., ihik ..., ihik ...." terdengar suara anaknya yang paling kecil menangis. Mungkin akan pipis.

    "Bentar, Sayang ...." terdengar suara istrinya yang lantas mengangkat anaknya, lantas menjunjung ke bagian lantai yang hanya berupa tanah, membuka celananya dan menyuruh anaknya pipis di situ. Pantas rumahnya bau pesing.

    Setelah itu, anaknya dikembalikan ke dipan yang diberi kasur bekas dari tetangganya. Kembali tidur. Empat anak itu masih terlelap tidur.

    "Isti .... Buk ..., Isti ...." Podin memanggil istrinya. Tidak terlalu keras, takut membangunkan anaknya.

    Istrinya tengak-tengok. Tentu mencari asal suara itu, yang ia paham presis bahwa itu adalah suara suaminya.

    "Pak ...?!" istrinya balas menyaut.

    "Bukakan pintunya ...." kata Podin menyuruh istrinya untuk membukakan pintu rumahnya.

    Istrinya langsung menuju pintu. Lantas membuka pintu rumahnya. Dan pasti jengkel dengan suaminya yang semalaman tidak pulang-pulang.

    "Ya ampun, Pak .... Kamu ini dari mana saja ...?! Kerja kok tidak pulang-pulang .... Yang di rumah itu khawatir, Pak ...." kata istrinya yang tentu memarahi Podin.

    "Sssttt .... Jangan keras-keras .... Nanti anak-anak terbangun ...." Podin langsung masuk, dan kembali menutup pintu.

    "Bapak itu dari mana saja .... Saya dan anak-anak itu bingung, Pak ...." kata istrinya lagi, yang tentu masih jengkel.

    "Saya mencari uang, Is .... Saya pergi ke rumah Kakek yang kemarin memberi uang kepada saya .... Ini .... Lihat, ini .... Saya diberi uang sebanyak ini ...." kata Podin sambil menunjukkan peti harta karusn itu kepada istrinya.

    "Ya ampun, Pak .... Beneran ini, Pak ...?!" kata istrinya yang tidak percaya dengan peti yang dibawa oleh suaminya itu.

    "Iya .... Peti harta karun ini berisi penuh uang .... Pokoknya kita kaya, Is ...." kata Podin yang tentu sangat gembira, dan diluapkan memeluk erat tubuh istrinya.

    Demikian pula istrinya, yang tentu sangat senang begitu mendengar suaminya pulang membawa banyak uang.

    "Pak, sebaiknya peti ini kita buka besok pagi saja, kalau keadaannya sudah terang .... Dan lagi, anak-anak sudah pada sekolah .... Sekarang aku dikeloni dulu, Pak .... Kangen ..., semalam tidur tidak ada yang memeluk ...." kata istrinya.

    Akhirnya, Podin menaruh peti harta karun itu di bawah kolong tempat tidur. Lantas, langsung naik ke tempat tidur, pasti memenuhi permintaan istrinya.

Terpopuler

Comments

Kardi Kardi

Kardi Kardi

ealachhh bu buuuu. ana duit jaluk kelonnnn. hadeuchhh

2024-05-13

1

Putra Wilis

Putra Wilis

ceritanya keren...

2023-09-30

3

lihat semua
Episodes
1 Episode 1: MISKIN ITU MENDERITA
2 Episode 2: KAKEK YANG BAIK
3 Episode 3: MENCARI RUMAH SI KAKEK TUA
4 Episode 4: DAPAT UANG SATU PETI
5 EPISODE 5: KAYA MENDADAK
6 Episode 6: INGIN RUMAH MEWAH
7 EPISODE 7: RUMAH MEWAH
8 EPISODE 8: MASUK BANK
9 EPISODE 9: PINDAH RUMAH
10 EPISODE 10: BERSENANG-SENANG DI RUMAH BARU
11 EPISODE 11: BELI MOTOR
12 EPISODE 12: PERGI KE MALL
13 EPISODE 13: INGIN INI INGIN ITU
14 EPISODE 14:UANG HABIS HATI MENANGIS
15 EPISODE 15: KEMBALI KE ISTANA
16 EPISODE 16: SYARAT MENGAMBIL HARTA KARUN
17 EPISODE 17: PETAKA TAK TERHINDARKAN
18 EPISODE 18: HANTU TANPA KEPALA
19 EPISODE 19: MEMBONGKAR KUBURAN KOSONG
20 EPISODE 20: INGIN MEMBUKA USAHA
21 EPISODE 21: MEMBUKA TOKO
22 EPISODE 22: MULAI BERTINGKAH
23 EPISODE 23: ISTRI KEDUA
24 EPISODE 24: HARTA KARUN TERKURAS HABIS
25 EPISODE 25: USAHA YANG GAGAL
26 EPISODE 26: PENGEMIS ANEH
27 EPISODE 27: MENJUAL RUMAH
28 EPISODE 28: OMELAN ISTRI MUDA
29 EPISODE 29: LEBARAN SUNYI
30 EPISODE 30: RENCANA GILA
31 EPISODE 31: TERDAMPAR
32 EPISODE 32: TAK SANGGUP
33 EPISODE 37: MENYIKSA TIADA HENTI
34 EPISODE 33: BERITA PILU
35 EPISODE 34: MENJEMPUT ANAK
36 EPISODE 35: PIKNIK
37 EPISODE 36: KEDATANGAN SIA-SIA
38 EPISODE 36: KEDATANGAN SIA-SIA
39 EPISODE 38: DIUSIR
40 EPISODE 39: TINGGAL DI RUMAH KAKEK
41 EPISODE 40: SENAM
42 EPISODE 41: MENCULIK ANAK SENDIRI
43 EPISODE 42: KORBAN PERSEMBAHAN
44 EPISODE 43: PENYELAMATAN DEWI
45 EPISODE 44: MINTA ANAK
46 EPISODE 45: GEGER PENCULIKAN ANAK JALANAN
47 EPISODE 46: KAYA KEMBALI
48 EPISODE 47: MENYEMBUNYIKAN HARTA KARUN
49 EPISODE 48: MENCOBA LARI
50 EPISODE 49: RAYUAN MAUT
51 EPISODE 50: MENGAJAK NIKAH
52 EPISODE 51: MENIKAH LAGI
53 EPISODE 52: CURIGA
54 EPISODE 53: GEGER DI TELEPON
55 EPISODE 54: REMBULAN MERAH
56 EPISODE 55: MENANYA MIMPI
57 EPISODE 56: MEMENUHI PANGGILAN MAYA
58 EPISODE 57: MENANYA USAHA
59 EPISODE 58: MENATA WARUNG
60 EPISODE 59: MEMBUKA WARUNG MAKAN
61 EPISODE 60: ANAK ANEH
62 EPISODE 61: ADA YANG BINGUNG
63 EPISODE 62: KEJADIAN ANEH
64 EPISODE 63: ULAH PODIN
65 EPISODE 64: RIBUT DI WARUNG RINA
66 EPISODE 65: MENGUSIR PODIN
67 EPISODE 66: PULANG KE JAKARTA
68 EPISODE 67: MELAHIRKAN
69 EPISODE 68: REPOTNYA MERAWAT BAYI
70 EPISODE 69: MENDATANGI ISTANA RAJA
71 EPISODE 70: BAYI YANG DIPERSEMBAHKAN
72 EPISODE 71: PODIN KEBINGUNGAN
73 EPISODE 72: MENJUAL ASET MAYA
74 EPISODE 73: MENINGGALKAN JAKARTA
75 EPISODE 74: PODIN DIJAMBRET
76 EPISODE 75: HUJAN DI TENGAH KEMARAU
77 EPISODE 76: GEGER DI KUBURAN
78 EPISODE 77: PIJAT JARI LENTIK
79 EPISODE 78: TERJERAT
80 EPISODE 79: PERNIKAHAN KEEMPAT
81 EPISODE 80: TERSINGGUNG SINDIRAN
82 EPISODE 81: MINTA WARISAN
83 EPISODE 82: ADA APA JAKARTA?
84 EPISODE 83: DI KAMAR HOTEL
85 EPISODE 84: MASALAH LAGI
86 EPISODE 85: MENOLAK WARISAN
87 EPISODE 86: MENANTU BAIK
88 EPISODE 87: LESTI BUKA USAHA
89 EPISODE 88: KEHABISAN MODAL
90 EPISODE 89: TERJUALNYA PETI HARTA KARUN
91 EPISODE 90: MENELISIK PENGHUNI PETI
92 EPISODE 91: MENANYAKAN BAYI
93 EPISODE 92: PODIN CARI UANG
94 EPISODE 93: CERITA PESUGIHAN
95 EPISODE 94: PENCULIK LICIK
96 EPISODE 95: SUSAH DIAJAK
97 EPISODE 96: DITOLAK
98 EPISODE 97: RAHASIA PENGEMIS CILIK
99 EPISODE 98: BERUNTUNG
100 EPISODE 99: DITEMU ORANG
101 EPISODE 100: PELANGGAN BAIK
102 EPISODE 101: KENA GODAAN
103 EPISODE 102: AMBYAR
104 EPISODE 103: KEMBALI KE ASAL
105 EPISODE 104: PLONG
106 EPISODE 105: CURHAT
107 EPISODE 106: TERTARIK CERITA BANG KOHAR
108 EPISODE 107: DIPELUK TUYUL
109 EPISODE 108: MENCURI PETI
110 EPISODE 109: GAGAL
111 EPISODE 110: SELALU KOSONG
112 EPISODE 111: MAAF BANG KOHAR
113 EPISODE 112: PETUAH KAKEK
114 EPISODE 113: RINA MENEMUKAN PETI
115 EPISODE 114: MEMBUANG PETI
116 EPISODE 115: BOCAH MENAKUTKAN
117 EPISODE 116: RINA PULANG KAMPUNG
118 EPISODE 117: PENDERITAAN MAYA
119 EPISODE 118: MELARIKAN DIRI
120 EPISODE 119: JADI MANGSA
121 EPISODE 120: MERAUP UANG
122 EPISODE 121: KETAGIHAN
123 EPISODE 122: MENCARI PETI
124 EPISODE 123: MASUK PENJARA
125 EPISODE 124: PODIN BEBAS
126 EPISODE 125: PETI YANG HILANG
127 EPISODE 126: DETEKTIF PODIN
128 EPISODE 127: LEBIH LICIK
129 EPISODE 128: MENGELUARKAN ARWAH
130 EPISODE 129: KETAKUTAN
131 EPISODE 130: DIUSIR
132 EPISODE 131: MENGALAH DAPAT VILLA
133 EPISODE 132: KEMBALI GAGAL
134 EPISODE 133: MINTA TUMBAL
135 EPISODE 134: TUYUL MOGOK
136 EPISODE 135: KIRIMAN PETI
137 EPISODE 136: ARWAH SANG ANAK
138 EPISODE 137: DISAMBUT HANTU PEREMPUAN
139 EPISODE 138: TEMPAT SINGGAH HANTU
140 EPISODE 139: MENGUAK RAHASIA
141 EPISODE 140: DIKEROYOK HANTU
142 EPISODE 141: BINGUNG
143 EPISODE 142: MENGGUGAT PENJUAL
144 EPISODE 143: MENCARI RUMAH DI KAMPUNG
145 EPISODE 144: MENTRAKTIR WARGA
146 EPISODE 145: TAMU-TAMU PEREMPUAN
147 EPISODE 146: KECEWA
148 EPISODE 147: DITINGGAL CINTA
149 EPISODE 148: BENARKAH CINTA?
150 EPISODE 149: MENIKAH LAGI
151 EPISODE 150: HARI PERTAMA
152 EPISODE 151: BERIBADAH
153 EPISODE 152: KEMBALI MENCARI UANG
154 EPISODE 153: KECURIGAAN SANG ISTRI
155 EPISODE 154: USAHA BARU
156 EPISODE 155: SANTAI SAJA
157 EPISODE 157: KEMBALI MEMANGGIL TUYUL
158 EPISODE 158: PERTANYAAN SANG ISTRI
159 EPISODE 156: KEKURANGAN MODAL
160 EPISODE 159: USAHA YANG LARIS
161 EPISODE 160: MENAMBAH USAHA
162 EPISODE 161: GERHANA BULAN
163 EPISODE 162: PODIN HILANG
164 EPISODE 163: DIMAKAN GERHANA
165 EPISODE 164: KEMARAHAN PENGUASA PULAU BERHALA
166 EPISODE 165: PODIN DITEMUKAN
167 EPISODE 166: PODIN TERGOLEK DI RUMAH SAKIT
168 EPISODE 167: DOA SANG PENDETA
169 EPISODE 168: MENGUAK KAMAR RAHASIA
170 EPISODE 169: KEYAKINAN CIK MELAN
171 EPISODE 170: NASEHAT UNTUK SUAMI
172 EPISODE 171: NASEHAT PENDETA
173 EPISODE 172: BIMBANG
174 EPISODE 173: MENYINGKIRKAN PETI KERAMAT
175 EPISODE 174: HIDUP BARU
176 EPISODE 175: COBAAN HIDUP
177 EPISODE 176: DOA YANG MUJARAB
178 EPISODE 177: BAPTISAN BERDARAH
179 EPISODE 178: PENGAKUAN
180 EPISODE 179: PENGUPING
181 EPISODE 180: KANG ZAKI KE PULAU BERHALA
182 EPISODE 181: NASIB KANG ZAKI
183 EPISODE 182: PODIN SEHAT
184 EPISODE 183: PODIN RAIB
185 EPISODE 184: BIJAKSANA
186 EPISODE 185: MENCARI ISTRI DAN ANAK
187 EPISODE 186: PERTEMUAN
188 EPISODE 187: PERTANYAAN ISTRI
189 EPISODE 188: MENANGIS SENDIRI
190 EPISODE 189: CERITA ANAK
191 EPISODE 190: MENENTUKAN PILIHAN
192 EPISODE 191: DI KAMAR HOTEL
193 EPISODE 192: ISTRI DAN ISTRI
194 EPISODE 193: AKUR
195 EPISODE 194: RUMAH YANG HILANG
196 EPISODE 195: BERPINDAH RUMAH
197 EPISODE 196: REBUTAN KAMAR
198 EPISODE 197: KELUARGA YANG MESRA
199 EPISODE 198: PIKNIK KE MONAS
200 EPISODE 199: MENELISIK PENGEMIS TUA
201 EPISODE 200: MENELISIK PULAU BERHALA
202 EPISODE 201: FOTO MEMBINGUNGKAN
203 EPISODE 202: SUARA BAYI MENANGIS
204 EPISODE 203: JADI PENDIAM
205 EPISODE 204: KAKEK YANG MENGHILANG
206 EPISODE 205: SIAP MEMBANTU
207 EPISODE 206: MENGGUGAH MIMPI BURUK
208 EPISODE 207: MENUJU PULAU BERHALA
209 EPISODE 208: AKHIRNYA, BISA MASUK PULAU BERHALA
210 EPISODE 209: PULAU ANEH
211 EPISODE 210: PERLAWANAN TAK SEIMBANG
212 EPISODE 211: BELUM SAATNYA
213 EPISODE 212: MASUK ISTANA
214 EPISODE 213: JERITAN MENGGEGERKAN
215 EPISODE 214: GEGER SEMAKIN KISRUH
216 EPISODE 215: PEREMPUAN PENGHANCUR BATU KISARAN
217 EPISODE 216: MURKA SANG PENGUASA
218 EPISODE 217: RUNTUHNYA ISTANA BERHALA
219 EPISODE 218: PERLAWANAN SANG PERKASA
220 EPISODE 219: PETUALANGAN TERAKHIR
221 EPISODE 220: TAMATNYA PULAU BERHALA
Episodes

Updated 221 Episodes

1
Episode 1: MISKIN ITU MENDERITA
2
Episode 2: KAKEK YANG BAIK
3
Episode 3: MENCARI RUMAH SI KAKEK TUA
4
Episode 4: DAPAT UANG SATU PETI
5
EPISODE 5: KAYA MENDADAK
6
Episode 6: INGIN RUMAH MEWAH
7
EPISODE 7: RUMAH MEWAH
8
EPISODE 8: MASUK BANK
9
EPISODE 9: PINDAH RUMAH
10
EPISODE 10: BERSENANG-SENANG DI RUMAH BARU
11
EPISODE 11: BELI MOTOR
12
EPISODE 12: PERGI KE MALL
13
EPISODE 13: INGIN INI INGIN ITU
14
EPISODE 14:UANG HABIS HATI MENANGIS
15
EPISODE 15: KEMBALI KE ISTANA
16
EPISODE 16: SYARAT MENGAMBIL HARTA KARUN
17
EPISODE 17: PETAKA TAK TERHINDARKAN
18
EPISODE 18: HANTU TANPA KEPALA
19
EPISODE 19: MEMBONGKAR KUBURAN KOSONG
20
EPISODE 20: INGIN MEMBUKA USAHA
21
EPISODE 21: MEMBUKA TOKO
22
EPISODE 22: MULAI BERTINGKAH
23
EPISODE 23: ISTRI KEDUA
24
EPISODE 24: HARTA KARUN TERKURAS HABIS
25
EPISODE 25: USAHA YANG GAGAL
26
EPISODE 26: PENGEMIS ANEH
27
EPISODE 27: MENJUAL RUMAH
28
EPISODE 28: OMELAN ISTRI MUDA
29
EPISODE 29: LEBARAN SUNYI
30
EPISODE 30: RENCANA GILA
31
EPISODE 31: TERDAMPAR
32
EPISODE 32: TAK SANGGUP
33
EPISODE 37: MENYIKSA TIADA HENTI
34
EPISODE 33: BERITA PILU
35
EPISODE 34: MENJEMPUT ANAK
36
EPISODE 35: PIKNIK
37
EPISODE 36: KEDATANGAN SIA-SIA
38
EPISODE 36: KEDATANGAN SIA-SIA
39
EPISODE 38: DIUSIR
40
EPISODE 39: TINGGAL DI RUMAH KAKEK
41
EPISODE 40: SENAM
42
EPISODE 41: MENCULIK ANAK SENDIRI
43
EPISODE 42: KORBAN PERSEMBAHAN
44
EPISODE 43: PENYELAMATAN DEWI
45
EPISODE 44: MINTA ANAK
46
EPISODE 45: GEGER PENCULIKAN ANAK JALANAN
47
EPISODE 46: KAYA KEMBALI
48
EPISODE 47: MENYEMBUNYIKAN HARTA KARUN
49
EPISODE 48: MENCOBA LARI
50
EPISODE 49: RAYUAN MAUT
51
EPISODE 50: MENGAJAK NIKAH
52
EPISODE 51: MENIKAH LAGI
53
EPISODE 52: CURIGA
54
EPISODE 53: GEGER DI TELEPON
55
EPISODE 54: REMBULAN MERAH
56
EPISODE 55: MENANYA MIMPI
57
EPISODE 56: MEMENUHI PANGGILAN MAYA
58
EPISODE 57: MENANYA USAHA
59
EPISODE 58: MENATA WARUNG
60
EPISODE 59: MEMBUKA WARUNG MAKAN
61
EPISODE 60: ANAK ANEH
62
EPISODE 61: ADA YANG BINGUNG
63
EPISODE 62: KEJADIAN ANEH
64
EPISODE 63: ULAH PODIN
65
EPISODE 64: RIBUT DI WARUNG RINA
66
EPISODE 65: MENGUSIR PODIN
67
EPISODE 66: PULANG KE JAKARTA
68
EPISODE 67: MELAHIRKAN
69
EPISODE 68: REPOTNYA MERAWAT BAYI
70
EPISODE 69: MENDATANGI ISTANA RAJA
71
EPISODE 70: BAYI YANG DIPERSEMBAHKAN
72
EPISODE 71: PODIN KEBINGUNGAN
73
EPISODE 72: MENJUAL ASET MAYA
74
EPISODE 73: MENINGGALKAN JAKARTA
75
EPISODE 74: PODIN DIJAMBRET
76
EPISODE 75: HUJAN DI TENGAH KEMARAU
77
EPISODE 76: GEGER DI KUBURAN
78
EPISODE 77: PIJAT JARI LENTIK
79
EPISODE 78: TERJERAT
80
EPISODE 79: PERNIKAHAN KEEMPAT
81
EPISODE 80: TERSINGGUNG SINDIRAN
82
EPISODE 81: MINTA WARISAN
83
EPISODE 82: ADA APA JAKARTA?
84
EPISODE 83: DI KAMAR HOTEL
85
EPISODE 84: MASALAH LAGI
86
EPISODE 85: MENOLAK WARISAN
87
EPISODE 86: MENANTU BAIK
88
EPISODE 87: LESTI BUKA USAHA
89
EPISODE 88: KEHABISAN MODAL
90
EPISODE 89: TERJUALNYA PETI HARTA KARUN
91
EPISODE 90: MENELISIK PENGHUNI PETI
92
EPISODE 91: MENANYAKAN BAYI
93
EPISODE 92: PODIN CARI UANG
94
EPISODE 93: CERITA PESUGIHAN
95
EPISODE 94: PENCULIK LICIK
96
EPISODE 95: SUSAH DIAJAK
97
EPISODE 96: DITOLAK
98
EPISODE 97: RAHASIA PENGEMIS CILIK
99
EPISODE 98: BERUNTUNG
100
EPISODE 99: DITEMU ORANG
101
EPISODE 100: PELANGGAN BAIK
102
EPISODE 101: KENA GODAAN
103
EPISODE 102: AMBYAR
104
EPISODE 103: KEMBALI KE ASAL
105
EPISODE 104: PLONG
106
EPISODE 105: CURHAT
107
EPISODE 106: TERTARIK CERITA BANG KOHAR
108
EPISODE 107: DIPELUK TUYUL
109
EPISODE 108: MENCURI PETI
110
EPISODE 109: GAGAL
111
EPISODE 110: SELALU KOSONG
112
EPISODE 111: MAAF BANG KOHAR
113
EPISODE 112: PETUAH KAKEK
114
EPISODE 113: RINA MENEMUKAN PETI
115
EPISODE 114: MEMBUANG PETI
116
EPISODE 115: BOCAH MENAKUTKAN
117
EPISODE 116: RINA PULANG KAMPUNG
118
EPISODE 117: PENDERITAAN MAYA
119
EPISODE 118: MELARIKAN DIRI
120
EPISODE 119: JADI MANGSA
121
EPISODE 120: MERAUP UANG
122
EPISODE 121: KETAGIHAN
123
EPISODE 122: MENCARI PETI
124
EPISODE 123: MASUK PENJARA
125
EPISODE 124: PODIN BEBAS
126
EPISODE 125: PETI YANG HILANG
127
EPISODE 126: DETEKTIF PODIN
128
EPISODE 127: LEBIH LICIK
129
EPISODE 128: MENGELUARKAN ARWAH
130
EPISODE 129: KETAKUTAN
131
EPISODE 130: DIUSIR
132
EPISODE 131: MENGALAH DAPAT VILLA
133
EPISODE 132: KEMBALI GAGAL
134
EPISODE 133: MINTA TUMBAL
135
EPISODE 134: TUYUL MOGOK
136
EPISODE 135: KIRIMAN PETI
137
EPISODE 136: ARWAH SANG ANAK
138
EPISODE 137: DISAMBUT HANTU PEREMPUAN
139
EPISODE 138: TEMPAT SINGGAH HANTU
140
EPISODE 139: MENGUAK RAHASIA
141
EPISODE 140: DIKEROYOK HANTU
142
EPISODE 141: BINGUNG
143
EPISODE 142: MENGGUGAT PENJUAL
144
EPISODE 143: MENCARI RUMAH DI KAMPUNG
145
EPISODE 144: MENTRAKTIR WARGA
146
EPISODE 145: TAMU-TAMU PEREMPUAN
147
EPISODE 146: KECEWA
148
EPISODE 147: DITINGGAL CINTA
149
EPISODE 148: BENARKAH CINTA?
150
EPISODE 149: MENIKAH LAGI
151
EPISODE 150: HARI PERTAMA
152
EPISODE 151: BERIBADAH
153
EPISODE 152: KEMBALI MENCARI UANG
154
EPISODE 153: KECURIGAAN SANG ISTRI
155
EPISODE 154: USAHA BARU
156
EPISODE 155: SANTAI SAJA
157
EPISODE 157: KEMBALI MEMANGGIL TUYUL
158
EPISODE 158: PERTANYAAN SANG ISTRI
159
EPISODE 156: KEKURANGAN MODAL
160
EPISODE 159: USAHA YANG LARIS
161
EPISODE 160: MENAMBAH USAHA
162
EPISODE 161: GERHANA BULAN
163
EPISODE 162: PODIN HILANG
164
EPISODE 163: DIMAKAN GERHANA
165
EPISODE 164: KEMARAHAN PENGUASA PULAU BERHALA
166
EPISODE 165: PODIN DITEMUKAN
167
EPISODE 166: PODIN TERGOLEK DI RUMAH SAKIT
168
EPISODE 167: DOA SANG PENDETA
169
EPISODE 168: MENGUAK KAMAR RAHASIA
170
EPISODE 169: KEYAKINAN CIK MELAN
171
EPISODE 170: NASEHAT UNTUK SUAMI
172
EPISODE 171: NASEHAT PENDETA
173
EPISODE 172: BIMBANG
174
EPISODE 173: MENYINGKIRKAN PETI KERAMAT
175
EPISODE 174: HIDUP BARU
176
EPISODE 175: COBAAN HIDUP
177
EPISODE 176: DOA YANG MUJARAB
178
EPISODE 177: BAPTISAN BERDARAH
179
EPISODE 178: PENGAKUAN
180
EPISODE 179: PENGUPING
181
EPISODE 180: KANG ZAKI KE PULAU BERHALA
182
EPISODE 181: NASIB KANG ZAKI
183
EPISODE 182: PODIN SEHAT
184
EPISODE 183: PODIN RAIB
185
EPISODE 184: BIJAKSANA
186
EPISODE 185: MENCARI ISTRI DAN ANAK
187
EPISODE 186: PERTEMUAN
188
EPISODE 187: PERTANYAAN ISTRI
189
EPISODE 188: MENANGIS SENDIRI
190
EPISODE 189: CERITA ANAK
191
EPISODE 190: MENENTUKAN PILIHAN
192
EPISODE 191: DI KAMAR HOTEL
193
EPISODE 192: ISTRI DAN ISTRI
194
EPISODE 193: AKUR
195
EPISODE 194: RUMAH YANG HILANG
196
EPISODE 195: BERPINDAH RUMAH
197
EPISODE 196: REBUTAN KAMAR
198
EPISODE 197: KELUARGA YANG MESRA
199
EPISODE 198: PIKNIK KE MONAS
200
EPISODE 199: MENELISIK PENGEMIS TUA
201
EPISODE 200: MENELISIK PULAU BERHALA
202
EPISODE 201: FOTO MEMBINGUNGKAN
203
EPISODE 202: SUARA BAYI MENANGIS
204
EPISODE 203: JADI PENDIAM
205
EPISODE 204: KAKEK YANG MENGHILANG
206
EPISODE 205: SIAP MEMBANTU
207
EPISODE 206: MENGGUGAH MIMPI BURUK
208
EPISODE 207: MENUJU PULAU BERHALA
209
EPISODE 208: AKHIRNYA, BISA MASUK PULAU BERHALA
210
EPISODE 209: PULAU ANEH
211
EPISODE 210: PERLAWANAN TAK SEIMBANG
212
EPISODE 211: BELUM SAATNYA
213
EPISODE 212: MASUK ISTANA
214
EPISODE 213: JERITAN MENGGEGERKAN
215
EPISODE 214: GEGER SEMAKIN KISRUH
216
EPISODE 215: PEREMPUAN PENGHANCUR BATU KISARAN
217
EPISODE 216: MURKA SANG PENGUASA
218
EPISODE 217: RUNTUHNYA ISTANA BERHALA
219
EPISODE 218: PERLAWANAN SANG PERKASA
220
EPISODE 219: PETUALANGAN TERAKHIR
221
EPISODE 220: TAMATNYA PULAU BERHALA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!