Cinta Aiden - Part 18

Aiden sebenarnya yakin kalau dia bisa meyakinkan Edwin bahwa pilihannya tidak salah tapi status Cantika memang tidak bisa dihiraukan begitu saja. Wanita itu sudah dalam lamaran seorang pria.  Walaupun ada istilah, selama janur kuning belum melengkung maka masih milik bersama.

Namun, Aiden tidak ingin dikenal sebagai pria yang merebut wanita atau milik orang lain. Sangat tidak elegan dan tidak sesuai dengan karakternya. Aiden juga yakin kalau dia bisa membuat Cantika beralih mencintainya tapi harus meyakinkan Edwin dan Ayu terlebih dahulu.

“Beaok malam, undang Rosa makan malam bersama,” titah Edwin.

Melody menatap Aiden yang hanya diam, merasa ada sesuatu antara Papa dan kakaknya.

“Tunggu dulu, aku bukannya menentang atau tidak suka dengan idemu,” ujar Ayu pada Edwin. “Tapi kita harus pahami dulu apa Aiden menyukai Rosa atau tidak?”

Atensi beralih pada Aiden, menunggu jawaban dari pria itu.

“Apa aku harus jawab, sekarang?” Respon Aiden yang cuek membuat Ayu dan Melody gemas sendiri.

Edwin bergeming, Ayu menghela nafasnya menghadapi kedua pria yang sama-sama keras.

“Aku tidak pernah kecewakan kalian, termasuk kali ini. Besok aku akan ajak Rosa. Sekaligus menentukan kapan kita akan menemui orang tuanya,” tutur Aiden.

“Oke, lebih cepat lebih baik.”

“Tunggu dulu, Aiden ini terkait rumah tanggamu dan masa depanmu. Apa kamu yakin?”

“Tentu saja,” Aiden melirik jam tangannya. “Sepertinya aku harus berangkat sekarang.”

“Aku ikut kak,” pinta Melody.

Selama perjalanan Aiden hanya bungkam. Melody  berkali-kali menoleh menatap kakaknya. Bahkan saat berhenti tidak jauh dari depan gerbang kampus Melody. Aiden tidak mengatakan apapun.

“Kak, apa kamu yakin dengan Kak Rosa?”

Aiden menoleh lalu menghela nafasnya.

“Itu bukan urusanmu, aku akan penuhi apa yang Papa minta.”

“Tapi itu tidak adil bagi Kak Rosa. Bagaimana dia bisa menerima pria yang tidak mencintainya.”

“Rosa mencintaiku,” sahut Aiden sambil mencengkram stir mobil.

“Tidak benar, ini tidak benar. Ada apa denganmu, tidak biasanya ….”

“Turun!” titah Aiden.

“Kak.”

“Turunlah, aku harus ke kantor.”

“Bagaimana kalau ada pria yang mempermainkan cintaku. Sama seperti yang kak Aiden lakukan?”

“Aku pastikan dia tidak akan selamat.” Walaupun Aiden adalah pria yang acuh termasuk pada Melody tapi pria itu menyayangi keluarganya. “ ... dan aku tidak mempermainkan Rosa, aku akan menikahinya.”

“Tapi kak Aiden tidak mencintainya.”

“Persetan dengan cinta. Aku mengenal cinta dari Bunda dan Cantika. Walaupun kami tidak bisa bersama, tapi aku bisa apa. Dari pada aku harus menikah dengan wanita yang tidak aku kenal, lebih baik aku menikahi Rosa.”

...***...

Cantika merasa tidak enak, karena Aiden bersikap seperti biasa. Bahkan pekerjaan pun dilakukan oleh Aiden tanpa meminta bantuannya. Tentu saja ini terjadi karena Aiden menghindari bertemu dengan antika.

Divisi HRD sudah mendapatkan kandidat sekretaris Aiden dan akan diurus oleh Cantika yang langsung dipilih Aiden.

“Maaf Pak Aiden,” sapa Cantika saat sudah berada di ruangan pria itu. “Kandidat sekretaris bapak sudah siap, silahkan kalau Pak Aiden langsung interview atau ….”

“Ajak ke sini, aku sedang sibuk,” ujar Aiden tanpa menatap Cantika.

“Baik, Pak.” Cantika meninggalkan Aiden dan memanggil tiga orang kandidat calon sekretarisnya.

Ketiga wanita itu berdiri di depan meja Aiden, sedangkan Cantik berdiri tidak jauh dari Aiden duduk. pria itu menatap satu persatu kandidat, yang merupakan staf dari divisi berbeda.

“Siapa diantara kalian yang bisa membaca laporan keuangan? Melakukan auditing sederhana dan membaca rekening koran?”

Ketiga kandidat itu saling tatap dan tidak ada yang menjawab pertanyaan Aiden. Aiden melipat kedua tangan di dada menatap ketiga kandidat sekretarisnya.

“Ada apa ini, salah satu dari kalian akan menjadi sekretaris manager keuangan tapi dasar keuangan saja kalian tidak mengerti,” ungkap Aiden.

“Pak Aiden ….”

“Diam,” cetus Aiden menyela ucapan Cantika. “Ini untuk kelancaran tugasku, dari pada  semua berantakan lebih baik dari sekarang aku menolak kalian.”

“Pak Aiden.”

“Apa kamu mau bertukar?” tanya Aiden pada Cantika.

“Bertukar?”

“Kamu menjadi sekretaris dan salah satu di antara menjadi sekretaris Pak Edwin.”

Cantika menghela nafasnya, sudah terbayang dia akan disibukan lagi dengan ulah Aiden yang semena-mena.

“Kalian boleh kembali ke tugas kalian.”

“Pak Aiden, seharusnya Bapak pilih salah satu yang bisa meringankan pekerjaan di divisi keuangan.”

“Aku tidak butuh yang seperti itu.”

Aiden kembali fokus dengan pekerjaannya, Cantika berlalu dan menyampaikan pada HRD kalau Aiden menolak semua kandidat.

Sedangkan di tempat berbeda. Rosa dipindah tugas menjadi staf administrasi, bukan berada di divisi yang sama dengan Mai. Gadis itu masih kesal dengan Aiden yang tidak merespon pesan yang dikirimkan olehnya.

“Aiden,” ucap Rosa saat mengetahui ada pesan masuk dari pria itu.

[Malam malam di rumahku, besok]

[Tidak menerima penolakan]

“Apa ini? Mengabaikan pesanku, sekarang mengajak makan malam dengan memaksa. Sepertinya aku harus berlagak sibuk, tapi aku rindu dengan Pak Aiden,” gumam Rosa.

 

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

CEMEN AIDEN, GK BRANI BRJUANG, DN JDIKAN ROSA PELARIAN

2023-06-04

0

khalisa

khalisa

semangattt update thorr

2023-04-14

0

Reyhan Dwi

Reyhan Dwi

lanjutt thorrr

2023-04-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!