Dylan sakit

...Jangan lupa vote, like & komen...

...Happy Reading...

.......

.......

.......

Sekarang disinilah Dylan duduk disisi pantai sambil memandangi laut lepas di depannya dengan kosong. "Sialan!!" desisnya membanting kaleng soda kosong yang telah di minumnya ke samping tubuhnya dengan kesal.

"Ah sial, mainan gue hilang juga" ucap Dylan seraya menguarkan helaian rambutnya kebelakang dengan wajah dinginnya.

Sampai di tengah kekesalannya itu teralihkan oleh dering ponselnya yang tergeletak mengenaskan di atas sepatunya.

Menatap layar ponselnya datar saat mendapati nama 'Kalandra Septiana Aldebaran' tertera di layarnya, dengan malas iapun menggeser ikon hijau keatas.

"Apa?"

"Lo dimana?"

"Bolos" ucap Dylan lalu memutuskan panggilan itu secara sepihak membuat Kalandra yang berada di sebrang sana heran. Tak biasanya, pikirnya.

Ngomong-ngomong sekarang ini Kalandra dan Erland tengah berada di salah satu meja sudut kantin sambil menyantap menu makan siang mereka.

Erland menatap Kalandra penuh tanya sambil mengunyah makanan di dalam mulutnya. "Gimana? Si Dylan ada dimana katanya?" tanya beruntun Erland layangkan pada Kalandra setelah menelan makanannya.

"Bolos" sahutan acuh Kalandra

"Huh?" heran Erland dan hanya di acuhkan oleh Kalandra yang kini berdiri dari duduknya. Erland kembali bertanya saat melihat hal itu. "Mau kemana Kal?"

"Kelas" singkat, padat dan jelas. Setelah mengatakan itu iapun berlalu dari sana di ikuti Erland yang berlari kecil untuk mensejajarkan langkah kakinya dengan Kalandra

Pukul dua dini hari Dylan sampai di rumahnya yang lebih terlihat seperti mansion, mengetuk pintunya sesaat lalu tak lama setelahnya pintu pun di buka oleh seorang maid

"Baru pulang Tuan muda?" tanya sang maid sedikit khawatir karena tak biasanya Tuan mudanya ini pulang selarut ini.

Tanpa menghiraukan ucapan maid di depannya Dylan terus berjalan menuju kamarnya, sampai ketika ia melewati ruang tengah rumahnya suara berat seseorang menghentikan langkahnya.

"Habis darimana kamu Dylan jam segini baru pulang?" suara berat seseorang yang amat di kenalnya membuat ia dengan terpaksa menolehkan kepalanya.

"Dylan capek Pa, Dylan ke kamar dulu" ucap Dylan sedikit datar pada Galaksi. Lalu kembali melanjutkan langkahnya.

Mengangkat salah satu alisnya Galaksi kembali berkata, "Hey! Jawab dulu kamu habis dari mana Dylan!" ucap Galaksi sedikit menaikan oktaf bicaranya namun di hiraukan oleh Dylan yang terus melangkahkan kakinya.

Sampai di dalam kamar Dylan segera membersihkan dirinya menggunakan air dingin,Tak butuh waktu lama Dylan pun keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di sekitar area sensitifnya, tangannya terlihat memegang handuk kecil yang tengah menggosok-gosok rambutnya yang basah.

Kemudian melangkah menuju walk-in closet untuk mencari baju untuk ia gunakan malam ini. Setelah selesai mengunakan bajunya Dylan berjalan menuju tempat tidurnya dan merebahkan tubuhnya di sana dan tak lama iapun terlelap dengan posisi tengkurap.

Pagi harinya seperti biasa seluruh keluarga Galaksi berkumpul di meja makan untuk sarapan bedanya pagi ini ada dua orang manusia yang ikut bergabung sarapan di sana. Siapa lagi kalau bukan kedua sahabat Dylan.

"Makan yang banyak Kala" ucap Clara sambil menambahkan beberapa lauk-pauk di piring Kalandra yang mengangguk.

"Dylan belum bangun tante?" tanya Erland setelah ia menelan makanan di mulutnya menatap Clara.

"Belum, paling sebentar lagi dia juga bangun" ucap Clara balik menatap Erland lalu iapun teringat sesuatu. "Oh iya kemarin kalian habis darimana? Kok Dylan pulangnya larut banget"

Kening kedua orang yang ditanyai itu terlihat mengernyit dan saling melempar pandang. Kemarin? "Kita gak kemana-mana. Lagian kemarin dia bukannya ngerjain hukuman Pak Radit dia malah ilang gak tahu kemana, pas di telpon juga dia cuma bilang bolos. Habis itu kita gak tahu dia pergi kemana" sahut Erland membuat Clara dan Galaksi mengerutkan dahinya bingung.

"Terus dia habis darimana?" tanya Clara dengan wajah bingungnya.

Tunggu sepertinya Kalandra ingat, kemarin ketika di telpon ia samar-samar mendengar suara ombak yang menghantam terumbu karang.

"Gak beres" monolog Kalandra dalam hati.

Lalu setelahnya beranjak dari duduknya, "Tan, Om saya permisi ke kamar Dylan dulu" ucap Kalandra yang mendapat anggukan kepala dari keduanya.

Sedangkan itu Zeline yang sedari tadi diam menyimak pun melirik punggung Kalandra yang perlahan mulai menjauh dari meja makan dalam diam. "Bang Dylan pasti habis dari tempat itu" batinnya kemudian iapun beranjak dari duduknya juga.

"Aku berangkat dulu, assalamu'alaikum" ucap Zeline pamit kepada Clara dan Galaksi sambil menyalami tangan mereka bergantian.

"Ze pulang sekolah nanti jangan lupa jemput kakak kamu sama Jasmine di bandara, okey?" ingat Clara sebelum Zeline pergi. Zeline menganggukkan kepalanya singkat, hampir saja ia lupa dengan kepulangan dua orang itu.

Kalandra mengetuk pintu kayu di depannya beberapa kali, berharap penghuni di dalam sana bangun dan membukakan pintu untuknya namun setelah 3 menit berlalu pintu kamar itu tak kunjung terbuka juga, yang mana hal itu membuat Kalandra memilih untuk membuka pintu kamar itu tanpa permisi.

Perlahan Kalandra masuk kedalam kamar Dylan yang masih gelap karena gorden kamar yang masih tertutup rapat dan keadaan lampu kamar mati.

Tangannya meraba-raba dinding kamar mencari saklar lampu dan menghidupkannya setelah itu dapat Kalandra lihat di atas kasur sana Dylan tengah tertidur dengan posisi yang sangat tak nyaman.

Dengan pasti Kalandra berjalan mendekat kearah ranjang untuk membangunkan Dylan namun ketika telapak tangannya bersentuhan dengan kulit Dylan seketika itu pula ia melebarkan matanya terkejut.

"Dylan! Woy bangun, lo demam?!" ucap Kalandra membalikkan badan tengkurap Dylan dan memposisikan tidur anak itu dengan benar. Tangannya kembali menyentuh kening Dylan yang terasa sangat hangat, ditambah lagi Dylan juga tak kunjung bangun ketika ia mengguncangkan tubuh panas itu.

Dengan langkah lebar ia segera beranjak dari kamar Dylan menuju ke tempat Clara dan Galaksi berada. "Tan, Dylan demam!" ucap Kalandra begitu sampai di meja makan yang mana langsung membuat ibu dari tiga anak itu segera beranjak dari sana menuju kamar putra sulungnya panik.

Sedangkan Galaksi menghubungi dokter pribadi keluarganya untuk segera datang ke kediamannya dan menyusul sang istri ke kamar putranya.

"Dylan hey sayang bangun?" ucap panik Clara saat merasa suhu tubuh Dylan yang jauh dari kata normal. Sial, sejak kecil ketika sakit Dylan pasti akan sulit untuk di bangunkan dan suhu tubuhnya pasti akan terus meningkat jika tidak segera ditangani oleh dokter.

"Aku sudah menghubungi Dr. Yudha dia akan segera sampai, tenang saja sayang" ucap Galaksi menenangkan Clara yang terlihat sangat khawatir.

Dan benar saja selang beberapa menit kemudian Dr. Yudha datang dengan terpogoh-pogoh bersama asisten pribadinya dan segera menghampiri Dylan yang kini terlihat mengerutkan keningnya tak nyaman.

Suster dengan sigap membantu Dr. Yudha yang tengah memeriksa keadaan Dylan. "Pasangkan infus!" titah Dr. Yudha sambil menyuntikkan cairan penurun demam.

Setelah selesai memeriksa dan memberikan obat kepada Dylan Dr. Yudha pun kini beralih menatap Galaksi yang merupakan atasannya itu. "Jadi apa ini hanya demam biasa seperti sebelum-sebelumnya?" tanya Clara masih dengan gurat kekhawatiran di wajah cantik menatap sang putra yang masih setia memejamkan matanya.

Hembusan nafas Dr. Yudha terdengar, "Anda tidak perlu khawatir Nyonya demam tuan muda masih sama seperti sebelumnya, hanya saja sepertinya Tuan muda belum makan apapun sejak kemarin sehingga asam lambungnya naik dan ia juga masuk angin,”

Menjeda ucapannya lalu kembali melanjutkannya, "Jadi anda tidak usah terlalu khawatir, saya sudah menuliskan resep obat apa yang harus di konsumsi Tuan Muda dan ketika ia bangun nanti segera berikan ia makanan agar ia mendapat tenaga" ucap Dr. Yudha panjang lebar.

"Huft~ syukurlah, Kira-kira kapan ia akan bangun?" tanya Galaksi melirik kearah Dylan yang masih terlelap.

"Mungkin sekitar setengah jam lagi, tuan muda akan segera siuman" sahut Dr. Yudha melihat kearah Dylan. "Ah dan ya untuk beberapa hari ke depan tolong jangan biarkan tuan muda mengkonsumsi minuman bersoda dan beralkohol." timpalnya menambahi ucapannya yang sebelumnya.

Semua orang yang berada di sana terlihat menganggukkan kepala mereka tanda mengerti dengan ucapan Dr. Yudha yang kini mengulas senyumnya. "Baiklah kalau begitu ini adalah resep obat yang harus anda tebus Tuan besar, saya permisi Tuan, Nyonya" pamit Dr. Yudha membungkukkan sedikit badannya kemudian berlalu keluar dengan diantar oleh Maid.

Galaksi melirik kearah dua sahabat anaknya yang masih berada di sana. Kemudian tersenyum tipis "Tak perlu khawatir Dylan akan baik-baik saja, lebih baik kalian segera berangkat ke kampus dan Kalandra kamu juga harus mengangkat telponmu yang sedari tadi berdering" ucap Galaksi membuat Erland dan Kalandra berjalan mendekat kearah Dylan.

"Cepet sembuh Lan" ucap Erland dan Kalandra lalu keduanya pun pamit kepada Clara dan Galaksi sebelum pergi dari sana.

Kalandra melihat layar handphonenya yang sejak tadi terus berdering tanda seseorang menelponnya. "Lo ke kampus duluan aja, nanti gue nyusul" ucap Kalandra sambil memasukkan handphonenya kedalam saku jaketnya.

"Umm oke, lo mau kemana dulu?" tanya Erland membuka pintu mobilnya.

"Ada urusan. Gue duluan bye!" ucap Kalandra menaiki motor sportnya lalu melesat cepat meninggalkan halaman rumah Dylan dan juga Erland yang hanya menggelengkan kepalanya. Sudah dia mah di tinggal begitu saja oleh Dylan maupun Kalandra.

TBC

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!