Arsya memandang tajam pria berjas yang berdiri dihadapan nya kini. Pria itu terlihat memandang Arsya tidak berkedip. Membuat Arsya semakin mengeratkan pelukan nya pada Nesya yang sudah ketakutan.
Pria berjas yang tidak lain adalah Hans itu benar benar tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Kenapa bocah lelaki ini begitu mirip dengan tuan nya. Tuan Devan Bramasta.
Ya, sangat mirip, dan jika dibandingkan, mungkin inilah penampakan Devan sewaktu kecil.
"Dimana ibu kalian?" tanya Hans
"Untuk apa om mencari bunda kami?" tanya Arsya. Sama sekali dia tidak takut, dan sungguh itu membuat Hans semakin yakin jika anak lelaki ini, adalah putra tuan nya.
Hans memandang kearah mobil, dimana Devan masih berada disana. Pria angkuh itu hanya ingin melihat Shasa nya, sehingga dia belum turun dari mobil sejak tadi. Tapi jika dia melihat kedua bocah ini, apa dia akan berubah fikiran??
Hans menghela nafasnya sejenak. Dan kembali memandang kedua anak ini.
"Ada yang ingin bertemu dengan bunda kalian. Dan kalian juga tentunya" ucap Hans.
"Siapa?" tanya Arsya
"Tunggu sebentar"
Hans langsung kembali kemobil meninggalkan Arsya dan Nesya yang nampak bingung.
"Kakak, Nesya takut" bisik Nesya yang masih dalam pelukan Arsya.
"Enggak apa apa. Ada kakak" bisik Arsya pula. Dia benar benar berharap bunda nya segera pulang, dia takut jika orang orang ini adalah orang jahat yang ingin menculik mereka.
Tidak ada siapapun yang bisa dimintai tolong disini, tetangga mereka hanya memandang dari rumah masing masing. Tidak ada yang berniat melihat atau bahkan sekedar bertanya. Ya, setega itu mereka dengan orang miskin seperti Arsya dan juga bunda nya.
Sementara Hans membuka mobil dan memandang Devan yang sejak tadi menunggu nya.
"Apa benar mereka anak Shasa?. Lalu dimana Shasa?" tanya Devan yang benar benar sudah tidak sabar.
"Sepertinya nona Shasa tidak dirumah tuan" jawab Hans
"Lalu?" tanya Devan lagi. Dia benar benar sudah tidak sabar sekarang.
"Sebaiknya tuan turun dulu, dan lihatlah kedua anak anak itu" ujar Hans.
"Untuk apa, apa kau tidak tahu jika melihat mereka dari jauh saja sudah membuat aku semakin kesal" ucap Devan dengan begitu tidak suka.
Hatinya begitu teriris saat mereka memasuki daerah ini. Ditambah lagi berhenti didepan rumah yang bukan seperti rumah. Melainkan hanya sebuah gubuk berdinding papan yang kecil dan kumuh.
Dia benar benar tidak menyangka jika Shasa nya tinggal dirumah seperti ini. Dan lagi, melihat dua anak itu saja sudah membuat hatinya semakin terluka.
Shasa yang dia cintai hidup menderita dengan orang lain. Dipinggiran kota, didaerah pelosok. Sungguh Devan benar benar tidak menyangka.
"Tuan... jika anda melihat mereka dari dekat. Mungkin anda akan menangis setelah ini" sahut Hans
"Apa maksudmu?" tanya Devan tidak mengerti.
"Sepertinya mereka anak anda tuan"
deg
"Anak dari hasil malam itu"
Jantung Devan terasa terhempas dari tempatnya. Benarkah itu??
Dan tanpa ingin menolak atau berkata apapun lagi, Devan langsung turun dari dalam mobil. Dia berjalan menuju rumah kecil itu dengan perasaan yang tidak menentu.
Dapat dia lihat kedua anak itu langsung saling memeluk ketakutan melihat kedatangan nya.
Langkah Devan langsung memelan seiring dengan degup jantung yang terasa begitu bergemuruh. Apalagi ketika melihat wajah anak lelaki itu yang benar benar mirip sepertinya.
Ya tuhan...
Kenapa bisa???
Devan mematung, begitu pula dengan Arsya. Mata mereka saling memandang dengan lekat.
Bahkan Nesya langsung memandang Devan dan Arsya bergantian.
Dan semakin dilihat, semakin bisa Devan rasakan jika Arsya memang sangat mirip dengan nya. Dan entah kenapa, perasaan nya semakin tidak menentu. Ada perasaan aneh yang langsung menjalar melihat kedua bocah lusuh ini.
Devan langsung berlutut didepan Arsya yang masih memeluk Nesya. Tangan nya terjulur ingin menyentuh Arsya, namun Arsya langsung mundur menjauh membawa Nesya, hingga tangan itu tergantung didepan nya.
"Nak..." panggil Devan. Suara beratnya terdengar sedikit bergetar.
"Dimana ibu kalian?" tanya Devan. Sungguh, rasanya benar benar tercekat di tenggorokan.
Hans dan orang orang nya yang lain hanya diam dan memperhatikan tuan mereka saja.
"Tidak ada. Om siapa. Pergilah, kalian menakuti adikku" usir Arsya yang masih memeluk Nesya.
Devan melirik Nesya yang memang nampak ketakutan, meski mata indah itu sesekali melirik ke arahnya. Mata indah, yang sangat mirip seperti milik Shasa nya.
Dan sungguh, hati Devan benar benar teriris melihat pemandangan ini.
Anak anak ini terlihat begitu menyedihkan. Dan jika benar mereka adalah anak nya, berarti dia adalah seorang ayah yang tidak bertanggung jawab. Dan tentu rasa penyesalan nya semakin mendalam.
Devan tidak tahu, harus berharap seperti apa sekarang..
"Suruh mereka pergi" ujar Devan pada Hans.
Hans mengangguk dan langsung memerintahkan orang orang nya untuk pergi dari sana.
Dan kini, hanya menyisakan mereka berempat saja, dan juga para tetangga Shasa yang hanya melihat mereka dari jauh.
"Sekarang bisa beri tahu saya dimana ibu kalian" tanya Devan.
"Om siapa?" tanya Arsya pula
Devan tersenyum tipis dan menghela nafas sejenak.
"Devan" jawab Devan
"Ada perlu apa sama bunda kami?" tanya Arsya lagi.
Tatapan mata itu terlihat menantang, dan sungguh, Devan seperti sedang berhadapan dengan dirinya sendiri sekarang.
"Om teman bunda kalian. Bunda kalian Shasa kan?" tanya Devan.
Namun dia langsung mengernyit saat Arsya menggeleng.
"Bunda kami bunda Ina." jawab Arsya
Devan terdiam sejenak
"Shabrina????" tanya Devan.
Arsya langsung mengangguk pelan. Tangannya masih memeluk Nesya
Devan langsung tersenyum tipis mendengar itu. Shasanya, sudah dia temukan. Dan sekarang, tinggal memastikan siapa kedua anak ini. Meski hanya dengan melihat, dia memang sudah tahu siapa mereka.
"Ayah kalian dimana?" tanya Devan lagi. Jantung nya kembali berdetak dengan kencang sekarang.
"Ayah kerja" jawab Arsya
deg
deg
deg
Devan mematung, benarkah Shasa sudah menikah?? Lalu kenapa anak ini bisa sangat mirip dengan nya???
Hans yang sejak tadi diam juga nampak terkejut.
"Tapi ayah gak pernah pulang om. Om bisa bantu kami cari ayah" sahut Nesya tiba tiba.
"Huss..diam" bisik Arsya.
"Tidak pernah pulang?" tanya Devan pada Nesya.
Nesya mengangguk dengan cepat.
"Iya, kata bunda ayah kerja, tapi dari dulu kami gak pernah ketemu ayah" jawab Nesya.
Devan semakin lemas mendengar itu.
Ya tuhan...
Sepertinya dia memang manusia yang paling bejat didunia ini.
Lihatlah, lihat!!
Dia sudah menelantarkan anak anaknya dalam kesusahan seperti ini.
"Lalu dimana bunda kalian nak??" tanya Devan lagi. Wajah angkuh dan dingin nya kini terlihat sendu dan penuh dengan penyesalan.
"Bunda kerja om. Cari makan untuk siang" jawab Nesya dengan polosnya. Dia lebih terbuka dari pada Arsya.
"Kerja dimana?" tanya Devan lagi. Matanya mulai berair sekarang.
"Kerja di....
"Arsya... Nesya!!!" teriakan Shabrina langsung membuat mereka semua menoleh kearahnya yang nampak berlari dari kejauhan.
deg
deg
Lagi. Jantung Devan terasa terhempas melihat gadis yang dia cari selama ini sudah ada dihadapan nya.
Dan bukan hanya Devan, melainkan juga Shabrina yang nampak mematung dengan wajah yang langsung memucat melihat kehadiran Devan dirumah nya.
Kenapa Devan bisa ada disini???
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Enung Samsiah
😭😭😭😭😭
2024-03-20
0
gah ara
nangis tau..hik...hik...
2023-08-10
2
babyanzely
di bulan puasa ini aku nangis gara2 kamu Thor,kenapa sih bikin cerita selalu nguras air mata😭😭
2023-04-11
0