"tungggggguuuuuu aaaaaakuuuuu" teriak Wafa dengan nada yang slowmo sambil berlari
"Eh awas ada kucing" teriak pak satpam dengan histeris ketika melihat kucing sedang depa berada di depan Wafa yang sedang berlari. Wafa yang terkejut mendengar teriakan pak satpam langsung berjalan seperti biasa dan mengucapkan terimakasih kepada satpam tersebut karena telah memberitahunya.
"Biasa aja kenapa si?" Omel Haya
"Untung gaada kejadian ngusruk dipagi hari gara-gara kucing" celetuk Wita dengan langkah kaki yang siap untuk berlari.
"Coba ngomong sekali lagi" Wafa mendekat kearah Wita namun dengan secepat kilat Wita langsung berlari terbirit-birit menuju kelas. Haya dan Laura yang melihat tingkah random temannya dipagi hari tertawa dengan renyah.
Para siswa dan siswi 12 Mipa 1 berlarian untuk masuk kelas karena mereka sudah melihat pak Wijaya berdiri di atas tangga menuju 12 Mipa 1.
"Punya guru pada rajin banget, heran gue" grutu Sita-anak 12 Mipa 1
"Sita, ngomong apa kamu barusan?" Tanya pak Wijaya dengan tatapan mata yang tidak santai
"Dia denger?" Laira bertanya kepada Haya dan Wafa menggunakan bahasa tubuh
"Emang si Sita ngomong apaan?" Tanya Haya kepada kedua temannya dengan suara yang pelan
"Heh, itu yang masih jalan bertiga cepetan masuk" Ucap pak Wijaya dengan tegas dan tatapan mata yang tajam
Laura, Haya dan Wafa langsung berlari ketika mendengar instruksi tersebut. Ketika melewati pak Wijaya tak lupa mereka mengucapkan salam, Laura dan Haya masuk terlebih dahulu setelah menyalami pak Wijaya. Ketika Wafa selesai menyalami pak Wijaya dan berniat untuk masuk ke kelas namun pak Wijaya memberhentikan langkah Wafa.
"Wafa, kamu suka ya sama dua anak itu?" Tanya pak Wijaya tanpa beban. Wafa yang ditanya seperti itu hanya bisa bertanya-tanya di dalam pikirannya "ni guru ngapain nanya hal yang begituan?" Batin Wafa
"Udah, gausah bohong. Jadi cowo tuh harus gentle jangan plinplan kalau sukanya sama Haya yaudah Haya aja jangan bawa-bawa Laura begitupun sebaliknya" pak Wijaya berjalan terlebih dahulu menuju kelas sambil memberikan kata-kata mutiara kepada Wafa.
"Ya Allah maafkan atas segala dosa yang telah hamba lakukan kemarin. Ya Allah pertanda apakah ini masih pagi sudah mendapatkan tuduhan seperti ini. Sadarkanlah pak Wijaya ya Allah, sadarkanlah" Batin Wafa dengan kedua tangan yang ia satukan sebagai tanda meminta pertolongan kepada Allah, setelah itu Wafa mengusap mukanya sendiri soalnya kalau muka pak Wijaya urusannya bakal panjang.
"Ngedoain apa kamu? ngedoain saya yang enggak-enggak kamu?" Tanya pak Wijaya ketika melihat Wafa mengusapkan kedua tangan yang tadi ia tengadahkan ke muka.
Teng teng teng saatnya jam pelajaran pertama dimulai, silahkan untuk para siswa SMA Galaksi memasuki ruangan kelas masing-masing. Terimakasih
"Mari masuk pa, udah disuruh tuh sama bel" Wafa masuk ke kelas tanpa menunggu persetujuan pak Wijaya.
"Kurang garam anak satu ini" pak Wijaya mengusap dadanya sambil menggelengkan kepala.
-----
"Baik, cukup sekian pertemuan kita kali ini. Tugasnya jangan lupa dikerjakan, minggu depan bapak periksa. Terimakasih, Assalamualaikum" pak Wijaya melangkahkan kakinya keluar kelas menuju ruang guru dengan tangan kanan yang membawa tas jingjing. Semua siswa bernapas lega ketika pak Wijaya keluar. Selain tepat waktu untuk masuk kelas pak Wijaya juga selalu mencuri waktu mata pelajaran lain, terkadang sampai guru yang akan ngajar di jam ke-3 harus menunggu terlebih dahulu.
2 jam pelajaran matematika minat membuat para siswa stres, mual dan kehabisan tenaga untuk berpikir di mata pelajaran selanjutnya.
"Rasanya pengen gue makan tu rumus" celetuk Wita
"Bener, mana ngasih tugasnya ga kira-kira" Haya memijat keningnya
"Kasihan otak kecilku" ucap Wafa, ketiga sahabat perempuannya yang mendengar hal itu melirik ke arah Wafa.
"Apeu?" Wafa menatap ketiga sahabatnya dengan tatapan tajam
"Bu Sindi, bu sindi" ucap Ayu-siswi kelas 12 Mipa 1
Bu Sindi adalah guru mata pelajaran fisika yang mengajar kelas 11 dan 12. Bu Sindi merupakan salah satu guru muda di SMA Galaksi. Cara Bu Sindi mengajar sangat menyenangkan oleh karena itu tidak heran jika semua siswa meraih nilai Ujian 9 pada mata pelajaran fisika. Bu Sindi tidak akan melanjutkan pembahasan jika ada salah satu siswa yang tidak mengerti, Bu Sindi akan berusaha semaksimal mungkin untuk membuat para siswa. Selain itu, Bu Sindi juga selalu update dalam mengajar para siswa mulai dari ngegame bersama ketika dirinya sudah membahas materi. Tetapi gamenya bukan sekedar game, game yang dimaksud disini ialah yang berkaitan dengan materi yang mereka pelajari.
"Assalamualaikum, selamat pagi" Ucap Bu Sindi ketika memasuki ruangan kelas 12 Mipa 1
"Waallaikumsalam, pagi bu" jawab semua siswa dan siswi 12 Mipa 1 dengan kompak, seketika rasa pusing mereka sirna karena hari ini Bu Sindi menjanjikan kepada mereka untuk ngegame selama 2 jam pelajaran.
"Bagaimana kabarnya?" Tanya Bu Sindi kembali
"Alhamdulillah baik bu" semua siswa-siswi kelas 12 Mipa 1 selalu menjawabnya dengan kompak.
"Bentar bentar, ko kaya ada yang kurang. Siapa yah?" Tanya bu Sindi karena biasanya selalu ada orang yang duduk di meja sebelah Laura tetapi saat ini meja itu kosong.
"Wafa sama Rifka kemana?" Tanya Bu sindi
"I'm disini ibu" Wafa mengangkat tangannya.
"Ouh pindah jadi sama Laura, terus Rifka kemana?" Tanyanya kembali. Bu Sindi selalu menanyakan siswa yang tidak hadir sebelum ia membahas materi.
"Di rumah sakit" ucap Laura, sebelum Bu Sindi bertanya kembali Haya langsung menjelaskan tragedi yang terjadi kepada Rifka. Selesai bercerita bu Sindi sedikit terkejut dengan tragedi yang menimpa Rifka.
"Ibu ga terkejut banget sih, soalnya ibu sering liat dia sama Wafa kebut-kebutan di jalan" Ucap Bu Sindi, Laura yang berada di sebelah Wafa menatap tajam kearah Wafa. "Mampus gue" Wafa hanya tersenyum kuda dengan tanda yang membentuk 'peace'
"Jangan kasih ampun girls" Ujar Haya kepada Laura dan Wita dengan suara yang pelan sehingga hanya didengar oleh mereka berempat. Wafa yang mendengar hal itu mematung.
"Rifka selamatkan gue dari ketiga macan betina ini" batin Wafa
"Oke sekarang kita akan mempelajari materi terlebih dahulu baru setelah itu kita ngegame, ouh iya ini merupakan materi terakhir di mata pelajaran fisika untuk kalian. Ibu harap saat Ujian Sekolah nanti kalian bisa mendapatkan nilai yang tinggi di mata pelajaran fisika" Bu Sindi mulai menjelaskan tentang materi terakhir itu, cukup rumit tapi tidak ada yang rumit jika Bu Sindi yang mengajar karena dimana ada rumus yang sulit pasti disitu ada rumus jalan ninja.
Semua siswa fokus melihat kearah Bu Sindi dan papan tulis tidak ada satupun siswa yang memegang handphone. Se elit apapun sekolah SMA Galaksi, jika mata pelajaran berlangsung maka handphone dikumpulkan di meja yang sudah disediakan di depan. Setiap kelas fasilitasi wifi oleh pihak sekolah namun pihak sekolah akan mematikan wifi tersebut ketika mata pelajaran berlangsung.
Jadi, tidak heran jika SMA Galaksi melahirkan para siswa dan siswi yang cerdas dalam berpikir karena mereka sangat tidak diperkenankan untuk membuka google ketika mereka sedang mengerjakan tugas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments