Selesai sholat maghrib Laura menyimpan mukena ke tempat asalnya, lalu setelah itu ada perawat yang mengantarkan makanan untuk Rifka.
"Nih makan" Laura memberikan nampan berisi makanan yang dikasih perawat tadi
"Simpan, gue mau makannya disuapin sama ibu" ucap Rifka, bukannya menyimpan nampan tersebut tetapi Laura malah menyuapkan makanan itu kedalam mulut Rifka.
"Kasian Bukay cape, ngurusin bayi gede nih makan gue suapin" dengan telaten Laura menyuapkan makanan ke dalam mulut Rifka. Rifka yang mendapat perhatian seperti itu tidak bisa berkata-kata.
Rifka makan dengan lahap sehingga tak butuh waktu lama untuk menghabiskan makanan itu, setelah selesai menyuapi Rifka, Laura menyimpan nampan berisi mangkuk serta piring kosong di atas meja yang berada di luar ruangan dekat pintu.
"Makasih Lauraaaa" ucap Rifka
"Hem" Laura duduk di kursi tempat semula yang berada di pojok, Laura membuka aplikasi Qur'an digital lalu ia menghafalkan ayat yang harus disetorkan hari ini sekalian murojaah.
Rifka kembali memandang Laura, entah mengapa seharian ini rasanya adem banget ketika melihat Laura.
"Apa?" Tanya Laura tanpa melihat kearah Rifka
"Siapa?gue?" Rifka bertanya balik kepada Laura karena takutnya dia sedang telponan atau Vn.
"Iya lu, ngapain liatin gue kayak gitu? perasaan dari tadi gue sholat sampai gue selesai terus gue duduk di sini lu liatin gue mulu" Laura menutup aplikasi Qur'an nya, ia tidak bisa fokus menghafal karena ada seseorang yang memerhatikan. Laura tidak akan hafal meskipun satu ayat jika ada orang yang memerhatikannya, tetapi ketika keadaan hening dan dia sendirian maka 1 lembar dalam waktu satu jam pun ia akan hafal.
"Ni anak perasaan nyadar mulu dari tadi" batin Rifka
"Gue mau pulang" Laura berdiri dari duduknya dan mengambil tasnya lalu menggendong nya.
"Siapa yang nyuruh lu pulang bocah" tanya Rifka
"Gaada, gue mau pulang karena keinginan gue sendiri" Laura melangkahkan kakinya menuju pintu
"Ibu gue sebentar lagi dateng tungguin dulu biar lu pulangnya ada yang nganterin, gue bakal bilang sama Bunda Nia kalau lu pulang sendirian dari rumah sakit ba'da magrib terus tega ninggalin gue" Rifka menatap sengit ke arah Laura
"Nyenyenye berisik" Laura kembali duduk dan menyimpan tasnya
"Good girl"
-----
Sudah 2 jam Kayla belum juga datang kerumah sakit, Laura sudah mengantuk karena saat di sekolah guru yang mengajar masuk semua sehingga tidak ada waktu untuk tidur. Laura melangkahkan kakinya mendekati Rifka lalu ia duduk di kursi yang berada di samping ranjang.
"Kenapa?" Rifka menyimpan handphone nya ketika Laura duduk di kursi yang berada di sebelahnya.
"Bukay kemana sih?gue ngantuk pengen pulang, handphone gue lowbet lupa gabawa charger" ucap Laura dengan nada lemas, dirinya sudah benar-benar kehabisan baterai seperti handphonenya.
"Tuh charger gue nganggur" Rifka menunjuk ke charger yang sudah terpasang di terminal, Laura kembali beranjak dari duduknya untuk mencharge handphone lalu setelah itu ia kembali duduk di kursi yang berada di sebelah ranjang Rifka.
"Maaf ya, gara-gara gue masuk rumah sakit lu harus nemenin gue sampai malam begini" Rifka merasa bersalah ketika wajah Laura terlihat sangat lelah.
"Gapapa santay aja, lagian lu sama anak-anak juga selalu ada buat gue, ketika gue galau ketika gue nangis gara-gara belum ngerjain tugas, ketika gue kes-"
"Syutt udah, tidur yah udah malem atau mau sholat dulu?" Rifka memotong perkataan Laura karena jika tidak maka semuanya akan Laura sebutkan.
"Tidur, nanti kalau Bukay dateng bangunin soalnya gue mau pulang" Laura memilih untuk tidur terlebih dahulu karena jika ia sholat terlebih dahulu maka ketika sholat yang berada di pikirannya hanya tidur dan ia pun tidak akan fokus.
"Mau tidur di mana?ga mungkin kan kalau di sofa?atau mau gue panggilin perawat biar bawain lu kasur?" Tanya Rifka
"Gausah gue tidur sambil duduk aja biar nanti kalau dibangunin ga susah" setelah mengatakan hal demikian Laura langsung terlelap dalam tidurnya, anak ini memang mudah sekali untuk tertidur.
Rifka mengelus kepala Laura yang dilapisi oleh jilbab segiempat "Maaf ya Lau, gue janji kalau nanti gue sembuh dan kembali ke sekolah gue bakalan beliin risol mayo kesukaan lo. Selamat tidur"
-----
Kayla berangkat bersama Kevin-ayah Rifka dari rumah pukul 08.00 karena si Michi yang tidak mau ditinggalkan olehnya padahal Kayla mengatakan bahwa dirinya otw pada pukul 06.50 kepada Rifka, tetapi yasudahlah mau bagaimana lagi.
Sebelum ke rumah sakit Kayla mampir terlebih dahulu membeli kue ke toko kue yang berada di depan perumahan. Ketika sudah hampir sampai di rumah sakit Kayla baru menyadari bahwa handphonenya ketinggalan di rumah, mereka pun muter balik untuk membawa handphone Kayla. Jarak antara rumah dan rumah sakit cukup jauh bisa memakan waktu 45 menit.
Setelah mengambil handphone yang ketinggalan dirumah Kayla dan Kevin langsung berangkat lagi ke rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit Kevin memarkirkan mobilnya terlebih dahulu, setelah itu mereka berdua berjalan ke memasuki rumah sakit menuju ruangan Rifka. Saat tiba di depan ruangan Rifka Kayla tidak mendengar suara apa-apa "jangan-jangan Rifka maksa Laura untuk ngajak kabur dari sini"batinnya, Kayla langsung membuka pintu ruangan untuk memastikan. Saat pintu terbuka lebar Kayla dan Kevin tersenyum karena keduanya sedang tidur dengan tangan Rifka yang berada di atas kepala Laura.
Kayla dan Kevin masuk dengan perlahan agar mereka tidak terbangun "tau gini kita gausah kesini" bisik Kayla kepada Kevin
"Hust, pamali ngebiarin anak yang belum mahrom berduaan" tegur Kevin
"Iya juga sih" Kayla tertawa kecil diujung kalimatnya
Kayla tidak tega membangunkan keduanya apalagi membangunkan Laura karena ia terlihat sangat cape sehingga tidurny sangat pulas meskipun sembari duduk, tetapi Kayla sudah berjanji kepada Nia akan mengembalikan Laura setelah isya.
"Laura" Kayla mengelus-elus punggung Laura awalnya ia tidak tega tetapi ia juga kasihan jika Laura harus tidur sambil duduk semalaman.
"Lau, bangun yuk" Kayla masih berusaha untuk membangunkan Laura tetapi bukannya Laura yang bangun malah Rifka yang bangun.
"Ekhem" dehem Kayla ketika melihat putranya membuka mata
"Udah dateng?ayah mana?" Tanya Rifka dengan nada yang pelan, Kayla menunjuk Kevin dengan wajahnya "tuh" ucapnya
"Ini gimana banguninnya?" Tanya Kayla dengan nada yang sangat pelan
"Hah?" Ucap Rifka, Kayla menepuk jidatnya lalu tangannya menunjuk kepada Laura dan berkata menggunakan bahasa isyarat.
"Cie gabisa ya, sini sama babang" ucap Rifka dengan penuh keyakinan Kayla yang mendengar hal itu hanya bisa berkata "hilih, sok aja kalau bisa"
"Lau, bangun yuk katanya mau pulang tuh Bukay udah ada" Rifka menepuk-nepuk pipi Laura dengan perlahan
"Jangan kenceng-kenceng itu nepuk pipinya" Kayla menatap tajam kepada Rifka
"Eunghhh" Laura hanya melenguh dan berganti posisi
"Laura hey ayo bangun sa-" Rifka menutup mulutnya sendiri untung saja tidak kebablasan
"Sa apa hah?sa sa sa, sayang maksud mu?tuman sama sahabat sendiri" omel Kayla dengan suara yang sedikit kencang
Laura terbangun mendengar suara Kayla "eehh ibu udah dateng?" Ucap Laura dengan tangan kanan yang mengucek matanya.
"Udah sayang, kamu mau pulang atau mau tidur disini nemenin ibu?" Tanya Kayla kepada Laura, Rifka yang mendengar ucapan itu hanya menggerlingkan bola matanya malas 'anak sendiri diomelin anak orang disayang heran' batinnya.
"Mau pulang aja, gapapa kan Bukay?nanti Laura pulang sendiri biar ga ngerepotin Bukay sama papah Kevin" Laura beranjak dari duduknya lalu ia melangkahkan kakinya menuju handphone yang sedang di charger.
"No no no, gaboleh pokoknya ibu sama papa harus tanggungjawab anterin Laura sampai depan rumah" ujar Rifka
"Gapapa gue bisa ko pulang sendiri lagian masih siang juga" tolak Laura
-----
Laura sampai di depan rumah dengan selamat. Nia dan Nino sudah menunggunya di teras rumah. Laura pulang diantar oleh Kayla dan Kevin karena Rifka terus memaksanya untuk diantarkan pulang alhasil ia mengalah dan menuruti keinginan Rifka daripada harus beradu mulut dengan sahabatnya gara-gara perkara pulang.
Nia dan Nino mengucapkak terimakasih kepada Kayla dan Kevin karena telah mengantarkan Laura pulang, Kayla dan Kevin pun mengucapkan terimakasih kepada mereka berdua karena telah mengizinkan Laura untuk menjaga Rifka. Kayla dan Kevin tidak mampir terlebih dahulu karena Rifka tidak ada yang menjaga di rumah sakit.
Laura menyalami tangan kedua orangtuanya, lalu mereka bertiga masuk ke dalam rumah. Laura langsung pamit untuk ke kamar karena ia mengantuk, Laura pun meminta maaf kepada kedua orangtuanya karena hari ini ia tidak bisa menyetorkan hafalan. Kedua orangtua Laura memakluminya dan mengizinkan Laura untuk langsung beristirahat.
"Isya dulu Lau, pasti kamu belum isya kan?" Ucap Nino ketika Laura menaiki tangga menuju kamar tidurnya, Laura mengacungkan jempolnya kepada Nino.
Sebelum tidur Laura sholat isya terlebih dahulu dan mengaji surat Al-Mulk yang sudah menjadi rutinitas Laura sebelum tidur. Setelah selesai dengan rutinitasnya, Laura langsung menimpa kasur dengan sprei doraemon yang sangat soft, Laura tertidur pulas tanpa melepas mukenah yang ia pakai. Tidur ternyaman adalah tidur dengan memakai mukena apalagi kalau ketiduran di atas sejadah.
-----
Jam 03.00
Laura dibangunkan untuk sholat tahajud berjamaah oleh Nia. Tak butuh waktu lama anak itu bangun lalu melepas mukenah yang ia pakai semalaman untuk tidur, setelah itu Laura bergegas menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu dengan jalan sempoyongan karena nyawanya belum terkumpul sempurna. Nia yang melihat hal itu tertawa kecil dengan menggelengkan kepalanya "ada saja tingkah anak satu ini" ucap Nia.
Selepas sholat tahajud Laura tidak bisa tidur kembali, akhirnya ia memutuskan untuk melanjutkan menghafal Al-Qur'an. Laura menghafal sampai adzan subuh berkumandang. Setelah mellaksanakan sholat subuh berjamaah di rumah, Laura menyetorkan hafalannya kepada Nia. Laura menyetorkan 4 halaman kepada Nia karena setelah sholat tahajud merupakan waktu yang paling tepat untuk menghafal dimana otak masih fresh dan pikiran belum terbebani dengan apapun.
Laura kembali terlelap ketika ia sedang murojaah di kamar tidurnya.
Pada pukul 06.00 Nia heran kenapa Laura belum juga keluar dari kamar tidur biasanya jam segini Laura sudah siap di meja makan untuk sarapan bersama. Nia melangkahkan kakinya menuju kamar tidur Laura, ia mengira putrinya itu tidur kembali karena sejak pukul 05.30 tadi tidak ada suara yang terdengar dari kamar Laura.
Tok tok tok
Nia mengetuk pintu kamar Laura selama 2 menit namun sang empu tidak merespon sama sekali. Setelah bosan menunggu jawaban dari Laura namun tak kunjung menjawab, Nia pun membuka pintu kamar dan benar saja apa dugaannya itu jika sang anak kembali tertidur.
Laura tidur dengan badan bersandar ke kasur serta tangan yang memegang Al-Qur'an dengan kaki yang diluruskan ke depan. Nia mengabadikan moment tersebut di dalam handphonenya untuk nanti ketika Laura ulang tahun.
Setelah memgambil beberapa poto dari beberapa titik, Nia memutuskan untuk mrmbangunkan sang putri karena waktu sudah siang.
"Laura Lau" Nia menepuk-nepuk pipi tembam Laura
"Kalau tega udah bunda gigit ini pipi" tanpa sengaja Nia mencubit pipi Laura dengan kencang
Sang empu terbangun karena merasakan ada yang mencubit pipinya "Aduhhh" jerit Laura
"Eh maaf obset, habisnya gemes banget ini anak bayi satu" ucap Nia diakhiri dengan senyuman kecilnya
"Jam berapa emangnya bund?" Tanya Laura kepada Nia yang berada di sebelahnya
"Jam 6 tuan putri, mengapa kamu tidur kembali?" Tanya Nia kembali kepada Laura
"Astagfirullah, Omo kesayangan" Laura berdiri dari duduknya lalu menyimpan Al-Qur'an ke tempat semula dan melepaskan mukenah yang ia pakai
"KESIANGAN LAURA BUKAN KESAYANGAN" kesal Nia, Laura tak menghiraukannya ia langsung mrngambil handuk dan berlari ke kamar mandi.
Hari ini adalah jadwalnya pak Wijaya yang merupakan guru matematika minat. Pak Wijaya terkenal sebagai guru killer karena ia selalu menghukum siswa yang telat masuk saat jam pelajarannya dan memarahi siswa yang tidur di jam pelajarannya.
Laura berangkat ke sekolah tanpa sarapan terlebih dahulu karena ia takut terlambat. Laura menjalankan motornya dengan kecepatan yang lebih tinggi dari biasanya. "Nyawa nomor 1 tetapi pelajaran pak Wijaya juga nomor satu. Semoga Allah melindungi dari mara bahaya" monolog Laura saat akan menyalip 3 mobil truk yang berada di depannya. Segala dzikir Laura keluarkan sepanjang perjalanan menuju sekolah.
Setibanya di parkiran siswa Laura menghirup napas panjang serta mengucapkan hamdalah karens ia selamat sampai tujuan. Haya dan Wita sudah menunggu Laura di depan gerbang sekolahan.
"Tumben kesiangan Lau, biasanya lu yang paling gasik" ujar Haya ketika mereka sedang berjalan menuju kelas
"Heem bener banget tuh, terus tadi gue liat lu kebut-kebutan ya dijalan hemm. Gue bilangin lo sama Wafa and Rifka" Wita menatap Laura fengan mata yang menyipit
"Eits jangan dong, kan kita bestie demi kebaikan persahabatan ini jangan omongin yah plis ga lagi-lagi deh gue kebut-kebutan di jalan" ucap Laura dengan mata yang wajah yang diimutkan.
"Iya-iya gabakal, udah ah jangan so imut gitu gue tau lu imut" Laura kegirangan disebut imut oleh Wita. Wita yang melihat hal itu bergidik ngeri.
Rifka dan Wafa pernah melarang bahkan sering melarang ketiga sahabatnya untuk tidak kebut-kebutan di jalan 'mau se urgent apapun tetap utamakan ke selamatan' nasehat mereka berdua kepada ketiga sahabat perempuannya. Rifka dan Wafa tidak mau mendengar salah satu dari mereka jatuh dari motor ataupun naudzubillah tabrakam gara-gara kebut-kebutan di jalan. Maka dari itu Rifka dan Wafa sering berpesan untuk tidak kebut-kebutan di jalan, meskipun keduanya sering kebut-kebutan ketika tidak ada Laura,Haya dan Wafa. agak laen emang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments