Setelah selesai mengerjakan ulangan harian PPKN mereka diperbolehkan istirahat karena waktu masih tersisa 30 menit lagi. Kelas 12 Mipa 1 berbondong-bondong pergi ke kantin untuk menyegarkan tenggorokan setelah berpikir kritis.
Laura, Haya, dan Wita membeli batagor dan risol mayo kesukaan mereka, sedangkan Wafa dirinya membeli mie ayam karena tadi pagi dirinya lupa sarapan. Setelah mereka berempat sudah selesai jajan, mereka pergi ke kelas untuk memakannya.
"Semalam lu pada pulang jam berapa dah?" Tanya Laura ketika mereka sudah sampai di kelas. Mereka berempat duduk di meja masing-masing dengan Laura dan Wafa menghadap ke belakang.
"Kalau gue sama Haya jam berapa ya?" Wita menoleh ke arah Haya yang sedang sibuk menyuapkan batagor ke mulutnya
"Ga lama dari Laura pulang kita pulang, gatau kalau tu bocah" Haya melirik ke arah Wafa yang berada di sebelah Laura.
"Gue?kalau gue jam 1" semalam Wafa pergi ke rumah sakit menggunakan motor karena ia tidak mau diantar oleh sopirnya menggunakan mobil, katanya si 'ga ah malu, aku kan cowo', padahal tujuannya agar ia bebas pulang kapan saja.
"Buset, pantesan daritadi lu ngantuk mulu Samsul" Haya menatap tajam ke arah Wafa "Kalau lagi makan itu makan dulu, jangan sambil ngegame, heran gue" Haya merebut handphone Wafa lalu menyimpannya di saku rok.
"Hem" Wafa hanya pasrah dan melanjutkan makannya.
"Bund, mau pulang mau sekolah" rengek Rifka kepada Kayla
"Sekolah apa ketemu Laura?" Ledek Kayla, Rifka selalu menceritakan tentang Laura kepada Kayla sehingga Kayla menganggap bahwa anaknya itu mempunyai rasa suka kepada Laura.
Kayla mengakui bahwa Laura adalah gadis yang sangat cantik dan perhatian meskipun perhatiannya tidak seperti perempuan pada umumnya, Laura memiliki cara tersendiri.
"Appaan sih, Laura mulu" Rifka kembali scrool tiktok setelah mendengar jawaban dari Kayla
"Terus siapa?Haya?atau Wita?" Kayla duduk di sebelah Rifka, untuk melihat wajah kesal sang putra.
"Terserah bunda yang penting jangan Wafa karena aku masih waras" kesalnya.
"Yaudah, nanti bunda suruh Laura buat mampir ke sini setelah pulang sekolah, sekalian jagain kamu karena bunda mau pulang terlebih dahulu buat ngasih makan si Michi" Kayla memiliki kucing yang sangat gemas yang ia beri nama Michi, kucing itu adalah hadiah ulang tahun Kayla kemarin.
"Kan ada ayah, ada bibi (ART) juga ga mungkin kalau mereka tega ga ngasih makan si Michi sedangkan tu kucing kalau ga dikasih makan mukanya bakal imut banget sambil ngedeketin terus ngeong-ngeong" Ujar Rifka
"Ayahmu kan kerja sayang" jawab Kayla sambil membereskan baju kotor Rifka ke dalam tas, agar nanti ketika Laura datang ia langsung bisa pulang.
"Kan ada para bibi bund, bunda mau kemana sih?kalau bunda pulang aku juga pulang, titik" Rifka melihat kesal kepada Kayla yang sedang membereskan baju
"Sebentarr doang, lagian nanti kan ada Laura yang nemenin kamu. Udah diem, bunda udah izin sama Nia, Laura nya juga mau ko" Kayla menutup resleting tas yang berisi baju, lalu ia kembali duduk di kursi yang berada di sebelah Rifka
"Serah" final Rifka
Ketika sedang istirahat jam ke-2 ada pesan WhatsApp masuk ke handphone Laura lantas ia membukanya, ternyata itu chat dari Kayla yang menyuruhnya untuk mampir ke rumah sakit sepulang sekolah.
"kenapa Lau?" Tanya Haya yang menyadari Laura kebingungan ketika membuka handphone.
"Ouh itu, kata Bukay nanti sepulang sekolah kita mampir ke rumah sakit dulu soalnya Bukay mau pulang buat nyimpen cucian" jelas Laura lalu ia kembali memakan mie instan yang tadi ia beli bersama dengan Haya dan Wita.
"Boleh, tapi kayaknya gue gabisa lama soalnya tadi mamiNat nyuruh gue pulang cepet" ucap Haya, ibu Haya bernama Natalia tetapi keempat sahabatnya memanggil Natalia dengan panggilan mamiNat
"Gue nebeng, soalnya gue gabawa motor karena tadi pagi dia bocor" timpal Wita
"Waf, nanti lu bawa Wita yah" ujar Laura
"Kenapa ga sama lu aja atau sama Haya?" Tanya Wafa tanpa menatap mereka bertiga karena ia sedang sibuk maen game
"Lu tau sendiri, Wita kalau dibonceng gabisa diem gue takut kalau nyungsep kalau sama lu kan gabakal nyungsep secara lu laki" Jawab Haya, tidak ada kata diam bagi Wita ketika sedang dibonceng entah mengapa anak itu selalu ada saja tingkahnya yang bisa membuat celaka.
Jam 15.45
Bel pulang berbunyi semua siswa berhamburan keluar kelas menuju parkiran terkecuali siswa yang piket. Hari selasa jadwal piket Laura, Haya, Lina, Aini dan Kiko. Wafa dan Wita terpaksa harus menunggu mereka terlebih dahulu, Laura sudah mempersilahkan keduanya untuk pergi duluan tetapi Wafa kekeh tidak mau.
Laura dan Haya memilih untuk menyapu kelas agar cepat sedangkan Lina dan Aini kebagian untuk mengepel dan Kiko menghapus bor serta membuang sampah ke bank sampah yang berada di belakang kelas.
Setelah Wafa dan Wita menunggu cukup lama akhirnya mereka berdua selesai, mereka pamit kepada Aini dan Lina yang masih ngepel setelah itu mereka melangkahkan kakinya menuju parkiran. Haya dan Wafa mengeluarkan motornya sendiri karena parkiran sudah sepi jadi tidak susah untuk mengeluarkan motor seperti di hari-hari biasa.
Laura dan Haya jalan terlebih dahulu lalu disusul oleh Wafa dan Wita. Sebelum berangkat ke rumah sakit, Laura ditelpon oleh Kayla karena takutnya ia lupa untuk mampir ke rumah sakit dan Kayla pun berkata bahwa dirinya sudah meminta izin kepada Nia agar Laura menjaga Rifka sampai isya nanti, Nia menyutujui nya asalkan Laura pulang tidak sendirian.
Sesampainya di rumah sakit mereka memarkirkan motor terlebih dahulu.
"Bukain woy, aduh pusing kepala gue kayak bawa beban idup lu" ucap Wita kepada Wafa, Wita memakai helm Wafa saat berangkat tadi awalnya ia tidak mau karena helm itu bukan helm bogo tetapi Wafa memaksanya, akhirnya ia pasrah memakai helm tersebut. Wafa sengaja memakaikan helm yang biasanya ia pakai ke sekolah kepada Wita dengan tujuan agar Wita diam serta tidak banyak tingkah saat berada di motor, Wafa tidak masalah jika dirinya tidak memakai helm asalkan orang yang dibelakangnya diem.
"Ekhem" dehem Haya yang melihat adegan Wafa melepas helm dari kepala Wita
"Batuk bu haji, minum buku komik. Batuk hilang, halu lancar" ucap Laura
Setelah melalui percakapan random akhirnya mereka memasuki rumah sakit karena Kayla sudah menelpon Laura agar cepat-cepat sampai di rumah sakit.
Wafa langsung membuka pintu ruangan Rifka tanpa mengetuknya terlebih dahulu "Apakabar brodi, kelas sepi tanpa lu, tadi Bu Siti juga nanyain lu kemana terus dia bilang pantesan daritadi kelas ini sepi, sunyi, aman dan damai" Wafa duduk di kursi yang berada di ujung kamar ruangan Rifka setelah menyalami Kayla.
"Terus lu jawab apa?" Tanya Rifka
"Ini teman-temannya udah pada dateng, ibu pamit mau pulang dulu kasian si Michi gaada yang nemenin tidur. Babay assalamualaikum" Kayla keluar dari ruangan tersebut dengan menenteng tas yang berisi baju kemarin malam.
"Ya gue jaw-" belum juga selesai berbicara Kayla membuka pintu dan berkata "Laura jagain ya, urusan pulang nanti Bukay anterin. Nanti Bukay kesini lagi abis Maghrib" setelah mengucapkan hal demikian Kayla kembali menutup pintu
"Wih apaan t-" baru saja Wafa akan menyelesaikan perkataannya tetapi Kayla kembali menampakkan wujudnya di balik pintu "Nanti ada gocar yang bawain kamu baju, terima ya, tenang itu baju baru. Jangan lupa mandi kalau bajunya sudah sampai karena ibu juga beliin kamu peralatan buat mandi,, bye" Kayla kembali menutup pintu ruangan setelah itu ia melangkahkan kakinya menuju halaman rumah sakit untuk menunggu sang suami yang akan menjemputnya.
"Ibu lu kenapa dah?" Tanya Wafa setelah 5 menit Kayla menutup pintu.
"Gatau aneh, lu dikasih apa sama ibu gue Lau?kok bisa nurut gitu" Tanya Rifka kepada Laura yang sedang bercerita dengan Haya dan Wita di kursi yang berada di pojok ruangan.
"Gak, gue ga di kasih apa-apa" Jawab Laura seadanya
"Terus kenapa lu mau nungguin gue sampai nanti dia balik lagi?mana nyampe malam lagi" Rifka kembali bertanya karena ia penasaran apa yang membuat Laura menyetujui keinginan ibunya padahal Laura adalah anak yang anti rumah sakit karena ia tidak kuat dengan bau obat akan tetapi Rifka di rawat di ruangan VVIP dan rumah sakitnya bukan rumah sakit biasa jadi bau obat tidak terlalu tercium.
"Ga kenapa-kenapa, yang ada Bukay yang ngapain pake izin segala minjem gue ke bunda buat nemenin lu sampai isya dan anehnya bunda ngizinin lagi" Ujar Laura tanpa melihat ke arah Rifka karena entah mengapa moodnya tiba-tiba hilang saat tadi Haya disuruh pulang pukul 16.30 karena tanpa Haya perghibahan mereka tidak akan berjalan lancar.
"Ekhem, kayaknya ada yang mau di jod-hmmft" celetuk Wita untung saja Haya gerak cepat untuk menutup mulut sahabatnya itu, Haya sadar mood Laura sedang tidak baik ketika dirinya berkata bahwa ia harus pulang pada pukul 16.30 dan jika mood Laura buruk lalu ada yang berkata yang tidak-tidak maka Laura akan diam seribu bahasa.
"Lau, gue pulang duluan gapapa ya?soalnya ini udah jam 16.15 gue takut macet di jalan" Haya pamit kepada Laura meskipun ia tidak enak meninggalkan Laura dan Wita berdua dengan kedua sahabat laki-lakinya tetapi mamiNat sudah menyuruhnya untuk segera pulang.
"Iya gapapa, hati-hati ya nanti kalau udah sampai kabarin" ucap Laura, sebisa mungkin ia mengubah moodnya agar kembali baik lagi. Laura mengantar Haya sampai di depan rumah sakit sekalian ia menunggu abang gocar dan goofoed.
Haya pulang terlebih dahulu lalu tak lama dari itu abang gocar dan goofoed datang secara bersamaan jadi Laura tidak perlu menunggu lebih lama. Laura kembali ke ruangan Rifka dengan kedua tangan yang menenteng kresek putih.
"Wuih makanan tu" ucap Wafa
"Makan nih, biar nanti pulang ga diomelin emak karena belum makan" Laura membeli 3 ayat mekdi + nasi untuk mereka makan.
"Buat gue?gaada?" Tanya Rifka dengan nada yang lemas, ia sudah berharap akan makan enak saat tadi Laura masuk ke ruangan membawa kresek mekdi tetapi nyatanya ia tidak dibelikan.
"Gaada, lu kan masih sakit Rifka jadi lu harus makan masakan rumah sakit" Ucap Laura
"Gue mau dikit aja" Rifka menyatukan dan jari manisnya dengan tatapan mata seperti anak kecil meminta eskrim
"Gaboleh, lagian masakan rumah sakit ini ga kayak rumah sakit pada umumnya" Laura tetap tidak mau mengasih Rifka ayam mekdi tersebut karena ia takut salah.
"Waf, bagi dong kan lu sahabat gue, pasti lu ga tega kan liat gue ngeliatin kalian makan. Ayo Waf dikit aja" bujuk Rifka kepada Wafa setelah mendapat tolakan dari Laura.
"Nih gue suapin" ucap Wafa
Laura memegang tangan Wafa yang akan menyuapkan makanan tersebut ke dalam mulut Rifka "No no no, gaboleh udah biarin aja" ucap Laura.
"Tega lu, unfriend lah kita" kesal Rifka kepada Laura
"Serius deck?" Tanya Laura dengan tangan yang menyuapkan nasi kedalam mulutnya.
"Becanda kack" jawab Rifka
"Udah diem, ngomong mulu makan" ujar Wita yang sedari tadi khusu' menikmati ayam mekdi. Mereka semua terdiam dan melanjutkan makan kecuali Rifka yang kembali scrool tiktok agar ia tidak melihat para sahabat laknat nya memakan ayam.
Setelah mereka selesai makan, Wafa dan Wita izin untuk pulang karena hari sudah menjelang petang dan Wafa harus mengantar Wita terlebih dahulu. Jarak antara rumah Wafa dan Wita cukup jauh dan beda arah tetapi itu tak masalah bagi Wafa karena bagaimanapun yang membawa Wita kesini adalah dirinya jadi ia harus mengembalikan Wita dengan baik dan utuh.
"Hem hati-hati, jangan macem-macem lu ama Wita, pastikan Wita selamat sampai rumah awas lu kalau nurunin ni bocah di perempatan" ancam Laura kepada Wafa
"Iya iya nanti gue turunin ni bocah di depan tempat pemakaman umum" Wafa membawa tas yang menggantung di hanger.
"Tega kau mas" ucap Wita dengan dramatis
"Udah sono lu pada, keburu magrib" titah Rifka
"Hilih, bilang aja lu mau berduaan ama Laura. Nih Lau, kalau tu bocah gombalin lu atau macem-macem sama lu tendang aja palanya biar dia langsung deket sama Tuhan" ujar Wafa lalu setelah itu ia ngacir keluar dari ruangan Rifka
"Gaje"
"Gue duluan ya" ucap Wita
"Kalau udah nyampe kabarin gue, maaf gue gabisa anter lu sampai depan"
"Iya gapapa sans aja, lu baik-baik ama tu bocah, bye assalamualaikum" Wita bersalaman terlebih dahulu dengan Laura dan Rifka dan tak lupa ia memberikan kisbyee kepada Laura lalu setelah itu ia meninggalkan ruangan Rifka.
"Mandi sono, bau matahari" ucap Rifka kepada Laura ketika melihat Laura duduk dan memegang handphone
"Nanti" jawab Laura
"Udah mau Maghrib Laura Kinara Aravia"
"Iya bentar, ini juga mau nih" Laura berdiri dari duduknya dengan masih melihat handphone.
"Simpen handphonenya di meja atau simpen handphonenya di gue hem?" Ucap Rifka, Laura langsung menyimpan handphone di meja dan melangkahkan kakinya ke kamar mandi
Hanya membutuhkan waktu 20 menit untuk Laura mandi, setelah mandi Laura melaksanakan sholat Maghrib karena adzan dudah berkumandang.
"Maa syaa Allah, baru kali ini gue liat ni anak bawaannya adem" Rifka tak henti-hentinya menatap Laura dari awal sholat sampai salam
"Ngapain lu liatin gue? nge-fans ya sama muka cantik gue" Ucap Laura ketika dirinya selesai sholat dan melihat Rifka yang memandangnya begitu lekat
"Sorry, selera gue Lisa blackpink" Rifka mengalihkan pandangannya ke arah lain setelah Laura menyadari bahwa dirinya menatap Laura.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments