Pukul 15.45
Waktunya para siswa dan siswi SMA Galaksi untuk pulang ke rumah masing-masing. Laura berjalan menuju ke parkiran bersama keempat sahabatnya.
Setiap harinya Wafa dan Rifka akan mendadak jadi tukang parkir untuk Laura, Haya dan Wita, meskipun ketiga perempuan tersebut tidak membayarnya tetapi mereka ikhlas asalkan mereka bertiga pulang bersama mereka, meskipun rumah Wafa dan Rifka berbeda arah dengan ketiga sahabatnya itu tetapi mereka harus tetap bisa melihat ketiga perempuan itu pulang bersama dengan mereka.
Selagi Wafa dan Rifka bersekolah mereka bertiga tidak perlu repot-repot untuk mengeluarkan motor yang sudah di tata dengan rapi oleh petugas parkir.
SMA Galaksi memiliki lahan parkir yang begitu luas karena siswanya hampir mencapai 800 orang dan rata-rata dari mereka membawa motor satu persatu.
Setelah Wafa dan Rifka mengeluarkan motor milik ketiga sahabatnya, barulah mereka mengeluarkan motor mereka masing-masing.
Mereka berlima memang merupakan anak pengusaha sukses tetapi mereka tidak mau jika harus diantar jemput menggunakan supir pribadi keluarganya saat sekolah, lebih baik mereka membawa motor seperti halnya siswa dan siswi yang lain.
Mereka berlima pulang kerumah masing-masing tak lupa mereka pun memberikan salam perpisahan yang sudah menjadi kebiasaan mereka sejak dulu.
Laura sampai dirumah pukul 16.00, jika pulang sekolah Laura tidak pernah kebut-kebutan di jalan tetapi berbeda lagi ketika berangkat sekolah.
Ketika kelas 11 seringkali Laura datang terlambat ke sekolah sampai-sampai ia mendapat surat teguran dari BK. Tetapi Laura tetaplah Laura yang hanya akan melakukan sesuatu sesuai dengan mood nya jika sesuatu tersebut bisa dilakukan bukan di waktu itu juga.
Laura tidak pernah dituntut untuk pintar dan masuk 3 besar tetap Laura harus memiliki pengetahuan agama yang dalam.
Sejak Laura berusia 10 tahun, Nia sudah mengajarkannya membaca Al-Qur'an. ketika Laura berusia 11 tahun barulah ia mulai menghafal Al-Qur'an serta hadist.
Laura selalu dibebaskan untuk bermain tetapi ia selalu meluangkan waktu selama 2 jam setiap harinya untuk mengulang hafalannya agar tidak lupa. Laura sudah hafal sebanyak 27 juz yang artinya tinggal 3juz lagi yang harus ia hafal.
Setibanya di rumah, Laura melangkahkan kakinya menuju kamar tidur, ia berniat akan langsung mandi karena cuaca sangat panas sehingga cocok untuk berendam di air mineral. Fyi, Laura jika berendam selalu menggunakan air lee mineral alasannya yaitu karena ada manis-manis nya.
"LAURAAAAA" Nia menggedor pintu kamar Laura dengan bar-bar
"Lau?" Nia masuk setelah menggedor-gedor pintu kamar tetapi tidak ada respon
"LAURAA KINARA ARAVIA, Yuhu anakku dimana kamuuu?apakah sudah pulang?" Ucap Nia, sambil meneliti setiap sudut untuk mencari kehadiran Laura
Laura menepuk jidatnya, ia lupa ketika pulang tadi tidak menyalami Nia. "Baru juga mau berendam, huh sabar" Laura keluar menggunakan handuk untuk menemui Nia terlebih dahulu, lalu setelah itu ia akan lanjut mandi.
Nia merupakan tipe bunda yang sangat khawatir kepada anaknya, jika Nia sudah melihat motor Laura berada di depan rumah namun Laura tidak menyalami ketika pulang maka ia akan mencarinya hingga ketemu terkecuali ketika Laura sudah meminta izin untuk kerja kelompok atau tugas-tugas sekolah yang lainnya.
Nia dan Nino tidak pernah mengizinkan Laura main ketika pulang sekolah di jam 15.45 namun ketika Laura pulang lebih awal maka mereka dengan senang hati akan mengizinkannya dengan syarat Laura harus mengirim poto dengan siapa saja dia pergi dan kemana.
Setiap harinya Laura memiliki target setoran Al-Qur'an, walaupun satu hari hanya satu ayat tapi itu sangat bermanfaat baginya.
Laura akan menyetorkan hafalannya kepada Nia atau Nino terlebih dahulu, barulah ketika hari Jum'at Laura menyetorkan hafalannya kepada ustadzah yang Nia panggil langsung dari ponpes terbaik untuk membimbing hafalan Al-Qur'an Laura setiap hari Jum'at ba'da isya.
Setelah sholat Maghrib berjamaah di rumah dengan diimami oleh Nino, Laura mendekati Nia untuk menyetorkan hafalannya sambil murojaah dari ayat pertama sampai ayat yang sekarang ia hafal, biasanya Nia akan mengetes hasil hafalan yang hari ini terlebih dahulu setelah itu barulah ia mengetes hafalan surat yang sedang Laura hafalkan dari ayat satu sampai ayat yang sekarang.
Laura selalu merasakan senam jantung ketika akan menyetorkan hafalan karena muka Nia selalu berbeda ketika dirinya sedang menyetorkan hafalan dengan kesehariannya di rumah. Nia akan terlihat lebih serius dengan tatapan matanya yang tajam.Seringkali Laura lupa dengan awal ayatnya sehingga ia harus menghafal kembali.
Setelah selesai menyetorkan hafalan Al-Qur'an. Laura dan kedua orangtuanya akan berkumpul di ruang keluarga untuk menonton televisi dan bercerita tentang tentang hari ini sampai adzan isya berkumandang.
Setiap hari Nino selalu menyempatkan waktu untuk berkumpul dengan keluarga kecilnya meskipun itu hanya sebentar, tapi bagi mereka sangatlah berharga.
Setelah sholat isya, keluarga kecil Nino makan malam dengan masakan yang sudah di sajikan oleh ART nya.
Lalu setelah makan malam selesai,Laura berpamitan kepada kedua orangtuanya untuk ke kamar tidur, sebelum tidur Laura menyiapkan buku pelajaran untuk hari besok dan melihat takutnya ada tugas yang belum ia kerjakan ataupun ada ulangan harian.
Setelah semuanya selesai barulah ia akan memegang handphone untuk berchat ria dengan keempat sahabatnya.
Hari ini Laura bangun kesiangan, ia melewatkan sholat tahajud tetapi untungnya Laura masih bisa mengikuti sholat subuh berjamaah di rumah.
Semalam Laura tidur pukul 23.00 karena Rifka mengalami kecelakaan yaitu terjatuh dari motor saat dirinya pergi ke alfamart untuk membeli cemilan pada pukul 09.25 untungnya masih ada orang yang berkeliaran sehingga Rifka ditolong dan dibawa ke rumah sakit terdekat dengan cepat.
Laura, Wita, Wafa dan Haya pergi ke rumah sakit pada pukul 09.45 mereka tau Rifka kecelakaan karena Kayla-ibu Rifka memberitahu mereka. Mereka berempat berangkat menggunakan mobil dengan diantar oleh supir mereka masing-masing.
Sesampainya di rumah sakit Laura dan ketiga sahabatnya langsung mencari ruangan yang ditunjukkan oleh Kayla.
Ketika mereka berempat datang, Rifka sudah tersadar dari pingsannya. Wafa menahan tawa ketika melihat sahabatnya terbaring di kasur rumah sakit.
"Hust" Haya menoyor kepala Wafa cukup keras
"Tuman" sambung Wita dan Laura
"K-kok hftt lu bisa jatoh dari motor gimana maksudnya" Tanya Wafa kepada Rifka yang berada di depannya
"Berisik samsul, kata orangtua kalau ngetawain orang yang kecelakaan nanti pas pulang yang ngetawain itu bisa kecelakaan juga" jawab Rifka yang berniat menakut-nakuti Wafa agar ia tidak terus-menerus menertawakan dirinya.
"Weh selow bang, engga engga gue ga ketawa ya ga Lau?" Wafa langsung merubah ekspresi wajahnya setelah mendengar perkataan itu karena Laura pernah berkata 'Do'a orang yang terdzolimi itu cepat terkabul'
"Serah, gimana coba ceritain kok bisa-bisanya cucu Rossi nyungsep kek gini, sampai tu jidat di perban" tanya Laura krpada Rifka, nampaknya Laura sangat khawatir kepada sahabatnya yang satu ini.
"Gue bakal cerita, asalkan lu berempat janji sama gue gabakal nertawain" Rifka menyodorkan jari kelingkingnya kepada keempat sahabatnya
"IYA, JANJI" ucap mereka berempat
"Oke, jadi giniiiiiiiii, janji kan?awas lu pada kalau nertawain" Rifka memberikan tatapan tajam kepada para sahabatnya
"IYA, RIFKANA ALVIANSYAH JANJI"
"Syutttt" Kayla meletakkan telunjukkan di depan mulut
"Maaf buKay" keempat sahabat Rifka memanggil nama ibunya dengan sebutan "Bukay", yang merancang sebutan itu pertamakalinya tentu Wafa lalu lama-kelamaan diikuti oleh ketiga sahabat perempuannya.
"Tadi gue udah bilang kan sama kalian, kalau gue mau ke alfamart buat beli cemilan karena tadi siang ibu gue lupa ga beli cemilan buat stok dirumah jadi sebagai anak yang mandiri gue pergilah ke alfamart sendirian."
" Nah terus waktu berangkat masih oke semuanya aman tidak apa-apa. Nah, pas pulang gue udah ngerasa ga enak nih untung gue bawa motor yang NMAX jadi belanjaan yang gue beli gue masukin ke dalam bok motor. Pas di jalan yang lampunya aga remang-remang gitu ada koching item lagi nongki di tengah jalan, dari kejauhan gue ngiranya itu batu tapi pas gue ngelewatin tu hewan, dia jalan dong anjirt gimana gue ka kaget coba mana kucingnya item lagi" Haya, Wafa, Wita dan Laura berusaha menahan tawa agar Rifka bisa melanjutkan ceritanya.
"Teruss?" Ujar Haya
"Nah, terus gue terkejut dong karena awalnya gue kira itu batu dan dengan tololnya ni tangan spontan narik gas untung gue cuma nabrak pohon kelapa" Rifka menarik nafasnya setelah ia menceritakan kejadian yang membuatnya bisa sampai masuk rumah sakit.
"Bwahahahahaha, seorang Rifkana Alviansyah menabrak pohon kelapa gara-gara batu yang berwujud kucing hitam di tengah jalan bwahahaha" Wafa sudah tidak bisa menahan tawanya, Haya dan Wita yang mendengar ucapan Wafa ikut tertawa.
"Tapi motor lu gapapa?kasian tu motor mana baru di beli satu minggu yang lalu untung cash kalau nyicil kan sayang belum lunas udah pernah nabrak pohon kelapa. Lain kali kalau punya motor baru itu ajak cewe jalan bukan malah diajakin eksperimen nabrak pohon kelapa." Ucap Laura dengan muka polosnya
"Mata lu eksperimen, lu semua bukannya menghibur sahabatnya yang sedang terkena musibah malah nertawain abis-abisan" Rifka memalingkan mukanya dari keempat sahabatnya.
"Mu-musibah?musibah nabrak pohon kelapa maksud lu?" Tanya Haya
"Bwahahahahaha, kasian pohon kelapanya lagi diem, adem, ayem, aman tentram dan damai malah ditabrak Rifka" Wafa tidak berhenti tertawa ketika mendengar ucapan ketiga sahabat perempuannya, yang ditertawakan hanya diam serta menatap malas kepada keempat sahabatnya.
Laura pulang terlebih dahulu karena Nia sudah menelpon. Jarak antara rumah sakit dari rumah cukup jauh, untung saja pak Dio-supir keluarga Nino siap mengantar kemanapun dan kapanpun.
Hari ini Rifka tidak bersekolah, mungkin selama seminggu ini ia akan izin tidak masuk kelas agar bisa cepat pulih dan minggu depan bisa kembali ke sekolah dengan keadaan baik-baik saja.
Kelas tanpa Rifka bagaikan teh tanpa gula HAMBAR. Rifka adalah ketua kelas yang merangkap sebagai pelawak kelas, maka dari itu jika dirinya tidak bersekolah maka kelas akan sepi dan sunyi, Wafa pun mendadak jadi cool dan pendiam di kelas.
Ketika Rifka tidak bersekolah, Wafa akan mengikuti ketiga sahabat perempuannya kemanapun mereka pergi kecuali ke kantin. Wafa sudah bagaikan bodyguard bagi ketiga perempuan itu.
Mereka berlima tidak mempunyai pacar, ketika ada satu laki-laki yang mendekati Wita,Haya atau Laura yang akan maju terlebih dahulu pastinya Wafa dan Rifka. Oleh karena itu, ada 2 pilihan untuk semua laki-laki yang jatuh cinta kepada ketiga cewe tersebut, yang pertama mereka harus lebih cakep dan pintar daripada Wafa dan Rifka.
Sedangkan di sekolah yang paling pintar adalah mereka berdua, meskipun Wafa hobbynya hp miring tapi nilainya selalu melonjak tiap tahun layaknya saham kedua orangtua mereka berlima, lalu mereka harus bisa bela diri dan harus bisa mengalahkan Wafa dan Rifka karena syarat mencintai salah satu dari ketiga sahabat perempuannya adalah bisa menjadi bodyguard agar mereka selalu merasa nyaman dan aman. Pilihan kedua adalah cintai mereka dalam diam, minta langsung kepada Tuhan yang menciptakan mereka.
Wafa dan Rifka tidak pernah mencintai seorang perempuan terkecuali kepada ketiga sahabatnya, cinta mereka kepada Laura,Haya dan Wafa sama persis dengan cinta mereka kepada ibunya. Mereka bertiga sudah bagaikan adik yang harus Rifka dan Wafa jaga dengan baik.
Jika senin kemarin merupakan senin yang sangat indah, maka hari Selasa ini merupakan hari yang sangat tidak indah karena adanya ulangan harian dadakan PPKN. Hampir 75% siswa lemah dalam pelajaran PPKN, padahal ini pelajaran penting namun entah mengapa rasanya pelajaran ini lebih sulit daripada matematika, kimia dan fisika.
Ulangan harian PPKN selalu mendadak, tujuannya cukup bagus yaitu untuk mengetes siswa apakah mereka belajar ketika tidak adanya pemberitahuan ulangan atau mereka hanya belajar ketika akan diadakannya ulangan.
Kali ini, ibu Siti-guru mata pelajaran PPKN kelas 11&12 memberikan 5 soal pilihan ganda serta 5 soal essay.
"Baru jam pertama, udah dikasih beginian" gerutu Haya dengan tangan kanan yang memegang pulpen.
"Siapa itu yang berbicara?" Tanya Bu Siti yang sedang membagikan lembar soal kepada setiap meja.
"Itu bu, tadi pulpen saya jatoh terus diambil sama kecoa, mana pulpennya h-tec, baru beli lagi" jawab Haya seadanya, Wita dan Laura yang mendengar jawaban random itu hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Kerjakan, jangan marah-marah mulu masih pagi nanti kamu cepat tua" Bu Siti memberikan lembar soal kepada Haya dan Wita
"Loh?kamu laki kok duduk di sini Waf?" Tanya bu Siti yang baru menyadari Wafa berada di sebelah Laura
"I-itu Rifka ga sekolah jadi saya duduk disini" jawab Wafa dengan jujur. Laura duduk sendirian karena teman sebangkunya pindah sekolah sedangkan Wita dan Haya duduk di belakang bangku Laura
"Pantesan daritadi kelas sepi ternyata gaada tu anak, kenapa katanya di ga sekolah?" Bu Siti bertanya kepada Wafa sambil berjalan menuju meja guru.
"Nabrak pohon kelapa gara-gara kucing hitam" Ucap Rifka dengan santay.
"HAH?maksudnya gimana ko bisa?" Tanya bi Siti kembali, Wafa menjelaskan tragedi yang menimpa Rifka semalam, Haya, Wita dan Laura ikut serta dalam menjelaskan hal tersebut.
"Jadi gitu bu ceritanya" ujar Rifka setelah selesai bercerita, Bu Siti berusaha agar tetap cool dan tidak tertawa ketika mendengar kejadian langka yang dialami oleh Rifka.
"Yasudah, kita doakan saja semoga Rifka cepat pulih dan bisa kembali bersekolah. Kerjakan selama 45 menit nanti ibu kembali lagi harus sudah selesai, jangan ada yang nyontek ke buku jangan ada yang searching ke mbah dan jangan bekerjasama. Tuhan beserta cctv membersamai kalian semua. Assalamualaikum" Kebiasaan Bu Siti ketika tidak ada materi yang dibahas maka ia akan meninggalkan kelas lalu kembali ke ruang guru dan nanti ketika waktunya tinggal 5 menit maka ia akan kembali ke kelas untuk mengambil jawaban.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments