Setelah Haidar menunggu beberapa lama akhirnya suara ketukan pintu terdengar dan dia membukanya, seorang pemuda berdiri di depan pintu dengan mententeng sekantung plastik berisi makanan, Haidar menerimanya lalu membayar sejumlah uang dan pengantar makanan itu pun pergi dengan sepeda motornya yang terparkir di halaman.
Haidar menutup pintu rumah lalu berjalan ke ruang makan dan mengeluarkan semua makanan yang di belinya dan meletakan di meja, kemudian dia memanggil Vino untuk keluar bergabung dengannya.
Vino keluar dari kamar dengan tampilan yang segar karena sudah membersikan dirinya sehabis bepergian. Dia menyeret kakinya berjalan dan duduk di depan meja makan, mengambil satu kotak makanan serta membukanya lalu memakannya.
Mereka makan dengan tenang dan lahap, setelah selesai mereka duduk di sofa ruang tamu sambil berbincang- bincang ringan dan tak menghiraukan koper-koper yang berjejer di sudut ruangan.
Mereka beristirahat kembali di ruangan mereka masing-masing hingga sore hari.
Setelah Badan di rasa cukup fit mereka membongkar kopernya dan menata kembali di walk in closet di kamar mereka masing-masing.
Di kamar Vino tenggelam dengan video call bersama Gloria. "Apa kau sudah membukanya?" tanya Vino pada Gloria
"Sudah sangat indah aku sangat menyukainya," katanya pada Vino.
"Syukurlah, jika kau menyukainya, aku Ingin segera melihatmu memakainya, andai aku sudah lulus dari sekolahku saat ini mungkin aku sudah meminta ayahku untuk meminang mu sebagai istriku, Glo. Sayangnya aku masih sekolah," katanya pada Gloria sambil tersipu malu.
Gloria tertawa. "Bersabarlah semoga saja kita berjodoh," kata Gloria.
Kau sangat cantik sekali Gloria. Namun, kenapa kau kelihatan pucat, apa kau sakit?" tanya Vino pada Gloria.
"Tidak hanya sedikit lelah saja karena di sekolah sangat banyak kegiatan di sana Jadi aku sedikit lelah," kata Gloria.
Bagaimana kalau kamu pindah sekolah di sini saja kegiatanmu nanti akan aku bantu biar kau tidak terlalu lelah kata Vino.
Gloria kembali tertawa. mana mungkin aku sekolah di sana kok ini ada-ada saja."
"Ya barangkali bisa kan kita setiap hari bisa bertemu kata Vino sambil tertawa.
"Bukankah kita setiap hari bisa bertemu walaupun hanya dengan video call dan bisa berbincang-bincang seperti ini?" kata Gloria sambil tersenyum.
"Ya bedah lah, Glo. Tidak seperti kita bertemu langsung, Aku akan bisa menghirup wangi tubuhmu walaupun kita tak bisa saling bersentuhan," kata Vino membuat Gloria tersipu.
"hahaha kau bisa saja, Vin," jawab Gloria.
Oh, rasanya aku ingin terbang saja kesana, kata Vino tak sanggup menutupi perasaan hatinya.
"Sudah yaa, nanti Ayah marah kata Gloria pada Vino.
"Baiklah, tapi besok Vicall lagi yaa," kata Vino lalu menutup dengan salam.
Selama dia Vidio call Vino memotret Gloria berkali-kali, sehingga ia bisa memandang protretnya tampah merasa bosan.
ketukan pintu terdengar tiga kali dan suara memanggilnya dari luar kamar Vino waktunya makan malam atasan ayah.
Vino pun bergegas keluar kamar dan berjalan menuju meja makan duduk di sana bersama ayahnya menikmati makan malam yang dibuat sang ayah.
"Ayah bikin apa?" tanya Vino.
Haidar terkekeh, Kau lihat sendiri ayahmu bikin apa," katanya pada putranya.
"Kalau begini sih aku bisa ayah tidak perlu Ayah yang memasak," kata Vino
"Sudah jangan protes yang ada di kulkas cuma ada telur ya jadi itu yang kita masak," kata Haidar tertawa.
Mereka pun makan dengan lahapnya walaupun dengan lauk sederhana sambal terasi dengan dadar telur tetap membuat kenikmatan mereka untuk bisa menikmati makan malam berdua
"Aku lihat kamu lain Boy, Apa ada seseorang yang kau sukai?" tanya Haidar.
"Kalaupun ada belum waktunya Ayah tahu karena aku kan masih sekolah Ayah belum berkewajiban untuk memenangnya untuku, kan percuma saja kalau aku bilang ke ayah, siapa yang aku sukai itu kalau belum bisa meminangnya," kata Vino sambil terkekeh
kau ini Boy bisa saja, kalian bisa saling membina dulu," kata sang ayah
"Dia beda yaa, dengan gadis-gadis lainnya dan ayahnya pun juga tidak memperbolehkan kita selalu bertemu ayah, lagipula mustahil lah untuk bertemu jarak kita itu jauh," jelas Vino
"Ayah curiga kamu terikat dengan gadis sana ya," tebak sang ayah.
Vino pun tertawa. "Ayah ayah bisa saja menebak."
Tentu Boy ayahmu ini pintar menebak, apalagi raut mukamu itu tidak bisa menyembunyikannya dari ayah, kamu itu terlalu bahagia hari ini, jangan-jangan waktu di kamar kamu sedang bervideo call dengan dia," tebak Haidar lagi
"Kenapa yang tebakan Ayah semua benar, apa Ayah seorang cenayang?" tanya Vino sambil terkekeh
"Enak saja tentu tidak orang tua itu tahu ekspresi anaknya itu bagaimana kalau menyukai seseorang," kata Haidar serius.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Jesi Jasinah
lanjut
2023-05-03
0
վմղíα | HV💕
lanjut tetap semangat thor 💪
2023-04-05
0