Nova masuk ke kamarnya dengan wajah yang fresh.
Kamar mandinya ada di luar, nggak di dalem kamarnya Nova. Katanya orangtuanya nggak suka kalau ada kamar mandi di dalam kamar. Selain tempat sarangnya jin, juga bikin ruangan kesannya lembab.
Tapi di kamar orangtua Nova malah dapetnya kamar mandi dalem, Nova juga nggak paham kenapa bisa gitu. Bisa jadi salah yang ngaduk semen di rumah itu yang bikin konsep antara kamar Nova dan orangtuanya sangat berbeda. Lah kenapa tukang ngaduk semen yang disalahin? astogeeh!
Jadi rumah ini bangunan dua lantai, yang disitu juga ada kamar kakaknya Nova. Kalin belum pernah melihat sosok kakak Nova, bahkan setelah dia dan Nova berteman selama hampir 2 tahun ini.
"Nov, gue kayaknya berangkat sekarang aja deh! kali aja si Reno udah dateng, kan lumayan bisa ngobrol-ngobrol bentar sebelum mulai les!" kata Kalin yang gini ngelipet baju sekolahnya dan masukin ke dalam tas.
Kruuuuukkkk!
"Suara apa tuh?" Kalin mencari sumber bunyi perut yang krudak-kruduk.
Pessssss!!!
"Lo kentutnya, Nov? gilaaaaakkk baunya, lo makan apaan sihh?!"
"Sorry, Lin! gue belom boker dua hari, bentar yak?!" Nova kabur ke toilet.
Sedangkan Kalin, dia keluar dari kamar yang oksigennya tercemari bau kentut Nova. Dia berdiri dekat pintu.
"Ya ampuuuun, baunya ajaib banget!" gumam Kalin.
Beberapa saat kemudian, Kalin keluar dengan muka yang keringetan.
"Udah?" Kalin ngeliat ke arah Nova.
"Kayaknya tadi makan seblaknya kepedesan gue!" Nova pegangin perutnya.
"Lo kenapa di luar?" lanjut Nova nanya.
"Kamar lo bau!"
"Sorry, sorry!" Nova nyengir ngerasa bersalah.
"Mau sekarang ke tempat les nya? gue anter, deh! gue ambil kunci motor dulu," Nova masuk ke dalem.
"Sekalian bawain tas gue! nggak sanggup gue masuk lagi. Bisa pingsan gueeee di dalem!" Kalin setengah teriak.
"Hahahahahhaha," Nova ketawa dengan megangin perutnya yang dat dut lagi kentut.
"Eror tuh perut lo!" Kalin sampai harus jepit hidungnya sendiri, ya karena saking baunya itu.
"Yakin mau anterin gue?" Kalin nerima tas gendongnya dari Nova.
"Gue jalan kaki aja, deh!" Lanjut gadis yabg lagi ranum-ranumnya.
"Ntar gue tahan!"
"Lu tahan, gue yang nggak tahan nyium bau kentut lo yang luar binasah itu!" Kalin mencebikkan bibirnya.
"Itung-itung buat tes ketajaman hidung, Lin?! bau kentut juga baik buat kesehatan jantung! coba aja searching!" Nova sambil meringis, pegangin perutnya.
"Udah, ah! bisa mabok kentut aku kalau disini terus!" Kalin ngajak Nova buat turun ke bawah.
Dan pas udah nyampe ruang tamu, Nova menajamkan pendengarannya.
Mbreemmmm, mbreeeemmm!
"Suara motornya abang gue, deh! tumben jam segini udah pulang?" gumam Nova.
"Kenapa, Nov?"
"Nggak apa-apa! mules lagi gue!" Nova ngeluarin kentut ajibnya lagi.
"Busettt dah, baunya Nooooooov?!" Kalin teriak lagi.
Ceklek!
Nova cepetan buka pintu biar baunya kebawa angin. Dan bertepatan dengan itu ada seorang pria yang memegang handle pintu.
"Astaghfirullah, Bang Raksaaaa?!!!!" ucap Nova kaget saat abangnya tiba-tiba nongol aja di depan pintu kayak setan.
"NOVAAAA!" abangnya nggak kalah kaget saat ngeliat muka adeknya yang pucet di depan pintu.
Raksa mendorong jidat Nova dengan kelima jarinya, kayak orang lagi ngeruqyah, "Nongoool di depan pin---tu..." ucapan Raksa terhenti saat matanya membelakak melihat bocah setan yang bikin dia ditilang hari ini.
"Heh, ELOOOOO?!!!" pekik Raksa seketika, sedangkan Kalin masih mematung. Dia shock melihat mas-mas yang dia kasih duit 50 rebu.
Kalin menutupi wajahnya dengan telapak tangan, bersembunyi dari tatapan pria yang keliatan udah emosi bin kesel sama dia. Rahangnya keliatan tegang dan sorot matanya yang bikin Kalin pengen cepetan kabur dari sini.
"Kalian udah saling kenal?" tanya Nova.
"NGGAAAAAKKK..!" teriak Raksa dan Kalin kompak.
"Nggak kenal kok jawabannya kompaaak gitu?" Nova ngeliat muka abangnya yang merah padam, lalu nengok ke arah Kalin yang sekarang nutupin mukanya kayak maling yang lagi kepergok warga.
"Ayo, Nov. Gue hampir telat?!" Kalin narik tangan Nova disaat Nova mengeluarkan asap ajaibnya.
DUUUUUUUTTTT...!
"Woeeekkk," Raksa mual ngecium bau kentut adiknya.
Nova meringis menahan mules, "Sorry---"
DUUUUTTTT...!
Sebuah suara kentut yang besar keluar dari Nova.
"Bang! tolong anterin temen Nova! dia mau les! Nov-va udah nggak tahan!" Nova ngampet sesuatu yang bakal menjedor kemudian. Dia ngasih kunci motornya pada abangnya.
"Tolongin, Bang!"
"Nggak usah, Nov! g-gue bisa berangkat sendiri!" serobot Kalin.
Tapi pikiran lain terlintas di dalam benak Raksa, "Oke gue anterin!"
"Dia temen lo, kan?" tanya Raksa lagi.
"Iya iya, tolong! aku udah nggak tahaaaaan!" Nova dengan susah payah naik ke lantai dua meninggalkan bau yang bikin perut siapapun mual.
"Dia habis makan apaan sih? baunya kayak setan!" gumam Raksa.
Ditengah bau yang mencemari udara sekitar, Kalin bergerak perlahan. Berniat untuk kabur.
"Heeeeeetttt...! mau kemana lo bocah nakal?!" tangan Raksa secepat kilat menangkap batok kepala Kalin dari belakang. Otomatis Kalin pun ketarik ke belakang.
"Aaaaaa...?! ampun, Om ampuuuuuun...!" Kalin memohon agar kepalanya jangan diapa-apain.
Sekarang tangan Raksa terjulur ke depan dengan mencengkram kepala Kalin, "Am Om Am Om, emangnya gue udah setua ituuu?!!" Raksa protes.
"Iya, Mas?! ampun, Masss! kan tadi pagi gue udah bayar, kalau masih kurang gue tambahin. Asal kepala gue jangan diapa-apain! berharga banget ini soalnya!" Kalin mengatupkan kedua tangannya.
"Kebetulan banget kita ketemu disini! jadi gue nggak perlu ngubek-ngubek sekolahan buat nyari bocah yang bikin gue pagi-pagi kena tilang?!" Raksa geram.
"Loh, Om Tanteeee?!!" Kalin pasang wajah sopan, ngeliat ke ruang tengah.
Denger Kalin yang mengucapkan itu, Raksa otomatis memutar kepalanya. Dan disaat itu juga Kalin menepis tangan Raksa, dan ngibrit keluar.
Ngeras ditipu sama Kalin, Raksa pun teriak, "Heh, jangan kabur looo,"
"Dasar Om Om galaaaaaakkk?!! wleeeee?!" Kalin sempet-sempetnya ngeledek Raksa yang dengan muka marahnya ngejar Kalin yang udah lari duluan.
Kalin yang jalannya meleng pun nggak ngeliat ada motor yang ngebut dari arah berlawanan dengannya.
"AWAAAAAAASSSS...?!" teriak Raksa yabg masih komplit dengan kemeja slim fit.
Kalin menoleh dan ngeliat sebuah motor yang berusah buat ngerem, "Aaaaaaaaaaaaaaaaa!"
Raksa yang melihat itu berlari dengan super cepat, "Aarrrghhh!" pria itu memegang kedua lengan gadis itu dan menariknya menghindari dari motor yang ngebut di jalan yang nggak seharusnya, sampai mereka kejengkang bersama.
Kecuali pengendara motor yang kabur meninggalkan korbannya yang sama sekali nggak keserempet, "Maaaaap, nggak sengajaaaaa! teriaknya.
"BAHLUUUUUUL ENTEEEEEE...?!!" teriak Raksa kesal, dia berusaha bangkit begitu juga dengan Kalin.
"LO LAGI, NGAPAIN JALAN MELENG KAYAK GITU?!!!! BAHAYA TAU, NGGAK?!!" Raksa nunjuk ke arah Kalin yang kini hidungnya kembang kempis dan matanya berkaca-kaca mau nangis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 239 Episodes
Comments
nacl
woy ini kucing sama anjing bentar lagi akur dan bucin wkwkwkkw
raksa jangan galak galak dong 🤣
2023-05-11
0
ɳσҽɾ
kagak bisa komen, speechless. Gak bocor mah gak kak Reina ya 🤣
2023-05-10
0
TK
semangat ✍️🌹🌹
2023-04-28
0