Risa bukan Zeline

Risa bukan Zeline

Bab 1

Katanya di dunia ini ada tujuh orang dengan wajah serupa. Hal itu yang kini tengah dirasakan Risa kirana. Gadis berusia 25 tahun itu, bertemu dengan salah satu orang yang begitu mirip dengannya di sebuah pusat perbelanjaan.

"Kamu?" Risa mengernyitkan dahi saat orang itu tiba-tiba menariknya.

"Ikut gue!"

Dan Risa hanya bisa pasrah saat perempuan itu mengajaknya entah kemana. Perempuan itu terus menariknya dan masuk ke salah satu tempat makan di dalam pusat perbelanjaan, dia memilih kursi yang sepi lalu barulah melepas tangan Risa yang sedari tadi didalam tautan tangannya.

"Duduklah!" Ucapnya kemudian setelah dirinya juga mendaratkan tubuhnya di salah satu kursi yang ada di depannya.

Risa mencoba mencerna semuanya, dan dia tetap menuruti perintah perempuan itu.

"Siapa kamu?"

"Yang jelas bukan kembaran loe."

Risa mendengus kesal, perempuan itu yang menariknya tapi dia juga yang bersikap jutek pada Risa.

Perempuan itu tampak memindai tubuh Risa dari atas ke bawah, dari bawah ke atas membuat Risa merasa risih, perempuan itu seperti tengah merendahkannya, ya Risa tahu jelas, apa yang dipakainya sama sekali tidak bermerk, sedangkan perempuan di depannya… sedang sibuk dengan pikirannya tiba-tiba perempuan tadi kembali berkata.

"Gue Zeline."

"Aku tidak bertanya."

Perempuan itu tampak menghela nafas panjang saat mendengar ucapan Risa.

"Ada sesuatu yang perlu aku katakan," ucapnya lagi.

"Bukannya sedari tadi kamu sudah berbicara."

"Please dengarkan gue!"

Risa menatap perempuan itu yang tiba-tiba berbicara penuh iba.

"Hmm," jawab Risa dengan gumaman, lalu mengambil ponsel di tasnya yang berbunyi tanda ada pesan masuk.

"Gue minta kita tukeran."

Risa yang sedang mengetik sesuatu di layar ponselnya mengangkat wajah menatap perempuan yang bernama Zeline, tidak mengerti.

Zeline lagi-lagi menghela nafasnya, kali ini dia meraih tangan Risa yang kini ada di atas meja lalu menggenggamnya.

"Gue mohon sama lo, kita tukeran lo jadi gue dan gue jadi lo."

"Jangan ngaco, aku tidak bisa," Risa menarik tangannya dan segera bangkit dari kursi hendak berlalu pergi tapi Zeline menahan tangannya.

"Gue mohon, wajah kita sangat mirip, ya walaupun ada perbedaan, tapi bisa jika kita menutupi perbedaan itu," ucapnya dengan memelas.

"Aku tidak bisa."

"Please!"

Risa kemudian melepaskan tangan Zeline dari tangannya.

"Gue kesepian, gue tidak bisa keluar dengan bebas dan gue merasa tertekan, gue hanya ingin tahu bagaimana rasanya dunia luar. Gue ingin tahu rasanya punya teman, tapi gue tidak bisa, sampai akhirnya tadi gue melihat loe, gue ikutin lo terus untuk memastikan, dan setelah yakin jika loe memang mirip sama gue, gue tarik loe dan bawa loe kesini."

Langkah kaki Risa tiba-tiba berhenti, tidak tahu kenapa ada rasa perih di dadanya saat mendengar tiap kalimat yang Zeline ucapkan. 

Risa memutar badan dan menghadap Zeline yang kini menundukkan kepalanya.

Risa mengedarkan pandangan, untung tempat mereka duduk cukup jauh dari keramaian, mungkin karena terbilang, mereka disana bukan disaat jam makan yang sebenarnya. Risa kemudian menarik tangan Zeline dan memintanya duduk kembali.

Zeline hanya menurut sambil menghapus air matanya kasar.

"Orang tua gue tidak pernah di rumah, selalu sibuk dengan urusan mereka, abang gue sudah dua tahun ini juga tidak kembali setelah putus dengan kekasihnya, gue sendiri, hanya para pelayan yang menemani gue dan gue sangat kesepian, gue rasanya bisa mat…"

"Jangan ucapkan hal itu," potong Risa cepat.

"Gue ingin merasakan apa yang orang-orang rasakan, apa gue salah?" Tangis Zeline pecah dan Risa bukan orang yang tega apalagi jika melihatnya sudah menangis, seperti Zeline ini.

Risa segera bangun dan berdiri di samping Zeline duduk, membawanya ke dalam pelukan. Dan Zeline yang baru pertama kalinya mendapat pelukan seperti itu justru semakin terisak.

Dua tahun yang lalu, sebelum abangnya tahu bahwa kekasihnya mengkhianati, abangnya selalu ada di samping Zeline memanjakannya, semua apa yang Zeline inginkan selalu diberikannya, hanya bersama abangnya, walaupun abangnya sibuk bekerja, tapi dia selalu menyempatkan waktu untuk Zeline, hingga hari itu tiba, hari dimana abangnya tahu jika kekasihnya berselingkuh, abangnya jadi tidak banyak bicara lagi, auranya semakin dingin, membuat Zeline merasa takut di dekat abangnya sendiri. Ada lega juga kehilangan secara bersama Zelina rasakan. Lega karena dia tidak bersama abangnya yang punya aura menyeramkan, tapi juga merasa sedih dan kehilangan saat abangnya memutuskan untuk pergi ke luar negeri dan meninggalkan Zeline seorang diri. Dan sejak itu, Zeline menjadi seorang siswi yang suka membolos dan berbuat ulah demi mendapatkan perhatian orang tuanya. Tapi apa yang Zeline pikirkan tidak sesuai dengan yang dibayangkan, kedua orang tua Zeline tetap tidak hadir saat mendapat panggilan dari sekolah dan yang hadir hanya seorang pelayan yang sudah cukup lama bekerja di mansion dari sebelum Zeline dilahirkan.

Zeline sedikit mengendurkan pelukan mereka kemudian mendongak menatap Risa. 

"Lo mau kan jadi gue? Hanya sebentar, setidaknya sampai gue lulus sma, hanya sekitar 7 bulan lagi," ucap Zeline menatap Risa dengan matanya yang sembab.

"Sma?"

"Iya. Lo mau kan, please! Loe gak usa khawatir karena loe hanya sendiri di rumah besar itu."

Risa melepaskan tangan Zeline yang masih melingkar di perutnya. Risa melangkah lalu duduk kembali di depan Zeline.

"Tidak semudah itu Ze, karena aku bekerja, dan aku bekerja juga untuk memenuhi kebutuhan keluargaku di kampung," jawab Risa pelan. Iya bagi Risa itu tidak mudah, karena dia memang harus bekerja untuk keluarganya, Risa memang anak kedua, tapi kakak pertamanya sudah menikah dan punya kehidupan sendiri, sementara Risa, dia juga harus bekerja untuk biaya kuliah adiknya.

Zeline meraih tangan Risa, "Aku akan menggantikan elo bekerja," ucapnya mantap.

Risa menatap Zeline tak yakin, bukan karena Risa meremehkan Zeline, tapi dilihat dari penampilan Zeline yang sepertinya orang kaya, ditambah usia Zeline yang masih muda, apa Zeline bisa menggantikan dirinya bekerja, dan lagi jika Zeline pun bekerja berarti yang mendapat uang pun Zeline bukan dirinya. Risa benar-benar dibuat dilema oleh permintaan perempuan yang baru satu jam dikenalnya itu.

"Zeline bukannya tidak mau, mana bisa aku berpura-pura jadi anak sma, sedangkan usiaku sudah 25 tahun, rasanya tidak mungkin, aku tidak bisa."

Zeline menatap Risa kembali dari atas ke bawah.

"Seriusan? Tapi tidak terlihat loh jika loe, hmm maksudku kak…"

"Risa kirana panggil saja Risa," ucap Risa yang tahu jika Zeline bingung akan memanggilnya apa, karena dirinya tadi memang belum memperkenalkan diri.

"Dan panggil mbak saja jangan kakak," lanjutnya lagi.

"Serius mbak Risa 25 tahun? Tapi mbak Risa masih seperti anak sma loh," ucap Zeline tak percaya.

"Mana ada mbak bercanda, tapi Zeline intinya mbak gak bisa, maaf," setelah mengucapkan itu Risa kemudian bangkit dari duduknya dan segera pergi dari sana, niatnya yang tadi hendak menonton bersama temannya dibatalkannya begitu saja.

Terpopuler

Comments

Kustri

Kustri

👍👉👉👉

2023-05-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!