Mencintai Sahabat Kekasihku

Mencintai Sahabat Kekasihku

Bab 1

"Sayang, kamu makannya berantakan banget sih. Tuh lihat!” kata Firman yang menyeka noda saus di samping bibir Nadila, kekasihnya.

Nadila malah tersenyum sambil terus makan dengan berantakan supaya sang kekasih Firman bersikap romantis padanya. Maklum saja pasangan itu sedang romantis-romantisnya. Dunia ini milik berdua pokoknya.

Sampai-sampai mereka berdua lupa kalau mereka berdua sedang makan siang dengan salah seorang teman dekat mereka berdua juga di meja itu.

Rama, pria muda sahabat karib Firman itu hanya bisa menundukkan kepalanya karena sejak tadi kata-kata romantis dan pujian, serta perlakuan mesra selalu di tunjukkan oleh pasangan di depannya itu. Membuat Rama jadi salah tingkah sendiri.

‘Astaga, tahu jadi nyamuk begini mending aku makan mie ayam depan kantor aja tadi!’ batin Rama yang sepertinya sedikit menyesal mengikuti kedua temannya tersebut maka di restoran.

“Sayang, nanti malam kita jalan yuk!” ajak Firman.

“Kayaknya nanti malam gak bisa deh!”

“Kenapa?” tanya Firman.

“Ck.. udah setahun pacaran masih gak hafal juga. Ini hari Kamis Firman. Dila ya nemenin ibuku kosnya pergi kajian lah!” celetuk Rama.

Setelah mendengarkan celetukan dari Rama tersebut keduanya baru sadar kalau ada orang lain di meja itu selain mereka berdua.

“Ya ampun Rama, sejak kapan kamu ada di sini?” tanya firman yang sebenarnya niatnya hanya untuk menggoda sahabatnya tersebut.

Tapi wajah Rama langsung terlihat bete.

“Terus... terus.. memangnya siapa yang ngajakin aku makan di sini padahal aku tadi udah hampir berhenti di depan warung mie ayam depan kantor?” tanya Rama kesal.

“Ha ha ha, bercanda aku! Kok baperan gitu. Anak bujang tuh gak boleh baperan nanti gak laku-laku loh, jomblo sampai lumutan mau?” tanya Firman yang bukan menghibur sahabatnya yang sedang bete karena jadi obat nyamuk. Malah di tambah lagi bercandanya.

Plakk

Tapi tiba-tiba saja Nadila menepuk punggung tangan Rama yang ada di atas meja.

“Jangan di ambil hati ya. Kamu tahu kan Firman memang kalau ngomong suka nyakitin, tapi hatinya...!”

“Sama aja suka nyakitin juga!” celetuk Rama yang malah membuat ketiganya tertawa bersama-sama.

Seperti itulah hubungan mereka, Nadila Zahra wanita muda berusia 23 tahun yang perantau dari kampung halamannya untuk memiliki pekerjaan yang lebih layak, agar kehidupan dia dan keluarganya menjadi lebih baik.

Lalu Firman Ardiansyah, usianya juga baru 25 tahun beda setahun lebih muda dari Rama Oktavian, yang usianya 26 tahun. Mereka berdua sudah bersahabat sejak kecil mereka juga berasal dari kampung halaman yang sama.

Mereka bertiga bekerja di sebuah perusahaan bernama PT. Semesta. Hanya saya meskipun berangkat dari kampung bersama-sama kemudian melamar pekerjaan bersama-sama juga, jabatan dan pekerjaan Firman jauh lebih baik dari Rama.

Firman sudah di angkat menjadi manager sejak satu setengah tahun yang lalu. Saat itu, Nadila baru masuk di perusahaan yang sama dengan Firman dan Rama. Namun, meskipun berbeda pada jabatan dan pekerjaan mereka bertiga tetap bersahabat dengan baik. Sampai setahun lalu, Firman menyatakan perasaannya pada Nadila yang memang saat itu sedang menjadi salah satu karyawati yang punya banyak penggemar. Selain cantik, pintar, Nadila juga sangat perhatian pada setiap orang, mau perempuan atau laki-laki, Nadia tak segan membantu jika di perlukan.

Hingga saat mereka kembali ke kantor, tiba-tiba salah seorang sekertaris direktur memanggil Firman.

“Mas Firman.. mas Firman!” panggil wanita yang bernama Rita itu.

Nadila sedikit mencebikkan bibirnya ke arah Rama.

“Fans beratnya mas Firman tuh!” kata Nadila menggoda kekasihnya.

“Sayang, biar senyumku untuk semua orang. Hatiku hanya untukmu seorang!” kata Firman memberikan flying kiss pada Nadila ketika dia akan menghampiri Rita.

Nadila hanya bisa terkekeh melihat tingkah kekasihnya yang memang tak pernah serius itu. Berbeda dengan Rama yang orangnya memang lebih serius daripada Firman.

“Mau di tungguin nih, balik ke ruangan aja yuk!” ajak Rama.

“Ayuk!” kata Nadila.

Nadila dan Rama akhirnya kembali ke ruangan mereka masing-masing. Karena ternyata Firman juga harus menemui Direktur utama perusahaan.

“Jadi begitu Firman, kalau kamu berhasil menyelesaikan pekerjaan ini dengan baik maka akan ada bonus yang besar untukmu nanti. Selain itu kesempatan untuk mendapatkan promosi juga lebih besar peluangnya. Di sana kamu harus mengobservasi dengan teliti, akan ada Rita, Mega dan Naufal yang ikut dengan mu. Satu bulan paling lama, aku yakin dengan kinerjamu yang bagus seperti saat ini kamu tidak akan memerlukan waktu sampai satu bulan untuk menyelesaikan pekerjaan ini. Bagaimana Firman?” tanya direktur Umar pada Firman.

Firman berpikir, kalau ini adalah kesempatan yang luar biasa yang sangat langka untuk didapatkan karyawan yang baru bekerja beberapa tahun seperti dirinya. Tapi meninggalkan Nadila selama satu bulan. Ini juga agak berat baginya. Maklum, masih pasangan baru, baru satu tahun, kalau bahasa gaulnya kan lagi sayang sayangnya itu.

Tapi kalau di pikirkan lagi, semua ini akan sangat baik bagi hubungan antara dirinya dan Nadila. Bonus besar dan peluang promosi bisa jadi awal yang baik untuk membina hubungan yang lebih serius dengan Nadila nanti. Tidak mungkin kan kalau dia akan terus berpacaran saja, usianya juga sudah cukup untuk menjalin hubungan pernikahan dengan Nadila. Dan karir yang baik, juga pasti akan menjadi pertimbangan kedua orang tua Nadila untuk menerima lamarannya kelak.

Setelah memikirkan semua itu, akhirnya Firman sampai pada keputusannya untuk berangkat dan menerima pekerjaan itu.

“Baik pak, saya terima!” kata Firman.

Direktur Umar tentu saja tersenyum senang, karena kalau pekerjaan ini di pimpin oleh Firman dia yakin akan bisa berhasil.

Setelah kembali dari ruang direktur. Firman tak lantas kembali ke ruangannya. Dia bergegas keruangan Rama karena dia harus berangkat besok ke luar kota. Apalagi tempatnya melakukan observasi itu masih wilayah terpencil, sangat susah mencari signal di sana. Dia khawatir tidak bisa menjaga Nadila. Karena itu dia menemui Rama untuk menyelesaikan kekhawatirannya tentang hal tersebut.

“Bro!”

Sapa Firman yang langsung duduk di tepi meja kerja Rama.

“Ada apa?” tanya Rama.

“Aku dapat tugas, perjalanan dinas di luar kota. Satu bulan, aku titip Nadila ya!” kata Firman.

Wajah Rama ajag terkejut.

“Apaan sih, biasanya juga kamu dinas kan? Gak pakai titip juga aku jagain itu separuh nafasmu, tenang aja!” kata Rama.

Mendengar apa yang dikatakan oleh sahabatnya itu membuat Firman tersenyum lega. Dia lega, sahabatnya itu begitu pengertian.

Firman lantas menepuk bahu Rama.

“Thanks banget ya bro, tahu aja kamu kalau Nadila itu separuh nafasku!” kata Firman pada Rama.

***

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Aerik_chan

Aerik_chan

Awalnya baca sinopsis eh kok penasaran terus baca eh jadi keterusan....

#When we first met

2023-04-15

1

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

eh ada yang baru lagi ternyata 😍

2023-04-03

2

Aisyah Aisyah

Aisyah Aisyah

Semagat Kaka 🥰😍

2023-04-02

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!