Keduanya terus tertawa tanpa sadar. Seolah dirumah itu hanya mereka berdua saja. Keanu masih memeluk erat Tyas yang kini merasa nyaman berada di pelukan suaminya itu.
"Tyas.."
"Iya Bang."
"Abang tahu, mungkin kamu masih merasa kaku atau canggung sama Abang. Abang pun demikian sebenarnya. Jujur aja sih, agak kaget saat kita dipaksa menikah seperti tadi malam. Tapi tak apa. Mungkin inilah jalan kita berdua untuk bersatu. Terlepas pernikahan ini terpaksa atau pun tidak, tinggal kita saja yang harus menanganinya seperti apa."
"Abang tidak akan memaksamu untuk secepat mungkin menerima hubungan ini. Kamu butuh waktu? Abang pun begitu. Abang hanya ingin menikah sekali seumur hidup, Yas. Akan Abang jadikan pernikahan ini yang pertama dan terakhir kalinya. Untuk itu, apakah kamu bersedia mengarungi samudera bersama Abang untuk menuju surga nya Allah SWT? Jika kamu bersedia, mari kita bersama membina rumah tangga ini dimulai dari malam ini." imbuhnya sambil memegangi pipi Tyas yang kini tersenyum padanya.
"Tentu Bang Mari kita bersama membangun rumah tangga ini bersama. Bimbing aku agar menjadi wanita sholehah. Banyak hal yang aku tidak ketahui tentang rumah tangga dan kewajibannya apa saja. Aku harap pun Abang tidak akan bosan dalm menuntun dan mengajariku. Maklumkan saja umurku masih sembilan belas tahun. Enam bulan lagi baru dua puluh." Ucapnya sambil tersentun nyengir hingga gigi putih gingsulnya itu terlihat.
Keanu terkekeh. "Tentu. Abang akan mengajarimu banyak. Tanyakan saja mana yang tidak kamu ketahui. Untuk sekarang, kita lakukan sesi perkenalan dulu. Kemudian pendekatan, baru nanti masuk ke tahap selanjutnya." Ujar Keanu sambil memegangi pipi Tyas.
Tyas tersenyum dan mengangguk. Keduanya saling bertatapan dan senyum itu selalu terukir di bibir keduanya.
"Pertama kalian melihatmu saat kamu datang bersama Kak Manda.. Entah kenapa ada rasa tertarik saat melihatmu. Senyum mu.. Sikap mu yang apa adanya.. Abang menyukai itu. Nggak tahu aja hati ini sudah langsung menyukaimu satat pertama kali melihatmu. Abang belum bisa mengartikan ini cinta. Tapi.. Inilah kenyataan yang sesungguhnya. Abang menyukaimu sedari pertama melihatmu. Bukankah rasa suk itu awal dari Cinta? Dari mata lalu turun ke hati?"
Tyas mengangguk, ia menunduk. Pipinya pun merona seketika. Keanu menyukai itu.
Cup.
Deg, deg, deg..
Tyas terpaku di tempat dengan mata menatap pada Keanu. "Sesi pengenalan. Kita kan lagi pendekatan? Kalau kata anak muda jaman sekarang mah pacaran kan ya? Atau apa itu namanya .. Hem bakstrut? Atau tut tut apaan sih? Abang lupa!" Keanu tergelak sendiri saat menyadari perkataannya itu sudah ngawur entah kemana.
Tyas pun terkekeh. Ia mendekatkan dirinya dan memeluk Keanu kembali.
"Hem.. Nyamannya.. Selama ini aku tidak pernah merasakan pelukan hangat lagi dari ayah saat kami tinggal dirumah besar. Ayah pergi terlalu cepat. Belum sempat aku mengatakan jika bukan aku, kak Manda dan Bang Hamis yang menghancurkan perusahaan itu malah Ayah dan Bunda kak Manda sudah pergi.. Hiks.. Salahkah aku ini yang hanya anak kecil tidak tahu apapun ini sangat mengharapkan kasih sayang seorang Ayah, Bang Keanu?"
Keanu mematung mendengar ucapan Tyas padanya. Ia tidak bisa menjawab apa. Tapi tangannya itu mengelus lembut punggung Tyas yang kini bergetar.
Ceruk lehernya basah karena air mata Tyas. Ia terisak untuk pertama kalinya di pelukan seorang pria yang kini sudah menjadi suaminya.
Luka hati yang ia dapatkan karena calon suami dan juga Bunda nya membuat Tyas tidak tahu harus berbagi dengan siapa.
Kali ini, ia memiliki bahu yang kokoh untuknya bersandar untuk berbagi keluh kesahnya.
Wanita tidak butuh harta yang banyak jika sudah menikah. Satu hal yang selalu wanita butuhkan ialah pundak yang kokoh.
Yang sanggup menahan segala beban dan juga tempat yang paling nyaman untuk keluh kesahnya. Tenpat ia berbagi dalam segala hal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments