TMP Bab 2

Gadis belia itu berlari menuju ke ujung hotel sana dan menangis sesegukan disana seorang diri. Dirinya tidak menyangka, jika yang orang katakan benar tentang calon suaminya itu.

Yang lebih sakit lagi, ia menyaksikan sendiri perbuatan senonoh calon suaminya dengan sekretaris kepercayan ayahnya yang sudah tiada.

Walau perusahaan miliknya tidak bisa diambil alih, karena ada seorang yang mempertahankannya.

Yang dia sendiri pun tidak tahu siapa orang kepercayaan ayahnya itu. Sedangkan sekeretaris kepercayaan yang sebaya dengan kakak nya yang baru saja bersamanya itu merupakan seseorang yang dipercaya mengambil tanda tangan pada orang kepercayaan ayahnya.

"Dek!" panggil wanita yang tadi menemaninya saat melihat calon suaminya itu.

"Hiks.. Kenapa hidupku seperti ini kak? Hiks.." isaknya dengan kepala ia benamkan di kedua lututnya.

"Sabar sayang.. Kakak yakin. Jika Allah sengaja menujukkan nya kepada mu seperti apa calon suami itu. Bukan kakak tidak respek denganya, tapi lihatlah sendiri seperti apa kelakuanya. Makanya Bang Hamis tidak mengizinkan mu menikah dengannya. Entah sogokan apa yang diberikan oleh lelaki itu kepada bunda kamu hingga ia luluh. Kakak kesal sama bunda kamu yang begitu membelanya! Kakak jadi curiga, kalau pemuda itu ada sangkut pautnya dengan kematian ayah kita, Dek!" terkanya menduga-duga tentang penyebab kematian sang ayah dan bunda nya.

Bunda kandung dari Kakak gadis bergigi gingsul itu. "Lantas, sekarang aku harus apa Kak? Mengadu sama bunda, yang ada aku yang akan dipukulinya lagi saat aku mengatakan jika Kakak, Kakak kandungku berbeda ibu. Aku di pukulinya kak.." lirihnya lagi.

Sang kakak menghela nafasnya. "Kakak yakin pasti ada sesuatu yang terjadi. Kita bertiga tidak tahu itu. Yang jelas, untuk sementara kamu harus menghilang bagai di telan bumi. Semua ini demi membuka identitas pelaku pembunuhan ayah kita. Tak apa jika Ayah tidak pernah menganggap kami berdua ada. Kami ikhlas. Kami hadir ke dunia ini karena keterpaksaan dari ayah kita bertiga."

"Kamu harus pergi dari rumah itu Dek. Biar kami yang menyusun rencana tentang pembalasan dendam untuk kematian ayah kita dan bunda kami. Kamu harus pergi dan bersembunyi. Kakak sudah memiliki tempat yang tepat untuk kamu bersembunyi, Dek!"

Gadis itu menoleh pada sang kakak yang kini menatap serius padanya.

"Baik, jika itu yang menjadi keputusan kalian bertiga akan aku ikuti!"

"Bagus! Untuk sementara kamu harus sembunyi dulu agar kami bisa bebas mencari bukti tentang pembunuhan itu. Ayo, kakak bawa kamu pada seseorang yang bisa membawa kamu ke tempat orang kepercayaan bang Hamis."

Gadis belia itu mengangguk setuju. Ia pun melangkah meninggalkan hotel yang sudah membuatnya terluka itu.

Tiba diluar, keduanya masuk ke dalam mobil yang kini sudah menunggu mereka.

"Ayo jalan, Bang! Sebelum setan sialan itu tahu keberadaan Tyas!" ucapnya pada supir taksi onlien yang ternyata suaminya itu.

"Tentu sayang. Kamu nggak apa-apa kan Dek?" tanya lelaki itu pada gadis yang bernama Tyas itu.

Tyas tersenyum, "Alhamdulillah enggak Bang. Lebih baik tahu sekarang daripada nanti. Toh, sakitnya akan sama bukan?" jawabnya yang diangguki oleh kedua orang itu.

Sepanjang perjalanan menuju ke tempat tujuan, ketiganya terus berbicara serius. Wanita berlesung pipit di sebelah kiri itu memberikan ponsel baru yang sudah disadap oleh mereka untuk mengetahui segala percakapan adiknya itu.

Tyas tidak menolak. Karena tahu apa yang ia lakukan saat ini merupakan cara terbaik untuk menghilang sementara waktu agar sekretaris itu tidak mendesaknya untuk mendapatkan tanda tangan pengalihan perusahaan milik sang Ayah menjadi nama bunda dan juga calon suaminya.

Hal yang aneh menurut Tyas.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!