Bersitegang.

Malam harinya Gamma terlihat menghubungi seseorang, ia meminta orang itu untuk mengecek CCTV di klub malam waktu itu. Gamma yakin jika ada bukti yang akan membuat Clarissa tidak bisa menyangkal lagi.

"Sayang, ternyata kau ada disini. Mama sudah menunggu untuk makan malam." Clarissa menghampiri suaminya yang terlihat berdiri di balkon ruang kerjanya. Clarissa lalu memeluknya dari belakang sembari meletakkan kepalanya dipunggung pria itu. "Sayang, apa kau masih marah?" Tanya Clarissa.

"Berhentilah berpura-pura manis Risa, cepat katakan saja yang sebenarnya. Sekarang sudah ada Mama, sekalian kita selesaikan pernikahan saat ini juga." Gamma melepaskan tangan Clarissa yang ada diperutnya, sungguh ia muak sekali dengan tingkah manis wanita ini.

"Gamma, aku sangat tidak mengerti kenapa kau tiba-tiba berubah seperti ini, aku tidak pernah berselingkuh Gamma," kata Clarissa membela dirinya.

"Masih tidak ingin mengaku juga? Baik, tunggu besok, aku pasti akan membongkar semua kebusukan mu," sergah Gamma tidak ingin berdebat lagi. Tidak ada gunanya, mau seperti apapun ia mencerca, Clarissa masih akan tetap tidak mau mengaku. Biarkan saja bukti yang berbicara.

Clarissa menghentakkan kakinya kesal, ia heran kenapa Gamma sekarang tidak mudah dirayu, biasanya pria itu akan luluh jika dia sudah seperti ini. Tapi kenapa sekarang berbeda?

Clarissa segera menyusul Gamma untuk turun kebawah, disana sudah ada Amalia yang menunggu untuk makan malam. Clarissa langsung duduk disamping suaminya. Mungkin merasakan ketegangan antara anak dan menantunya, Amalia langsung menatap keduanya.

"Ada apa? Kalian berdua bertengkar?" Tanya Amalia.

"Enggak kok, Ma. Gamma memang lagi kecapekan aja," sahut Clarissa.

"Kalau ada masalah dibicarakan baik-baik, jangan suka mengambil keputusan dalam keadaan emosi. Mama tidak mau kalau kalian berpisah hanya karena kesalahpahaman, kau tahu itu kan Gamma? Dalam keluarga kita tidak ada yang namanya perpisahan," tutur Amalia sembari menatap putranya yang hanya diam saja sejak tadi.

"Aku tahu apa yang harus aku lakukan, Ma." Gamma menyahut dengan datar.

Satu hal yang memang sangat pantang dikeluarkannya, yaitu kata perceraian. Semua keluarga besarnya tidak ada yang pernah bercerai meski dalam kondisi terburuk sekalipun. Apalagi Gamma ingat kalau dulu ia yang ngotot ingin menikah Clarissa meski semua keluarganya menolak.

"Baiklah, Mama sudah membicarakan dengan Clarissa tentang Dokter yang bagus untuk program anak kalian. Selama program itu berjalan, Mama akan tetap disini agar memastikan Clarissa menjalani hidup sehat," tutur Amalia lagi.

Gamma begitu terkejut hingga ia menegakkan tubuhnya. "Mama ini bicara apa? Aku sudah bilang kalau aku sangat sibuk dan tidak bisa melakukan program itu," kesal Gamma.

"Memangnya sesibuk apa sih kamu Gamma? Bukannya sekarang sudah ada Luna? Dia bisa menghandle dulu pekerjaanmu selama kau melakukan program hamil," tukas Clarissa.

"Aku tidak bisa melepaskan dia begitu saja, pokoknya aku belum siap jika harus melakukan program hamil sekarang," kata Gamma langsung teringat akan sekretaris cantiknya itu.

"Lalu apa gunanya kau membayarnya? Pecat saja dia kalau memang kau tidak membutuhkan," ujar Clarissa semakin tidak mengerti dengan jalan pikiran Gamma. Padahal pria itu dulu yang paling ngotot untuk memiliki anak.

"Pecat? Tidak akan, dia akan tetap bekerja denganku sampai kapanpun." Gamma langsung melotot kesal, ia tidak akan memecat Luna untuk alasan apapun, wanita itu harus selalu disampingnya.

"Kenapa kau begitu membelanya, apa kau punya sesuatu dengan sekretaris mu itu?" Tuduh Clarissa.

Gamma membesarkan matanya kaget, ia menatap Clarissa begitu tajam. "Jaga bicaramu Clarissa, dia bukan wanita seperti itu!" Bentak Gamma.

"Sikapmu dengannya sangat mencurigakan, aku sudah tidak percaya dengan wanita itu saat dia masuk, aku harap kau benar-benar tidak bermain api dengannya," kata Clarisa justru memancing amarah Gamma kian tidak terkendali.

Gamma menggebrak meja didepannya hingga Mamanya terkejut bukan kepalang. Ia memegang dadanya yang langsung sakit melihat pertengkaran anak dan menantunya itu.

"Aku bilang jaga bicaramu Clarissa! Kau tahu-"

"Akhhhhhh!" Amalia tiba-tiba berteriak keras membuat Gamma dan Clarissa terkejut.

"Astaga Mama!" Gamma langsung mendatangi Mamanya.

"Mama, Mama kenapa?" Clarissa pun ikut memegang Amalia yang seperti kesusahan bernafas. "Sepetinya asma Mama kambuh Gamma, kita harus membawanya ke rumah sakit," tutur Clarissa dengan wajah paniknya.

Gamma menyiapkan, ia segera menggendong tubuh wanita yang telah melahirkannya itu. Gamma tidak akan bisa memaafkan dirinya sendiri jika terjadi sesuatu pada Mamanya. Ia benar-benar lupa jika tadi Mamanya masih ada disana hingga melihat pertengkarannya dengan Clarissa.

*****

"Kondisi Nyonya Amalia baik-baik saja Tuan, saya sudah memberikan alat bantu pernafasan. Saat ini beliau tidur karena efek obat yang baru saja diminumnya. Untuk sementara waktu Nyonya Amalia harus dirawat dulu sampai kondisinya membaik.

Penjelasan Dokter itu membuat Gamma begitu lega, ia sudah berpikiran yang tidak-tidak tentang Mamanya tadi.

"Syukurlah Gamma, Mama baik-baik saja," ujar Clarisaa.

"Ini semua gara-gara kau!" Seru Gamma menunjuk batang hidung Clarissa dengan begitu kesal.

"Bisakah kita tidak bertengkar sekarang? Aku lelah Gamma, kenapa kau jadi seperti ini?" Ujar Clarisaa memegang tangan suaminya dengan lembut.

Gamma menepisnya dengan kasar, tanpa mengatakan apapun ia segera pergi meninggalkan rumah sakit itu. Bersama Clarissa benar-benar membuatnya sangat emosi. Lebih baik dia pergi untuk mencari tempat yang bisa membuatnya tenang.

*****

Luna mengerutkan dahinya saat merasakan seseorang menciumi tengkuknya. Ia mencoba membuka matanya yang sangat lengket. Ia lalu melihat ada sebuah tangan besar yang melingkari perutnya, tangan itu juga mulai bergerak kurang ajar me ra ba tubuhnya.

"Siapa kau?" Teriak Luna begitu terkejut, ia langsung mendorong orang itu dan turun dari ranjang.

"Luna, ini aku ..."

Luna membulatkan matanya kian lebar demi melihat sosok Gamma yang berbaring santai diranjangnya. "Tuan Gamma? Kenapa Anda ada disini? Bagaimana Anda bisa masuk?" Tanya Luna dengan wajah kaget, kesal bercampur bingungnya.

"Kau lupa siapa yang memberikanmu tempat tinggal ini Luna?" Sahut Gamma dengan senyum tipisnya.

Luna berdecak kesal, pantaslah bosnya ini bisa masuk dalam ruko yang ia tinggali. Dulu pria ini yang memang memberikan ruko ini sebagai tempat tinggalnya. Lokasinya yang dekat dengan kantor membuat Luna bisa dengan mudah datang ke kantor.

"Lalu, untuk apa Tuan ada disini?" Tanya Luna lagi sembari menyipitkan matanya curiga. Untuk apa bosnya malam-malam datang?

"Aku sangat bosan dirumah, aku ingin tidur disini," kata Gamma.

"Tuan gila? Bagaimana jika Nyonya Calrissa tahu? Cepat pergi darisini Tuan." Luna terkejut bukan kepalang mendengar jawaban Gamma yang dengan santai ingin tidur ditempatnya. Bisa jadi masalah besar jika istri bosnya ini tahu.

"Kau berani mengusirku?" Ujar Gamma menatap Luna tajam.

"Tentu, ini bukan jam kerja. Jadi aku berhak mengusir siapapun yang mengangguku. Termasuk Anda, ayo pergi dari sini." Luna memberanikan dirinya untuk mendekati Gamma, ia menarik pria itu agar pergi dari ranjangnya.

Namun, Gamma yang lebih kuat justru menarik tangan Luna lalu mengungkungnya.

"Tuan!" Seru Luna kaget.

"Aku sudah bilang padamu, kau tidak akan bisa lepas dariku Luna. Kita harus menyelesaikan apa yang sudah kita mulai. Malam ini, kau harus menjadi milikku kembali." Dengan sangat egois Gamma langsung mencium bibir Luna tanpa peduli wanita itu menolak atau tidak. Ia sangat tidak suka jika ada orang yang menolaknya, malam itu ia harus membuat Luna tunduk dan tidak akan menolaknya lagi.

Happy Reading.

TBC.

Terpopuler

Comments

MiatY#penggemarnovel📚❤️📖

MiatY#penggemarnovel📚❤️📖

main sosor aja deh gamma.masih dalam mode obsesi memiliki belum ada rasa² mencintai..

2023-04-03

3

Bucinnya Rajendra 💞

Bucinnya Rajendra 💞

Gamma egois banget sih menurutku, kalau mau sama Luna minimal cerai dlu sama Istrinya, blunder 😕

2023-04-03

2

Anonymous

Anonymous

Lanjutannnnnnn

2023-04-03

1

lihat semua
Episodes
1 Bos Dan Sekretaris.
2 Berkhianat Atau Tidak?
3 Sebuah Pengkhianatan.
4 Ingin Memiliki Anak.
5 Bersitegang.
6 Simbiosis Mutualisme.
7 Hampir Ketahuan.
8 Pergantian Posisi.
9 Sikap Egois Gamma.
10 Menata Hati Kembali.
11 Permintaan Luna.
12 Night Party.
13 I Want U So Bad, Bos.
14 Hubungan Yang Salah.
15 Petualangan Yang Mendebarkan.
16 Cinta Terlarang.
17 Satu Sama.
18 Saling Mewaspadai.
19 Diantara Dua Pria.
20 Kesal.
21 Janji Gamma.
22 Sepintas Kisah Masa Lalu.
23 Clarissa Hamil.
24 Pemandangan Mengejutkan.
25 Wanita Liar.
26 Dibawah Rembulan Yang Indah.
27 Pagi Yang Panas.
28 Hari Yang Mengesalkan.
29 Semua Hanya Luna.
30 Malam Menakutkan.
31 Begini Lebih Baik.
32 Kesaksian Palsu.
33 Rasa Sesak Di Dada.
34 Clarissa Yang Licik.
35 Siasat Musuh.
36 Mencari Jalan Keluar.
37 Dia Sedang Hamil.
38 Selamat Hari Raya Idul Fitri 1444 H.
39 Permintaan Damai.
40 Di Paksa Petugas.
41 Memanipulasi Keadaan.
42 Maukah Kau Hidup Bersamaku?
43 Masalah Belum Usai.
44 Bab 44.
45 Masa Lalu Clarissa.
46 Takdir Kita.
47 Tamu Tidak Terduga.
48 Bab 48.
49 Bab 49.
50 Bab 50.
51 Bab 51.
52 Bab 52.
53 Ingatan Yang Pulih.
54 Terpuruk.
55 Bab 55.
56 Bab 56.
57 Bab 57.
58 Bab 58.
59 Bab 59.
60 Dendam Kesumat.
61 Promo Novel Baru.
62 Bab 62.
63 Selamat Jalan, Papa.
64 Kenyataan Yang Menyakitkan.
65 Dia Anakku, Nik.
66 Panggil Ayah.
67 Rasa Yang Masih Tertinggal.
68 Hati Yang Terkunci.
69 Aku Kembali Untukmu.
70 Sesakit Itukah Mencintainya?
71 Will You Marry Me.
72 Hari Terakhir.
73 Aku Akan Pergi.
74 Aku Ayahnya.
75 Pemandangan Menyakitkan.
76 Bab 76.
77 Aku Akan Pulang.
78 Aku Membebaskanmu.
79 Sekretaris Kesayanganku.
80 INFO NOVEL BARU ( Persimpangan Cinta Rajendra )
81 Promo Novel Baru.
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Bos Dan Sekretaris.
2
Berkhianat Atau Tidak?
3
Sebuah Pengkhianatan.
4
Ingin Memiliki Anak.
5
Bersitegang.
6
Simbiosis Mutualisme.
7
Hampir Ketahuan.
8
Pergantian Posisi.
9
Sikap Egois Gamma.
10
Menata Hati Kembali.
11
Permintaan Luna.
12
Night Party.
13
I Want U So Bad, Bos.
14
Hubungan Yang Salah.
15
Petualangan Yang Mendebarkan.
16
Cinta Terlarang.
17
Satu Sama.
18
Saling Mewaspadai.
19
Diantara Dua Pria.
20
Kesal.
21
Janji Gamma.
22
Sepintas Kisah Masa Lalu.
23
Clarissa Hamil.
24
Pemandangan Mengejutkan.
25
Wanita Liar.
26
Dibawah Rembulan Yang Indah.
27
Pagi Yang Panas.
28
Hari Yang Mengesalkan.
29
Semua Hanya Luna.
30
Malam Menakutkan.
31
Begini Lebih Baik.
32
Kesaksian Palsu.
33
Rasa Sesak Di Dada.
34
Clarissa Yang Licik.
35
Siasat Musuh.
36
Mencari Jalan Keluar.
37
Dia Sedang Hamil.
38
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1444 H.
39
Permintaan Damai.
40
Di Paksa Petugas.
41
Memanipulasi Keadaan.
42
Maukah Kau Hidup Bersamaku?
43
Masalah Belum Usai.
44
Bab 44.
45
Masa Lalu Clarissa.
46
Takdir Kita.
47
Tamu Tidak Terduga.
48
Bab 48.
49
Bab 49.
50
Bab 50.
51
Bab 51.
52
Bab 52.
53
Ingatan Yang Pulih.
54
Terpuruk.
55
Bab 55.
56
Bab 56.
57
Bab 57.
58
Bab 58.
59
Bab 59.
60
Dendam Kesumat.
61
Promo Novel Baru.
62
Bab 62.
63
Selamat Jalan, Papa.
64
Kenyataan Yang Menyakitkan.
65
Dia Anakku, Nik.
66
Panggil Ayah.
67
Rasa Yang Masih Tertinggal.
68
Hati Yang Terkunci.
69
Aku Kembali Untukmu.
70
Sesakit Itukah Mencintainya?
71
Will You Marry Me.
72
Hari Terakhir.
73
Aku Akan Pergi.
74
Aku Ayahnya.
75
Pemandangan Menyakitkan.
76
Bab 76.
77
Aku Akan Pulang.
78
Aku Membebaskanmu.
79
Sekretaris Kesayanganku.
80
INFO NOVEL BARU ( Persimpangan Cinta Rajendra )
81
Promo Novel Baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!