Sekretaris Kesayangan Tuan Gamma
"Brengsek! Apa-apaan ini? Kenapa kalian tidak becus bekerja. Bagaimana anggaran keluar sebanyak itu tapi proyek belum selesai juga? Apa yang sebenarnya kalian kerjakan?"
Gamma membanting beberapa berkas ke meja hingga menimbulkan suara yang begitu berisik. Di depannya sudah ada beberapa pegawai kantor yang menangani proyek pembangunan Mall yang dikerjakan di kota Batam.
Gamma Emiliano Johnson, pria yang kerap di sapa Gamma itu merupakan pemimpin perusahaan yang dikenal dengan sikapnya yang dingin dan angkuh. Di umurnya yang menginjak 27 tahun, Gamma termasuk pengusaha muda yang sangat sukses di negara Indonesia.
Parasnya juga mempesona dengan mata hitam seperti Galaxy malam. Tak akan ada satu orang pun yang mengatakan kalau Gamma tidak tampan. Namun sayang sekali, Gamma sudah memiliki istri yang ia nikahi dua tahun yang lalu.
"Tuan, sepertinya kesalahan bukan ada pada pegawai kita. Kontraktor yang menangani proyek ini sepertinya memang belum bisa memenuhi targetnya." Luna mencoba menenangkan bossnya yang begitu emosi. Sebagai seorang sekretaris, ia juga harus berusaha menjaga mood bossnya ini tetap bagus agar pekerjaannya juga lancar.
"Aku tidak mau tahu, kalau sampai besok tidak ada laporan apapun lagi. Siap-siap kalian angkat kaki dari sini kalian!" Gamma sama sekali tidak menggubris perkataan sekretarisnya itu, ia segera meninggalkan ruangan meeting dengan segala emosinya.
Gamma memutuskan langsung pulang ke rumahnya, berharap bisa menenangkan diri dengan berbicara dengan istrinya. Tapi sialnya istrinya itu tidak ada di rumah.
"Kemana Clarissa?" Gamma bertanya pada asisten rumah tangannya dengan nada begitu kasar.
"Nona Clarissa mengatakan kalau ada pemotretan di kota Bandung Tuan," sahut assisten rumah tangga begitu takut melihat Gamma.
"Shittt!!!" Gamma berdecih kesal, istrinya itu selalu saja pergi tanpa meminta izin darinya, padahal Gamma sudah berulang kali mengatakan agar istrinya berhenti dari pekerjaannya, tapi Clarissa justru akan marah jika ia terus melakukan hal itu.
"Apa gunanya aku memiliki istri kalau selalu saja begini," gerutu Gamma membanting tubuhnya ke kasur dengan keras. Kadang ia merasa begitu lelah dengan kehidupan rumah tangannya yang semakin hari semakin hampa. Wanita yang ia nikahi dan berharap bisa membangun sebuah keluarga impian, nyatanya tak seperti yang diharapkan.
Gamma mencoba menghubungi istrinya, ingin menanyakan dimana wanita itu berada, tapi Carissa sama sekali tidak mengangkatnya membuat kekesalan Gamma semakin meningkat.
"Kurang ajar! Beraninya dia tidak mengangkat teleponku," kesal Gamma berulang kali menghubungi istrinya, tapi tetap tidak ada sahutan sama sekali.
"Kemana sebenarnya dia? Apa aku menyusulnya saja ke Bandung?" gumam Gamma berpikir sejenak.
Setelah beberapa saat, ia akhirnya menghubungi sekretarisnya Luna.
"Halo Tuan?"
"Malam ini ikut aku ke Bandung, aku akan menjemputmu satu jam lagi, bersiaplah."
******
Sumpah demi apapun, Luna rasanya ingin sekali mengumpat kepada atasannya itu. Ia bahkan belum mengistirahatkan tubuhnya sama sekali, tapi Gamma sudah meneleponnya dan mengatakan untuk segera bersiap.
"Dasar bos sialan, kalau bukan karena aku butuh pekerjaan ini, aku lebih baik keluar saja," gerutu Luna menyeret langkah kakinya yang malas, ia harus tampil cantik untuk pergi bersama bossnya itu. Sebenarnya bukan masalah apa, ia hanya merasa minder kalau harus pergi dengan bossnya yang begitu kinclong, ia berdandan biasa saja.
Tepat satu jam kemudian, Luna sudah bersiap dengan pakaian santainya. Baju atasan Sabrina dengan rok di atas lutut, tak lupa high heels hitam yang membalut kaki jenjangnya yang indah. Dilihatnya Gamma sudah standby dibalik kemudi mobilnya.
"Tuan menyetir sendiri?" Luna bertanya heran.
"Diam dan cepat masuk, jangan membuang waktuku!" seru Gamma sedikit melirik sekretarisnya yang terlihat njir cantik.
Luna mengerucutkan bibirnya kesal, tak ingin membantah karena tak ada gunanya juga. Ia segera masuk ke dalam mobil, tapi ia kaget saat tiba-tiba mendekatkan dirinya.
"Tuan mau apa?" seru Luna langsung menjauhkan dirinya.
Gamma mendengus kecil. "Aku hanya akan memasang ini, buang jauh-jauh pikiran kotormu itu. Percayalah aku tidak akan tergoda dengan tubuh ratamu," tukas Gamma menarik sabuk pengaman untuk Luna lalu memasangkannya.
Luna langsung berwajah masam, bosnya ini memang kalau berbicara tidak pernah difilter dulu. Apa memang tubuhnya tidak semenggoda itu? Luna jadi penasaran, apakah benar Gamma tidak akan tergoda olehnya?
"Apa kau sudah menyiapkan apa yang aku minta?" tanya Gamma di sela-sela kebisuan selama perjalanan.
"Sudah Tuan, saat ini Nona Clarissa sedang melakukan pemotretan di lokasi XXX, saya sudah mengeceknya tadi." Luna menyahut dengan begitu lugas.
Gamma hanya mengangguk singkat, ia kembali fokus menyetir mobilnya. Perjalanan dari Jakarta ke Bandung hanya memakan waktu dua jam. Mereka tiba dilokasi pemotretan Clarissa setelah menambah waktu selama setengah jam.
"Kau yakin ini lokasinya? Kenapa sepi sekali?" Gamma sedikit bingung saat melihat tempat yang di maksud Luna itu kosong.
"Sepertinya sudah selesai Tuan, sebentar ..." Luna segera membuka tabletnya, ia melihat dimana saat ini istri bossnya berada.
"Lain kali pastikan semuanya dengan benar, benar-benar membuang waktu," sergah Gamma kembali kesal karena tidak menemukan istrinya.
"Tadi Nyonya Clarissa memang disini, tapi sekarang beliau sedang berada di club Night Heaven," kata Luna melaporkan dimana Clarissa saat ini.
"Di club?"
*****
Luna mengikuti Gamma yang membelah lautan manusia di club yang sangat berisik itu. Disana mereka langsung mencari Clarissa karena Gamma belum puas jika belum menemukan istrinya itu.
"Bukannya itu Nona Clarissa?" Kata Luna menunjuk wanita yang sedang bercumbu mesra dengan seorang pria di salah satu kursi.
Mata Gamma membulat sempurna, ia langsung tahu kalau wanita itu memang istrinya. "Bang sat! Beraninya kau Clarissa!" Gamma melangkahkan kakinya lebar-lebar untuk menghampiri istrinya, tapi kedua makhluk tadi sudah pergi terlebih dulu.
Gamma tahu pasti kedua orang itu akan meneruskan cumbuan panas tadi di kamar, ia bergegas masuk ke area kamar yang biasanya ada di club. Gamma sudah cukup hafal dengan kondisi club karena ia juga sering ke tempat itu.
"Ba ji ngan! Kemana perginya mereka? Aku benar-benar akan membunuhnya!" Gamma berteriak marah seraya menendang satu persatu pintu kamar itu.
"Tuan! Anda bisa ditangkap kalau seperti ini, kita harus pergi," kata Luna menarik tangan Gamma agar menghentikan kelakuannya itu.
"Lepaskan aku! Biarkan aku mencari ja la ng itu!" Sentak Gamma menarik tangannya kasar.
Saat ia akan pergi, tiba-tiba ia mendengar suara wanita yang sangat familiar dari sebuah kamar yang tidak tertutup rapat. Ia mendekat untuk melihat apakah wanita itu adalah Clarissa.
Tapi sebelum itu terjadi, Luna sudah lebih dulu menarik tangannya lalu mencium bibirnya. Gamma tentu sangat terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Luna.
Happy Reading.
TBC.
Hai Hai guys, balik lagi dicerita author Virzha yak ....
Jangan lupa tekan tombol like, komen dan subscribe ya guys ...
Selamat membaca, semoga suka dan jatuh cinta yakk ...
Bonus Visual Gamma dan Luna_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Afternoon Honey
mulai membaca
2023-11-06
1
ike nuryanti
baru mulai baca
2023-10-20
1
komalia komalia
wah bikin mall di batam nnati kalau udah siap kasih tau ya mall nya apa biar aku bisa belanja kebetulan aku pun ada di batam hahahaha
2023-07-24
3