"Nona, non Dhea sudah pergi ke sini sejak saya belum sampai di kosannya."
"Apa? Tapi kenapa belum tiba juga sampai sekarang? Ponselnya juga tidak aktif dari kemarin."
Vean terdiam melihat kecemasan Fio. Kemarin, Dhea juga sama sekali tidak menghubunginya. Dia kikir gadis itu akan mengirim pesan berkali-kali saat dia belum juga datang. Vean memang tidak menemui Dhea, karena tidak mau memberikan harapan palsu kepada gadis itu. Lebih baik seperti itu, daripada nanti dia sendiri yang susah.
"Dhea ke mana, sih. Ini kan hari pertunangan aku. Masa dia tega banget enggak datang."
"Sudahkah Fio, jangan dipikirkan," ucap mamanya.
Mungkin seperti ini lebih baik buat mereka semua.
"Ayo, acaranya sudah mau mulai."
Vean dan Fio akhirnya tukar cincin. Fio merasa bahagia, tapi juga sedih. Semua yang dia undang datang ke acaranya, tapi sayangnya sahabatnya malah tidak datang.
"Kamu senyum dong, Sayang. Nanti orang-orang kira, kamu terpaksa bertunangan dengan Vean," tegur mamanya.
"Iya, Ma. Maafkan Fio."
Dua jam saja acara dilaksanakan, dan Fio segera mengajak Vean pergi ke kosan Dhea. Dia takut terjadi sesuatu yang buruk pada sahabatnya itu. Fio mengeja nafas berkali-kali sepanjang perjalanan. Vean hanya melirik saja, tidak mau berkomentar apa-apa.
Vean tidak tahu apakah harus merasa senang atau tidak dengan ketidak hadiran Dhea. Dhea datang, akan membuat gadis itu terluka sendiri. Tidak datang, malah membuat Fio yang sedih, kecewa dan cemas.
Jadi lebih baik Vean diam saja.
Mereka akhirnya tiba di kosan Dhea. Karena hari ini hari libur, jadi para penghuni kos banyak yang berkumpul di ruang depan untuk mengobrol atau menunggu tukang makanan lewat.
"Mbak, Dhea sudah pulang belum?"
"Pulang? Pulang ke mana?"
"Ya Kukang ke sini. Tadi pagi dijemput katanya sudah pergi. Sekarang sudah pulang belum, ya?"
"Loh, Dhea kan pergi ke luar negeri hari ini."
"Apa?"
"Dhea sudah pergi ke bandara tadi pagi."
"Kenapa dia pergi ke luar negeri?"
"Loh, memangnya kamu enggak tahu. Kamu kan sahabatnya."
"Dhea dapat beasiswa ke Amerika, jadi dia ke sana sekarang."
Fio langsung menangis mendengarnya. Dia langsung masuk ke mobil tanpa mendengar penjelasan teman satu kosan Dhea lagi. Tidak lama kemudian Vean masuk ke dalam mobil. Dilihatnya Fio yang terisak.
Vean langsung membawa Fio ke hotel lagi, karena semua keluarga masih ada di sana.
"Loh, Fio. Kenapa kamu menangis?"
"Dhea pergi, Pa."
"Ke mana?"
"Dia pergi ke Amerika. Kata teman-teman satu kosannya, dia dapat beasiswa dan pergi tadi pagi. Kenapa dia enggak cerita sama sekali sama aku? Kenapa dia pergi begitu saja tanpa berpamitan. Apa dia marah sama aku karena aku bertunangan sama Vean?"
Ayo Kak, kita berkencan. Jadikan aku kekasih kamu satu hari saja. Setelah itu aku janji tidak akan pernah mengganggu kakak lagi. Mau ya ya ya ....
Vean jadi teringat kata-kata Dhea itu. Apa itu permintaan terakhirnya sebelum pergi? Apa itu salam perpisahan untuknya?
Kak Vean, aku sayang kakak.
Kak Vean, aku suka kakak.
Kak Vean, aku cinta kakak.
Apa karena aku miskin, Kakak jadi tidak menyukai aku?
Apa aku jelek?
Kakak penyemangat hidup aku.
Pokoknya aku akan terus menunggu kakak Samali kakak datang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 307 Episodes
Comments
Aishaldira
banyak typonya,kadang bingung juga tapi seru ceritanya
2023-12-20
1
Atun Ismiyatun
semoga kamu mendapatkan jodoh yg tulus dan menyayangi kamu ya dhea,,bukalah hatimu untuk pria lain dan lupakan vean
2023-11-24
1
Dian Purnama Sari Sari
cinta Dhea tulus.. . tapi tak terbalas
2023-08-25
1