Dhea sudah tidak sabar menunggu hari esok. Dia terus memandangi jam di dinding, berharap pagi segera datang, padahal sekarang masih jam delapan malam.
Dia ingin besok menjadi hari yang sangat istimewa untuknya. Akhirnya, untuk yang pertama kalinya, Dhea berusaha tidur lebih cepat. Biasanya dia tidur di atas jam dua belas malam untuk belajar, dan akan bangun pagi-pagi sekali, untuk belajar lagi. Tapi sekarang berbeda. Selain karena dia Sidah terbebas dari ujian akhir dan tinggal mempersiapkan kepergiannya ke luar negeri, dia juga tidak mau kalau besok masih mengantuk, memiliki kantung hitam di matanya, atau terlihat pucat.
Dia ingin tampil dengan sempurna, sesempurna yang dia bisa lakukan. Hanya untuk pria pujaannya. Gadis itu pergi tidur dengan wajah tersenyum, tidak sabar menyambut esok pagi dengan kebahagiaan.
Vean sedang makan malam bersama Fio. Gadis itu sejak tadi terus saja tersenyum. Tanpa perlu bertanya, Vean sudah tahu apa, pasti tentang pertunangan mereka.
"Ya ampun, padahal kita baru akan bertunangan, tapi aku sudah sangat gugup. Bagaimana kalau nanti kita menikah, ya?"
"Lebay, deh!" Suara yang tiba-tiba menginterupsi itu mengalihkan pandangan Vean dan Fio.
"Ish, apaan sih, Juna."
"Juna, nanti di acara pertunangan aku, kamu harus semaksimal mungkin, ya!"
"Vean yang mau tunangan, kenapa aku yang harus tampil maksimal?"
"Itu karena Dhea juga akan tampil sangat memukau."
"Dhea datang?"
"Pertanyaan macam apa, itu? Tentu saja dia Haris datang, dia kan sahabatku."
Juna meringis. Dalam hati, dia sendiri tidak yakin akan datang kalau perempuan yang dia sukai malah bertunangan dengan sahabatnya. Pasti akan terlihat menyedihkan dan memalukan.
Vana sendir juga tidak yakin kalau Dhea akan datang. Apa gadis itu sanggup menahan air matanya? Bari pertama kali mendengar soal pertunangan itu saja, dia sudah menangis.
Jangan sampai gadis itu malah mempermalukan dirinya sendiri di sana, dan membuat kacau acara.
Dhea bangun pagi-pagi sekali. Dia langsung tersenyum saat itu. Segera mandi, padahal sekarang masih jam lima pagi. Dia benar-benar sudah tidak sabar.
Dipakainya baju yang baru dibelinya. Baju yang menurutnya sangat bagus, baju yang paling mahal yang pernah dia beli, dan dia rela mengeluarkan uang lebih hanya untuk membeli baju ini.
Dipakai juga sepatu baru, dan tas baru. Dia ingin terlihat cantik, tidak mau asal-asalan di kencan pertamanya. Dia menyiapkan semua ini memang khusus untuk hari ini, untuk berkencan bersama Vean.
Dia pergi dari tempat kosnya. Bahkan dia menjadi pelanggan pertama yang tiba di kafe itu.
"Pagi, Kak. Mau pesan apa?"
"Lemon tea hangat satu."
"Ditunggu ya, Kak."
Masih jam tujuh kurang lima belas menit. Dhea memegang dadanya yang berdetak kencang. Matanya terus saja melihat ke arah pintu. Sengaja memilih tempat yang paling pas untuk melihat siapa saja yang datang.
Jam tujuh lewat lima belas
"Mungkin macet," ucap Dhea pelan.
Jam delapan
Dhea mulai gelisah.
Baru terlambat satu jam, Dhe. Ini belum apa-apa dibandingkan kamu yang menunggunya selama beberapa tahun. Bersabarlah, dia pasti akan datang.
Jam sembilan
Mungkin dia sedikit terlambat karena ada urusan lain. Nanti juga datang, jangan putus asa. Tetap semangat.
Jam sepuluh
Untuk kali ini, dia pasti tidak akan mengecewakan kamu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 307 Episodes
Comments
Lin Frie
kenapa cinta membuat orang jd gila😂😂😂
2023-08-10
5
Ani Abbas
perempuan paling bodoh
2023-08-08
2
paty
satu kata buat dhea bodoh
2023-07-16
9