Hari ini adalah hari terakhir ujian. Dhea ingin ingin bercerita kalau dia akan ke luar negeri karena mendapatkan beasiswa kedokteran. Begitu juga dengan Fio, dia ingin bercerita pada Dhea soal pertunangannya dengan Vean.
Fio pasti senang, pikir Dhea.
Dhea pasti senang, pikir Fio
"Ada yang mau aku bicarakan sama kamu setelah pulang sekolah nanti," ucap mereka berdua bersamaan. Keduanya tertawa, lalu saling merangkul.
Kekompakan keduanya memang sudah sangat terkenal di sekolah ini. Si kaya dan si miskin, tapi dua-duanya sama-sama cantik.
Jam istirahat
“Dhe, ceritanya sekarang saja.”
“Kamu saja yang ceritanya sekarang.”
“Ish, kebiasaan deh. Ya sudah deh, aku cerita sekarang. Hmm ... aku akan segera bertunangan dengan Vean.”
“Apa?”
“Aku akan bertunangan dengan Vean satu minggu lagi.”
“Benarkah?”
“Iya, aku sudah enggak sabar menunggu hari itu tiba.”
“Wah, bagus deh. Aku senang banget mendengarnya.”
Tapi bohong. Tentu saja hati Dhea sangat sakit mendengarnya. Jantungnya seperti diremas oleh sesuatu yang tak tampak, hatinya seperti disayat oleh sesuatu yang sangat tajam. Dhea menggigit bibir dalamnya, agar tidak menangis saat itu juga.
Inikah patah hati yang sebenarnya? Patah sepatah patahnya. Bukan lagi penolakan yang akan dia terima dari Vean, tapi seperti sebuah vonis kalau dia benar-benar tak diharapkan.
Ujian selanjutnya Dhea tidak bisa berkonsentrasi, namun dia tetap berusaha untuk mengerjakannya. Tangannya bergetar, dan air matanya sedikit keluar di ujung matanya. Dia mengusap air mata itu, menggigit bibir dalam kuat-kuat agar tidak terisak.
Sebelum bel berbunyi, Dhea dengan cepat mengumpulkan lembar jawabannya. Dia segera pulang tanpa menunggu Fio.
Fio melihat Dhea yang mengumpulkan lembar jawabannya. Tidak aneh bagi Fio kalau sahabatnya itu bisa dengan cepat menyelesaikan jawaban-jawaban itu. Setelah bel berbunyi, Fio mencari Dhea, tapi tidak ada juga.
“Apa dia pulang? Katanya mau cerita.”
Gadis itu lalu pulang ke rumahnya.
Di dalam kamarnya, Dhea menangis sekencang-kencangnya. Ghea menepuk-nepuk dadanya. Kenapa rasanya sesakit ini, bahkan lebih sakit daripada pertama kali dia mendapatkan penolakan dari Vean. Duku dia pikir, seiring berjalannya waktu, Vean akan merasakan ketulusan darinya, akan menerima cintanya, tapi nyatanya, yang terjadi justru sebaliknya. Lagi-lagi sebuah penolakan dengan jawaban pertunangan dengan sahabatnya.
Apa benar-benar tidak ada lagi kesempatan untukku. Kenapa harus dengan sahabatku? Apa karena dia kaya dan aku miskin? Apa karena dia berasal dari keluarga terpandang dan memiliki kedua orang tua sedangkan aku anak yatim-piatu dan tidak memiliki siapa pun. Kenapa aku harus menyukai kamu yang jelas-jelas sejak awal selalu menolakku?
Air mata itu tidak mau berhenti juga, meski Dhea sudah berusaha untuk tenang.
Sore harinya, dia pergi ke kosan Dhea.
“Dheaaa, Dheaaa ....”
Dhea menghela nafas saat mendengar suara Fio. Ingin tidak membukakan pintu, tapi dia tahu Fio tidak akan berhenti memanggilnya sampai dia membuka pintu itu. Fio juga pasti sudah tahu dari teman-teman satu kosannya kalau dia ada di dalam kamar sejak pulang sekolah.
Akhirnya dengan berati hari dia membuka pintu, meski dia benar-benar malas untuk bertemu dengan sahabat sekaligus saingan cintanya itu.
Deg
Jantung Dhea berdetak kencang saat melihat ada Vean di hadapannya. Tidak pernah sadarkah Fio kalau setiap kali dia dan Vean ada di hadapannya, itu sangat melukai hatinya? Ya walaupun Dhea juga sedikit merasa senang karena bisa sering-sering melihat Vean. Tidak bisakah Fio memahami perasaannya dan menjaganya?
Apa dia benar-benar ingin menunjukkan kepadaku kalau dia yang bisa memiliki Vean? Apa dia selalu ingin pamer?
“Ayo masuk.”
“Kamu nangis?”
“Oh, tadi aku nonton drama Korea. Sedih banget ceritanya.”
“Muka kamu pucat banget, Dhe. Sakit?”
“Kecapean, tiap hari begadang.”
“Kamu sih, belajar kok enggak lihat waktu. Ini, untung aku bawakan makanan untuk kamu, kamu juga pasti belum makan, kan?”
Vean melirik barang-barang yang sudah dimasukkan oleh Dhea ke dalam kotak, tapi Fio tidak memperhatikan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 307 Episodes
Comments
tata
d a m n
bucin bisa SE bego itu yaa Dhea
sahabatan, mo tunangan
menjauh adalah yg terbaik utk jaga hati, agar tdk luka....
persahabatan yg aneh,..
2023-12-24
0
Meliana Siregar
Dhea...Dhea...apa yg kamu harapkan...kl seandainya pun akhirnya Vean melirik kamu, berarti kamu tega donk sama sahabat kamu yg mmg sdh lebih dl jd kekasihnya, lgpl jelas2 sdh ditolak bbrp kali. Sadar donk Dea...bukan salah kamu mmg mencintai orang, yg salah adalh kmu memaksakan diri utk orang mencintai dan terima kamu
2023-08-17
2
Arkan_fadhila
emang salah kamu mencintai pacar sahabatmu Dhea....dan kamu gak bisa vonis vean itu pilih fio Krn dia kaya...hati dan cinta siapa yg bisa mengaturx sadarlah dhea
2023-08-09
2