Fio tahu bagaimana Dhea yang terlihat sedih saat melihat dia bersama Vean. Mata yang terus memancarkan cinta dan harapan. Tapi haruskah Fio menjauhi Dhea karena hal itu? Dia dan Dhea Sidah bersahabat sejak masih kecil, sebelum dia bersama dengan Vean.
"Aku tahu, Ma. Tapi aku ingin Dhea juga hadir di salah satu hari bahagia aku. Siapa tahu saja kan, nanti dia di sana ketemu dengan jodohnya."
"Ya sudah, terserah kamu saja. Mama hanya tidak mau saja nanti dia sakit hati dan melakukan hal yang buruk pada kamu."
"Mama, jangan bicara begitu. Mana mungkin dia melakukan hal buruk padaku. Kalau dia berniat jahat, pasti sudah sejak dulu."
"Mama hanya mengingatkan saja, Sayang."
...💦💦💦...
Keesokan harinya, dua sahabat ini suka senyum-senyum sendiri. Mereka sama-sama merasakan senang dengan alasan masing-masing.
"Kenapa dari tadi kamu senyum-senyum sendiri?" tanya Fio.
"Kamu juga, kenapa dari tadi senyum-senyum sendiri?"
"Aku lagi senang banget."
"Sama dong, aku juga lagi senang banget."
"Apa apa apa? Kamu senang kenapa?"
"Rahasia."
"Ish, enggak asik. Sekarang main rahasia-rahasiaan, ya!"
"Hehehe, nanti kalau sudah waktunya, bari aku kasih tahu. Kamu senang kenapa?"
"Rahasia, nanti baru aku kasih tahu."
"Huh dasar, dendam nih ceritanya?"
"Ya enggak dong, bestie."
Diam-diam Fio dan Dhea saling lirik. Fio berpikir, mungkin saja Dhea sedang dekat dengan seorang pria dan mulai merasakan rasa suka pada pria itu. Dhea berpikir, mungkin saja papa Fio baru pulang dari luar negeri, dan membawakan Fio oleh-oleh kesukaannya, pasti barang-barang branded. Karena Fio memang akan selalu seperti itu, selalu senang saat diberikan hadiah yang bagus-bagus dan mahal-mahal.
Guru bahasa Inggris masuk, membuat mereka langsung fokus menghadap ke depan, meski dalam hati mereka tetap saja sibuk dengan rasa yang membuncah senang.
...💦💦💦...
Hari ini hari pertama ujian akhir. Dhea sibuk membaca buku sebelum bel berbunyi.
"Masih aja sibuk baca buku, Dhe."
"Biar enggak lupa."
"Ck, kamu tuh sejak dulu selalu dapat nilai tertinggi. Bahkan jadi juara satu sekolah. Cobalah sekali-kali santai. Lihat kamu yang masih saja membaca buku, malah bikin aku yang tegang."
Dhea tertawa mendengar perkataan Fio. Akhirnya gadis itu menutup juga bukunya, tidak mau terus melihat wajah cemberut tapi lucu dari Fio.
Bel berbunyi, para murid masuk dan mencari nomor mereka yang ditempel di atas meja. Guru pengawas memberikan lembar jawaban dan soal.
Dhea bisa mengerjakan soal-soal itu dengan mudah, meski ada beberapa soal yang cukup susah menurutnya.
Beberapa waktu kemudian, Dhea sudah bisa bernafas lega. Masih ada waktu yang cukup lama. Dia ingin keluar agar bisa belajar untuk ujian selanjutnya, tapi kalau dia keluar, Alstom akan menimbulkan kegelisahan dan rasa panik untuk teman-teman sekelasnya. Pasti mereka juga ingin cepat-cepat selesai dan jadi tidak fokus belajar.
Dhea tidak mau egois, jadi dia lebih memilih tetap duduk sambil dalam hati mengingat-ingat apa saja yang sudah dia pelajari.
Tanpa Dhea sadari akhirnya bel berbunyi.
"Dhea, kumpulkan lembar jawaban kamu sekarang!"
"Eh iya, Pak!" Dhea langsung buru-buru mengumpulkan sambil melihat aal lembar jawabnya sudah diberi nama apa belum.
"Kamu mikirin apa sih, Dhe, sampai enggak dengar gitu kalau bel sudah berbunyi."
"Lagi ngapalin pelajaran."
"Dasar!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 307 Episodes
Comments
Fajar Ayu Kurniawati
.
2023-08-23
1
Fhebrie
semoga vita cita km tercape dhe jd dokter lulusan luar negeri
2023-08-08
1
Mukmini Salasiyanti
ayo gadis mandiri
jadilah tangguh..
tinggalkn Vean...
mgkn dia blm jodohmu
2023-08-01
3