Ashley kini berada di lantai 3, satu ruangan dengan Wildan dan juga 4 orang pegawai yang lainnya. Dengan cepat Ashley memahami apa saja yang harus ia kerjakan selama magang di kantor.
Sayangnya, pindahnya Ashley dari lantai 5 ke lantai 3 justru menjadi bahan pembicaraan karyawan yang lainnya. Tidak hanya itu, bahkan wakil manager pun ikut membicarakannya.
Terlebih saat tiba jam makan siang, Ashley kembali mendapat kiriman makan siang dari penggemar rahasianya. Satu ruangan pun secara terang-terangan membicarakan Ashley di depannya.
“Ashley!” panggil salah satu pegawai yang di name tagnya tertulis nama Carolin dengan nada menggertak.
“Iya mbak!” Ashley menjawab panggilan tersebut sambil berdiri di depan meja kerjanya.
“Kamu ini anak magang atau anak TK?” tanya Carolin. “Masih bawa bekal kayak gini!” lanjutnya lagi sambil menyodorkan bekal makanan ke arah Ashley.
Ashley pun langsung berjalan mendekat ke arahnya untuk mengambil kotak bekal yang ditujukan untuknya. Namun sayangnya Carolin justru justru melemparkan kotak bekalnya ke temannya yang lain yang bernama Jandini.
“Eits, memang kamu pikir enak jadi mahasiswa magang di sini?” tanya Jandini.
Ashley pun kembali berjalan ke arah Jandini, namun dengan cepat Jandini melemparkan ke arah teman yang lain sampai Wildan yang sedari tadi diam pun langsung berteriak kencang.
“Stop semua! Ini kenapa pegawai bank malah jadi kayak anak TK?” gertak Wildan membuat semua mata tertuju padanya.
Gertakan Wildan barusan membuat kepala ruangan langsung menegurnya dengan tegas.
“Wildan Pratama! Apa kamu sadar apa posisi mu di kantor ini?” tanya Kepala Ruangan.
“Kalian berdua hanyalah anak magang! Jika kalian macam-macam di ruangan ini. Aku tidak akan segan-segan membuat nilai C dalam report magang kalian!” ancam Kepala Ruangan.
Ancaman kepala ruangan tersebut membuat Wildan langsung menatap ke arah Ashley.
“It’s okey, Wildan! Don’t worry me! Aku juga gak lapar kok. Jadi bekalnya bisa dimakan sama pegawai busung lapar yang sedang berebut satu kotak bekal anak TK!” ucap Ashley yang bersiap untuk duduk kembali di kursi kerjanya.
Kalimat yang terlontar dari mulut Ashley pun membuat semua yang ada dalam ruangan tersebut langsung naik pitam.
“Apa katamu? Busung lapar?” tanya Jandini yang langsung berdiri di depan Ashley.
“Bukan hanya busung lapar, melainkan juga rakus!” lanjut Ashley semakin berani.
Tanpa menunggu lama, Jandini langsung menarik rambut Ashley sambil berteriak. “Kamu berani yang ngatain semua orang di sini, Hah?! Sekarang terima akibatnya.
Ashley yang mulai terancam pun membalas Jandini menarik rambutnya dengan lebih kencang. Pertikaian mereka di hari awal kerja Ashley pun tak terelakkan lagi.
Sedangkan yang kini sedang membawa kotak makan Ashley pun langsung mengambil ari dan mengguyurkan ke arah Ashley untuk menghentikan pertengkaran mereka. Benar saja, Ashley langsung melepaskan tangannya dan berbalik.
“Ternyata aku sedang magang di rumah sakit jiwa, bukan di Bank One Point!” ucap Ashley yang memang berani mengeluarkan kata-kata pedas untuk melindungi dirinya sendiri karena ia bukanlah anak yang pandai bela diri.
Untung saja tak lama kemudian Nicko dan juga asistennya datang melewati ruangan mereka. Kedatangan Nicko yang tiba-tiba membuat semuanya terkejut tanpa terkecuali.
Bagaimana tidak? Selama ini Nicko sama sekali tidak pernah menginjakkan kakinya di lantai 3.
“Apa yang sedang kalian lakukan?” tanya Nicko dengan tatapannya yang mengintimidasi.
Terlebih saat matanya tertuju pada Ashley yang rambutnya sudah awut-awutan dan bajunya basah. Blouse putih yang Ashley kenakan membuat baju ********** terlihat dari luar. Nicko pun langsung melepaskan jas yang ia kenakan.
“Ada apa ini?” tanya Nicko lagi sambil mendekat ke arah Ashley sambil memakaikan jasnya ke tubuh Ashley.
Pertanyaan Nicko tidak ada yang berani menjawab satu orang pun. Bahkan Ashley sendiri memilih diam daripada menjawab pertanyaan Nicko.
“Ashley, kenapa bajumu basah seperti ini?”
Ashley yang dipenuhi rasa kesal pun langsung mendongakkan kepalanya seperti menantang Nicko.
“Apa di kantor abang tidak ada CCTV sampai abang tidak tahu kelakuan pegawai Bank yang seperti pasien rumah sakit jiwa?” tanya Ashley dengan mata yang berkaca-kaca.
Ashley sengaja memanggil Nicko dengan panggilan Abang agar besok dia tidak lagi diintimidasi seperti hari ini. Betapa terkejutnya pegawai Nicko saat Ashley memanggilnya dengan sebutan ‘abang’.
Mereka mulai sadar jika kali ini mereka sedang menggali kubur mereka sendiri. Bahkan kepala ruangan pun tampak pias mengingat dirinya bukan melindungi Ashley, melainkan justru mengancam Ashley dan membiarkannya di intimidasi oleh bawahannya.
“Tari, cepat cek CCTV di ruangan ini dan segera laporkan padaku!” titah Nicko sambil membawa Ashley keluar dari ruangan.
“Siap pak!” jawab Tari yang langsung menuju ke ruang rekam CCTV yang paling ujung di lantai 3.
Melihat hal tersebut, kepala ruangan pun bergegas mengikuti langkah Tari, begitu juga dengan Carolin, Jandini, dan pegawai yang terlibat dalam pertikaian tadi.
Sedangkan Nicko dan Ashley kini sama-sama terdiam di dalam lift yang akan mengantar mereka ke lantai 5. Sesampainya di ruangan Nicko, ia pun meminta Ashley mengganti blousenya yang basah dengan kemejanya yang tersimpan di sana.
“Yaah paak, ini kemejanya terlalu besar!” protes Ashley sambil memperlihatkan kemeja yang ia pegang ke arah Nicko.
“Pakai saja untuk sementara, aku akan segera memesankan baju untukmu! Aku tidak mau jika nantinya kamu sakit!” balas Nicko membuat senyum Ashley langsung merekah sempurna.
“Bapak perhatian juga ya sama saya!”
“Ck, jangan Ge-Er deh! Aku tidak mau perusahaan rugi karena ada satu mahasiswa magang yang izin karena sedang sakit!” timpal Nicko membuat Ashley memutar bola matanya malas.
“Iya deh iya! Aku ganti bajunya!” Ashley pun langsung berbalik menuju ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya yang basah dengan kemeja milik Nicko yang tentunya sangat kebesaran di badannya.
Sedangkan Nicko kini tengah mengecek CCTV di lantai 3 yang terhubung dalam komputer di ruangannya. Betapa terkejutnya Nicko saat melihat Ashley dibully dengan para pegawainya. Bahkan Kepala Ruangan juga sama sekali tidak melindungi Ashley atau bahkan menghentikan keributan di ruangannya.
Tidak hanya itu, yang membuat Nicko sangat geram adalah saat bekal makanan Ashley dilemparkan dari satu tangan ke tangan yang lain.
“Berarti Ashley belum makan siang?” gumam Nicko sambil mematikan tayangan CCTV di layar monitornya.
“Kurang ajar! Aku akan memberi perhitungan pada mereka!”
Nicko pun langsung menghubungi Tari dan berpura-pura menanyakan apa yang sudah terjadi di lantai 3.
“Tari, bagaimana hasil rekaman CCTV di lantai 3?” tanya Nicko saat panggilannya sudah terhubung.
“Sudah saya cek Pak Nicko, dan sekarang saya sedang mengintrogasi kepala ruangan dan beberapa pegawai!” jawab Tari di ujung panggilan.
“Oke, setelah itu segera ke ruangan saya!” lanjut Nicko sambil mematikan panggilannya.
Tak lama kemudian ia melihat ke arah Ashley yang kini sudah berdiri di depan pintu kamar mandi. Betapa terkejutnya Nicko saat melihat Ashley yang hanya mengenakan kemejanya saja yang terlihat kebesaran di tubuhnya tanpa memakai pakaian yang lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Rita
sabar bang sabar g boleh tergoda😅
2023-04-03
4
Zul Denayu
Lanjuuttttt
2023-04-03
1