..."Mungkin ada banyak hal yang sudah datang hanya untuk mengingatkan, tetapi itu semua terlepas dari kesadaran, tentang sebetulnya kita tidak perlu melanjutkan hidup dalam penantian, suatu saat bisa tertawa karena melihat sesuatu yang buruk menimpa orang yang pernah kita sayang." ...
...~Zarry Hendrik~...
...****************...
Semua orang pernah merasakan terluka karena cinta meskipun sumber luka itu berbeda. Seperti Zifana dan Jason. Sama-sama tersakiti membuat keduanya merasa tidak ingin lagi membuka hati. Luka yang tergores meninggalkan bekas yang bahkan perihnya terus terasa. Hingga mereka trauma dan takut ketika akan membuka lembaran baru.
Namun, tentang takdir Tuhan tidak ada yang tahu karena manusia hanya bisa berencana dan Tuhan-lah yang menentukan semuanya.
"Kau yakin tidak ingin bekerja sama denganku?" tanya Jason disertai senyuman sinis.
Zifana membencinya. Senyum lelaki itu membuatnya ingin sekali merem*s wajah menyebalkan sang bos.
"Aku tidak butuh. Lagi pula, kalau kau membantuku, apa untungnya? Kau tidak mengenal Jayden ataupun Leli." Zifana masih menolak.
"Setidaknya aku punya hiburan. Aku sudah jenuh dengan pekerjaan yang seperti itu-itu saja. Lagi pula, aku punya satu kabar mengejutkan untukmu. Apa kau tidak penasaran?" Jason kembali menarik sebelah sudur bibirnya.
"Tidak!" Zifana mendengkus kasar.
"Kau yakin? Padahal ini menyangkut Jayden dan Leli. Aku yakin kau tidak akan percaya jika mendengarnya," ujar Jason.
Zifana terdiam. Menatap menelisik ke arah lelaki itu. Sungguh, gadis itu penasaran jika menyangkut dua orang brengsek itu. Namun, ia juga tidak mau terlalu tahu karena khawatir dikira tidak bisa move-on.
Melihat Zifana yang hanya terdiam, Jason pun mengambil ponsel dan menunjukkan sesuatu kepada wanita itu. Bola mata Zifana membelalak ketika melihat gambar yang berada di ponsel Jason.
"I-Ini Leli?" tanya Zifana tidak percaya.
"Seharusnya kau lebih paham ini sahabatmu atau bukan," sahut Jason sinis.
Zifana merebut ponsel Jason dan langsung mengamati lebih seksama foto tersebut.
Tidak salah lagi, itu memang Leli. Foto gadis itu dengan gaya sensual dan pakaian yang sangat minim bahkan lebih panas disebut telanjang. Zifana pun terkejut ketika melihat tulisan dijual. Ia mendongak, menatap Jason yang masih saja tersenyum sinis. Sungguh menyebalkan.
"Leli jual diri?" tanya Zifana tidak percaya.
"Bukan jual diri, tapi lebih tepatnya dijual," kata Jason. Membuat Zifana terperangah. "Lihatlah, aku yakin kalau itu adalah akun mantanmu. Dia sengaja menjual istrinya demi mendapatkan uang."
"Kau jangan bercanda!"
"Aku serius. Kalau kau tidak percaya. Aku akan menyuruh anak buahku untuk memesan wanita itu dan kita lihat, apakah tebakanku benar atau tidak," usul Jason. Zifana pun langsung mengiyakan karena ia juga merasa sangat penasaran akan hal itu.
Tanpa menunggu lama, Jason memerintah salah seorang anak buahnya. Lalu memesan wanita itu untuk dipakai dalam waktu dekat. Menunggu hari itu tiba justru Zifana yang tidak sabar sendiri.
***
Makan malam baru usai, tetapi Zifana sudah terlihat rapi dan cantik. Membuat sang kakak langsung menatapnya curiga.
"Kau mau ke mana, Zi? Jangan bilang kau akan memanfaatkan kesempatan. Mumpung mama dan papa di luar kota, kau akan pergi dengan bebas. Abang tidak akan membiarkan itu!" kata Joshua penuh penegasan.
Zifana memasang wajah malas sekaligus kesal. "Abang ini terlalu curigaan! Aku mau pergi sama Jason."
"Ka-kau? Pergi dengan Jason?" Joshua membelalak. "Abang tidak salah dengar?"
"Hai, Jo."
Belum juga Zifana menjawab, Jason sudah berdiri di belakang lelaki itu. Membuat Joshua langsung percaya begitu saja. Bahkan, Jason mengatakan dengan jujur mereka akan pergi ke mana. Joshua awalnya terkesiap dan tidak percaya. Namun, akhirnya ia pun ikut bersama mereka karena ingin memastikan. Jika memang itu benar maka Joshua akan mengucap syukur karena adiknya sudah terbebas dari lelaki brengsek itu.
"Kau sungguh sangat mengganggu, Jo!" protes Jason.
Ia sedang menyetir, sedangkan Joshua duduk di sebelahnya dan Zifana di bangku belakang. Padahal seharusnya yang berada di sampingnya adalah Zifana.
Menyebalkan!
"Jangan memasang wajah jelek gitu, Son. Kalian itu belum sah jadi dilarang berduaan karena yang ketiga setan," cibir Joshua. Menahan tawa melihat wajah kesal sahabatnya.
"Ya, dan kau setannya! Kagak peka banget," gerutu Jason.
Joshua tersenyum sinis. "Ingat, Son. Kalau kau ingin meminang adikku, maka kau harus dapat restu dariku. Jadi, baik-baiklah sama aku." Joshua masih saja menggoda sahabatnya.
"Kalian diamlah! Dasar cerewet semua!" protes Zifana.
Kedua lelaki itu pun langsung diam mendengar perintah tuan putri.
Setibanya di hotel tempat janjian, jantung Zifana berdebar kencang. Ia merasa cemas sendiri. Bahkan, otak Zifana mendadak nge-blank. Ketika ditanya sang kakak, Zifana hanya diam karena bingung mau menjawab apa.
Mereka menunggu di mobil dan mengawasi anak buah Jason yang sedang menunggu kedatangan Leli. Ia sengaja menunggu di tempat yang terlihat oleh bosnya. Dia pun bersiaga memasang alat perekam yang ia masukkan dalam saku kemeja.
Hampir dua puluh menit menunggu, tidak ada tanda-tanda kedatangan Leli hingga membuat Zifana mulai bosan dan mengantuk. Namun, ketika hampir terlelap, ia dibuat terkejut dengan tepukan Joshua di pipi.
"Bangun, Zi! Dia sudah datang. Jangan sampai kau melewatkannya.
Zifana membuka mata dengan paksa dan terkejut melihat kedatangan Jayden dan Leli. Melihat mereka turun dari motor, Jason langsung memasang ponselnya yang sudah terhubung dengan alat perekam milik anak buahnya sehingga mereka bisa mendengar percakapan ketiga orang tersebut.
Sungguh, jantung Zifana berdebar sangat kencang dan tidak sabar mendengar obrolan ketiga orang tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Windarti08
maaf, pakaian MB maksudnya apa ya Thor?
2023-05-20
1
nurcahaya
wah bner2 jay, msk istrinya dijual
2023-05-05
0